Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN JURNAL TENTANG

PENGARUH PENYAKIT GIGI DAN MULUT TERHADAP


KEHAMILAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut yang
diampu oleh

Ibu Mita Tiana, S.Tr.Kes., M.Tr.TGM

Disusun oleh :

Shafa Marwah Aurilla Kusdinar


(P20625218032)

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PRODI D-IV TERAPI GIGI

2022
RANGKUMAN JURNAL TENTANG PENYAKIT GIGI DAN MULUT TERHADAP
KEHAMILAN

“Kesehatan gigi dan mulut anak yang baik, itu cerminan yang akan datang,” ujar Guru Besar
Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjadjaran Prof. 
Dr. Willyanti Soewondo Syarief., drg., Sp Ped. KGA (K).

Upaya untuk mendapatkan kesehatan gigi dan mulut anak yang baik bahkan sudah harus
dilakukan sejak anak belum lahir, yakni pada saat perencanaan kehamilan dan masa
kehamilan. Sebaiknya ibu sebelum hamil dan saat hamil pun rajin ke dokter gigi untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.

kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil akan berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut
anak yang akan dilahirkannya. Jika gigi dan mulut ibu tidak sehat, misal memiliki radang
gusi atau gigi busuk, kuman dari si ibu dapat masuk ke janin melalui plasenta. Hal ini tentu
dapat berpengaruh pada kondisi janin, sehingga janin dapat lahir dengan prematur atau
dengan berat badan lahir rendah. Kedepannya, kondisi berat badan lahir rendah atau lahir
prematur pun dapat  berisiko pada pertumbuhan gigi anak yang tidak baik, seperti kurangnya
kalsifikasi sehingga mudah keropos, dan hipoplasia (kelainan struktur gigi).

Jadi, ibu hamil itu harus dijaga kesehatanya supaya jangan melahirkan bayi prematur atau
bayi dengan berat badan lahir rendah. Supaya gigi (anak) pun nantinya bagus. Selain itu, jika
ibu memiliki banyak karies, apalagi memiliki banyak gigi yang busuk, kuman pun akan
berpindah pada bayi yang baru lahir.  

Seorang ibu yang sudah memiliki kebiasaan baik menjaga kesehatan gigi dan mulutnya 
biasanya akan menurunkan kebiasaan pada anak, begitu juga sebaliknya.

Ibu yang berisiko tinggi terhadap karies, akan berpengaruh pada kondisi gigi anak juga akan
mengalami resiko juga yang tinggi. Karena biasanya ada transfer dari kuman, dan juga faktor
kebiasaan.
Jika anak lahir dengan berat badan lahir rendah atau prematur, disarankan agar anak tersebut
segera di bawa ke dokter gigi ketika sudah tumbuh gigi pertama. Hal ini perlu dilakukan
untuk mengurangi resiko karies gigi. Untuk terhindar dari berbagai resiko penyakit gigi dan
mulut,  seorang ibu atau calon ibu tentu  harus pintar dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulutnya.Mulai kehamilan trimester kedua.

Ibu hamil juga disarankan untuk mengonsumsi multivitamin yang mengandung fluor, supaya
gigi anaknya itu tahan terhadap karies. Anak yang baru lahir pun dapat langsung bisa
diprediksi mengenai potensi karies atau kelainan struktur gigi. Hal ini dapat terlihat
diantaranya dari berat badan lahir bayi, dan apakah terdapat malnutrisi pada saat kehamilan
atau tidak.

Selain itu, ibu hamil yang sering mengalami demam tinggi pun dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Faktor lain, yaitu mengenai pendapatan orang tua 
dibawah UMR.

Dilihat dari empat faktor walaupun giginya belum tumbuh. Berapa berat badan lahirnya,
bagaimana ibunya waktu hamil, kemudian bagaimana tipe berat badan lahir rendah itu
disertai gangguan nutrisi waktu hamil atau tidak, dibawah UMR atau tidak (pendapatannya).
Sudah ada skor sendiri untuk menentukan bahwa probabilitasnya berapa persen untuk giginya
bagus, berapa persen untuk giginya jelek.

Setelah anak lahir, meski tidak memiliki risiko tinggi karies, bukan berarti perhatian terhadap
kesehatan gigi anak menjadi hal yang tidak penting lagi. Untuk itu, perlu dihindari beberapa
kebiasaan buruk yang dapat berpotensi karies maupun kelainan struktur gigi, seperti minum
susu dari botol dalam jangka waktu yang lama, terutama dengan  posisi tidur sampai tertidur
dan tidak dilakukan pembersihan.

Adapun kebiasaan buruk lain yang mengakibatkan kelainan perkembangan  wajah dan rahang
yaitu kebiasaan menghisap jari pada anak usia diatas 4 tahun, bernafas melalui mulut, dan
menggigit kuku.

Setelah minum susu, termasuk ASI, sebaiknya mulut anak dibersihkan. Jika belum tumbuh
gigi, yang dibersihkan adalah gusi  dengan menggunakan kain kassa atau cotton bud dan air
hangat.
Sementara jika anak sudah tumbuh gigi, gigi dapat langsung dibersihkan menggunakan
cotton bud atau sikat gigi bayi. Jadi intervensi ke mulut itu jangan menunggu giginya banyak.
Baiknya dari sebelum ada giginya.

Sangat disayangkan masih banyak orang tua yang menganggap sepele adanya karies pada
gigi anak. Padahal, karies bisa membahayakan. Jika karies tidak segera diberi tindakan
pengobatan, penyakit dapat sampai ke jaringan syaraf, hingga jaringan di bawahnya. Anak
pun dapat mengalami sakit gigi, gusi bengkak, atau penyakit gigi dan mulut lain. Jika sudah
sakit, maka anak dapat mengalami kesulitan makan, bicara, tidur, hingga dapat menurunkan
kualitas hidup si anak. Selain itu, anak pun dapat mengalami resiko gigi sulung tanggal
sebelum waktunya, sehingga dapat mempengaruhi struktur pada gigi tetapnya.

Jika gigi-giginya sudah bolong dan mati, dan tidak ditindaklanjuti, itu bisa jadi fokus infeksi.
Jadi fokal infeksi untuk penyakit lain, misalnya bisa radang otak, bisa radang jantung, bisa
juga ke ginjal, kulit, semuanya.

Gigi sulung juga memiliki potensi karies gigi lebih tinggi dibandingkan gigi tetap, karena gigi
sulung memiliki jaringan yang lebih tipis dan tidak sekuat gigi tetap. Dengan demikian,
diharapkan kepada setia orang tua agar tidak menganggap remeh jika terjadi karies pada gigi
sulung anak. Gigi sulung itu tidak boleh dianggap remeh, karena itu panduan untuk gigi
tetapnya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Retnoningrum, D. 2006. Gingivitis pada ibu hamil sebagai faktor resiko terjadnya bayi berat badan
lahir rendah kurang bulan di rs. Kariadi Semarang. Dentika dental journal. Vol 1: 1-8.
Novianto. 2010. Manajemen kesehatan gigi pada kehamilan. Skripsi Kedokteran. Solo: Universitas
Negeri Solo.
Hartati, et al. 2011. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gingivitis pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas talang tegal. Jurnal ilmiah kesehatan keperawatan. Vol 7 No
3: 170-189.
Hasibuan, Sayuti. 2010. Perawatan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan.
Dentika dental journal. Vol 15: 125-129.
Gayatri, D., & Afiyanti, Y. 2014. Perbandingan Beberapa Rumus Untuk Memprediksi Berat Badan
Lahir Berdasarkan Pengukuran Tinggi Fundus Uteri. Jurnal Keperawatan Indonesia, 8(1), 18–
22. https://doi.org/10.7454/jki.v8i1.142
Applonia, D. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan
Mulut Ibu Hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang. Maj Kedokt Gigi. 2014;(21 (1)):20-26.
Abdat, M. 2019. Stunting Pada Balita Dipengaruhi Kesehatan Gigi Geliginya. J Syiah Kuala Dent
Soc. 2019;4(2):33-37.

Anda mungkin juga menyukai