Anda di halaman 1dari 20

FUNGSI, RAGAM, DAN LARAS BAHASA INDONESIA

Halo, mahasiswa hebat! Pada materi sebelumnya, Anda telah mempelajari sejarah
lahirnya bahasa Indonesia serta fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia. Fungsi bahasa dapat
dibedakan menjadi dua, yakni fungsi secara umum dan fungsi secara khusus. Pada materi ini,
akan dipaparkan fungsi bahasa secara umum. Adanya berbagai fungsi bahasa dalam kegiatan
berkomunikasi, lahirlah ragam dan laras bahasa yang selama ini sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Nah, mari kita pelajari materi berikut ini dengan baik!

A. Fungsi Bahasa

Fungsi bahasa menurut Keraf (2004:3-7) ada empat, yakni (1) alat untuk
menyatakan ekspresi diri; (2) alat komunikasi; (3) alat untuk mengadakan integrasi
dan adaptasi sosial; dan (4) alat mengadakan kontrol sosial. Berikut ini merupakan
uraian mengenai keempat fungsi bahasa tersebut.

1. Alat untuk Menyatakan Ekspresi Diri


Bahasa sebagai alat ekspresi diri berarti bahasa digunakan untuk
mengungkapkan segala hal yang dirasakan manusia. Bahasa dapat mendorong
manusia untuk mengekspresikan dirinya untuk menarik perhatian orang lain.
Dengan menggunakan bahasa, seseorang dapat mengekspresikan rasa sedih,
senang, marah, atau kecewa.
2. Alat Komunikasi
Bahasa sebagai alat komunikasi berarti bahasa digunakan sebagai alat
untuk saling bertukar pikiran dan perasaan antara pembicara dan lawan bicara.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari kegiatan komunikasi.
Adanya komunikasi itulah yang kemudian dapat menjalin kerja sama di antara
manusia.
3. Alat untuk Mengadakan Integrasi Sosial
Manusia selalu membutuhkan eksistensi untuk diterima dan diakui dalam
lingkungan masyarakat. Dalam proses eksistensi, manusia akan melakukan
integrasi dan adaptasi dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya atau
perantara. Dengan menggunakan bahasa, kita dapat mempelajari adat-istiadat,
tingkah laku, dan budaya suatu daerah atau masyarakat. Jadi, bahasa memiliki

Modul MKU Bahasa Indonesia 1


peran penting untuk menjalin keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
melalui proses integrasi dan adaptasi sosial.
4. Alat Mengadakan Kontrol Sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berarti menggunakan bahasa sebagai upaya
untuk memengaruhi pikiran dan tindakan orang dalam kehidupan sehari-hari.
Alifian, Rijal, dan Purwanti (2018: 4) menguraikan bahwa melalui kontrol
sosial, bahasa memiliki relasi dengan proses sosial suatu masyarakat, seperti
keahlian berbicara, penerus tradisi, pengidentifikasian diri, dan penanam rasa
keterlibatan pada suatu masyarakat. Kegiatan kontrol sosial sering terjadi di
kehidupan masyarakat, misalnya bidan desa memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari. Kemampuan berbahasa yang baik dan komunikatif diperlukan agar dapat
mempengaruhi pikiran serta tindakan orang lain agar sesuai dengan yang kita
harapkan.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa
bahasa memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan manusia, yakni
sebagai alat ekspresi diri, komunikasi, integrasi atau adaptasi sosial, dan
mengadakan kontrol sosial.

Kegiatan 1 Nah, apakah Anda sudah memahami materi terkait fungsi bahasa
secara umum berdasarkan pendapat Gorys Keraf? Sekarang, silakan
Anda cari fungsi bahasa berdasarkan pendapat para ahli yang lain
melalui berbagai referensi. Kemudian, rangkumlah menggunakan
bahasa Anda agar lebih mudah dipahami. Jika ada hal yang belum Anda
pahami, diskusikan dengan teman atau tanyakan kepada dosen Anda!

B. Ragam Bahasa

Setelah Anda memahami berbagai fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari,


sekarang kita akan mempelajari materi ragam bahasa. Sudah menjadi pengetahuan
umum bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak bahasa daerah. Lebih dari 700
bahasa daerah yang terdapat di Indonesia keberadaanya mampu disatukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian bahasa Indonesia dapat

Modul MKU Bahasa Indonesia 2


dikatakan sebagai lingua franca atau sebagai bahasa yang mampu menghubungkan
baik antarwarga, antardaerah, ataupun antarbudaya. Luasnya ruang lingkup
penggunaan bahasa Indonesia ini melahirkan banyak variasi yang muncul di tengah-
tengah masyarakat. Interaksi melahirkan corak bahasa yang dapat saja berbeda-
beda tergantung dengan konteks yang terjadi. Variasi atau ragam bahasa ini dapat
diidentifikasi berdasarkan segi media atau sarana yang digunakan, segi penutur, segi
pemakaian, dan segi keformalan.

1. Variasi Bahasa Berdasarkan Media

Variasi bahasa berdasarkan media atau sarana dapat dibedakan menjadi


dua, yakni ragam tulis dan ragam lisan. Hal ini selaras dengan Widjono (via
Mansurudin, 2010: 93) menjelaskan bahwa ragam bahasa menurut sarana
dibagi menjadi dua, yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan adalah
bahasa yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur
dasar. Adapun ragam tulis merupakan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam tulis
berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Saputra (2016: 245)
memaparkan keunggulan dan kelemahan bahasa lisan dan tulis sebagai berikut.

Tabel 1: Keunggulan dan Kelemahan Ragam Lisan serta Tulis

Ragam Lisan Ragam Tulis


Keunggulan Kelemahan Keunggulan Kelemahan
Berlangsung Tidak memiliki Memiliki bukti Berlangsung
cepat bukti autentik autentik lambat
Sering Dasar hukum Dasar hukum kuat Selalu
berlangsung lemah memerlukan alat
tanpa alat bantu bantu
Kesalahan dapat Sulit disajikan Dapat disajikan lebih Apabila ada
langsung secara matang matang atau bersih kesalahan tidak
diperbaiki atau bersih dapat langsung
diperbaiki
Dapat dibantu Mudah Sulit dimanipulasi Tidak dapat
dengan gerak dimanipulasi dibantu dengan
tubuh dan mimik gerak tubuh dan
wajah mimik wajah

Modul MKU Bahasa Indonesia 3


2. Variasi Bahasa Berdasarkan Penutur

Variasi bahasa berdasarkan penutur merupakan variasi bahasa yang


dimiliki oleh setiap individu. Variasi ini memiliki kekhasannya masing-masing
karena antara individu satu dengan individu yang lain pasti memiliki perbedaan
yang mencolok. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan suara yang
dimiliki, perbedaan gaya penyampaian, ataupun perbedaan kemampuan dalam
memilih dan menggunakan diksi/kalimat. Meskipun berasal dari daerah yang
sama ataupun posisi geografis yang sama setiap individu pasti memiliki
corak/ragam bahasa yang tidak sama dengan individu lainnya.

3. Variasi bahasa Berdasarkan Tingkat Keformalan

Variasi bahasa berdasarkan tingkat keformalan dapat dibedakan, antara lain


dalam situasi kondisi santai, serius, nuansa akrab, ataupun yang lain. Berbagai
setuasi tersebut pasti memiliki pola penggunaan bahasa yang berbeda terlebih
apabila dalam situasi kondisi formal yang secara dominan menggunakan bahasa
yang terstandarisasi. Demikian pula sebaliknya, dalam situasi santai tentu
bahasa yang akan dipilih dan digunakan oleh setiap individu tidak akan
menggunakan bahasa yang terkesan kaku.

4. Variasi bahasa berdasarkan Penggunaan

Variasi bahasa bahasa berdasarkan penggunaan disebabkan oleh


banyaknya aktivitas atau kegiatan masing-masing individu. Hal ini
memunculkan ragam bahasa seperti dalam konteks perekonomian, pendidikan,
pertanian, perdagangan, perpolitikan ataupun konteks yang lain. Ragam bahasa
pertanian tentu tidak akan cocok digunakan salam situasi dan kondisi
perpolitikan karena diksi ataupun kosakata yang dipilih dan digunakan berbeda.
Oleh sebab itu, setiap individu perlu tanggap dan cermat dalam memilih dan
menggunakan bahasa yang akan disampaikan apakah konteks yang terjadi
sudah tepat dengan bahasa yang akan digunakan.

Modul MKU Bahasa Indonesia 4


Lebih lanjut, Sugiastusi dan Siti Saudah (2017) mengklasifikasikan ragam
bahasa menjadi dua macam, yaitu dilihat dari segi pembicara/penulis dan dari
segi pemakainnya. Ragam bahasa dilihat dari segi pembicara/penulis dapat
diperinci menjadi tiga macam, yaitu dari segi daerah, pendidikan, dan segi sikap.
Selanjutnya, ragam bahasa dari segi pemakaianya dapat dijabarkan menjadi
menjadi tigam macam, yaitu berdasarkan pokok persoalan, sarana, dan
gangguan campuran. Ragam bahasa dilihat dari segi pembicara atau penulis
tersebut dapat diperinci sebagai berikut.
a. Ragam daerah merupakan ragam bahasa yang disebabkan karena
perbedaan wilayah tempat tinggal/geografis. Perbedaan bahasa karena
perbedaan wilayah ini sering dikenal dengan logat/dialek, misalnya
bahasa Jawa dialek Cirebon, bahasa Jawa dialek Banyumasan, bahasa
Jawa dialek Pekalongan, dll. Meskipun masih dalam rumpun bahasa yang
sama tetapi karena pengaruh aksen, kosakata, dan variasi gramatikal
menyebabkan tumbuhnya corak yang berbeda-beda.
b. Ragam bahasa berdasarkan segi pendidikan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu ragam cendekiawan dan ragam noncendekiawan.
Ragam bahasa ini terbentuk karena tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
suatu masyarakat. masyarakat terdidik pasti memiliki ragam bahasa
yang berbeda dibandingkan dengan masyarakat yang tidak terdidik.
Umumnya, masyarakat golongan terdikit akan memiliki bahasa yang
lebih tertata, sistematis, dan tentunya menguasai lebih banyak bahasa
teknis. Contoh ragam bahasa cendekiawan ini dapat dijumpai pada
lembaga pemerintahan, lembaga agama, lembaga pers, dan lembaga
kredibel lainnya.
c. Ragam bahasa dari segi sikap merupakan ragam bahasa yang muncul
karena respon terhadap lawan wicara. Ragam sikap dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya pokok pembicaraan, tujuan/arah
pembicaraan, sikap pembicara, dll.

Modul MKU Bahasa Indonesia 5


Selanjutnya, ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan segi
pemakaiannya. Ragam bahasa berdasarkan pokok persoalan, sarana, dan
gangguan campuran ini dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Ragam bahasa dilihat dari segi pokok persoalan memiliki keterkaitan


dengan lingkungan hidup individu itu tinggal dan bergaul. Ragam ini
dipengaruhi oleh seberapa tinggi pola aktivitas yang dijalani oleh setiap
individu, misalnya kegemaran yang dilakukan, kegiatan profesi, dan lain
sebagainya. Ragam pokok persoalan dapat terjadi di dalam segala bidang
kehidupan baik itu politik, ekonomi, ataupun teknologi. Ragam pokok
persoalan ini misalnya ragam sastra, ragam jurnalistik, ragam undang-
undang, ragam ilmiah, dll.
d. Ragam bahasa berikutnya adalah ragam bahasa dari segi sarana yang
digunakan. berkembangnya teknologi, kegiatan komunikasi tidak hanya
terjadi dalam kondisi langsung, tetapi juga terjadi dalam kondisi tidak
langsung. Dengan demikian, bahasa dapat dibedakan menjadi bahasa
lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan tentu akan berbeda dengan bahasa
tulis. Bahasa tulis membutuhkan banyak sarana dan prasarana sehingga
makna yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
pembaca. Berbeda halnya dengan bahasa lisan, meskipun secara struktur
tidak lengkap, tetapi karena memiliki sarana yang utuh seperti lafal,
tekan, intonasi, dan jeda yang dapat diartikulasikan maka informasi tetap
dapat diterima oleh komunikan. Dengan demikian variasi bahasa dari
segi sarana ini dapat dibedakan menjadi variasi bahasa lisan dan nonlisan
atau tulis.
e. Terakhir ragam bahasa berdasarkan gangguan campuran. ragam ini
terjadi karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
bilingual atau menguasai minimal dua bahasa. penguasaan lebih dari atu
bahasa ini tentu bahasa satu dengan bahasa yang lainnya akan saling
mempengaruhi sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi
proses campur kode dan alih kode dalam diri setiap individu. Misanya,

Modul MKU Bahasa Indonesia 6


terdapat individu, dengan tanpa sadar, menggunakan kosakata bahasa
daerah ketika menggunakan bahasa Indonesia.

PENGAYAAN RAGAM ILMIAH


Sebelumnya telah diuraikan ragam atau variasi bahasa Indonesia baik
berdasarkan penutur, pemakai, keformalan, ataupun berdasarkan sarana yang
digunakan. Selanjutanya, dikenal pula ragam bahasa yang digunakan dalam
konteks ilmiah. Ragam ilmiah sebenarnya berkaitan erat dengan variasi bahasa
dilihat dari segi keformalan. Ragam ini tentu digunakan dalam konteks resmi
misalnya dalam kegiatan dan keperluan akademik baik itu secara lisan ataupun
secara tulis. Agar dapat menggunakan ragam ilmiah dengan baik, terdapat
ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan sehingga dapat dengan tepat
menggunakan ragam ilmiah ini. Berikut disampaikan beberapa ciri-ciri ragam
ilmiah menurut pandangan Puspandari (2008).

C. Ciri Ragam Ilmiah

1. Menggunakan Bahasa Baku

Bahasa baku memiliki pengertian bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa
yang terstandar, memiliki satu makna, dan disusun sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.

1.1 Ijasah merupakan bukti bahwa seseorang pernah menempuh jenjang


pendidikan tertentu.

1.2 Sekedar mengingatkan, mahasiswa yang belum absen perkuliahan pagi ini
untuk segera dapat menandatangi lembar yang tersedia.

Contoh 1.1 dan 1.2 merupakan bentuk kalimat yang tidak sepenuhnya
menggunakan kosakata baku dalam penyusunannya sehingga kalimat tersebut
belum dapat dikatakan sebagai bentuk kalimat ilmiah. Ketidakilmiahan tersebut
dikarenakan terdapat penggunaan kosakata tidak baku ijasah pada contoh kalimat

Modul MKU Bahasa Indonesia 7


1.1. dan diksi sekedar dan absen pada contoh kalimat 1.2. Bentuk baku kata ijasah
adalah ijazah sehingga sewajarnya kata ijazah tersebut yang digunakan. Selanjutnya,
bentuk baku kata sekedar adalah sekadar dan bentuk kata untuk menyatakan
kehadiran adalah presensi, sedangkan kata absensi menunjukkan ketidakhadiran.
Oleh sebab itu, bagi mahasiswa yang hadir dalam perkuliahan hendaknya presensi
bukan absensi. Dengan demikian, pembenaran kalimat di atas adalah sebagai
berikut.

1.3 Ijazah merupakan bukti bahwa seseorang pernah menempuh jenjang


pendidikan tertentu.

1.4 Sekadar mengingatkan, mahasiswa yang belum presesni perkuliahan pagi


ini untuk segera dapat menandatangani lembar yang tersedia.

2. Menggunakan Kata Denotatif

Ciri kedua ragam ilmiah adalah penggunaan kosakata denotatif. Kosakata


denotatif memiliki pengertian bahwa kosakata yang digunakan memiliki makna
lugas dan tidak ambigu. Dengan demikian kata yang digunakan tidak boleh berunsur
emotif atau tidak menimbulkan nilai rasa tertentu. Secara sederhana, makna
denotatif merupakan kosakata yang bersifat umum.

2.1 Karena prestasi yang pernah diraih, Riswan menjadi anak emas di
lingkungan kerjanya.

2.2 Pak Agus menjadi tangan kanan Bapak Kepala Desa karena kejujuran yang
dimiliki.

Kalimat 2.1 dan 2.2 merupakan contoh kalimat konotatif karena tidak
menyampaikan informasi sebenarnya dengan lugas. Ketidaklugasan tersebut karena
penggunaan kata anak emas untuk menggantikan kata kesayangan pada kalimat 2.1
dan tangan kanan untuk menggantikan makna kepercayaan pada contoh kalimat 2.2.
Agar kalimat di atas menjadi lugas maka kalimat tersebut dapat dibetulkan menjadi
kalimat sebagai berikut.

Modul MKU Bahasa Indonesia 8


2.3 Karena prestasi yang pernah diraih, Riswan menjadi kesayangan di
lingkungan kerjanya.

2.4 Pak Agus menjadi kepercayaan Bapak Kepala Desa karena kejujuran yang
dimiliki.

3. Terdapat Unsur Kelogisan

Kalimat yang sudah sesuai dengan struktur dan kaidahnya belum sepenuhnya
dinyatakan logis. Oleh sebab itu, ragam bahasa ilmiah selain memperhatikan unsur
kaidah pembentukan bahasa juga perlu memperhatikan unsur kelogisan. Kelogisan
memiliki makna bahwa bahasa yang disusun dapat diterima akan pikiran.

2.5 Mahasiswa yang membawa alat komunikasi dalam acara seminar harap
dapat dinonaktifkan.

2.6 Menginjak acara kedua, tamu undangan dapat menempati kursi yang telah
disediakan.

Apabila dicermati dengan seksama, kalimat 3.1 dan 3.2 telah memenuhi
kaidah kebahasaan dan benar secara struktur. Namun, kedua kalimat tersebut dapat
dikatakan tidak logis dalam penyusunan idenya. Ketidaklogisan pada kalimat 3.1
tapabila dicermati maka yang dinonaktifkan bukanlah alat komunikasinya,
melainkan mahasiswanya padahal yang dimaksud dalam kalimat tersebut adlah alat
komunikasi yang perlu dinonaktifkan. Selanjutnya, kalimat 3.2 ketidaklogisan
karena penggunaan kata kerja menginjak, padahal suatu acara atau kegiatan tidak
dapat diinjak. Dengan demikian pembetulan kalimat 3.1 dan 3.2 adalah sebagai
berikut.

2.7 Mahasiswa yang membawa alat komunikasi dapat menonaktifkan alat


komunikasinya tersebut.

2.8 Memasuki acara kedua, tamu undangan dapat menempati kursi yang telah
disediakan.

Modul MKU Bahasa Indonesia 9


4. Penggunaan Bahasa secara Konsisten

Konsisten memberikan makna bahwa penulisan ilmiah harus selaras/taat


dengan asas yang berlaku. kekonsistenan ini dapat diwujudakan dalam berbagai
bentuk misalnya konsisten dalam menggunakan tanda baca, konsisten dalam
menggunakan istilah, atau konsisten dalam menggunakan unsur bahasa yang
lainnya.

2.9 Jackson, Denise. (2014). Business graduate performance in oral


communication skills and strategies for improvement. The
International Journal of Management Education, 12(1), 22–34.
https://doi.org/10.1016/J.IJME.2013.08.001
2.10 Tejo Nurseto. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik.
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 8(1).
https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706
2.11 Tanzeh, Ahmad. (2004). Metode Penelitian Praktis. Jakarta: PT Bina
Ilmu.
Penulisan daftar pustaka pada contoh 4.1, 4.2, dan 4.3 menunjukkan ketidak
konsistenan. Ketidak konsistenan pada tiga contoh tersebut terletak pada penulisan
nama penulis yang tidak konsisten satu dengan yang lain. terdapat nama penulis
yang dibalik susunannya tetapi dua diantara tidak dibalik. Oleh sebab itu, perlu
dikonsisitenkan penulisan daftar pustaka tersebut. apabila gaya selingkungnya
mengharuskan tidak dibalik, maka ketiga daftar pustaka tersebut tidak perlu
disusun secara terbalik. Pembetulan ketiga daftar pustaka tersebut adalah sebagai
berikut.

2.12 Denise Jackson. (2014). Business graduate performance in oral


communication skills and strategies for improvement. The
International Journal of Management Education, 12(1), 22–34.
https://doi.org/10.1016/J.IJME.2013.08.001
2.13 Tejo Nurseto. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik.
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 8(1).
https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706
2.14 Ahmad Tanzeh. (2004). Metode Penelitian Praktis. Jakarta: PT Bina
Ilmu.

Modul MKU Bahasa Indonesia 10


5. Cendekia

Penggunaan bahasa cendekia juga diperlukan dalam ragam bahasa ilmiah.


Cendekia memiliki pengertian bahwa bahasa yang digunakan harus mampu
membentuk pernyataan yang tepat dan jelas. Hal ini diperlukan supaya gagasan yang
hendak disampaikan penulis dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.

5.1 Etilen Glikol merupakan zat yang pelarut yang biasa digunakan untuk
melarutkan obat dalam bentuk cair, tetapi kandungan ini sangat berbahaya
bagi kesehatan utamanya untuk balita karena dapat menyebabkan kematian
akibat gagal ginjal akut.

Kalimat 5.1 merupakan bentuk kalimat yang panjang atau dalam arti tidak
secara langsung menyampaikan informasi yang diperlukan. Kalimat ragam ilmiah
secara sederhana harus dapat segera menyampaikan informasi yang diperlukan,
sehingga mengurangi multitafsir yang mungkin dapat terjadi. kalimat tersebut dapat
dibenahi sebagai berikut.

5.2 Etilen Glikol merupakan zat berbahaya yang terdapat dalam obat cair
karena dapat menyebabkan gagal ginjal bagi balita.

Kegiatan 2
Apakah Anda sudah memahami materi ragam bahasa? Selanjutnya
silakan Anda cari satu atau dua buah artikel di surat kabar,
kemudian analisis ragam bahasa yang terdapat dalam artikel
tersebut!

C. Laras Bahasa

Adanya berbagai macam fungsi bahasa, maka timbul berbagai laras bahasa
sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara
bahasa dan fungsi pemakaiannya. Berkaitan dengan hal tersebut, Lanin (2021)
mengklasifikasin laras bahasa secara sederhana antara lain, laras bahasa ilmiah,
sastra, kreatif, jurnalistik, bisnis, dan hukum Selain laras bahasa tersebut, tentunya
masih banyak lagi, seperti laras bahasa agama, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya.

Modul MKU Bahasa Indonesia 11


Dalam pembahasan kali ini, kita hanya akan menguraikan terkait enam jenis laras
bahasa. Lanin (2021) mengungkapkan bahwa dari keenam laras bahasa tersebut,
laras bahasa sastra merupakan laras bahasa yang paling luwes, sedangkan laras
bahasa hukum merupakan laras bahasa yang paling kaku. Berikut ini adalah uraian
mengenai laras bahasa tersebut.

1. Laras Bahasa Ilmiah

Laras bahasa ilmiah dapat dianggap sebagai laras bahasa yang paling sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Laras bahasa tersebut digunakan pada
penulisan skripsi, makalah, dan buku teks. Pada laras bahasa ilmiah, biasanya
paragraf dan kalimatnya panjang, pilihan katanya baku dan ilmiah, serta
ejaannya tertib. Soeseno (1993: 1) menguraikan bahwa sebuah karya tulis
ilmiah merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan,
peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun
kembali informasi-informasi menjadi sebuah karangan yang utuh.

Laras ilmiah memiliki tujuan yang jelas. Meskipun demikian, dalam laras
ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya,
berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus
diperhatikan. Penulisan laras ilmiah tidak hanya untuk mengekspresikan
pikiran, tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat
meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Jadi,
sebuah karya tulis ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan
kepada pembacanya. Berikut merupakan contoh bahasa yang digunakan dalam
karya ilmiah.

Modul MKU Bahasa Indonesia 12


Penelitian ini merupakan metode penelitian kombinasi dengan model
penelitian sequential explanatory design. Metode penelitian kombinasi model
sequential explanatory design adalah metode penelitian kombinasi yang
menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif secara
berurutan (Sugiyono, 2013:415). Metode kuantitatif berperan untuk menguji
hipotesis dan metode kualitatif berperan untuk memperkuat hasil penelitian
kuantitatif, menggali pendapat guru mengenai kendala-kendala yang dihadapi
oleh guru dalam menerapkan strategi pengajaran membaca resiprokal dan
strategi berpikir terarah, serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
(Putri, 2016: 42)

Berdasarkan contoh tersebut, laras bahasa ilmiah mengacu pada ciri-ciri


ragam ilmiah, yakni menggunakan bahasa baku, menggunakan kata-kata
denotatif, logis, dan cendekia. Kaidah penulisannya pun sesuai dengan kaidah
penulisan karya ilmiah, antara lain mencantumkan kutipan dari referensi yang
digunakan.

2. Laras Bahasa Sastra

Laras bahasa sastra merupakan laras bahasa yang dianggap paling luwes.
Karya sastra berupa puisi, prosa, dan drama merupakan bagian dari laras bahasa
sastra. Seorang Sastrawan memiliki lisensi puitis (licentia poetica) yang
membebaskan mereka untuk mendayagunakan bahasa demi mewujudkan
keindahan. Paragraf dan kalimat dalam karya sastra dapat dibuat mulai dari
pendek sekali hingga panjang sekali. Pilihan kata pada laras bahasa itu fleksibel
dan ejaan pun dapat dilenturkan apabila diperlukan. Berikut merupakan contoh
bahasa-bahasa yang digunakan dalam laras bahasa sastra.

Dulu ayahnya pernah mengira putranya itu akan takluk pada minggu-
minggu pertama sekolah dan prasangka itu terbukti keliru. Hari demi hari
semangat Lintang bukan semakin pudar tapi malah meroket karena ia sangat
mencintai sekolah, mencintai teman-temannya, menyukai persahabatan kami
yang mengasyikkan, dan mulai kecanduan pada daya tarik rahasia-rahasia
ilmu. Jika tiba di rumah ia tak langsung beristirahat melainkan segera
bergabung degan anak-anak seusia di kampungnya untuk bekerja sebagai kuli
kopra. Itulah penghasilan sampingan keluarganya dan juga sebagai

Modul MKU Bahasa Indonesia 13


kompensasi terbebasnya dia dari pekerjaan di laut serta ganjaran yang ia
dapat dari “kemewahan” bersekolah.

Dikutip dari Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

Berdasarkan contoh tersebut, laras bahasa sastra cenderung menggunakan


bahasa percakapan sehari-hari. Penulis akan memilih diksi-diksi yang menarik
untuk menciptakan emosi bagi pembaca. Oleh karena itu, penggunaan ajas dan
bahasa figuratif sering dijumpai dalam laras bahasa sastra.

3. Laras Bahasa Kreatif (Iklan)

Laras bahasa kreatif merupakan laras bahasa yang biasanya diterapkan


dalam wara atau iklan, dan konten media sosial. Meski tidak selentur laras
bahasa sastra, bahasa yang digunakan pada laras bahasa kreatif harus lentur
karena difokuskan pada penerimaan pembacanya. Kalimat yang pendek, pilihan
kata yang santai, serta ejaan yang masih dapat dilenturkan merupakan ciri
umum laras bahasa itu. Berikut merupakan contoh laras bahasa kreatif.

a. Baru! Rangkaian Dettol Gold dengan formula mutakhir memberikan


100% perlindungan terbaik untuk keluarga Anda.
b. Tampil gaya gak perlu bikin kantong kering, beli di sini dengan harga
miring!
c. Dapatkan selfie sempurna & natural dengan kamera dengan 16MP dari
OPPO F1s kini hadir dengan varian warna Rose Gold yang elegan.
Berdasarkan contoh tersebut, bahasa yang digunakan dalam laras bahasa
iklan cenderung persuasif. Kata-kata yang dipilih juga menunjukkan kreativitas
yang tinggi karena diharapakan data mempengaruhi orang agar tertarik dengan
barang atau jasa yang ditawarkan.

4. Laras Bahasa Jurnalistik

Laras bahasa jurnalistik biasanya menggunakan paragraf dan kalimat yang


cenderung pendek, pilihan katanya populer, tetapi ejaannya lebih tertib. Laras
bahasa ini digunakan pada penulisan berita, siaran pers, dan esai. Bahasa
jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa yang tampak dalam harian-

Modul MKU Bahasa Indonesia 14


harian surat kabar dan majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa
jurnalistik itu harus jelas dan mudah dibaca dengan tingkat ukuran intelektual
minimal. Lebih lanjut, Badudu (via Aryusmar, 2011) mengemukakan bahwa
bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana,
lugas, menarik, lancar dan jelas. Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh bahasa pers,
bahasa jurnalistik, mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat
yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Berikut merupakan contoh laras
bahasa jurnalistik.

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP)


memutuskan untuk memecat atau memberhentikan Brigjen Hendra
Kurniawan sebagai anggota Polri. Adapun hal itu berdasarkan sidang etik
yang dijalani Hendra pada Senin (31/10/2022) sejak pukul 08.00 WIB sampai
17.00 WIB. "Keputusan KKEP yang bersangkutan di-PTDH (pemberhentian
tidak dengan hormat), diberhentikan dengan tidak hormat," ujar Kepala Divisi
Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/10/2022)
sore.

Dikutip dari artikel "Brigjen Hendra Kurniawan Resmi Dipecat Polri". Diunduh dari
https://nasional.kompas.com/ pada 1 November 2022.

Berdasarkan contoh tersebut, laras bahasa jurnlaistik menggambarkan


penggunaan bahasa yang padat, ringkas, lugas, lancar, menarik, dan jelas.
Pembaca dapat memahami dengan mudah bahwa informasi yang terdapat
dalam potongan artikel tersebut mengulas diberhentikannya Brigjen Hendra
Kurniawan sebagai anggota Polri dengan tidak hormat.

5. Laras Bahasa Bisnis

Laras bahasa bisnis merupakan laras bahasa yang digunakan untuk


penulisan surat, laporan, prosedur, dan sebagainya. Laras bahasa bisnis
mengandung paragraf dan kalimat yang panjangnya sedang. Pilihan kata pada

Modul MKU Bahasa Indonesia 15


laras bahasa itu pun baku dan teknis serta ejaannya tertib. Perhatikan contoh
berikut!

Berdasarkan contoh tersebut, laras bahasa bisnis menggunakan bahasa dan


ejaan yang baku. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata denotatif serta
memiliki struktur penulisan yang tertib. Dapat disimpulkan bahwa laras bahasa
bisnis termasuk ke dalam ragam resmi karena menggunakan bahasa dan ejaan
yang baku.

6. Laras Bahasa Hukum

Laras bahasa hukum merupakan laras bahasa yang berupa tulisan


berbentuk peraturan, perjanjian, dan akta. Laras bahasa itu pada umumnya
memiliki paragraf dan kalimat yang sangat panjang serta pilihan kata yang beku
dan sulit untuk diubah. Meski demikian, bahasa pada laras bahasa hukum tetap
harus mudah dipahami dan tidak boleh menimbulkan ketaksaan.

Modul MKU Bahasa Indonesia 16


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009
TENTANG DOSEN Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama


mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus
sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu.
3. Satuan pendidikan tinggi adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.

Dikutip dari https://jdih.kemenparekraf.go.id/katalog-1031-Peraturan%20Pemerintah


pada 5 November 2022.

Berdasarkan contoh tersebut, laras bahasa hukum cenderung menggunakan


pilihan kata yang beku dan sulit diubah. Kata-kata yang digunakan dalam laras
bahasa hukum adalah kata-kata denotatif. Hal ini dimaksudkan agar peraturan
tersebut dapat mudah dipahami serta tidak menimbulkan ambiguitas.

Kegiatan 3 Nah, bagaimana setelah Anda mempelajari materi laras bahasa


Indonesia? Apakah Anda sudah memahaminya? Untuk menguatkan
pemahaman Anda, buatlah sebuah kliping dengan tema laras bahasa
Indonesia. Tempelkan contoh-contoh laras bahasa Indonesia yang
Anda temukan dari berbagai referensi dan analisis contoh tersebut!
Hias kliping Anda semenarik mungkin! Selamat belajar dan bekerja,
mahasiswa hebat!

Setelah Anda mempelajari uraian materi Fungsi, Ragam, dan Laras


Bahasa Indonesia, bagaimanakah kebermanfaatan materi tersebut
REFLEKSI
untuk Anda? Apakah materi tersebut relevan dengan peran Anda
sebagai mahasiswa?

Modul MKU Bahasa Indonesia 17


EVALUASI

Kerjakanlah soal berikut dengan cermat dan tepat!

1. Jelaskan ragam bahasa ilmiah dengan ragam ilmiah dalam dunia jurnalistik!
2. Jelaskan mengapa dalam ragam ilmiah dituntut harus menggunakan bahasa
yang sepenuhnya baku.
3. Jelaskan ragam bahasa ditinjau dari segi pembicara atau penulis.
4. Perbaiki kalimat-kalimat di bawah ini agar menjadi kalimat-kalimat baku dan
berikan penjelasan letak kesalahannya!
a. Bakpia merupakan makanan khas dari daerah Yogyakarta yang dapat
bertahan sampai tiga hari sebelum kadaluwarsa.
b. Radall Kikkan adalah seorang atlit peraih medali emas di Olympic yang
terdiagnosa penyakit kanker payudara stadium tiga.
c. Penyakit ambeyen dapat menyerang siapa saja terutama mereka yang
aktifitas kesehariannya lebih banyak duduk dalam jangka waktu yang lama.
d. Bagunan dengan ketinggian ekstrim memerlukan pondasi lima kali lebih
kuat dibandingkan bangunan pada umunya.
e. Mahasiswa yang akan mengambil legalisir ijasah dihimbau untuk
melampirkan kwitansi pembayaran.
5. Jelaskan ketidaklogisan kalimat berikut.
a. Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilakan.
b. Jamaah salat Jum’at yang membawa alat komunikasi harap dapat
dinonaktifkan terlebih dahulu.
c. Obat tetes mata ini terbukti dapat menghilangkan mata merah karena
iritasi.
d. Sesuai jadwal, Bu Aprilia mengajar mata kuliah bahasa Indonesia setiap
pagi.
e. Pelayat mengantarkan iring-iringan jenazah menuju pemakaman.

Modul MKU Bahasa Indonesia 18


DAFTAR PUSTAKA

Aryusmar, A. 2011. “Karakteristik Bahasa Jurnalistik dan Penerapannya pada Media


Cetak”. Humaniora, 2(2), 1209-1218.
Chaterine, Rahel Narda. 2022. "Brigjen Hendra Kurniawan Resmi Dipecat Polri".
Diunduh dari https://nasional.kompas.com/ pada 1 November 2022.
Candrawardhani, Shirley. 2022. “5 Contoh Surat Penawaran Barang yang Baik dan
Benar Disertai Strukturnya”. Diunduh dari https://www.kitalulus.com pada 1
November 2022.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa
Indah.
Lanin, Ivan. 2021. “Enam Laras Bahasa”. Diunduh dari https://narabahasa.id/ pada
29 Oktober 2022.
Pemerintah Pusat. 2009. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2009 tentang Dosen”. Diakses melalui
https://jdih.kemenparekraf.go.id/katalog-1031-Peraturan%20Pemerintah
pada 5 November 2022.
Sugihastuti dan Siti Saudah. 2017. Buku Ajar Bahasa Indonesia Akademik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saputra, E. 2016. “Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Ihya al-Arabiyah:
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, 2(2).

Modul MKU Bahasa Indonesia 19

Anda mungkin juga menyukai