Anda di halaman 1dari 13

Tugas farmakologi 2

Atikah sarah nasution


201030700148
Obat Anti anemia
1.Zat besi
Indikasi : Mencegah dan mengobati anemia
defisiensi besi
Bentuk obat :​Tablet, kapsul, sirop, dan suntik
Dosis : Dewasa: Dosis pengobatan 65–200 mg, 2–3
kali sehari. Dosis pencegahan 65 mg tiap hari.
Anak-anak: Dosis pengobatan 3–6 mg/kgBB, 3 kali
sehari. Dosis maksimal 200 mg tiap hari.
Lansia: 15–50 mg tiap hari.
Efek Samping : mual, muntah, mulut terasa pahit,
BAB berwarna hitam, sakit perut, atau justru diare.

2. VitaminB12
Indikasi : Mengobati defisiensi vitamin B12, terutama
pada penderita anemia pernisiosa
Bentuk obat :​Tablet, tablet kunyah, tablet larut
(effervescent), kapsul lunak, sirop, cairan suntik
Dosis : Kondisi: Anemia pernisiosa
✨ Dewasa: 2.000 mcg per hari
✨Anak-anak: 000 mcg per hari atau tiap 2 minggu
sekali.
Efek Samping : Mual dan muntah, Sakit kepala,
Kesemutan di tangan dan kaki, Lelah atau lemas, Diare

3. Asam Folat
Indikasi : membentuk sel darah merah.
Dosis : ✨ Dewasa: 5 mg diminum setiap hari selama 4
bulan, lalu dosis dilanjutkan menjadi 15 mg setiap hari
pada keadaan malabsorpsi. Dosis pemeliharaan bisa
diberikan sebanyak 5 mg setiap 1–7 hari.
✨ Anak-anak di atas 1 tahun: sama seperti dosis dewasa.
Efek Samping : gangguan pencernaan, seperti perut
kembung, mual, dan nafsu makan berkurang.
Sediaan : Tablet
1. Heparin
Indikasi : Heparin diindikasikan untuk pencegahan dan
pengobatan trombqsis vena dan emboli paru. Heparin
digunakan untuk pengobatan trombosis vena dan emboli paru
karena mula kerjanya cepat. Pada saat permulaan pengobatan
biasanya juga diberikan suatu antikoagulan oral, dan heparin
dilanjutkan sekurang-kurangnya 4-5 hari untuk memungkinkan
antikoagulan oral mencapai efek terapeutik.
Mekanisme kerja : Efek antikoagulan heparin, timbul karena
ikatannya dengan AT-Ill. AT-Ill berfungsi menghambat protease
faktor pembekuan termasuk faktor Ila (trombin), Xa dan IXa,
dengan cara membentuk kompleks yang stabil dengan
protease faktor pembekuan
Dosis : Untuk pengobatan tromboemboli vena dimulai dengan
satu suntikan bolus 5000 U, diikuti dengan 1200-1600 U/jam
yang diberikan melalui infus IV.
Bentuk sediaan : injeksi

2. Antikoagulan oral
Indikasi : berguna untuk pencegahan dan pengobatan
tromboemboli. Antikoagulan oral digunakan untuk mencegah
progresivitas atau kambuhnya trombosis vena dalam atau
emboli paru setelah terapi awal dengan heparin.
Mekanisme kerja : Antikoagulan oral merupakan antagonis
vitamin K. Vitamin K ialah kofaktor yang berperan dalam aktivasi
faktor pembekuan darah II, VII, IX, X yaitu dalam mengubah
residu asam glutamat menjadi residu asam gama-
karboksiglutamat. Untuk berfungsi vitamin K mengalami siklus
oksidasi dan reduksi di hati. Antikoagulan orall mencegah
reduksi vitamin K teroksidasi sehingga aktivasi faktor-faktor
pembekuan darah terganggu/tidak terjadi.
Dosis : 5–10 mg, sekali sehari. Dosis pemeliharaan 3–9 mg per
hari.
Bentuk sediaan : tablet.
3. Antikoagulan Pengikat Ion Kalsium
Kalium etilan diami tetraasetat (EDTA) Aspirin menghambat sintesis
EDTA biasanya tersedia sebagai bubuk tromboksan A2 (TXA2) di
garam di kalium atau yang cair Tri kalium. dalam trombosit dan
Kalium etilen diamin tetraasetat adalah jenis prostasiklin (PGl2) di
antikoagulan yang paling sering digunakan pembuluh darah dengan
menghambat secara
untuk pemeriksaan laboratorium
ireversibel enzim
hematologi, yang mencegah koagulasi
siklooksigenase (akan tetapi
dengan mengikat fungsi trombosit.
siklooksigenase dapat
Cara kerja EDTA yaitu dengan mengikat ion dibentuk kembali oleh sel
kalsium sehingga terbentuk garam kalsium endotel).
yang tidak larut. Penghambatan enzim
Takaran dalam pemakaian etdah adalah 1 siklooksigenase terjadi
sampai 1 1,5mg EDTA untuk setiap ml karena aspirin mengasetilasi
darah. Sangat tidak dianjurkan atau tidak enzim tersebut.
aman menggunakan obat EDTA lebih Aspirin dosis kecil hanya
daripada 3 gram setiap hari. Penggunaan dapat menekan
obat dengan kandungan EDTA juga tidak pembentukan TXA2, sebagai
diperbolehkan lebih lama dari 5 hingga 7 akibatnya terjadi
pengurangan agregasi
hari.
trombosit. Sebagai
EDTA dalam bentuk kering lebih
antitrornbotik dosis efektif
direkomendasikan karena EDTA cair akan
aspirin 80-320 mg
menyebabkan nilai hemoglobin rendah,
per hari. Dosis lebih tinggi
hitung eritosit, leukosit dan trombosit selain meningkatkan
rendah begitu juga dengan hematokrit toksisitas (terutarna
bentuk sediaan termasuk tetes untuk mata. perdarahan), juga
Antitrombotik adalah obat yang dapat menjadi kurang efektif
menghambat agregasi trombosit sehingga karena selain menghambat
menyebabkan terhambatnya pembentukan TXA2 juga menghambat
trombus yang terutama sering ditemukan pembentukan
pada prostasiklin.
sistem arteri.

Pada infark miokard akut nampaknya aspirin


bermanfaat untuk mencegah
kambuhnya miokard infark yang fatal maupun nonfatal.
Pada pasien TIA penggunaan
aspirin jangka panjang juga bermanfaat untuk
mengurangi kekambuhan TIA, stroke
karena penyumbatan dan kematian akibat gangguan
pembuluh darah. Berkurangnya
kematian terutama jelas pada pria.
Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak di perut,
mual, dan perdarahan saluran
cerna biasanya dapat dihindarkan bila dosis per hari
tidak lebih dari 325 mg. Penggunaan
bersama antasid atau antagonis H2 dapat mengurangi
efek tersebut. Obat ini dapat
mengganggu hemostasis pada tindakan operasi dan
bila diberikan bersama heparin atau
antikoagulan oral dapat meningkatkan risiko
perdarahan.

Tiklopidin
Tiklopidin menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP. lnhibisi
maksimal agregasi trombosit baru terlihat setelah 8-11 hari terapi. Berbeda dari
aspirin, tiklopidin tldak mempengaruhi metabolisme prostaglandln. Dari uji klinik
secara acak dilaporkan adanya manfaat tiklopidin untuk pencegahan kejadian
vaskular pada pasien TIA, stroke, dan angina pektoris tidak stabil.
Efek samplng yang paling sering mual, muntah, dan diare. Yang dapat terjadi
sampai
pada 20% paslen. Selain itu antara lain dapat terjadi perdarahan (5%), dan yang
paling berbahaya leukopenia (1%).
Leukopenia dideteksi dengan pemantauan hitung jenis leukosit selama 3 bulan
pertama pengobatan. Trombositopenia juga dilaporkan sehlngga perlu dipantau
hitung trombosit. Dosis tiklopidin umumnya 250 mg 2 kali sehari. Agar mula kerja
lebih cepat ada yang menggunakan dosis muat 500 mg. Tiklopidin terutama
bermanfaat untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi aspirin. Karena
tiklopldin mempunyal mekanisme kerja yang berbeda dari aspirin, maka
kombinasi kedua obat diharapkan dapat memberikan efek aditlf atau sinergistik.

Klopidogrel
Obat inl sangat mirip dengan tiklopidin dan nampaknya lebih
jarang menyebabkan
trombositopenia dan leukopenia dibandingkan tiklopidin.
Klopidogrel merupakan
prodrug dengan mula kerja lambat. Dosis umumnya 75
mg/hari dengan atau tanpa dosis
muat 300 mg. Untuk pencegahan berulangnya stroke
komibinasi klopidogrel dengan
aspirin nampaknya sama efektif dengan kombinasi tiklopidin
dengan aspirin.

β-Blocker
Banyak uji klinik dilakukan dengan β-bloker unluk profilaksis infark miokard atau
aritmia setelah mengalami infark pertama kali. Dari The Norwegian Mull/center Study
dengan timolol didapatkan bahwa obat ini dapat mengurangi secara bermakna jumlah
kematian bila diberikan pada pasien yang telah mengalami infark miokard. Akan tetapi
tidak dapat dipastikan apakah hal tersebut disebabkan oleh efek langsung timolol pada
pembekuan darah.
Penghambat Glikoprotein IIb/IIIa
Glikoprotein llb/llla merupakan integrin permukaan trombosit, yang merupakan
reseptor untuk fibrinogen dan faktor von Willebrand, yang menyebabkan melekatnya
trombosit pada permukaan asing dan antar trombosit, sehingga terjadi agregasi tromboslt.
Absiksimab. Merupakan antibodi monoklonal chimeric mencit/manusia. Absiksimab
bekerja memblokade reseptor glikoprotein llb/llla sehingga menghambat agregasi
trombosit. Absiksirnab digunakan bersama aspirin dan heparin untuk pasien yang sedang
menjalanl angioplasti dan aterektomi. Dosis 0,25 mg/kgBB diberikan secara bolus IV 10
menit sebelum tindakan, dilkuti dengan infus 10 µg/menit selama 12 jam. Suatu studi
pendahuluan (PROLOG) memberikan hasil kurangnya perdarahan bila heparin
dikombinasi dengan absiksimab dibandingkan dengan heparin saja. Penelitian lebih besar
saat ini sedang dilakukan. Efek samping antara lain perdarahan dan trombosltopenia.
Integrilin. Merupakan suatu peptida sintetik yang mempunyai afinitas tinggi terhadap
reseptor glikoprotein llb/llla. lntegrilin digunakan untuk pengobatan angina tidak stabil
dan untuk angioplasti koroner. Dosis diberikan sebagai bolus 135-180 µg/kgBB diikuti
dengan 0,5-3,0 g/kgBB/menit untuk sampal 72 jam. Untuk angioplasti koroner integrilin
dapat mengurangl infark miokard atau kematian sekitar 20%. Efek samping.antara lain
perdarahan dan trombositopeni

TROMBOLITIK
Indikasi golongan obat ini alalah untuk infark miokard akut, trombosis vena
dalam dan emboli paru, tromboemboli arteri, melarutkan bekuan darah
pada katup jantung buatan dan kateter intravena.
Penggolongan obat streptokinase , urokinase , Tissue Plasminogen
Activator (t-Pa).

1. Streptokinase
Streptokinase berasal dari Streptococcus C. hemolyticus, dan
berguna untuk pengobatan fase dini emboli paru akut dan infark
miokard akut.
1. Fibrion
2. Urokinase
Indikasi : untuk terapi pengobatan infark Urokinase adalah produk buatan yang
miokard akut, embolisme paru dan stroke dikembangkan menggunakan protein yang
iskemik akut.
secara alami terdapat di ginjal. Urokinase
Bentuk: Serbuk Injeksi.
Dosis dan cara penggunaan : adalah agen trombolisis yang bekerja
Fibrion termasuk dalam golongan obat keras dengan melarutkan gumpalan darah.
sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan Indikasi: mengobati gumpalan darah dalam
berdasarkan resep dokter. Penggunaan Fibrion paru-paru.
harus dengan bantuan tenaga medis.
Dosis: Dosis muatan: 4400 iu/kg melalui
dosis umum dari Fibrion :
Dewasa: dosis 1,5 juta IU diberikan selama 1
pembuluh darah (intra venous) dalam 15 mL
jam melalui infus intravena (pembuluh darah). soln selama 10 menit.
Pengobatan tambahan dengan Aspirin 150 mg / Diikuti dengan: 4400 iu/kg/jam melalui infus
hari selama minimal 4 minggu sebagai ke pembuluh darah (intra venous)
pencegahan sesudah terapi streptokinase
Efek Samping: Efek hematologis
untuk infark miokard akut. Dosis pertama
diberikan segera setelah terjadinya serangan
(pendarahan khususnya dari luka tusukan,
jantung. perdarahan internal yang parah,

pendarahan intrakarnial); Reaksi alergi
(ruam, kulit kemerah-merahan, urticaria, dan
anaphylatic yang agak jarang dan serum
penyakit seperti gejala-gejala); Efek lainnya
(demam, kedinginan dengan sakit di bagian
punggung dan perut); Efek GI (N/V); sindrom
Guillain-Barre.
3. Tissue Plasminogen Activator (t-Pa)

Tissue Plasminogen Aktivator (disingkat tPA atau PLAT) merupakan protein yang
bertanggung jawab pada pemecahan bekuan darah. Protein ini merupakan
serine protease (EC 3.4.21.68) yang terdapat dalam sel endotel, sel yang
mengelilingi pembuluh darah.
obat ini bekerja lebih selektif mengaktivasi plasminogen yang mengikat fibrin
daripada plasminogen bebas di dalam darah. Dengan demikian, t-PA bekerja
lebih selektif terhadap bekuan darah/fibrin.

1. Alteplase
Alteplase adalah obat trombolitik, kadang-kadang
disebut sebagai obat penghancur gumpalan di dalam
darah. Alteplase membantu tubuh Anda
menghasilkan zat yang melarutkan gumpalan darah
yang tidak diinginkan sehingga alteplase banyak
digunakan untuk mengobati serangan jantung akibat
infark miokard akut, stroke iskemik, bekuan darah di
paru (emboli paru), atau penyumbatan pembuluh
darah lainnya,
Golongan : Fibrinolitik
Manfaat :Menghancurkan gumpalan darah pada
infark miokard akut, stroke, dan emboli paru
Bentuk : Injeksi
Dikonsumsi oleh : Dewasa
Efek samping :
Efek samping alteplase termasuk perdarahan,
angioedema, anafilaksis, dan demam.
Risiko perdarahan paling tinggi pada pasien dengan
kondisi berikut: perdarahan intrakranial baru-baru ini,
operasi besar, penyakit serebrovaskular, trauma
baru-baru ini atau perdarahan besar, hipertensi yang
tidak terkontrol, perikarditis akut, kondisi oftalmik
hemoragik, usia lanjut, agen antikoagulan atau
antiplatelet bersamaan, dan semua koagulopati yang
membuat pasien lebih rentan terhadap perdarahan.

HEMOSTATIK
1. Hemostatik Lokal​
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme hemostasisnya :
A. Hemostatik Serap
Termasuk kelompok ini antara lain spons gelatin, oksisel (selulosa oksida) dan busa fibrin
insani (human fibrin foam). Spons gelatin dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup
luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi
tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada
patah tulang. Busa fibrin insani yang berbentuk spons, setelah dibasahi, dengan tekanan
sedikit dapat, menutup dengan baik permukaan yang berdarah.

1. Spons gelatin (Ceraspon Spon Hemastatis)


Kategori : Obat mulut
Sediaan : CERASPON dikemas dalam kemasan blister
strip berisi 10 blok berukuran masing-masing
10x10x10 mm yang ideal untuk penggunaan pasca
pencabutan gigi.
Indikasi : CERASPON adalah spons gelatin absorbabel
yang merupakan material serap untuk menghentikan
perdarahan yang sering digunakan pada tindakan
bedah,berfungsi sebagai blood haemostatic pasca
pencabutan atau operasi gigi dan mampu diabsorpsi
oleh tubuh. CERASPON merupkan spon gelatin yang
diperkaya dengan kalsium untuk meningkatkan
efektivitas hemostasis dan penyembuhan luka.
Dosis : Untuk orang dewasa: Dengan menggunakan
spons kompres steril: Potong spons sesuai kebutuhan,
baik dalam keadaan kering atau sudah direndam
dengan larutan NaCl steril, dan aplikasikan dengan
tekanan pada luka berdarah. Spons dapat dilekatkan
pada daerah luka, jika diperlukan. Spons juga dapat
digunakan dengan atau tanpa thrombin untuk
mempercepat pembekuan darah.
Efek samping : gatal-gatal, kesulitan bernapas,
pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan
B. Astringen
Yang termasuk kelompok ini antara lain feri klorida, nitras argenti, asam tanat.
1. nitras argenti
Sediaan : Bentuk sediaan perak nitrat adalah topikal untuk kulit dalam bentuk larutan dan
stik aplikator. Dalam bentuk larutan, sediaan perak nitrat tersedia dalam kekuatan 0.5%, 10%,
20%, 25%, dan 50%. Sedangkan sediaan stik aplikator tersedia dalam bentuk perak nitrat
75%
Indikasi : Sesuai dengan mekanisme kerjanya, maka indikasi utama perak nitrat adalah untuk
manajemen luka sebagai antiseptik dan untuk merusak jaringan misalnya pada kasus veruka
dan fistula.
Dosis : Sebagai antiseptik dan kauterisasi pada luka, perak nitrat digunakan dengan cara
mempelkan kasa bertangkai pada lesi 2-3 kali seminggu selama hingga 3 minggu. Dapat juga
diberikan pada ulkus melalui balutan kasa yang mengandung larutan perak nitrat. Sebelum
diberikan, dapat dipertimbangkan untuk melakukan anestesi lokal pada luka.
Mekanisme kerja : Perak nitrat memiliki efek antiseptik. Mekanisme farmakodinamik perak
nitrat dapat terjadi melalui ikatan ion perak dengan klorida membentuk perak klorida. Ikatan
ini akan menyebabkan presipitasi pada komponen protein seluler bakteri. Ion perak dan
garamnya, secara mandiri juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Selain daripada
itu, ion perak menyebabkan koagulasi pada protein sel sehingga terjadi pembentukan eskar
Efek samping : Efek samping penggunaan perak nitrat adalah argyria, yang merupakan
2. Asamkontak
perubahan warna kulit akibat riwayat Traneksamat
dengan partikel perak
Sediaan
: Tablet, kapsul, suntik
Indikasi : Asam traneksamat adalah obat untuk menghentikan perdarahan pada
beberapa kondisi, seperti mimisan yang tidak kunjung berhenti, menorrhagia, cedera,
prosedur cabut gigi, atau perdarahan pascaoperasi.
Dosis : Bentuk obat: tablet dan kapsul
• Kondisi: Menorrhagia
1 gram, 3 kali sehari saat haid, penggunaan tidak boleh lebih dari 5 hari. Dosis dapat
ditingkatkan jika terjadi perdarahan yang berat. Dosis maksimal 4 gram sehari.
• Kondisi: Hereditary angiodema
1–1,5 gram, 2–3 kali sehari, tergantung kondisi pasien.
• Kondisi: Perdarahan akut
1–1,5 gram, 2–3 kali sehari.
• Kondisi: Perdarahan setelah tindakan cabut gigi pada pasien hemofilia
1,5 gram, 3 kali sehari.
Bentuk obat: suntik
• Kondisi: Perdarahan akut
0,5–1 gram, 2–3 kali sehari, suntikan melalui pembuluh darah vena (intravena/IV), setiap
6–8 jam.
Mekanisme kerja : merupakan derivat asam amino lisin yang bekerja menghambat
proses fibrinolisis, sehingga mempercepat perdarahan berhenti. Farmakokinetik asam
traneksamat adalah diabsorpsi secara cepat di plasma darah, berikatan dengan protein
dan didistribusikan melalui plasma ke jaringan, sebagian kecil yang dimetabolisme, dan
kemudian dieliminasi melalui ginjal
Efek samping : Sakit kepala, Nyeri otot atau nyeri sendi, Hidung tersumbat

C. Koagulan
1. Russell's viper venom (Snake Venom 2. Trombin
Sediaan : bubuk untuk larutan
Antisera)
Indikasi : Bantuan untuk hemostasis saat
Sediaan : Suntikan 10 mL perdarahan dari kapiler dan venula kecil.
Indikasi : Snake venom antiserum adalah Dosis : Bantuan topikal / kulit untuk hemostasis
obat yang digunakan untuk mengatasi saat perdarahan dari kapiler dan venula kecil
racun yang disebabkan oleh gigitan ular. →
Oleskan langsung ke atau membanjiri
Dosis : Snake Venom Antiserum diberikan permukaan situs yang berdarah atau gunakan
bersama dengan spons gelatin yang dapat
melalui intravena yang tidak dicairkan pada
diserap.
angka tidak lebih dari 1 ml per menit atau
dicairkan pada 500 ml cairan intravena

Jumlahnya tergantung pada area jaringan yang
akan dirawat.
(Sodium Chloride Injection atau 5% Mekanisme kerja : Trombin merupakan zat protein
Dextrose Injection) dan diberikan secepat yang dihasilkan dari protrombin.
yang dapat ditolerir selama 1-2 jam. Ini mengkatalisis konversi fibrinogen larut menjadi
Mekanisme kerja : menetralkan racun fibrin yang tidak larut untuk menghasilkan
koagulasi dan hemostasis.
akibat gigitan ular berbisa.
Efek samping : Rasa terbakar, Kemerahan,
Efek samping : urtikaria, nyeri artritis, shock, Bengkak, Gatal, Ruam kulit di tempat aplikasi
reaksi anafilaksis.

D. Vasokonstriktor 2. Vasopresin
Sediaan : injeksi
1. Epinefrin
Indikasi : Vasopressin atau vasopresin adalah obat
Sediaan : injeksi dengan dosis 1 mg/ml. untuk menangani diabetes insipidus. Obat ini akan
Indikasi : antialergi dan obat untuk anafilaksis, membantu mengurangi frekuensi buang air kecil
antiasma, dan obat untuk syok kardiogenik dan dan mengontrol rasa haus. Selain itu, obat ini juga
sepsis. bisa digunakan dalam pengobatan perdarahan
varises esofagus.
Efek samping : kulit kemerahan, bengkak, nyeri di
Mekanisme kerja : Vasopressin bekerja dengan cara
area suntikan, sesak napas, jantung berdebar mengurangi jumlah urine yang diproduksi oleh
cepat, mual dan muntah, ginjal dan membantu menyempitkan
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja untuk (vasokonstriksi) pembuluh darah, sehingga mempu
membantu mengatur frekuensi dan jumlah urine
melemaskan otot saluran pernapasan dan
yang keluar.
mengencangkan pembuluh darah. Dosis : Kondisi: Diabetes insipidus
Dosis : Aturan dosis epinefrin untuk asma akut Dosis 5–20 unit, diberikan secara SC/IM, 2–3 kali
sesuai usia pasien. sehari.
Kondisi: Perdarahan varises esofagus
• Dewasa: gunakan sebagai larutan dengan
Dosis 20 unit, dilarutkan dalam infus 100 ml glukosa
perbandingan 1:1.000 sebanyak 0,3-0,5 ml. Dosis 5% selama 15 menit.
diberikan melalui suntikan di otot (intramuskular) Efek samping : Pucat, Mual atau muntah, Kram
atau di bawah kulit (subkutan). perut atau kembung
• Anak-anak: sebagai larutan dengan perbandingan

1:1.000 sebanyak 0,01 ml/kg berat badan. Dosis


maksimal 0,5 ml. Pemberian dosis melalui suntikan
intramuskular atau subkutan.

2. HEMOSTATIK SISTEMIK
Desmopressin
Sediaan : injeksi, tablet oral dan sublingual serta
intranasal spray.
Indikasi: pada diabetes insipidus tipe sentral serta
nokturia dan enuresis nocturna. Bisa juga dipakai
sebagai pengobatan Hemofilia A dan penyakit Von
Willebrand tipe I derajat ringan sampai sedang yang
dinilai dari faktor koagulannya.
Mekanisme kerja : sebagai pro koagulan bekerja
dengan cara menstimulasi faktor VIII dan faktor von
willebrand dari Extrarenal V2-like receptors dan
menyebabkan agregasi platelet serta reseptor V1a
yang bertugas memediasi vasokonstriksi sel endotel.
Dosis: Dosis awal obat desmopressin adalah 0,05 mg
secara oral dua kali sehari atau 1 sampai 2 mcg IV
dua kali sehari atau 1 sampai 2 mcg subkutan dua
kali sehari atau 5 sampai 40 semprotan mcg
intranasal dua kali sehari atau 0,1-0,4 mL melalui
tabung rhinal intranasal dua kali sehari.
Efek samping : retensi
cairan yang menyebabkan
hiponatremia sehingga membutuhkan observasi
osmolalitas urine sebelum dan sesudah pemberian
obat. Sediaan nasal spray sering menimbulkan adanya
perubahan pada mukosa hidung yaitu luka, edema, dan
kongesti pada hidung.

Fibrio nogen
Sediaan : serbuk
Indikasi : Fibrinogen atau faktor I adalah protein plasma yang berperan penting dalam pembekuan
darah. Fibrinogen bisa diberikan untuk mengatasi perdarahan yang hebat akibat cedera, DIC
(disseminated intravascular coagulation), atau kelainan kongenital, seperti afibrinogenemia atau
hipofibrinogenemia.
Mekanisme kerja : Fibrinogen terbuat dari protein yang secara alami terdapat dalam tubuh manusia.
Obat ini membantu proses pembekuan darah. Fibrinogen bisa diberikan untuk mengatasi perdarahan
yang hebat akibat cedera, DIC (disseminated intravascular coagulation), atau kelainan kongenital,
seperti afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia.
Dosis : Fibrinogen bisa ditemukan dalam produk transfusi darah seperti cryoprecipitate. Dosisnya bisa
berbeda tergantung kondisi pasien. Secara umum, jika menggunakan cryoprecipitate, dosisnya adalah
10 unit dan dapat diulang jika dibutuhkan. Pemberian 1 unit cryoprecipitate mampu meningkatkan
jumlah fibrinogen sekitar 100 mg/dL.Fibrinogen juga tersedia dalam bentuk suntik. Penyuntikan
fibrinogen dapat dilakukan melalui pembuluh darah vena (intravena/IV). Dosisnya akan disesuaikan
dengan kondisi pasien.
Efek samping: Demam, mengigil, sakit kepala.
Vitamin k
Sediaan : tablet atau kapsul
Indikasi: untuk mengatasi gangguan perdarahan akibat defisiensi vitamin K, baik yang
diakibatkan oleh pemberian antikoagulan, maupun akibat penyakit lain, seperti penyakit
hepar kronis.
Mekanisme kerja : dengan cara mensistesis protombin dan faktor pembekuan darah
lainnya melalui aktivasi protrombin dengan reaksi karboksilasu gugus glu pada residu
protein prekursornya. Asam glutamate yang mengalami reaksi karboksilasi akan berubah
menjadi asam karboksiglutamat gamma.
Dosis: Dewasa: 2,5–25 mg. Frekuensi konsumsi dan jumlah dosis selanjutnya akan
ditentukan oleh dokter berdasarkan prothrombin time (waktu perdarahan) dan kondisi
pasien. Bayi baru lahir 1–2 mg saat bayi lahir, dilanjutkan dengan 2 mg saat bayi berusia 4–7
hari, dan 2 mg setelah bayi berusia 1 bulan
Efek samping :Pusing berat seperti terasa akan
pingsan,Bibir membiru, sesak napas.

Asam aminokaproat
Sediaan : obat keras atau ampul
Indikasi: Asam aminokaproat adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghentikan perdarahan
Mekanisme kerja : Obat ini bekerja dengan cara menghambat hancurnya bekuan darah
yang sudah terbentuk, sehingga perdarahan tidak terus terjadi.
Dosiss:
1. Asam aminokaproat Tablet
o Terapi jangka pendek untuk mengatasi perdarahan lokal: 2-3 tablet, diminum 2-3 kal
sehari.
o Menoragia: 2 tablet diminum selama menstruasi seperlunya sampai 5 hari. Maksima
8 tablet perhari.
o Angioedema herediter:2-3 tablet diminum 2-3 kali sehari.
o Penderita hemofilia menjalani pencabutan gigi: diberikan 3 tablet, diminum 3 kali
sehari.
2. Asam aminokaproat Injeksi
o Terapi jangka pendek untuk mengatasi perdarahan lokal: diberikan dosis 0,5-1 g
disuntikkan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) tiap 2-3 kali sehari. Umum:
diberikan dosis 1 g, setiap 6-8 jam.
Efek samping : pusing, nyeri kepala,demam.

Anda mungkin juga menyukai