Bahan Pokok Bahasan 7
Bahan Pokok Bahasan 7
*
FONOLOGI
(ﻓﻮﻧﻮﻟﻮﺟﻴﺎ/)ﻋﻠﻢ ﻭﻇﺎﺋﻒ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ
Kajian fon atau bunyi bahasa tidak hanya untuk mengetahui bagai-
mana cara mengartikulasikan bunyi itu dengan baik dan benar, tetapi
juga untuk mengetahui apakah pada masing-masing bunyi dalam se-
buah bahasa dapat membedakan makna atau tidak.
Kajian ini sangat urgen, karena jika bunyi sebuah bahasa dipakaikan
tanpa memperhatikan fungsinya masing-masing, sementara bunyi itu
sendiri berfungsi dalam membedakan makna, maka akan terjadi kesala-
han berbahasa.
Pada bab fenotik, telah dijelaskan bagaimana cara mengar-tikula-
sikan bunyi-bunyi bahasa dimaksud, pada bab ini akan diuraikan ten-
tang bagaimana cara membuktikan apakah sebuah bunyi membeda-kan
makna atau tidak. Fonetik dan fonologi saling melengkapi.
103
Ahmad Mukhtar Umar, Dirâsât al-Shout al-Lughawiy, (Kairo: Alam al-Kutub, 1997 M),
h. 66.
104
J. W. M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1989), Cet. Ke-12, h. 56.
105
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2001), Cet. Ke-5, h. 57.
B. Identifikasi Fonem
Identifikasi fonem adalah upaya atau proses untuk mengetahui
sebuah bunyi termasuk fonem atau tidak. Proses dilakukan dengan
mencari sebuah satuan bahasa (sebuah kata) yang mengandung bunyi,
lalu membandingkannya dengan satuan bahasa yang lain yang mirip
dengan satuan bahasa yang pertama. Kalau keduanya ternyata berbeda
makna, maka dapat ditentukan bunyi itu adalah fonem.
Dalam bahasa Indonesia misalnya, kata larang dibandingkan de-
ngan kata lalang. Keduanya memilki kemiripan bunyi bahkan jumlah
106
Ahmad Mukhtar Umar, Dirâsât al-Shout al-Lughawiy, (Kairo: ‘Alam al-Kutub, 1997
M). h. 161.
107
Rahlina Musykar Nasution, Fonologi, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 1999),
h. 57.
108
J. W. M. Verhaar, Pengantar Linguistik..., h. 56.
109
Samsuri, Analisis Bahasa, (Jakarta : Erlangga, 1987), h. 124.
C. Klasifikasi Fonem
Dalam proses penentuan apakah sebuah bunyi termasuk fonem atau
tidak, terlebih dahulu dilakukan klasifikasi fonem. Hal ini perlu agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat, karena setiap bunyi yang akan
diidentifikasi hendaknya yang sejenis.
Dalam kajian fonologi, fonem dapat diklasifikasikan kepada dua:
pertama, fonem segmental, dan kedua, fonem supra segmental. Menurut
Kridalaksana, yang dimaksud dengan fonem segmental adalah fokal dan
konsonan dalam fonologi.111 Yang dimaksud dengan supra segemental
adalah jalinan atau susunan bunyi yang dapat membedakan arti suatu
kata dengan kata yang lain.112 Sementara yang dimaksud dengan segmen
adalah satuan bahasa yang diabstraksikan dari suatu kontinium wicara
atau teks, misalnya fon atau fonem sebagai satuan bunyi, morf atau
morfem sebagai satuan gramatikal.113
110
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), cet. I, h. 126.
111
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., h. 56
112
Rahlina Musykar Nasution, Fonologi..., h. 50.
113
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., h. 49.
E. RANGKUMAN
Secara etimologi fonologi (bahasa Indonesia) diserap dari bahasa
Inggris, yaitu “phonology” yang artinya sama dengan arti yang ter-
dapat dalam bahasa Indonesia, yaitu “Bidang ilmu linguistik yang
menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.” Dalam li-
teratur-literatur berbahasa Arab, fonologi disebut dengan “”ﻓﻨﻮﻟﻮﺟﻴﺎ
sebagai serapan dari bahasa Inggris (phonlogy). Namun, sering juga
114
Rahlina Musykar Nasution, Fonologi..., h. 49.