Anda di halaman 1dari 10

FM - UII - AA - FKA - 07/R1

Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

Fakultas : MIPA Pertemuan Ke :


Prodi : Farmasi Handout Ke :
Nama MK : Prak. Kimia Farmasi Dasar Jumlah Halaman : 10
Kode MK : 61322104 Mulai Berlaku : September 2021

PERCOBAAN 1
Keterampilan Teknik Dasar Laboratorium
Pembuatan Larutan dengan berbagai satuan konsentrasi (bagian 1)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menghitung jumlah bahan yang ditimbang untuk
membuat larutan dengan berbagai satuan konsentrasi.
2. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik menimbang, membuat dan
mengencerkan larutan.

B. Bahan bacaan
Dalam bidang farmasi, kita mengenal berbagai jenis larutan dengan satuan
konsentrasi tertentu, seperti persen (%), Molaritas (M), Normalitas (N), part per million
(ppm), dan lain sebagainya. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
dapat diawali dengan menghitung dan menimbang bahan yang dimaksud atau hasil
mengencerkan dari larutan yang lebih pekat.
Berikut adalah Ketentuan Umum dalam Farmakope Indonesia Edisi V perihal
penyiapan larutan:
“Larutan, kecuali dinyatakan lain, semua larutan dibuat dengan air sebagai pelarut.
Larutan untuk pengukuran kuantitatif harus dibuat menggunakan zat yang ditimbang
atau diukur seksama.”
Perlu Anda pahami bahwa tujuan percobaan yang sederhana ini adalah Anda
diharuskan belajar tentang penggunaan alat – alat (gelas) dasar di laboratorium ini
dan beberapa teknik dasar laboratorium yang sederhana. Meskipun alat dan teknik
yang akan Anda praktikkan termasuk aman dan sederhana, penting Anda pahami
bahwa teknik dan alat ini akan Anda temui dan digunakan pada praktikum selanjutnya.
Anda diminta mengamati dan mencatat hal yang penting untuk bekal praktikum
selanjutnya

8
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

Menimbang

Penimbangan merupakan hal yang sangat penting dipahami oleh mahasiswa


dalam melakukan percobaan di laboratorium, terutama apabila hendak melakukan
analisis kuantitatif. Selain memilih neraca yang tepat dan benar, mahasiswa
diharuskan dapat memilih wadah jenis apa yang digunakan untuk menimbang sampel/
senyawa.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan neraca:
1. Apakah Anda sudah memilih neraca yang tepat?
2. Apakah Anda sudah memilih wadah yang tepat?
3. Pastikan timbangan dalam keadaan setimbang. Setting ‘waterpass’
biasanya berada di posisi belakang neraca analitik.
4. Pastikan panci timbang pada neraca analitik dalam kondisi bersih dari
kotoran/ debu/ tumpahan senyawa. Gunakan kuas pembersih untuk
membersihkannya.
5. Jangan memberi beban yang melebihi kapasitas maksimum neraca.
6. Sampel yang akan ditimbang harus dalam suhu ruangan, jika tidak dalam
suhu ruang maka harus didinginkan terlebih dahulu. Sampel yang hangat/
panas dapat menyebabkan ketidakakuratan pembacaan timbangan. Begitu
pula dengan sampel yang dingin (dari penyimpanan lemari pendingin) perlu
disesuaikan dengan suhu ruangan terlebih dahulu.
7. Lakukan ‘zeroing control’ dengan tidak ada satu benda pun di atas panci
timbang.
8. Pastikan jendela di sekeliling neraca analitik dalam keadaan tertutup. Hal
ini untuk menghindari pengaruh udara sekitar saat pembacaan timbangan.
9. Jangan membuat getaran di sekitar meja timbang karena akan
mempengaruhi pembacaan timbangan.
10. Hindari sidik jari atau senyawa pengganggu lain pada permukaan benda/
objek yang akan ditimbang di atas panci neraca, dengan menggunakan
sarung tangan atau alat penjepit.

9
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

11. Letakkan benda/ objek/ wadah timbangan yang akan ditimbang di atas
panci timbang dengan halus dan hati-hati.
12. Setelah menimbang, tekan tombol zero, bersihkan jika ada tumpahan, tutup
semua jendela pada neraca.

Tabel 1. Jenis neraca analitik laboratorium


Kepekaan Digit (dibelakang
Jenis neraca analitik Kapasitas (g)
(mg) koma,g)
Macrobalance 100 – 200 0,1 4
Semimicro Balance 30 – 100 0,01 5
Microbalance 3 – 50 0,001 6
Ultra Microbalance 3–5 0,0001 7

Berapa mg terkecil bahan boleh ditimbang dengan ke-4 neraca tersebut, dapat
dihitung dengan rumus:

Keterangan: BMTS = Bobot Minimum (yang boleh di) Timbang Secara Seksama
Pada prosedur penyiapan sampel untuk keperluan analisis kuantitatif ada 2 jenis
penimbangan yang harus diperhatikan yaitu penimbangan kurang lebih dan
penimbangan seksama.
a. Penimbangan kurang lebih
Penimbangan kurang lebih mempunyai makna sampel yang akan ditimbang kurang
lebih 10 % dari yang tertera dalam buku-buku standar. Sebagai contoh: ditimbang
kurang lebih 100 mg sampel, maka kita boleh menimbang antara 90 mg sampai 110
mg (berhubungan dengan bobot yang boleh ditimbang).
b. Penimbangan seksama
Penimbangan harus dilakukan dengan menggunakan alat timbangan yang
ketidakpastian pengukurannya tidak lebih dari 0,1%. ketidakpastian pengukuran
adalah kesalahan acak ditambah kesalahan sistematik (berhubungan dengan
pemilihan neraca yang akan digunakan).

10
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

Contoh pada Buku Farmakope Indonesia tertulis prosedur “Timbang seksama lebih
kurang 10 mg Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL,
tambahkan ...... dst” . Yang harus dilakukan adalah memilih neraca yang sesuai agar
bisa memenuhi kedua permintaan cara menimbang pada prosedur tersebut di atas,
yaitu:
1. sampel yang ditimbang antara 9 - 11 mg
2. kesalahan tidak lebih dari 0,1 %
Neraca yang dapat dipilih yaitu:
1. berkepekaan 0,01 mg (neraca semi mikro) & hasil penimbangan harus  10
mg sampai 11 mg, atau
2. berkepekaan 0,001 mg (neraca mikro) & hasil penimbangan harus  9 mg
sampai 11 mg

Mengapa demikian?
Hitunglah nilai kesalahan penimbangannya, menggunakan rumus kepekaan neraca di atas!. . . .
1. Menggunakan neraca semi mikro:
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑘𝑎𝑎𝑛 = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 × 𝐵𝑀𝑇𝑆
0,01 = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 × 10𝑚𝑔
0,01
= 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
10
0,001
𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
100
𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0,00001%
2. Menggunakan neraca mikro:
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑘𝑎𝑎𝑛 = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 × 𝐵𝑀𝑇𝑆
0,001 = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 × 10𝑚𝑔
0,001
= 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
9
0,0001
𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
100
𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0,000001%

Teknik Menimbang:
1. Weighing by addition

Wadah = C g

11
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

Wadah + zat = D g
Berat zat = D-C g
Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik direct transfer (Weighing by
addition):
a. Letakkan wadah timbang (kaca arloji) kosong pada pan neraca analitik dan
dicatat bobotnya.
b. Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sampel dari wadah
sampel, letakkan di atas kaca arloji, lalu dicatat bobotnya.
c. Bobot sampel yang ditimbang adalah sama dengan bobot total (wadah + zat)
dikurangi bobot wadah (kaca arloji).
d. Keuntungan teknik ini adalah sampel langsung diletakkan pada wadah
timbang, pembacaan bobot sampel sama/ sesuai dengan sejumlah sampel
yang ditambah.
e. Kelemahan teknik ini adalah risiko kehilangan sampel karena tercecer di luar
wadah timbang apabila tidak hati-hati.
Perhatian:
Neraca analitik telah dilengkapi dengan menu “Zeroing Control”, sehingga
bobot wadah timbang tidak perlu dicatat.
Secara umum, teknik ini lebih sering digunakan.

2. Weighing by difference

Wadah + zat = A g
Wadah + sisa = B g
Berat zat = A-B g
Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik Weighing by Difference:
a. Nol-kan neraca sebelum digunakan.
b. Letakkan wadah sampel yang berisi sejumlah sampel, dicatat bobotnya.
c. Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sejumlah sampel dari
wadah sampel, lalu dicatat bobot wadah yang masih berisi (sisa) sampel.
Sampel yang diambil langsung dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
tertutup.

12
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

d. Perbedaan atau selisih hasil penimbangan pertama dan kedua menunjukkan


bobot sampel yang diambil.
e. Teknik ini cocok digunakan untuk penimbangan sampel yang higroskopis
atau melindungi sampel dari udara sekitar.
f. Kelemahan teknik ini adalah dibutuhkan beberapa kali pengambilan sampel
untuk memperoleh bobot yang diinginkan, risiko terlalu banyak sampel yang
diambil.
Perhatian:
Penambahan dan pengurangan sampel dari wadah harus dilakukan di luar neraca
analitik.

Membuat Larutan

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak disebut pelarut. Pada praktikum ini kita akan lebih banyak mengenal istilah
larutan berair, yaitu zat terlarut awalnya adalah zat cair atau zat padat dan pelarutnya
adalah air.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di dalam sejumlah
tertentu pelarut atau larutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan berbagai
cara, yang umum digunakan antara lain
molaritas (M),
persen kadar (% b/v; v/v; v/b; b/b),
part per million (ppm, 1 bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian larutan), dan
part per billion (ppb, 1 bagian zat terlarut dalam 1.000.000.000 bagian larutan).

Salah satu satuan konsentrasi yang paling umum dalam kimia adalah molaritas, yaitu
jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Larutan pekat sering disimpan di laboratorium dalam ruang penyimpanan stok


bahan kimia. Seringkali kita mengencerkan larutan stok ini sebelum bekerja dengan
larutan tersebut. Prosedur untuk penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan

13
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

yang lebih pekat disebut pengenceran. Pengenceran suatu larutan tidak mengubah
jumlah total partikel zat terlarut, hanya mengubah nilai molaritas larutan tersebut.
Dengan demikian, dalam proses pengenceran tidak terjadi perubahan jumlah mol zat
terlarut dalam larutan.

atau

Pada praktik pengenceran, umumnya yang dihitung adalah volume yang


diambil dari larutan pekat (Vpekat atau Vawal) atau volume yang dibutuhkan untuk
memperoleh larutan yang lebih encer.
Ingatlah:
1 L = 1.000 mL.
1 ppm = 1 g/ 1.000.000 mL = 1 mg/ 1.000 mL = 1 μg/ mL
1 ppb = 1 g/ 1.000.000.000 mL = 1 mg/ 1.000.000 mL = 1 μg/1.000 mL = 1 ng/ Mo
1% (b/v) = 1 g/100 mL
1% (b/b) = 1 g/100 g

Bagaimana cara membuat larutan 0,1 M NaOH sebanyak 100 mL?


(buktikan dengan perhitungan molaritas bahwa untuk membuat larutan 0,1 M NaOH diperlukan 0,4 g kristal NaOH
yang dilarutkan ke dalam labu ukur 100 mL).

Jawab:
𝑚 1000
𝑀= ×
𝑚𝑟 𝑣
0,4 1000
0,1 𝑀 = ×
40 100
0,1 𝑀 = 0,1

14
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

Hitunglah berapa banyak larutan NaOH 1,0 M yang dibutuhkan untuk membuat 25 mL NaOH 0,5 M. Gunakan rumus
pengenceran di atas. Saat praktikum di laboratorium, dosen atau asisten Anda akan memperagakan teknik
pengenceran. Anda diminta menirukannya! . . .

𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
1 × 𝑉1 = 0,5 × 25
𝑉1 × 1 = 12,5
𝑉1 = 12,5 mL

Asam klorida yang sering digunakan adalah HCl dengan konsentrasi 1,0 M; 0,5 M; 0,1 M. Sebelum membuat larutan
tersebut, harus diperhatikan berapa persen konsentrasi HCl yang tersedia karena akan berpengaruh pada perhitungan
perubahan (konversi) dari persen HCl ke molaritas HCl. Berikut contoh perhitungan konversi HCl 37 % (b/b) ke
molaritas:
Diketahui dari label/ kemasan HCl (BJ HCl = 1,19 g/ml; BM = 36,5)
HCl 37 % = 37 g/100 g
Maka,

Lengkapi perhitungannya: Kerjakan di


rumah!

440,3
𝑛=
36,5
𝑛 = 12,06

12,06
𝑀=
1
𝑀 = 12,06

Diperoleh Molaritas HCl = 12,06 M


Hitung berapa mL HCl 12,06 M yang dibutuhkan untuk membuat 25 mL HCl 1,0 M? Gunakan rumus pengenceran.

𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
12,06 × 𝑉1 = 1 × 25
𝑉1 × 12,06 = 25
25
𝑉1 =
12,06
𝑉1 = 2,07 𝑚𝐿

15
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

C. Bahan dan alat:

Bahan
a) Kalium dihidrogen fosfat
b) Dikalium hidrogen fosfat
c) Asam fosfat
d) Asam sulfat pekat 98%
e) Pelarut A (NaOH 0,1N)
f) Pelarut B (Etanol 96%)
g) Natrium klorida
h) Magnesium sulfat
i) Tablet parasetamol
j) Tablet aspirin
k) Akuades

Alat
a) Timbangan analitik (akurasi hingga 0,0001 g)
b) Gelas beaker
c) Pipet ukur
d) Labu ukur
e) Corong kaca
f) Spatula
g) Wadah timbang yang sesuai

D. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Larutan dapar fosfat 0,1 M pH 7,6
1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini
menggunakan persamaan Handerson Haselbach
2. Buatlah larutan ini sebanyak 100 mL.
3. Gunakan akuades sebagai pelarut.
4. Ukur pH larutan yang telah dibuat menggunakan pH meter.
b. Pembuatan larutan dapar fosfat 0,1 M pH 6,4

16
FM - UII - AA - FKA - 07/R1
Buku Panduan Praktikum – Lab. Kimia Dasar

1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini


menggunakan persamaan Handerson Haselbach.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 100 mL
3. Gunakan akuades sebagai pelarut.
4. Ukur pH larutan yang telah dibuat menggunakan pH meter.
c. Pembuatan larutan magnesium sulfat 15%
1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 50 mL
3. Lakukan pengenceran sebanyak 10x menggunakan labu ukur 25 mL.
4. Gunakan akuades sebagai pelarut

d. Pembuatan larutan natrium klorida 10%


1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 25 mL
3. Lakukan pengenceran sebanyak 5x menggunakan labu ukur 50 mL.
4. Gunakan akuades sebagai pelarut
e. Pembuatan larutan sampel tablet parasetamol 500 ppm
1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 50 mL
3. Gunakan pelarut A sebagai pelarut.
f. Pembuatan larutan sampel tablet aspirin 250 ppm
1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 50 mL
3. Gunakan pelarut B sebagai pelarut.
g. Pembuatan larutan asam sulfat 5 M.
1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini jika
diketahui BJ asam sulfat pekat 98% adalah 1,84 g/mL dengan BM 98,08
g/mol.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 50 mL
3. Gunakan aquade sebagai pelarut.

17

Anda mungkin juga menyukai