DI MEDAN
NETTIETALIA BR BRAHMANA
105102023
Oleh:
NETTIETALIA BR BRAHMANA
105102023
Diajukan kepada
Universitas Sumatera Utara
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Oleh:
NETTIETALIA BR BRAHMANA
2010
Abstrak
Kata kunci: pelaksanaan manajemen aktif kala III, Bidan Delima, Bidan NonDelima
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang
berjudul pelaksanaan manajemen aktif kala III pada BPS Bidan Delima dan Bidan Non
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik
dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, penaeliti mengharapkan adanya
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini yairtu :
Sumatra Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV
karya tulis ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis ini selesai.
ilmiah ini.
Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan,
(Nettietalia br Brahmana)
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..…………….…vii
1. Definisi ..…………………………………………………………...........6
1. Definisi ...……………………………...……………………………….12
1. Visi …..……………………………………………...……………….…15
2. Misi …...……………………………………………………………..…15
3. Profil ..………………………………………………….……………....15
4. Syarat ...………………………………………………………………...16
6. Karakter ..…………………………………………………………….....16
B. Hipotesis ...……………………………………………………...………….23
1. Populasi ...…………………………………………...…………………24
2. Sampel ...………………………………………..……………………...24
B. Pembahasan …………………………………………………………..……32
A. Kesimpulan ………………………………………………………………...35
B. Saran ……………………………………………………………………….36
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Table 5.2 Distribusi Frekuensi Bidan NonDelima Berdasarkan Umur ...……………. .32
Table 5.5 perbedaan Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima
dan NonBidan Delima ……………………………………………………...33
Abstrak
Kata kunci: pelaksanaan manajemen aktif kala III, Bidan Delima, Bidan NonDelima
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK. 2007:
37).
Proses persalinan dapat dibagi menjadi empat kala yang berbeda. Kala satu
persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan
durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi servik yang progresif.
Kala satu persalinan selesai ketika servik sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm)
sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan
disebut stadium pendataran dan dilatasi servik. Kala dua persalinan mulai ketika dilatasi
servik sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan adalah
stadium ekspulsi janin. Kala tiga persalinan mulai segera setelah janin lahir, dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah
stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta (Cunningham, et al, 2006: 274 - 275).
pada kala tiga yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu bersalin (Varney, et al,
2008: 827).
adalah perdarahan yaitu sebanyak 28%. Dan penyebab yang lain yaitu akibat eklamsi
sebanyak 24%, infeksi sebanyak 11%, partus lama 5%, dan akibat abortus sebanyak 5%
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian
Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di provinsi Sumatra
Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 330/100.000 kelahiran hidup pada tahun
2004, menjadi 320/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 menjadi 315/100.000
Sementara Angka Kematian Ibu di Kota Medan pada tahun 2005 sebanyak 16
orang dari 50.673 ibu yang bersalin, pada tahun 2006 sebanyak 6 orang dari 58.878 ibu
yang bersalin, pada tahun 2007 sebanyak 22 orang dari 58.763 ibu yang bersalin, dan
pada tahun 2007 sebanyak 28 orang dari 50.964 ibu yang bersalin (Profil Badan Pusat
Upaya menurunkan angka kematian ibu dan peningkatan derajat kesehatan ibu
tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan kesehatan untuk MDG’s 2015.
Departemen Kesehatan bersama program Maternal dan Neonatal Health (MNH), Sejak
tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan baru yang didasarkan pada praktek
terbaik yang diakui dunia dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu
melahirkan dan Bayi Baru Lahir (BBL). Pendekatan ini berupa kegiatan untuk
2010, ¶ 2)
tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan juga
bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu Negara untuk
Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang di satu pihak memuaskan klien
dan di lain pihak diselenggarakan sesuai dengan standar dan kode etik profesi (Hidayat
kesehatan Ibu dan Anak, terutama penolong persalinan adalah bidan, dengan demikian
keterampilan bidan terutama dalam pertolongan persalinan yang aman sehingga dengan
demikian akan membantu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Badan Kesejahtraan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), dan Departemen Kesehatan (Depkes) pada Rabu 30 Juni 2004 di Hotel
Bidakara Jakarta meluncurkan program Bidan Delima (BD). Tujuan Program Bidan
melengkapi sarana dan prasarana serta memberikan pelayanan yang standar. Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) terus berpacu untuk menjadikan bidan semakin professional.
Karenanya, Ikatan Bidan Indonesia di Jawa Tengah mulai awal tahun 2005,
meluncurkan bidan delima sebagai upaya nyata melahirkan bidan berkualitas dalam
menyelamatkan kaum ibu hamil dan melahirkan dan anak yang dilahirkannya. Tercatat
60 bidan sebagai bidan delima. Peluncuran bidan delima di Semarang, Jawa Tengah, ini
Menurut survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kantor IBI Cabang Kota
Medan, jumlah Bidan Praktek Swasta (BPS) di Kota Medan sebanyak 466 BPS dan
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan telah diatur dalam beberapa
peraturan dan keputusan menteri kesehatan. Peraturan dan keputusan Menteri Kesehatan
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Perinatal (AKP), pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan ibu hamil, pelahiran, nifas yang aman,
Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam
memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi bidan di
Berdasarkan hal inilah, bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan
melalui pelayanan berkualitas, pelayanan terbaik dan terjangkau yang diberikan oleh
Bidan, maka kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan masyarakat dapat
Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima.
Apakah terdapat perbedaan Pelaksanaan Manjemen Aktif Kala III pada BPS Bidan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif kala III pada BPS Bidan
2. Tujuan Khusus
Delima
Delima.
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Definisi
Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus. Proses
persalinan dapat dibagi menjadi empat kala yang berbeda, diantaranya yaitu kala III.
Kala tiga persalinan dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir
dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala tiga
persalinan berlangsung rata-rata antara 5-10 menit. Akan tetapi, kisaran normal kala tiga
sampai 30 menit. Risiko perdarahan meningkat apabila kala tiga lebih lama dari 30
yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah dan mengurangi kejadian
1. Memberikan Oksitosin
Serahkan bayi yang telah terbungkus kain kepada ibu untuk diberi ASI,
kemudian letakkan kain bersih diatas perut ibu, periksa uterus untuk memastikan tidak
ada bayi yang lain. Jika tidak ada janin kembar maka beritahu pada ibu bahwa ia akan
Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala dua) pada tali
pusat sekitar 5 – 20 cm dari vulva, letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu
(beralaskan kain) tepat diatas simfisis pubis. Gunakan tangan untuk meraba kontraksi
uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah
terjadi kontraksi yang adekuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang
lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso-
kranial). Bila plsenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali (sekitar
dua atau tiga menit bersilang) untuk mengulangi penegangan tali pusat terkendali. Ada
beberapa cara untuk mengetahui lepasnya plasenta yaitu dengan perasat kustner, perasat
Perasat kustner dapat dilakukan dengan cara tangan kanan menegangkan tali
pusat, tangan kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat tidak masuk lagi ke
dalam vagina berati plsenta telah lepas, sedangkan dengan perasat strassmant yaitu
dengan cara tangan kanan mengangkat tali pusat, tangan kiri mengetuk fundus uterus.
Bila terasa getaran pada tangan kanan, berati plsenta belum lepas. Damn perasat klein
dengan cara ibu diminta mengejan, tali pusat akan turun. Bila berhenti mengejan, tali
pusat masuk lagi, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus (Mansjoer, 2009:
294).
tali pusat ke arah bawah, lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin
menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plsenta telah lepas dan
dapat dilahirkan. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plsenta
dengan mengangkat tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya
untuk meletakkan dalam wadah penampung. Karena selaput ketuban mudah robek,
pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plsenta hingga selaput
ketuban terpilin menjadi satu. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan
untuk melahirkan selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan
lahir saat melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan
seksama. Gunakan jari-jari tangan anda atau klem DTT atau steril atau forsep untuk
keluarkan selaput ketuban yang teraba. Apabila plasenta belum lahir dalam waktu 15
menit, berikan 10 U oksitosin IM dosis kedua. Periksa kandung kemih, jika ternyata
penuh, gunakan teknik aseptik untuk memasukkan kateter Nelaton disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Ulangi kembali penegangan tali
pusat dan tekanan dorso-kranial seperti yang diuraikan diatas. Nasehati keluarga bahwa
rujukan mungkin diperlukan jika plasenta belum lahir setelah waktu 30 menit. Pada
menit 30 coba lagi melahirkan plsenta dengan melakukan penegangan tali pusat untuk
Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fndus uteri, letakkan telapak
tangan pada fundus uteri, jelaskan tindakan pada ibu, katakan bahwa ibu
mungkin akan merasa tidak nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan
gerakkan tangan dengan memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi.
Periksa plasenta dan selaputny untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh,
periksa plasenta sisi maternal (yang melekat pada dinding uterus) untuk
memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh (tidak ada bagian yang hilang).
tidak ada bagian yang hilang. Periksa plsenta sisi foetal (yang menghadap ke
uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus berkontraksi, jika
uterus masih belum berkontraksi baik, ulangi masase fundus uteri. Ajarkan ibu
dan keluarganya cara melakukan masase uterus sehingga mampu untuk segera
mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik. Periksa kontraksi uterus setiap 15
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu
C. Pengertian Bidan
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan
yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, jika melakukan praktik yang bersangkutan harus mendaftar untuk mendapatkan
izin praktik dari lembaga yang berwenang dalam melaksanakan praktik bidan harus
mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pada : wanita hamil, bersalin,
nifas, BBL, bayi dan balita (Hidayat dan mufdlilah, 2009: 14).
pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang
berlaku. Jika melakukan peraktek yang bersangkutan harus mempunyai kualifikasi agar
Bidan Praktek Swasta (BPS) adalah Bidan yang memiliki Surat ijin Praktek Bidan
(SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara syah
dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (Pengurus Pusat Ikatan Bidan
tidur
mempekerjakan tenaga bidan yang lain yang memiliki Surat Izin Praktek Bidan
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik agar tetap
Terkait dengan pengertian bidan tersebut, ada beberapa istilah yang perlu
1. Kebidanan / Midwifery
Merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin)
yang terkait dengan pelayanan kebidanan, meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan,
ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen
post partum, bayi baru lahir (Hidayat dan Mufdlilah, 2009: 14).
2. Praktek Kebidanan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen aktif kebidanan (Sujianti dan
3. Pelayanan Kebidanan
kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan
4. Asuhan Kebidanan
Asauhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
5. Paradigma Kebidanan
berpikir. Paradigma Kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi
pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita,
1. Definisi
Program bidan delima adalah sebuah program yang diciptakan untuk para Bidan
Praktik Swasta (BPS) dalam rangka meningkatkan dan pembinaan kualitas pelayanan
d. Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria, sistem dan proses baku
keluarganya
(reproduksi).
masyarakat.
intervensi pelayanan.
yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi,
terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai dengan standard dan kode etik profesi.
memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah diuji/ diakreditasi sesuai dengan
Pasal 4
2005, ¶ 9).
Reproduksi
Adapun sasaran Bidan Delima adalah seluruh Bidan Praktek Swasta (BPS) yang
memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) melalui proses pra kualifikasi dan validasi.
1. Visi
Bidan Delima adalah Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas terbaik dalam bidang Keluarga Berencana (KB) dan
3. Profil
Bidan Delima adalah Bidan Praktek Swasta (BPS) yang telah mengikuti standar
4. Syarat
c. Sarana dan prasarana ; tempat dan peralatan praktik yang berstandar ada alat
5. Nilai Luhur
terjangkau.
3) Profesionab
menunggu lama
tugasnya
3) Menjadi monitor dan fasilitator bidan lain untuk menjadi Bidan Delima
masyarakat
Prosedur menjadi Bidan Delima, bidan mendaftar pada Pengurus Cabang (PC) lalu
PC akan menjelaskan proses menjadi bidan delima dengan membayar paket pendaftaran
Rp. 50.000.-, untuk memproleh formulir prakualifikasi, buku kajian mandiri, serta
melampirkan foto copy ijazah, SIPB, dan phas foto 4 x 6 (4 lembar). Selanjutnya
dilakukan prakualifikasi merupakan tahapan awal proses menjadi Bidan Delima. Tujuan
Swasta (BPS). Form ini diberikan kepada Bidan Praktek Swasta yang berminat untuk
menjadi Bidan Delima, dimana Bidan diminta untuk menilai kinerja dirinya melalui
2. Melampirkan foto kopi ijazah, SIPB (Surat Izin Praktek Bidan) dan phas foto 4 x
6 (4 lembar).
Bila memenuhi syarat, dinyatakan sebagai calon Bidan Delima (CBD), dibina oleh
kualitas pelayanan Bidan Praktek Swasta di dalam Program Bidan), atau belajar sendiri
Pengertian “Kajian Mandiri” Kajian Mandiri atau penilaian sendiri oleh Bidan
terhadap kinerja pelayanan KB, kehamilan dan persalinan dengan cara mengisi buku
Kajian Mandiri maka dengan mudah mengidentifikasi tingkat kualitas saat ini dan
kualitas yang seharusnya Anda miliki. Perbedaan yang ditemukan antarkualitas yang
seharusnya akan menolong untuk melakukan perbaikan yang diperlukan. Buku Kajian
Langkah yang di uraikan dalam Kajian Mandiri merupakan praktek sehingga menjadi
bagian “kebiasaan baik” dalam pelayanan BPS. Jika saat melakukan Kajian Mandiri ada
Cabang IBI setempat. Diharapkan dengan waktu yang tidak terlalu lama, sudah siap
untuk menilai kualitas pelayanan, fasilitas dan peralatan dan memberikan umpan balik
dan masukan mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan, ataupun pelatihan yang
Delima.
Lulus validasi memenuhi persyaratan untuk dikukuhkan oleh PP IBI sebagai Bidan
Delima, maka diberikan surat keputusan dari PP IBI dan sertifikat Bidan Delima, serta
paket Bidan Delima setelah membayar uang pengganti paket sejumlah Rp. 350.000,-
sedangkan tahun berikutnya iuran tahunan Bidan Delima adalah Rp. 250.000,- pertahun.
Sertifikat Bidan Delima diperbaharui setiap 5 tahun. Bagi yang telah lulus Bidan Delima
dilakukan monitoring kualitas pelayanan Bidan Delima oleh fasilitator di seluruh cabang
review. Untuk tiap kunjungan Rp. 25.000,-. Melaksanakan review keterampilan klinis
dengan observasi dan pemantauan dengan menggunakan check list keterampilan klinis
mencakup pemeliharaan, penyimpanan obat, kebersihan alat, keserasian letak dan alur
peningkatan bagi yang baik dan untuk perbaikan bagi yang kurang dan/atau menurun
PENDAFTARAN CALON
MULAI LULUS
& BIDAN DELIMA
PRAKUALIFIKASI
TIDAK YA
MONITORING
OLEH
VASILITATOR
TIDAK
bidan delima, sertifikat, alat bantu kerja, media konseling, prosedur tetap
2. Bagi masyarakat
3. Pemda/ Dinkes
b. Masyarakat terayomi
4. Organisasi profesi
a. Pembinaan oprasional
b. Pembinaan anggota
c. Desiminasi informasi
Bidan Delima serta sistem pelaporan dan feedback (Hidayat dan Mufdlilah, 2009:
122).
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima di Kota
Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai
berikut:
• Penyuntikan
oksitosin
• Penegangan tali
pusat terkendali
Hipotesis yang ditetapkan peneliti adalah Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu ada
perbedaan Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan
NonBidan Delima.
C. Definisi Operasional
1. Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
SIPB
oleh IBI
pelayanan kebidanan
oleh IBI
kala pengeluaran
plasenta
an 12 Baik : bila
apabila
jawaban “
Ya ” : maka
nilainya: 1
dan apabila
jawaban “
maka
nilainya: 0
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini bersifat komparatif dengan rancangan cross sectional
yango bertujuan untuk melihat membandingkan pelaksanaan manajemen aktif kala III
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan praktek Swasta (BPS)
sebanyak 466 BPS, yakni sebanyak 44 Bidan yang telah bersertifikat delima dan
2. Sampel
pertimbangan penentuan lokasi ini adalah di kota Medan belum pernah dilakukan
penelitian sejenis yaitu Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima
D. Waktu Penelitian
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu
Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari pimpinan
klinik Bidan praktek swasta. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan
penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia,
jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan
dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument. Responden juga berhak
secara bebas untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang
dirugikan sehingga data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
langsung dengan menggunakan lembar check list dan kuesioner. Kuesioner terdiri dari
dua bagian yakni kuesioner untuk data demografi meliputi umur, pendidikan, Sertifikat
dan kuesioner untuk Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III. Untuk pernyataan
Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III sebanyak 12 (dua belas) pernyataan, pemberian
skornya menurut skala Guttman. Jika menjawab Ya maka nilainya 1 dan jika menjawab
berikut:
Nilai terbesar: 12
Nilai terkecil: 0
= 12-0
= 12
=6
ren tan g 12
Panjang Kelas (i) = =
banyakkelas 2
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrument yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat
mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat (Arikunto. 2006.hlm.168).
Uji validitas dalam penelitian dilakukan secara content validity kepada orang yang
Dalam hal ini content validity telah dilakukan oleh ahli kebidanan, dengan skor
Uji reliabilitas adalah untuk membuktikan bahwa alat ukur (kuesioner) yang
digunakan peneliti dalam waktu yang berbeda dengan menggunakan alat ukur yang
sama, namun menghasilkan nilai yang reliabel (tetap, konsisten dan stabil) (Wasis.
2008.hlm.56-57). Menurut Nurgiantoro (2000, dalam Setiawan & Saryono, 2010, hal.
119) “ Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus α – Cronbach dapat digunakan pada
instrument yang jawabanya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal dua
memiliki karakteristik yang sama dengan sampel pada penelitian ini yaitu Bidan Delima
Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0,6 maka instrumen dinyatakan
reabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel (Hidayat,
2007, hlm.115).
Uji reliabel telah di ujikan kepada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama
dengan responden yang diteliti, kemudian jawaban responden akan diolah dengan
Setelah mendapat izin penelitian dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik
data. Pada saat pengumpulan data, peneliti dan dibantu oleh beberapa mahasiswa D-III
Kebidanan yang sudah mendapat sertifikasi Asuhan Persalinan Normal (APN) yang
sedang melakukan praktek klinik di BPS Bidan Delima dan NonBidan Delima.
Kala III yang dilakukan oleh bidan tersebut, mengisi lembar checklis, setelah selesai
I. Analisis Data
Semua data terkumpul dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua
lembar check list apakah jawaban sudah lengkap atau benar (editing). Kemudian data
pengolahan data serta pengambilan kesimpulan yang dimasukkan kedalam bentuk tabel.
Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi.
Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah
1. Analisis Univariat
variabel yang diteliti. Analisis univariabel pada penelitian ini menggunakan manajemen
aktif kala III, digunakan untuk mengukur pelaksanaan manajemen aktif kala III pada
2. Bivariat
Analisis data ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara Bidan Delima dan
Non Bidan Delima dalam pelaksanaan manajemen aktif kala III. Analisis data dilakukan
dengan uji statistik menggunakan chi square, unutk melihat adanya perbedaan antara
kedua sampel tersebut dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Apabila p value <0,05 maka
A. Hasil Penelitian
kala III pada BPS Bidan NonDelima dan Bidan Delima di Kota Medan Tahun 2011
1. Karakteristik responden
Tabel 5.1
Delima >40 tahun yaitu sebanyak 22 orang (50%) dan minoritas <30 tahun yaitu
NonDelima >40 tahun yaitu sebanyak 26 orang (59%) dan minoritas 30-40 tahun yaitu
Tabel 5.3
Bidan Delima D-III yaitu sebanyak 34 orang (77,3%) dan minoritas D-I yaitu sebanyak
0 orang (0%).
Bidan Delima D-III yaitu sebanyak 32 orang (72,7%) dan minoritas S2 yaitu sebanyak 0
orang (0%).
2. Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan NonBidan
Delima
Tabel 5.5
Perbedaan Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada Bidan
Delima dan NonBidan Delima
manajemen aktif kala III yang baik terdapat pada Bidan delima yaitu sebanyak 41 orang
pada Bidan Delima sebanyak 3 orang (6,8%) sementara pada Bidan NonDelima
uji chi square. Dari hasil analisa data didapat p=0,000 < α=0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pelaksanaan manajemen aktif
kala III pada BPS Bidan Delima dan Bidan NonDelima di Kota Medan tahun 2011.
B. Pembahasan
apakah terdapat perbedaan Pelaksanaan Manjemen Aktif kala III pada BPS Bidan
Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2007), bahwa umur sesorang
Peneliti berasumsi bahwa semakin tua umur seseorang maka akan semakin
seorang bidan terhadap Manajemen Aktif Kala III akan semakin baik
pendidikan responden yang paling banyak adalah D-III sebanyak 66 responden (75%).
lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas, terutama penghayatan akan arti
pentingnya produktivitas. Pendidikan disini dapat diartikan pendidikan formal dan non
3. Perbedaan Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada BPS Bidan Delima dan
Bidan NonDelima
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan manjemen aktif kala III Bidan
Delima lebih baik dari pada Bidan non delima, dimana dari 44 responden Bidan Delima
Hal ini sesuai dengan penelitian Mangkuji. B (2008) tentang perbandingan mutu
pelayanan antenatal care antara Bidan Delima dengan Bidan NonDelima di Kota Medan,
yang menyatakan bahwa pelayanan Bidan Delima lebih baik dibandingkan dengan
Bidan NonDelima.
Peneliti berasumsi bahwa, Bidan yang sudah mendapat sertifikasi Bidan Delima
lebih berkualitas dibandingkan dengan Bidan yang belum mendapat sertifikasi Bidan
Delima, karena Bidan Delima sudah mengikuti berbagai tahapan sehingga mutu
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III pada Bidan Delima menunjukkan bahwa
manajemen aktif kala III dan 3 orang (6,8%) yang pelaksanaannya tidak baik.
terhadap manajemen aktif kala III dan 18 orang (41%) yang pelaksanaannya
tidak baik.
3. Ada perbedaan yang signifikan pada pelaksanaan manajemen aktif kala III antara
Bidan NonDelima dengan Bidan Delima di Kota Medan pada tahun 2011, karena
orang (6,8%) yang pelaksanaanya tidak baik, dan dari 44 responden Bidan
Delima 26 orang (59%) yang pelaksanaanya baik dan 18 orang (41%) yang
Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini:
berkualitas.
pendidikan
Diharapkan bagi peneliti lain yang ingin mengetahui penelitian yang lebih
mendalam tentang Pelayanan Bidan Delima dapat memakai karya tulis ilmiah ini
Bappeda Provinsi Jawa Tengah. (2008). Dukungan Provinsi Jawa Tengah Dalam Upaya
Penaggulangan Kemiskinan, from http:// www. P3b. bappenas. Go. Id/ Loknas-
Wonosobo/content/docs/materi/3_Bappeda Jateng-Makalah MDG’s-Pdf. (dikutip
tanggal 12-11-2010).
Hidayat, Azis alimul. (2009). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Selemba Medika.
Hidayat, Mufdlilah. (2009). Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Jogjakarta :
Buku Kesehatan
Ikatan Bidan Indonesia. (2006). Ikatan Bidan Indonesia Jawa Tengah Luncurkan Bidan
Delima, from http://www.kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=2752. (dikutip
tanggal 05-10-2010).
Manik, M, Sitohang, N, A, & Asiah,N. 2010. Panduan penulisan karya tulis ilmiah.
Medan: Tidak dipublikasikan.
Mangkuji, B. 2008. Perbandingan Mutu Pelayanan Antenatal antara Bidan Delima dan
Bidan NonDelima. Medan
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. (2008a). Buku Instrumen Bidan Delima 1.
Jakarta: USAID
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. (2005). Progran Bidan Delima Pendekatan
Inovatif Kualitas Pelayanan Bidan, from
http://www.bidanindonesia.org/mbr/program-bidan-delima.pdf. (dikutip tanggal
1-10-2010).
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sujianti, Susanti. (2009). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L., (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan,(ed4),
Wahyuningsih, E., Jakarta: ECG.
DI KOTA MEDAN
No. Responden :
Tanggal :
A. DATA DEMOGRAFI
30-40 tahun
> 40 tahun
2. Pendidikan : D-I
D-III
D-IV Kebidanan
S2
NO PERNYATAAN Ya Tidak
vulva
DATA PRIBADI
Agama : Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN