Anda di halaman 1dari 3

Referensi Materi 3. Keterbatasan Kebijakan, yaitu keterbatasan yang bersifat aturan.

Dalam konteks
ini adalah peraturan atau kebijakan pemerintah, seperti undang-undang, peraturan
Potensi dan Realitas Bangsa
daerah, peraturan pemerintah, dan sebagainya.

Tanah airku Indonesia Sedangkan keterbatasan dari luar, adalah batasan-batasan yang timbul dari luar negara
Negeri elok amat kucinta Indonesia, sehingga turut menghambat perkembangan negara mencapai kemakmuran.
Tanah tumpah darahku yang mulia Adapun batasan dari luar contohnya adalah lobby politik asing, embargo, dan lainnya.
Yang kupuja sepanjang masa
Keterbatasan Sumber Daya, Benarkah?
Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa yang amat subur Jika kita melihat kepada teori di atas, penyebab yang pertama adalah keterbatasan sumber
Pulau melati pujaan bangsa daya. Namun benarkah hal tersebut? Untuk lebih jelasnya, kita klasifikasikan sumber daya
Sejak dulu kala yang ada menjadi Sumber Daya Alam (SDA) Hayati, SDA Non-hayati 4, dan Sumber Daya
Manusia (SDM).
(Rayuan Pulau Kelapa, Ismail Marzuki)
Potensi SDA hayati Indonesia merupakan potensi yang sangat besar. Indonesia mempunyai
Teori Keterbatasan (Theory Of Constraints) keanekaragaman hayati dengan varietas yang tinggi dan juga populasi yang banyak.
Indonesia mempunyai kekayaan jenis-jenis palem yang terbesar di dunia, lebih dari 400 jenis
Tuhan itu Maha Pemurah, setiap apa yang diciptakan-Nya, pastilah ada manfaatnya. Dan kita kayu Dipterocarp (jenis kayu komersial terbesar di Asia Tenggara) dan kurang lebih 25 ribu
bisa melihat bahwa ciptaan-Nya merata di seluruh permukaan bumi. Tidak ada negara yang tumbuh-tumbuhan berbunga serta beranekaragam fauna. Indonesia menduduki tempat
tidak mempunyai tumbuhan, hewan, dan ciptaan lainnya. Dan ini adalah sebuah potensi, pertama di dunia dalam kekayaan jenis mamalia (515 jenis, 36% diantaranya endemik),
yang apabila bisa dimanfaatkan dengan baik akan membawa kekuatan pada suatu negara. menduduki tempat pertama juga dalam kekayaan jenis kupu-kupu Swallowtail (121 jenis,
44% diantaranya endemik), menduduki tempat ketiga dalam kekayaan jenis reptil (lebih dari
Serupa, manusia juga sudah tersebar di muka bumi ini, tidak ada negara yang tidak memiliki 600 jenis), menduduki tempat keempat dalam kekayaan jenis burung (1519 jenis, 28%
manusia, meskipun tidak semua negara mempunyai jumlah penduduk yang sama. Jumlah diantaranya endemik), menduduki tempat kelima dalam kekayaan jenis amfibi (lebih dari 270
penduduk dunia kini berkisar 6,5 milyar jiwa 1, dan Indonesia menempati posisi keempat jenis) dan menduduki tempat ketujuh dalam kekayaan flora berbunga 5.
negara dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu 241.973.879 jiwa 2. Namun, tidak semua
indikator tersebut (kekayaan alam dan jumlah penduduk) menjadi syarat mutlak Tidak hanya itu, Indonesia mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati laut yang besar di
sejahteranya suatu negara. dunia. Dengan 70% stok keanekaragaman hayati di dunia, kawasan Coral Triangle Initiative
(CTI) bagaikan amazon sea6.
Ketika suatu entitas, dalam hal ini negara belum mencapai kesejahteraan atau kemakmuran
yang dirasakan langsung oleh penduduk negara tersebut, berarti masih ada batasan yang Selanjutnya, tentang potensi SDA Non-hayati, Indonesia juga sangatlah kaya, dan ini
membatasi negara tersebut untuk makmur. Batasan ini bisa kita kategorikan menjadi batasan membawa potensi yang sangat besar. Cadangan minyak kita diperkirakan masih ada hingga
dari dalam (internal) maupun batasan dari luar (external). Dr. Eliyahu M. Goldratt, seorang 45 milliar barel, kekayaan Batu Bara kita merupakan yang keempat di dunia, dan Timah
ahli filosofi manajemen, membuat model tentang keterbatasan internal (Theory Of nomor dua7. Belum lagi potensi lainnya, seperti yang bisa kita lihat dalam tabel berikut 8.
Constraints). Ia mengatakan, bahwa yang termasuk keterbatasan internal yaitu3:
1. Keterbatasan Sumber Daya, yaitu keterbatasan modal dasar, atau potensi dasar. ENERGI FOSIL SUMBER DAYA CADANGAN Potensial PRODUKSI  
Terbukti (Probable+Possible) (per Tahun)
Dalam konteks suatu negara, yang dimaksud dengan sumber daya yang ada dalam
suatu negara adalah sumber daya alam dan sumber daya manusianya.
2. Keterbatasan Kemampuan (Skill), yaitu keterbatasan kemampuan manusia (skill)
Minyak Bumi 56,6 miliar barel 3,7 miliar barel 4,5 miliar barel 357 juta barel
dalam mengelola segala potensi (sumber daya) yang ada di negaranya. Dalam
konteks ini bisa kita dekatkan dengan penguasaan teknologi, kapasitas keilmuan Gas Bumi 334,5 TSCF 112,4TSCF 57,6 TSCF 2,7 TSCF

dan wawasan masyarakat, dan sebagainya. Batubara 104,5 miliar ton 5,5 miliar ton 13,3 miliar ton 229,2 juta ton
Coal Bed 453 TSCF - - -
Methane dengan suku lainnya, itu pertanda bahwa Indonesia punya banyak “karakter” dalam
(CBM) menyikapi kehidupan sehari-hari. Hal ini membawa dampak tingginya kecerdasan, wawasan,
dan kreatifitas masyarakat Indonesia. Ini dibuktikan dengan banyaknya industri kerajinan
ENERGI NON SUMBER DAYA SETARA KAPASITAS
rakyat yang bernilai ekonomis di seantero negeri ini. Belum lagi prestasi-prestasi Indonesia
FOSIL TERPASANG
dalam kancah keilmua dunia. Berulang kali kita menjuarai olimpiade-olimpiade sains, lomba-
Tenaga Air 845,00 juta SBM 75,67 GW 4,2 GW lomba software, lomba bisnis, dan lainnya.
Panas Bumi 219,00 juta SBM 27,51 GW 1,052GW
Mini/Micro 500 MW 500 MW 0,086 GW Keterbatasan Kemampuan
Hydro
Biomass 49,81 GW 49,81 GW 0,445 GW Telah terbukti, bahwa Indonesia sebenarnya tidak mengalamai keterbatasan berarti pada
Tenaga Surya - 4.80 0,012 GW sumber daya yang dimilikinya. Bahkan beberapa sumber daya yang kita miliki bisa kita ekspor
kWh/m2/day untuk kepentingan negara lain. Namun, mengapa kesejahteraan dan kemakmuran masih
Tenaga Angin 9,29 GW 9,29 GW 0,0011 GW
belum mampu kita raih? Jika kita kembali kepada Theory Of Constraints pada awal, masih ada
Uranium 24,112 ton*) atau 3     dua kemungkinan yang bisa menyebabkan ini semua, yaitu keterbatasan kemampuan dan
(Nuclear) GW untuk 11 tahun
keterbatasan kebijakan.

*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat Jika kita melihat, kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengelola kekayaannya sendiri
juga menjadi ujung tombak kemandirian kita. Kita bisa belajar pada kasus blog gas Donggi-
Berikut juga “kekayaan” Senoro di Sulawesi Tengah, di mana saat itu pemerintah menetapkan vendor LNG Plant
Indonesia untuk SDA diberikan kepada Mitsubishi dari Jepang 11, walaupun saat itu kita harus membayar mahal
non-hayati mineral9. untuk hal tersebut, namun bisa saja keputusan ini timbul karena pemerintah lebih percaya
Emas, Perak,Tembaga, pada penguasaan teknologi Jepang dalam mengelola sumur gas.
Timah, Bauksit, dan
lainnya sudah terbukti Kasus lain, PT Dirgantara Indonesia dan PT Industri Kereta Api juga menjadi contoh bahwa
merupakan titipan kita ternyata sudah bisa menguasai teknologi. Ratusan pesawat dan helikopter telah
Tuhan kepada kita. Sejak diproduksi oleh PT DI, serupa, PT INKA sekarang sudah mampu memproduksi KRL dari nol.
dahulu, bangsa penjajah Jika kita lihat, memang di suatu sisi kita masih terbatas dalam hal teknologi, namun di sisi
sangat menginginkan lain, kita sudah menguasai sebuah teknologi. Itu tandanya, keterbatasan karena kemampuan
kekayaan Indonesia, mengelola sudah mulai bisa diatasi.
bahkan hingga sekarang. Walaupun kita sudah tidak dijajah secara fisik.
Keterbatasan Kebijakan
Pada dasarnya, kekayaan sumber daya alam suatu negara sifatnya relatif. Dalam artian kita
tidak bisa menyamaratakan potensi suatu negara karena memang posisi negara-negara di Lantas, jika memang kita sudah mulai bisa mengatasi keterbatasan sumber daya dan
dunia yang berbeda-beda. Ada yang di sekitar garis khatulistiwa, ada yang di atasnya, atau di kemampuan, kita bisa berkesimpulan bahwa mungkin kebijakanlah yang membatasi
bawahnya. Dengan perbedaan musim masing-masing, juga keanekaragaman dan sumber kesejahteraan kita selama ini. Ada beberapa contoh yang bisa kita pelajari terhadap
daya yang sesuai. Namun, indikator yang seharusnya kita pandang adalah kemakmuran, yaitu permasalahan ini, seperti Revolusi Hijau dan Dana Riset.
sampai sejauh mana suatu negara memanfaatkan semua potensi yang dimiliki untuk
memakmurkan negaranya sendiri. Revolusi Hijau, yang gencar dilakukan tahun 1960-an, awalnya memang terlihat sangat baik,
bahkan bisa menuai keberhasilan di beberapa negara, termasuk Indonesia yang mencapai
Sumber daya yang terakhir adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Manusia bisa dilihat dari swasembada pangan12. Namun, setelahnya revolusi hijau tidak secemerlang adanya.
segi SDM dengan memandang keberagaman sosial yang ada di masyarakat dan potensi- Beberapa pihak bahkan menentang keras kebijakan ini dikarenakan merusak lingkungan dan
potensi lain yang ada. Dengan jumlah 241.973.879 jiwa 2, Indonesia terdiri dari sekitar 489 memacu pembukaan hutan yang tidak terkendali. Kebijakan ini sungguh ironis, seperti
suku bangsa10. Dengan asumsi setiap suku mempunyai satu kebiasaan yang mungkin berbeda perubahan paradigma secara struktural dari paradigma laut ke paradigma darat. Padahal,
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 70% areanya berupa lautan 13
11
dan laut kita sangat kaya, bahkan kabarnya adalah bangsa Indonesia terdahulu adalah Indonesian Resources Studies. Menanti Keputusan dan Transparansi Proyek Gas Donggi
bangsa-bangsa pelaut. Ir. Soekarno pernah berkata bahwa sebuah bangsa yang melawan Senoro. 2010.
prinsipnya sendiri tidak akan mampu bertahan14. Wajar jika akhirnya kita belum sejahtera 12
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Hijau.
dengan laut kita, jika kita mengikuti prinsip ini. 13
http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia.
14
Widjajono Partowidagdo. Mengenal Pembangunan dan Analisis Kebijakan. 2010.
Kemudian mengenai dana riset yang dianggarkan pemerintah. Hal ini juga menjadi contoh 15
http://bataviase.co.id/node/124695.
bagaimana kebijakan membatasi kita untuk sejahtera. Dalam artian membekali diri kita 16
http://www.detikinet.com/read/2008/06/21/110412/960082/319/us--6-miliar-dana-riset-
dengan penguasaan teknologi. Pemerintah pada tahun 2010 ini menganggarkan dana riset
intel-per-tahun
sebesar Rp. 625 milyar15. Mungkin merupakan jumlah yang besar bagi seorang atau
sekelompok orang. Namun ini dinilai kecil bagi sebuah negara. Mari kita bandingkan dengan
dana riset sebuah perusahaan swasta di AS, yaitu Intel, yang menganggarkan US$ 6 milyar
per tahun16. Ini menandakan, kebijakan yang membatasi pada akhirnya tidak akan membawa
dampak apa-apa terhadap perkembangan bangsa, meskipun mempunyai sumber daya dan
kemampuan yang tidak terbatas sekalipun.

Solusi Praktis

Kita telah menganalisis bahwa keterbatasan Indonesia masih terletak pada kemampuan
mengelola dan kebijakan dalam mengaturnya. Dari kedua hal ini, solusi praktis yang bisa
diusulkan sebenarnya hanya dua hal:
1. Mempersiapkan diri kita, mahasiswa masing-masing agar kita mempunyai
kemampuan dalam mengelola segala potensi yang ada di Indonesia ini. Penguasaan
teknologi adalah hal yang mutlak untuk bisa mengelola SDA kita, baik hayati
maupun non-hayati. Penguasaan sosial juga perlu agar kita bisa mengelola SDM
yang ada di masyarakat nantinya.
2. Mengawasi kebijakan yang dibuat di negara ini. Jangan sampai kebijakan yang ada
berdampak pada terbatasnya ruang gerak kita untuk sejahtera. Ironisnya apabila
kekayaan kita berujung pada negara-negara asing tanpa terlebih dahulu berusaha
mencukupi kekurangan bangsa.
____

1
United States Census Bureau. 2006
2
Badan Kependudukan PBB. 2005
3
Dr. Eliyahu M. Goldratt. The Goal: A Process Of Ongoing Improvement. 2004 (Massachusetts:
North River Press)
4
Sumber Daya Alam. http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.
5
Yayasan Kehati. Biodiversity of Indonesia. 2008 (Jakarta).
6
Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. Status Lingkungan Hidup Indonesia 2009. 2009.
7
Heppy Trenggono. Menjadi Bangsa Pintar. 2009 (Jakarta: Republika Press).
8
Departemen ESDM. Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2009. 2009.
9
Kementrian ESDM. Kinerja Sektor ESDM Tahun 2009. 2009.
10
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suku_bangsa_di_Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai