Anda di halaman 1dari 17

“PENGENALAN ALAT”

ACARA 1

Dosen Pengampu:

Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Asisten Praktikum:

Febbi Misbaqul Sofia; Gunawan Triyono; M. Farhan Adi Wibowo

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Mazida Abror

NIM/Offering : 22072161143/Off A

Mata Kuliah : Geografi Tanah

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

DEPARTEMEN GEOGRAFI

2022
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjabarkan fungsi dari alat ukur tanah dan pemetaan
wilayah beserta bagian-bagiannya
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kelemahan dan keunggulan alat ukur
tanah
3. Mahasiswa dapat menggunakan dengan benar alat-alat ilmu ukur tanah.
4. Mahasiswa dapat mandiri mencari informasi tambahan tentang
perkembangan teknologi alat-alat pengukuran tanah.
B. DASAR TEORI
Pada dasarnya setiap alat meiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaanalat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang
berfungsi mngukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer, danspektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan
informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,
barograph (Firebiology, 2007).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal
ataumengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum
tersebut Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan
percobaan, sehinggaresiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi.
Kebersihan dan kesempurnaanalat sangat penting untuk bekerja di
laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasatmata, belum tentu bersih,
tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apaartinya bersih. Alat
kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkandengan sabun
atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkinmemerlukan
larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood,1998)
C. PRINSIP KERJA ALAT
1. Bor tanah; Prinsip kerja alat ini adalah terdapat pegangan sehingga pada saat
memasukkan mata bor ke dalam tanah lebih mudah dan ujung alat tajam
agar mudah masuk.
2. Ring tanah; cara kerja Masukan tanh hasil dari bor tanah sebelumnya lalu
simpan apabila belum di buat penelitian.
3. Labu erlenmenyer; Prinsip kerja alat ini adalah sampel tanah yang sudah di
dalam erlenmayer akan dipanaskan oleh pemanas spiritus untuk
memanaskan sampel tanah yang sudah dilarutkan
4. Mussel Soil Color Book; Prinsip kerja alat ini terdapat sampel warna yang
akan diukur melalui 3 komponen yaitu hue untuk menunjukka warna
spektrum paling dominan, value untuk menunjukkan gelap terang, dan
chroma untuk menunjukkan kemuraian atau kekuatan warna sehingga akan
diketahui kategori wamanya.
5. Theodolite ; Cara Penggunaan Buka kunci penjepit horizontal atas, dan
putar theodolite hinggapanah di tempat yang kasarberbarisdengantitik yang
ingin Anda ukur, lalukunciklem. Gunakanadjuster horizontal atas
(bukanklem) untukmenyelaraskanobjekantara dua
lampuvertikaldalampenglihatan
6. GPS ; pengukuran jarak (range) antara receiver dengan satelit. Dimana
pemancaran sinyal satelit yang diterima alat secara pasif paling tidak GPS
harus memperoleh sinyal dari 3 satelit untuk dapat menentukan posisi
dengan tepat
7. Pnetrometer ; Prinsip kerjanya terdapat jarum penunjuk yang menyatakan
hasil setelah mata alat tertancap ke dalam tanah
8. Sekop ; Prinsip kerja alat ini adalah terdapat titik pahat yang digunakan
untuk mengambil sampel.
9. Soil tester ; Prinsip kerja alat ini adalah saat mata alat dimasukan ke sampel
tanah, skala akan menunjukkan hasil pengukuran
10. Soil test kit ; Prinsip kerja alat ini adalah terdapat pipet yang digunakan
untuk mengambil cairan.
11. Bor permeabilitas ; Prinsip kerja alat ini adalah terdapat pegangan sehingga
lebih mudah memasukkan bor ke dalam tanah dan ujung alat dilengkapi
dengan ring sampel untuk mengambil sampel tanah.
12. Pipet ; Cara kerja memencet karet pada ujung pipet dengan perlahan.
Kemudian masukkan ujung bawah yang berbentuk runcing ke cairan atau
larutan yang akan diambil
13. Buret ; Sebelum diisi, buret harus dibilas dua kali dengan cairan yangakan
diisikan ke dalam buret.Pengisian buret dilakukan dari atas dengan
menggunakan corong. Apabila titrasi akan dimulai, ujung buret tidak boleh
kosong (harus terisi cairan) dan semua gelembung harus dihilangkan. Tinggi
cairan dalam buret (titran) harus diketahui, akan lebih mudah bila titrasi
dimulai dari nol dengan pembacaan yang benar yaitu meniskus cairan
menyentuh garis nol Kran harus dipasang dengan baik, jika ditekan terlalu
ke dalam maka kran tidak dapat diputar, jika terlalu lepas (tidak tertekan)
dapat mengakibatkan bocor. Titrasi dilakukan dengan menggoyangkan
beker atau gelas erlenmeyer beserta cairannya dengan menggunakan tangan
kananatau menggunakan pengaduk magnetis
14. Labu takar ; Sebelum digunakan, labu takar harus dibilas dengan air suling,
selanjutnya dibilas dua kali dengan jenis cairan yang akan diisikan ke dalam
labu takar.
15. Beker ; Sebelum digunakan, gelas harus dibilas dengan air suling Untuk
mendidihkan larutan Sebagai tempat titrasi (gelas erlenmeyer dengan leher
lebar) untuk memudahkan tetes titran masuk ke dalamnya Jenis cairan yang
akan dididihkan dimasukkan ke dalamnya Sebagai tempat titrasi, diletakkan
tepat di bawah buret- sambal digoyangkan
16. Labu kjedahl ; Sebelum digunakan, beker harus dalam kondisi, bersih Jenis
cairan yang akan diukur atau yang akan direaksikan dimasukkan ke
dalamnya.
17. Labu pemanas ; Sesuai dengan fungsinya untuk memanaskan larutan, maka
bentuk dasar labu yang perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis alat
pemanas yang ada.
18. Cawan gooch ; Cawan Gooch di tempatkan di atas cincin karet yang dapat
dipasang di atas bejana isap atau di atas pemegang filter khusus
19. Cawan Buechner ; Sampel air di tuang ke dalam cawan
20. Desikator ; Prinsip kerja alat ini yaitu kapur dimasukkan dalam wadah
paling bawah kemudian tanah dimasukkan pada wadah di bagian tengah
yang berbentuk seperti saringan. Lalu kapur akan menguap dan akan
mengeringkan tanah. Udara akan keluar dari klep yang berada pada
tutupnya.
21. Gelas arloji,cawan porselin dan botol timbangan ; Gelas arloji untuk
menimbang zat kimia yang beratnya kecil Pengeringan larutan hingga
kristal dituang dalam gelas arloji dan cawan porselin Untuk zat-zat kimia
higroskopis dan dapat berubah beratnya selama penimbangan, digunakan
botol timbangan karena dilengkapi dengan tutup
22. Tabung Reaksi ; untuk analisa mikrobiologi perlu disterilkan dahulu
peralatan instrument
23. Neraca Electric ; Bahan yang akan ditimbang diletakkan pada timbangan
dan Gunakan timbangan sesuai dengan ketelitian yang ingin dicapai
24. Mesin Gojog ; sampel tanah dan larutan pengekstrak yang telah dimasukkan
dalam botol penggojog dengan ukuran yang telah ditentukan dan ditutup
sampai rapal kemudian diletakkan dalam ditentukan.mesin gojog dengan
posisi mendatar kemudian mesin gojog dihubungkan dengan aliran listrik
220 V sampai waktu yang telah di tentukan
25. Pemanas ; larutan dituangkan dalam suatu labu dan panaskan
26. Oven ; Prinsip kerja alat ini adalah sterilisasi melalui konduksi panas.
Proses ini dilakukan dengan suhu sekitar 140C- 1700C Selain itu erdapat
tombol set, up, dan down untuk mengatur suhu dan mengatur waktu yang
dibutuhkan oleh penggunanya
27. Kulkas Dan freezer ; Zat kimia maupin sampel yang akan disimpan atau
diawetkan dimasukkan ke dalam kulkas.
28. pH Meter serta elektrodanya ; Prinsip kerja alat ini pengukuran arus listrik
yang tercatat pada sensor alat akibat suasana ionik di larutan sehingga
stabilitas sensor harus dijaga dengan cura kalibrasi alat
29. Conductivity meter (EC meter) ; kalibrasi elektroda konduktometer,
dilakukan dengan cara membilas elektroda dengan larutan KCl 0,01 M
sebanyak tiga kali kemudian ukur DHL larutan baku KCl 0,01 M dan diatur
sampai menunjukkan angka 14.13 µmhos/cm
penetapan DHL sampel, dilakukan dengan cara membilas elektroda dengan
contoh sebanyak tiga kali kemudian ukur DHL sampel dengan membaca
skala atau digit alat.
Apabila DHL contoh lebih besar dari 1.413 µmhos/cm, maka lakukan‹
pengukuran dengan menggunakan larutan baku KCI 0,1 M. (DHL =
12.900µmhos/cm) atau larutan 0,5 M (DHL = 58,640µímhos/cm).
D. DIAGRAM ALIR

PENGENALAN ALAT

DESKRIPSI DAN NAMA ALAT FUNGSI ALAT

1. BOR TANAH AGAR MAHASISAWA BISA


2. RING TANAH MENGETAHUI FUNGSI DAN
3. GPS KEGUNAAN ALAT ALAT
4. DAN LAIN LAIN LABORATORIUM

E. HASIL PRAKTIKUM
1. Deskripsi Alat-alat (terlampir);
F. PEMBAHASAN
Di dalam sebuah praktikum mahasiswa diharuskan dan diwajibkan
mengenal alat alat yang digunakan untuk praktek di lapangan maupun di
laboratorium berikut ini adalah nama nama alat dan juga fungsinya .
Yang pertama adalah Bor tanah untuk mengambil sampel tanah. Kelebihan
alat ini adalah mudah dibawa dan penggunaan yang sederhana serta kuat untuk
mengambil sampel tanah Kekurangan alat ini adalah terbuat dari bahan yang
mudah berkarat
Yang ke dua adalah Ring tanah untuk mengambil sampel tanah yang belum
terganggu. Kelebihan alat ini ukuran yang kecil dan mudah dibawa atau
dipindahkan. Kekurangan alat ini mudah tumpah karena tidak ada penutup.
Prinsip kerja alat ini menyimpan atau mengambil sampel tanah yang belum
terganggu
Yang ketiga adalah gelas Erlenmeyer alat meletakkan sampel tanah dan
memanaskan atau membuat larutan (erlenmayer), memanaskan sampel tanah
yang telah dilarutkan (seperangkat alat spiritus). Kelebihan alat ini adalah
erlenmayer terbuat dari bahan khusus untuk menghindari adanya reaksi antara
erlenmeyer dengan larutan dan tabung spiritus yang tahan akan panas.
Kekurangan alat ini adalah alat ini terbuat dari kaca yang mudah pecah dan
terdapat bahan yang mudah terbakar.
Yang ke empat adakah Munsell soil color book sebagai informasi tentang
bagan warna tanah digunakan untuk mengukur atau menentukan warna tanah.
Kelebihan dari buku ini adalah emudahkan pekerjaan dalam mengetahui warna
tanah dan mudah digunakan. Sedangkan kekurangan dari alat ini yaitu
harganya yang relative mahal jadi sulit untuk memiliki sendiri
Yang ke lima adalah theodolite . Theodolite alat ukur tanah yang digunakan
untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Yang ke enam adalah GPS . GPS merupakan sebuah alat navigasi yang
dapat digunakan untuk menentukan lokasi dan titik koordinat suatu tempat
dengan menggunakan sinyal satelit. Pada kegiatan praktikum lapangan
geografi tanah, alat GPS digunakan untuk mengetahui titik koordinat dan
ketinggian lokasi pengambilan sampel. Selain itu dalam menentukan lokasi
juga menggunakan bantuan aplikasi Avenza Maps untuk melakukan penandaan
area.
Yang ke tujuh adalah pnetometer berfungsi untuk mengetahui daya dukung
tanah Kelebihan mudah untuk digunakan karena dalam proses mengukur hanya
memasukan alat kedalam tanah dan mendapat hasil pengukuran yang relatif
cepat. Kekurangannya ukuran yang relatif besar dan berat serta harganya yang
mahal.
Yang ke delapan adalah sekop untuk mengambil sampel tanah. Kelebihan
alat ini mudah digunakan dan dapat mengambil sampel dalam jumlah banyak.
Kekurangan alat ini alatnya cukup berat dan tidak fleksibel untuk dibawa
Yang ke Sembilan adalah soil tester berfungsi untuk menguji kandungan
organik, kandungan kapur, kandungan Fe dan Mg, pH tanah dan potensi tanah.
Kelebihan alat ini adalah mudah dipahami cara kerjanya karena setelah diukur
dengan cairan tersebut akan terlihat jelas reaksinya. Kekurangan alat ini adalah
ada cairan HCL yang harus digunakan dengan hati-hati karena jika terkena
kulit akan membuat kulit melepuh.
Yang ke sepuluh adalah bor permebilitas untuk mengukur pH dan
kelembapan tanah, Kelebihan alat ini adalah mudah dibawa dan terdapat ring
sampel sehingga pengamatan lebih fokus terhadap sampel yang terdapat di
dalam ring Kekurangan alat ini adalah terbuat dari bahan yang mudah berkarat.
Yang ke sebelas adalah pipet alat yang digunankan untuk mengambil zat zat
kimia atau suatu volum tertentu , bentuk dari alat ini seperti sedotan yang
berfungsi untuk mengambil zat kelebihan alat ini memudahkan mengambil
cairan atau zat , dan juga mudah di bawa kekurangan dari alat ini yaitu terbuat
dari kaca yang mudah pecah
Yang ke dua belas adalah buret bentuk alat berupa sebuah tabung kaca yang
bergaris dan mempunyai kran di ujungnya untuk mengurangi volume cairan
tertentu, dengan bibit berupa tetes sampai aliran volume yang tersedia 25 ml
atau 50 ml, dengan interval 0,1 ml; satu tetes yang keluar dari ujung buret kira-
kira sama dengan 0,03 ml. kegunaan alat ini untuk melakukan titrasi. Buret
termasuk dalam peralatan dengan tingkat akurasi tinggi.
Yang ke tiga belas adalah labu takar untuk mengukur volume cairan dan
tanah. Kelebihan alat ini adalah dilengkapi dengan bibir tuang agar mudah
dalam menuangkan larutan dan kaki tabung yang berbentuk lingkaran sehingga
tabung dapat berdiri dengan tegak serta tidak mudah tumpah. Kekurangan alat
ini adalah terbuat dari bahan yang mudah pecah. Prinsip kerja alat ini adalah
cairan yang akan diukur dimasukkan ke dalam tabung sesua dengan skala yang
tertulis.
Yang ke empat belas adalah soil test kit untuk mengukur pH dan
kelembapan tanah. Kelebihan alat ini adalah mudah dibawa karena ukurannya
yang kecil sehingga bisa dimasukan ke saku atau tas kecil . Kekurangan alat ini
adalah hasil pengukuran ditunjukkan masih menggunakan skala penunjuk yang
angkanya terlihat kecil sehingga dibutuhkan ketelitian dalam melihat hasil
pengukuran agar tidak salah tafsir.
Yang ke lima belas adalah beker . Beker ada dua bentuk beker, yaitu tinggi
dan rendah, bahan terbuat dari kaca borosilikat sedangkan untuk beker yang
volumnya besar dapat terbuat dari plastik. Volüm yang tersedia 25 ml sampai 5
liter, skala volum yang tercantum pada dinding beker merupakan petunjuk
kasar. Beker tinggi untuk titrasi dan pengukuran pH dengan dikocok oleh
pengaduk magnetis beker rendah biasanya untuk tempat larutan sampel atau
tempat mengadakan rea
Yang ke enam belas adalah labu kjedahl . Labu ini merupakan tempat untuk
terjadinya proses pencernaan (peleburan, digestion, destruksi) pada analisa
Nitrogen Kjeldahl. Cara penggunaan untuk persiapan volum sampel volume
dipilih sesuai dengan volum labu Kjeldahl yang tersedia Untuk peleburan zat
organis yang mengandung nitrogen: volum sampel asli atau residu dimasukkan
ke dalam labu Kjeldahl 0.8 liter dan 0.25 liter
Yang ketujuh belas adalah labu pemanas bentuknya seperti labu takar
dengan dasar, bulat atau datar, bahan terbuat dari kaca yang tahan suhu 120°C
samapi 300°C; dan volum yang tersedia adalah 250 ml sampai 2 liter
Kegunaan untuk memanaskan larutan.
Yang ke delapan belas adalah cawan gooch . Cawan Gooch bentuknya
berupa beker kecil dengan volum 100 ml dan terbuat dari bahan porselin yang
tahan suhu tinggi dalam furnace. Kegunaan untuk menyaring dan menahan zat
tersuspensi . Cara penggunaann Cawan Gooch di tempatkan di atas cincin karet
yang dapat dipasang di atas bejana isap atau di atas pemegang filter khusus
Yang ke Sembilan belas adalah cawan Buechner . Cawan Buechner
bentuknya berupa beker dengan volum 500 ml dan bahannya terbuat dari
plastik, porselin atau kaca. Kegunaan: untuk menyaring dan mengumpulkan
endapan Cara penggunaan: sampel air dituang ke dalam cawan
Yang ke duapuluh adalah desikator . Desikator untuk mendinginkan sampel
tanah setelah dioven hingga suhunya sama dengan suhu ruangan. Kelebihan
alat ini adalah tidak memerlukan listrik dalam penggunaannya karena pada
eksikator dengan menggunakan silica gelnya atau kapur yang terletak pada
bagian bawahnya yang menyerap air.
Yang ke duapuluh satu adalah Gelas arloji, cawan poreselin, botol
timbangan ketiga alat ini merupakan tempat meneimbang zat zat kimia .
Kelebihan alat ini adalah ukurannya kecil dan mudah dibawa-bawa.
Kekurangan alat ini adalah terbuat dari bahan yang mudah pecah
Yang ke duapuluh dua adalah mesin gojog . Mesin gojog sebagai pembuat
ekstrak untuk analisa berbagai unsur yang harus dicampur secara homogen.
Cara kerja alat ini sebagai berikut; sampel tanah dan larutan pengekstrak yang
telah dimasukkan dalam botol penggojog dengan ukuran yang telah ditentukan
dan ditutup rapat. Kemudian diletakkan dalam mesin gojog dengan posisi
mendatar. Kemudian mesin gojog dihubungkan dengan aliran listrik 220 V
sampai waktu yang telah ditentukan.
Yang ke duapuluh tiga adalah tabung reaksi . Tabung reaksi alat ini
merupakan alat instrumen yang berbentuk U di dasarnya, untuk menampung,
mencampur, atau memanaskan zat kimia padat ataupun cair, khususnya untuk
uji kualitatif. Terbuat dari kaca atau plastik. Kelebihannya adalah mudah
digunakan dan ringan dibawa kemana mana. Kelemahannya adalah benda ini
rentan pecah dan rusak karena terbuat dari kaca
Yang ke duapuluh empat adalah neraca electric . Neraca ini berfungsi untuk
menimbang sampel yang akan dianalisa. Ketelitian neraca ini sampai empat
angka dibelakang koma. Cara kerja neraca electrik ini sebagai berikut neraca
ini dihubungkan dengan aliran listrik 220 kemudian tekan tombol ON setelah
itu masukkan gelas arloji dan tekan tombol TARE untuk menentukan nol gram
setelah itu sampel baru di timbang sesuai yang diinginkan. Daya baca neraca
ini hanya sampai 200 gram.
Yang ke duapuluh lima adalah pemanas . Pemanas berupa kompor listrik
dengan suhu kurang dari 400 C, untuk memanaskan larutan dalam suatu analisa
dan untuk rangkaian destilasi. Cara kerjanya yakni larutan dituangkan pada
suatu labu kemudian dipanaskan
Yang ke duapuluh enam adalah oven . Oven untuk memanaskan sampel
tanah. Kelebihan alat ini adalah memanaskan secara merata sehingga
kandungan uap air hilang. Kekurangan alat ini adalah perlu perawatan berupa
kalibrasi dengan cara memeriksa suhu oven secara berkala serta harganya
mahal dan alatnya yang besar sehingga tidak mudah dibawa.
Yang ke duapuluh tujuh kulkas dan freezer . Kulkas dengan suhu 5 °C
sampai 10 °C dan freezer dengan suhu -30 °C sampai - 15 °C. Kegunaan Untuk
menyimpan zat kimia yang cepat rusak pada suhu biasa Untuk mengawetkan
sampel air yang analisanya ditunda Cara penggunaan Zat kimia maupin sampel
yang akan disimpan atau diawetkan dimasukkan ke dalam kulkas.
Yang ke duapuluh delapan pH meter serta elektrodanya . PH meter serta
elektronya untuk mengukur pH dan suhu tanah. Kelebihan alat ini pengukuran
dilakukan secara digital dan akurat, sehingga tidak perlu ketelitian yang tinggi
dalam mengamati hasil pengukuran. Kekurangan alat ini memerlukan kalihrasi.
Yang ke duapuluh sembikan adalah conductivity meter . Conductivity meter
untuk daya hantar listrik DHL suatu larutan. cara penggunaan: kalibrasi
elektroda konduktometer, dilakukan cara membilas elektroda dengan larutan
KCl 0,01 M sebanyak 3 kali kemudian ukur DHL larutan baku KCl 0,01 M dan
diatur sampai menunjukkan angka 14,13 μimhos/cm. Penetapan DHL sampel
dilakukan dengan cara membilas elektroda dengan contoh sebanyak tiga kali
kemudian ukur DHL sampel dengan membaca skala digit. Apabila DHL
contoh lebih besar dari 14,13 μmhos/cm), maka lakukan pengukuran dengan
menggunakan larutan baku KCl 0,1 M. (DHL= 12.900μmhos/cm) atau larutan
0,5 M (DHL=58.640μimhos/cm).

G. KESIMPULAN
Terdapat dua jenis alat dalam praktikum gaografi tanah. Kelompok
pertama yaitu alat laboratorium yang terdiri atas buku munsell soil chart,
timbangan analisis digital, seperangkat alat permeabilitas, eksikator, oven.
peptisator, alat peptisasi, cawan porselin, gelas ukur, corong kaca, erlenmayer,
cawan sampel, termometer batang, ayakan dan kuas, tabung ukur, serta tabung
sedimentasi .
Lima kelompok selanjutnya yaitu alat survei yang terdiri atas soil test kit,
soil tester, bor tanah, bor permeabilitas, rolll meter, sekop, ring sampel, ph
meter, dan pnetrometer.
H. DAFTAR PUSTAKA

Darlita, R. D. R., Joy, B., & Sudirja, R. (2017). Analisis beberapa sifat kimia
tanah terhadap peningkatan produksi Kelapa Sawit pada tanah pasir di
Perkebunan Kelapa Sawit Selangkun. Agrikultura, 28(1).
Marham. S, Ani. S. (2012). Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen.
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rajamuddin, U. A., & Sanusi, I. (2014). Karakteristik morfologi dan
klasifikasi tanah inceptisol pada beberapa sistem lahan di Kabupaten
Jeneponto Sulawesi Selatan. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 21(2),
81-85.
Rayes, M. L. (2017). Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Malang :
Universitas Brawijaya Press.
Sutrisno, E. T dan Ina S. N. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar, UNPAS
, Bandung.
Sartohadi, Junun dkk. (2012). Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai