Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PANCASILA
KELAS B PALEMBANG
PENGANTAR-PENDIDIKAN-PANCASILA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. Arqan Al Rizky (01011382126227)
2. Azib Azandi (01011382126172)
3. M. Amin Bintang Albari (01011382126171)
4. M. Gennta Alvaro
5. Rachmi Falicha
6. Yumi Lestari

DOSEN MATA KULIAH


1. Dedeng, S.H, M.H.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang PENGANTAR
PENDIDIKAN PANCASILA tepat waktu.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Studi Pancasila Selain itu, makalah ini juga bertujuan
menambah wawasan kita semua tentang PENDIDIKAN PANCASILA

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen, selaku Dosen


Pancasila Palembang yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi kami, dan
kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.

Kamu juga sadar, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
a. Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Dosen dalam rangka membahas tentang konsep dan urgensi pendidikan Pancasila,
alasan diperlukannya pendidikan Pancasila, dinamika dan tantangan pendidi-kan
Pancasila, essensi dan urgensi pendidikan pancasila untuk masa depan

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Pendidikan Pancasila?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. untuk mengetahui Pendidikan Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN
B.Alasan Perlunya Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia


yang profesional dan bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan
infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi mendatangi masyarakat Indonesia
bukan hanya terjadi dalam masalah pengetahuan dan teknologi, melainkan
juga berbagai aliran (mainstream) dalam berbagai kehidupan bangsa. Oleh
karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak
tercerabut dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus
menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa lainnya.

Selain itu, dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia yang ditandai
dengan mulai mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma-norma
sosial yang hidup dimasyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman nilai-
nilai ideologi melalui pendidikan Pancasila. Dalam kehidupan politik, para elit
politik (eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan dan mengabaikan budaya
politik yang santun, kurang menghormati fatsoen politik dan kering dari jiwa
kenegarawanan. Bahkan, banyak politikus yang terjerat masalah korupsi yang
sangat merugikan keuangan negara. Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang
melibatkan generasi dari berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral anak
bangsa.

Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya Pancasila diselenggarakan di


perguruan tinggi untuk menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada
generasi penerus cita-cita bangsa. Dengan demikian, pendidikan Pancasila
diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik mahasiswa dalam
berperan serta membangun pemahaman masyarakat, antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas)
nasional,
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.

Pendidikan Pancasila harus tetap dilaksanakan dalam rangka membentengi


moralitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, tanggung jawab berada di
pundak perguruan tinggi untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila sebagai
amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menekankan pentingnya
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini, kecerdasan tidak hanya
mencakup intelektual, tetapi juga mencakup pula kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual yang menjadi dasar bagi pengembangan kecerdasan
bangsa dalam bentuk kecerdasan ideologis.

C. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila

Dinamika perjalanan pancasila dilihat dari historis pembudayaan atau


pewarisan nilai-nilai pancasila sejak kemerdekaan sampai sekarang sebagai
berikut:
a.Awal kemerdekaan membudayakan nilai-nilai pancasila dilakukan dalam
bentuk pidato oleh tokoh-tokoh bangsa dalam rapat-rapat akbar, lewat radion
dan media surat kabar
b.Pada tanggal 1 Juli 1947 terbit buku berisi pidato Bung Karno tentang
lahirnya Pancasila
c.Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, pada tahun 1960 terbit buku berjudul
“Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia” diterbitkan oleh Departemen P&K
d.Selanjutnya lahir TAP MPR RI Nomor II/MPR/1978, tentang Pelaksanaan
Penataran P4 (Pedoman Penghayatan Pelaksanaan Pancasila) dijadikan materi
pendidikan pancasila disekolah-sekolah, PNS, Birokrat, masyarakat;
e.Lahirlah SK Dirjen DIKTI Nomor 25/DIKTI/Kep/1985 Pancasila sabagai mata
kuliah MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum);
f.Lahirlah TAP MPR Nomor XVIII/MPR/1998 mencabut pelaksanaan Penataran
P4;
g.Lahirlah Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, dimana pancasila tidak lagi
wajib diajarkan diperguruan tinggi, tetapi hanya di UGM yang tetap bertahan
adanya Pendidikan Pancasila;
h.Terbit surat edaran Dirjen DIKTI Nomor 914/E/T/2011 tanggal 30 Juni 2011,
bahwa Pancasila sebagai Mata Kuliah diperguruan tinggi yang disebut dengan
PPKn;
i.Terbit Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang
mengamanatkan bahwa Pancasila wajib diselenggarakan di Perguruan Tinggi.
Adapun tantangan Pendidikan Pancasila ada 2 jenis, yaitu:
1.Tantangan pendidikan pancasila yang berasal dari Internal perguruan tinggi,
yaitu kurangnya SDM dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila
2.Tantangan pendidikan pancasil yang bersifat eksternal, antara lain adalah
adanya krisis keteladanan dari para elit politik dan maraknya gaya hidup
Hedonistik didalam masyarakat.
D.

Anda mungkin juga menyukai