Disusun oleh,
Kelas
2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, hanya dengan limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Pandangan
Gereja Katolik Mengenai Hukuman Mati. Kami mengucap terima kasih kepada … selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata pelajaran pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti yang diampu oleh …. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Maret 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
...........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum mati merupakan salah satu hukum tertua di dunia yang resmi diakui bersama,
dengan adanya hukuman hukuman tertulis yaitu sejak adanya undang-undang raja Hamurabi di
Babilonia pada abad ke-18 sebelum masehi. Hingga Juni 2006 hanya 68 negara yang masih
menerapkan hukuman mati, termasuk Indonesia yang lebih dari setengah negara-negara di
dunia telah menghapuskan hukuman mati. Ada 88 negara yang telah menghapuskan praktek
hukuman mati untuk seluruh kategori kejahatan hukuman mati masih dilaksanakan dibanyak
negara, termasuk Indonesia. Mengingat hukuman mati menyangkut nyawa manusia, maka
banyak terjadi pro dan kontra di tengah masyarakat, namun pemerintah Indonesia bersama
sejumlah elemen masyarakat yang mendukung hukuman mati tetap pada pendirian, bahwa
hukuman mati tetap harus dilaksanakan untuk melindungi kehidupan. Konsistensi penerapan
hukuman mati di dunia selalu saja menjadi hal yang kontroversi, baik di kalangan pemerintah,
praktisi hukum, agamawan maupun masyarakat sendiri. Karena dirasa melanggar hak yang
paling mendasar bagi manusia yaitu hak untuk hidup dan memperbaiki kehidupannya.
Hukuman mati merupakan jenis pidana yang terberat dibandingkan dengan pidana lainnya,
karena dengan pidana mati terenggut nyawa manusia untuk mempertahankan hidupnya.Pidana
mati dapat dikatakan sebagai pidana yang paling kejam, karena tidak ada lagi harapan bagi
terpidana untuk memperbaiki kejahatannya. Eksekusi pidana mati sepanjang sejarah
dilaksanakan dengan berbagai macam cara. Ketika manusia masih dalam tingkat pemikiran dan
teknologi yang belum semaju seperti sekarang ini, caranya sungguh kejam dan tidak
berperikemanusiaan kalau kita menilainya dari sudut pandang masa kini. Di Indonesia
pelaksanaan hukuman mati merupakan suatu pembicaraan yang dapat menimbulkan
problematika (antara yang pro dan yang kontra), karena masih banyak di antara para ahli
hukum yang mempersoalkannya hal ini disebabkan antara lain karena adanya perbedaan dan
tinjauan. Bagi kalangan yang menolak pidana mati, hukuman mati dianggap bertentangan
dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini didasari bahwa penerapan hukuman mati tidak
sesuai dengan falsafah negara yang menganut paham Pancasila, yang selalu menjunjung tinggi
rasa pri kemanusiaan yang adil dan beradab. Penjatuhan pidana mati dianggap mengambil hak
iv
hidup seseorang. Padahal setiap orang berhak untuk hidup dan berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya. Kalangan penolak pidana mati menganggap pidana mati tidak selaras lagi
dengan perkembangan HAM. Semua negara memiliki konsep menjunjung tinggi HAM, dan
Indonesia sebagai bagian dari negara di dunia harus ikut serta dalam mewujudkan HAM.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah;
1. Apa yang dimaksud dengan hukuman mati?
2. Apa penyebab terjadinya hukuman mati?
3. Apa dampak yang terjadi jika memberlakukan hukuman mati?
4. Apa usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya hukuman mati?
5. Apa pandangan negara mengenai hukuman mati?
6. Apa pandangan Gereja mengenai hukuman mati?
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
d. Suntik mati: hukuman dengan cara disuntik obat yang dapat membunuh.
e. Hukuman tembak: hukuman dengan cara menembak jantung seseorang, biasanya pada
hukuman ini terpidana harus menutup mata agar tidak melihat.
f. Rajam: hukuman dengan cara dilempari batu hingga mati.
g. Hukuman mati dengan cara menguliti pelaku hidup-hidup. Metode hukuman mati ini
dinamakan flaying, yakni menguliti manusia hidup-hidup. Sebetulnya metode ini dilakukan
bukan hanya untuk hukuman mati, namun juga digunakan untuk tujuan lain yang tak kalah
kejamnya, seperti menghilangkan jati diri seseorang.
h. Hukuman mati dengan cara digergaji, Hukuman mati ini juga tak kalah sadisnya. Metodenya
sangat menyakitkan, di mana pelaku kejahatan yang terbukti melakukan kejahatan berat
akan digantung dengan posisi terbalik.
viii
7. Perampokan dan Pencurian yang Mengakibatkan Kematian. Di Indonesia melakukan
perampokan dan pencurian hingga mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang dapat
terkena hukuman mati. Hal ini sudah di jelaskan dalam Kitan Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) pasal 365 ayat 4 yang berbunyi “Barang siapa yang melakukan pencurian
yang di lakukan oleh dua orang atau lebih dan melaukan tindak kekerasan hingga
menyebakan kematian, diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama
waktu tertentu paling lama 20 tahun.”
8. Melakukan pembajakan hingga menyebabkan kematian sekelompok orang yang dengan
sengaja melakukan pembajakan kapal dan menyebabkan kematian pada korbannya dapat di
kenakan pidana mati. Tindak pidana ini di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) pasal 444 yang berbunyi “Barang siapa yang melakukan kekerasan
tersebut dalam pasal 438-441 mengakibatkan seseorang di kapal yang di serang itu mati,
maka nahkoda, komandan atau pemimpin kapal dan mereka yang ikut turut serta
melakukan perbuatan kekerasan itu diancam dengan pidana mati, pidana seumur hidup,
atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.”
9. Mempunyai Senjata Api Dan Bahan Peledak. Seseorang yang dengan sengaja memiliki
senjata api dan bahan peledak di rumahnya dan memiliki tujuan untuk menggunakannya
dapat di kenakan hukuman mati. Hal ini di atur dalam Undang-Undang Darurat No 12
Tahun 1951 pasal 1. Undang-undang ini berbunyi “Barang siapa yang tanpa hak
memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau
mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau
mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan,
mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia suatu senjata api, amunisi atau sesuatu
bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup, atau
hukuman penjara setinggi-tingginya 20 tahun.”
10. Kejahatan Penerbangan Dan Sarana/Prasarana Penerbangan. Kejahatan penerbangn dan
terhadap sarana atau prasarana penerbangan juga dapat di pidana mati. Hal ini sudah sangat
jelas tertuang di Undang-Undang No 4 Tahun 1976 yang berbunnyi “Barang siapa yang
melakukan kejahatan penerbangan dan di lakukan oleh dua orang atau lebih sehingga
menyebabkan kerusakan pada pesawat udara tersebut sehingga membahayakan
penerbangan pesawat tersebut, dan sudah direncanakan terlebih dahulu, serta
mengakibatkan matinya seseorang atau hancurnya pesawat tersebut, dipidana dengan
pidana mati atau pidana seumur hidup atau penjara paling lama 20 tahun.”
11. Penyalahgunaan Psikotoprika Atau Narkoba. Seseorang yang tertangkap basah sedang
melakukan perdagangan narkoba dapat di jatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup
ix
atau pidana penjara paling lama 20 tahun. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 5
Tahun 1997. Nah itu tadi 10 penyebab hukuman mati di Indonesia. Semoga Anda tidak
termasuk kedalamnya. 2.3.1. Hukuman mati atau pidana mati adalah praktik yang
dilakukan suatu negara untuk membunuh seseorang sebagai hukuman atas suatu kejahatan.
Vonis yang memerintahkan seorang tersangka didakwa dengan hukuman mati dapat
dikatakan telah divonis mati, dan tindakan pelaksanaan hukuman disebut sebagai eksekusi
xiv
Selama berabad-abad sebelumnya, Gereja Katolik yang memiliki umat sekitar 1,2 miliar
di seluruh dunia mengatakan hukuman mati bisa dibenarkan dalam beberapa kasus tertentu.
Namun posisi tersebut mulai berubah di bawah kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II yang
meninggal tahun 2005. Vatikan mengatakan sekarang mereka mengubah katekese universal,
yang merupakan pedoman ajaran Katolik, untuk mendukung posisi Paus yang sekarang
Fransiskus yang menentang hukuman mati untuk kasus apapun. Ajaran baru ini mengatakan
kebijakan sebelumnya sudah kuno dan ada cara lain untuk melindungi keselamatan bersama,
dan gereja harus mengkonsentrasikan diri untuk menghilangkan hukuman mati. Aturan tersebut
sudah disetujui bulan Maret lalu namun baru diumumkan oleh Gereja hari Kamis (2/8/2018).
Pendapat Gereja yang baru ini diperkirakan akan mendapat penentangan keras dari warga
Katolik di negeri seperti Amerika Serikat dimana banyak warga Katolik di sana mendukung
hukuman mati. Hukuman mati sudah banyak dihapuskan di sebagian besar negara Eropa dan
Amerika Selatan, namun masih digunakan di Amerika Serikat dan juga di beberapa negara
Asia, Afrika, dan Timur Tengah termasuk Indonesia.Paus Fransiskus sudah mengumumkan
niatnya mengubah pengajaran gereja mengenai hukuman mati bulan Oktober lalu, ketika
peringatan 25 tahun penerbitan Katekese dengan mengatakan dia bermaksud memperbaiki
pengajaran yang ada. Lembaga HAM Amnesty International, yang sudah lama
memperjuangkan larangan penerapan hukuman mati di seluruh dunia menyambut baik
keputusan gereja sebagai 'langkah maju yang penting.'"Di masa lalu, gereja Katolik sudah
menyampaikan pandangan menentang hukuman mati, namun pernyataan yang masih abu-abu."
kata Riccardo Noury, juru Amnestty di Italia.
xv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukuman mati meskipun tidak membawa pengaruh banyak dalam menimbulkan efek jera
terhadap pelaku kejahatan di Indonesia, angka kejahatan seperti kejahatan narkoba, namun
tindak pidana hukuman mati masih diterapkan dalam pelaksanaan pemidanaan dan sistem
hukum positif di Indonesia, walaupun terdapat banyak pro dan kontra di dalam masyarakat.
Hukuman pidana mati merupakan jenis pelanggaran hak asasi manusia yang paling
penting, yaitu hak untuk hidup (right to life). Hak fundamental (non- derogable rights) ini
merupakan jenis hak yang tidak bisa dilanggar, dikurangi, atau dibatasi dalam keadaan apapun,
baik itu dalam keadaan darurat, perang, termasuk bila seseorang menjadi narapidana.
3.2 Saran
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat menghormati dan menerapkan standar tertinggi
pelaksanaan hak asasi manusia dalam setiap kebijakan nasional dan dapat menyesuaikan
dengan hukum dan standar hukum yang ada dengan hukum internasional, antara lain dengan
menghapus ancaman hukuman mati terhadap pelaku tindak pidana, dengan alternatif pidana
seumur hidup atau denda seberat-beratnya. Pemerintah melalui institusi yang sudah ada untuk
meninjau dan menganalisis kembali atas seluruh peraturan perundang-undangan mengenai
ketentuan pidana hukuman mati, dan diharapkan untuk lebih memaksimalkan penegakan
hukum dan HAM di Indonesia, dengan berupaya menciptakan pemerintahan yang bersih dalam
menegakkan aturan hukum serta menjunjung tinggi nilai-nilai universal HAM dalam bentuk
pernyataan dan tindakan yang nyata.
Disarankan kepada hakim, jaksa, polisi dan aparat penegak hukum lainnya, dalam
pelaksanaan hukuman menerapkan hukuman maksimal dengan hukuman penjara seumur hidup,
bukan hukuman mati. Karena dengan demikian dapat memberi kesempatan kepada terpidana
untuk bertaubat dan mengurangi risiko kesalahan dalam menghukum seseorang yang tidak
bersalah.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ubharajaya.ac.id/1930/4/201420252010_Jamalul%20Kamal_BAB%20V.pdf
https://www.idntimes.com/science/discovery/amp/dahli-anggara/mengerikan-5-jenis-hukuman-
mati-paling-sadis-yang-pernah- dilakukan-clc2
xvii