Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENELITIAN ETNOGRAFI

Dampak Menurunnya Budaya Literasi Pada Siswa SMAN 1 WONOAYU


Tahun 2020

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas individu pada mata pelajaran
Antropologi

Disusun Oleh :

Nama : Yunita Eka Nur Prastiwi


Kelas : XI - IBB
Absen : 28

Guru Pembimbing :
Malinda Handayani S.Pd

SMAN 1 Wonoayu
Tahun Pelajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbal’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. dengan


segala kasih sayang kasih dan sayang-Nya saya dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian
terkait Dampak Menurunnya Budaya Literasi Pada Siswa SMAN 1 Wonoayu Tahun 2020.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan
yang saya hadapi. Namum berkat bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari berbagai pihak,
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
yang terhormat :
Ibu Malinda Handayani S. Pd salaku guru pembimbing mata pelajaran Antropologi
yang telah bersedia memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran selama menyesuaikan
laporan ini.
Siswa di SMAN 1 Wonoayu yang telah bersedia menjadi responden penelitian.
Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya
dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
sebagaimana mestinya.

Wonoayu, 29 Agustus 2020


Penulis

Yunita Eka Nur Prastiwi


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat
melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu
berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan
membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih
luas. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan
politik.
Di zaman milenial ini, menjadi pegiat literasi seseorang tidak cukup mengandalkan
kemampuan membaca dan menulis teks alfabetis, melainkan juga harus mengandalkan
kemampuan membaca dan menulis teks cetak, visual dan digital (A. Chaedar Alwasilah,
2012). Ketidaksadaran bahwa rendahnya minat baca adalah masalah. Membaca adalah bagian
paling sederahana dari makna literasi. Cukup menghadirkan waktu luang dan adanya bahan
bacaan. Tetapi bukan perkara mudah untuk beberapa siswa yang terbiasa atau mungkin
dimanjakan dengan komunikasi lisan dibanding tulisan. Rendahnya kesadaran untuk
membaca, banyak siswa seolah mencukupkan ilmu dengan perangkat elektronik dan jaringan
internet. Buku – buku dianggap tidak praktis dan memakan waktu dibanding informasi daring
(online) yang kredibilitasnya masih diragukan. Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan
saat ini adalah memperbanyak berliterasi agar siswa menjadi melek huruf dan terliterasi.
Minat baca adalah sumber motivasi kuat bagi seorang untuk menganalisa dan mengingat
serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang merupakan pengalaman pengalaman
belajar yang menggembirakan. Minat baca mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang
dalam menentukan cita – cita kelak di masa yang akan datang, hal tersebut juga adalah
bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat membaca
tidak diperoleh dari lahir. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
(Permendikbud No. 23 Tahun 2015).
Terdapat tiga masalah utama dalam budaya literasi di Indonesia salah satunya pada
SMAN 1 Wonoayu yaitu alokasi waktu, bahan bacaan dan sarana yang terkait satu sama lain.
Dalam hal peningkatan literasi, 3 masalah tersebut harus diatasi secara serentak. Di Indonesia
pemberantasan buta huruf telah dilaksanakan pada tahun 1960’an. Budaya lisan yang
dominan dan belum selesainya dengan dunia baca masyarakat indonesia hidup dalam dunia
digital. Budaya baca yang memberi ruang berkembangnya ilmu pengetahuan belum mampu
tumbuh seperti di negara maju. Budaya digital memang mengandalkan pada berkembangnya
budaya baca. Tetapi saat ini lebih banyak dikembangkan sebagai sarana komunikasi.
Pembinaan untuk siswa dalam menggerakkan literasi disekolah sangat diperlukan,
mereka disarankan mampu memngembangkan teknik membaca. Membaca efektif akan
mendorong siswa untuk membaca cepat serta memahaminya. Sehingga dapat membawa
dampak positif bagi merekaa, berupa pengetahuan baru. Hal ini pun akan berdampak pada
pembinaan literasi guru dalam melaksanakan program literasi di sekolahnya dan mampu
mengembangkannya, khususnya di SMAN 1 Wonoayu Kabupaten Sidoarjo ini. Pelaksanaan
literasi di SMAN 1 Wonoayu ini dengan membaca Al-Qur’an yang surah dan ayatnya sudah
ditentukan oleh guru sebelum pembelajaran. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara
menyeluruh kelas X, XI, dan XII sebelum pelajaran dimulai. Untuk literasi per-individu
berkaitan dengan bidang bahasa indonesia, peserta didik pada semester satu membuat laporan
literasi buku nonfiksi dan peserta didik di semester dua membuat laporan literasi buku fiksi.
Laporan tersebut akan ditandatangani oleh guru mata pelajaran bahasa indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, pembinaan literasi pada siswa di SMAN 1 Wonoayu dapat
dilaksanak dimana saja, tidak harus di sekolah dan bersama-sama. Peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian pada siswa di SMAN 1 Wonoayu dengan judul :
Dampak Menurunnya Budaya Literasi Pada Siswa SMAN 1 WONOAYU Tahun 2020

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan yang dikaji adalah
sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang melatarbelakangi menurunnya budaya literasi pada siswa di
SMAN 1 Wonoayu?
2. Bagainama Upaya yang dapat dilakukan agar siswa di SMAN 1 Wonoayu agar
semakin menerapkan budaya literasi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi menurunnya budaya literasi pada siswa
SMAN 1 Wonoayu.
2. Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan agar siswa di SMAN 1 Wonoayu
semakin menerapkan budaya literasi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, baik secara teoritis maupun secara
praktis antara lain :

Manfaat Teoritis :
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengkaji
bagaimana cara meningkatkan budaya literasi pada seluruh siswa, termasuk siswa di
SMAN 1 Wonoayu. Selain itu, dapat memberikan informasi, pengetahuan dan bahan
tambah sebagai referensi dalam mengembangkan budaya membaca dan menulis (literasi)
pada generasi teknologi.

Manfaat Praktis :
a. Penelitian ini diharapkan mampu mendorong minat siswa di SMAN 1 Wonoayu untuk
berliterasi. Dan juga dapat menumbuhkan serta memberi pemahaman kepada siswa
SMAN 1 Wonoayu agar selalu membaca dan mencari fakta terlebih dahulu jika
mendapat sebuah berita. Karena di zaman modern ini media bisa saja mengubah-ubah
cerita.
b. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat yang suka berliterasi agar dapat
melestarikan budaya ini, khususnya dalam meningkatkan minat membaca pada siswa di
SMAN 1 Wonoayu.
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Dampak
A. Pengertian Dampak
Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan
akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu
(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab
akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.
Secara etimologi, dampak berarti pelanggaran, tubrukan atau benturan (Soerjono
Soekanto 2005 : 429). Peneliti menyimpulkan bawa dampak adalah segala sesuatu yang
timbul akibat adanya suatu kejadian atau pembangunan yang ada di dalam masyarakat dan
menhghasilkan perubahan yang berpengaruh positif atau negatif terhadap kelangsungan
hidup. Pengaruh positif berarti menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik,
sedangakan pengaruh negatif berarti menunjukkan perubahan ke arah yang lebih buruk
dari sebaelumnya.
B. Dampak Positif
Dampak adalah keinginan unruk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau
memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung
keinginannya. Sedangkan positif adalah pasti atau tegas dan nyata dari suatu pikiran
terutama memperhatikan hal-hal yang baik.
Positif adalah keadan jiwa seseorang yang dipertahankan melalui usaha-usaha yang
sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya tidak membelokkan fokus mental seseorang
pada yang negatif. Bagi orang yang berpikiran positif mengetahui bahwa dirinya sudah
berpikir buruk maka ia akan segera memulihkan dirinya. Jadi pengertian dampak positif
adalah membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain,
dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang baik.
C. Dampak Negatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dampak negatif adalah pengaruh kuat yang
mendatangkan akibatnegatif. Dampak adalah membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau
memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung
keinginannya. Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah disimpulkan bahwa negatif adalah
pengaruh buruk yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dampak negatif adalah keinginan untuk
membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan
tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang buruk dan
menimbulkan akibat tertentu.
2.2 Budaya
A. Pengertian Budaya
Berdasarkan KBBI, budaya adalah sesuatu yang berasal dari pikiran, adat istiadat,
kebudayaan yang berkembang ataupun kebiasaan yang sulit untuk diubah. Menurut E. B
Taylor dalam Soekanto, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Secara etimologi, budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah. Seperti
yang diutarakan oleh Koentjaraningrat (2015 : 11) bahwa kebudayaan berasal dari kata
buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Ia melanjutkan
bahwa definisi budaya adalah “daya budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa.
B. Ciri Budaya
1. Kebudayaan bersifat universal, namun perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri
khusus yang sesuai denan situasi maupun lokasinya.
2. Dinamis, suatu sistem yang berubah sepanjang waktu.
3. Selektif, mencerminkan pola perilaku pengalaman manusia secara terbatas.
4. Memiliki unsur budaya yang saling berkaitan.
5. Etnosentrik artinya menganggap budaya sendiri sebagai budaya yang terbaik atau
menganggap budaya lain sebagai budaya standar.
6. Kebudayaan mengisi dan menentukan jalan kehidupan manusia.
2.3 Literasi
A. Pengertian Literasi
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat
melakukan proses membaca dan menulis. Secara etimologi, istilah literasi berasal dari bahasa
latin “literatus” yang dimana artinya adalah orang yang belajar.
Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki
oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak, dan menulis” dengan
cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.
B. Tujuan Literasi
1. Membantu meningkatkan pengetahuan dengan cara membaca berbagai informasi
bermanfaat.
2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil
kesimpulan dari informasi yang dibaca.
3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap
suatu karya tulis.
4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik dalam diri
seseorang.
5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis.
C. Manfaat Literasi
1. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan
menulis.
2. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.
3. Kemampuan interpersonal semakin membaik.
4. Kemampuan memahami akan suatu informasi akan semakin meningkat.
5. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
D. Jenis – Jenis Literasi
1. Literasi Dasar
Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan,
dan berhitung.
2. Literasi Perpustakaan
Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami dan membedakan
karya tulis berbentuk fiksi dan non-fiksi, memahami cara menggunakan katalog
dan indeks, serta kemampuan memahami informasi ketika membuat suatu karya
tulis dan penelitian.
3. Literasi Media
Literasi media adalah kemampuan dalam mengetahui dan memahami berbagai
bentuk media (media elektronik, media cetak, dan lain-lain) dan memahami cara
penggunaan setiap media tersebut.
4. Literasi Teknologi
Literasi teknologi adalah kemampuan dalam mengetahui dan memahami hal – hal
yang berhubungan dengan teknologi misalnya hardware dan software, mengerti
cara mengguanakan internet serta memahami etika dalam menggunakan teknologi.
5. Literasi Visual
Literasi visual adalah pemahaman yang lebih kemampuan dalam menginterpretasi
dan memberi makna dari suatu informasi yang berbentuk gambar atau visual.
Literasi visual hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar bisa “dibaca” dan artinya
bisa dikomunikasikan dari proses membaca.
2.4 Siswa
Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati pola sentral dalam proses
belajar mengajar dimana di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.
Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Menurut Abu Ahmadi siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang
membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna
melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai
warga negara yang baik dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi
atau individu.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Berdasarkan judul penelitian ini yakni, dampak menurunnya budaya literasi pada siswa
SMAN 1 Wonoayu, maka penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian etnografi
realis, dimana peneliti nantinya berusaha memperoleh data individu atau situasi menurut
sudut pandang orang ketiga. Peran orang ketiga sangat di signifikan karena mampu memberi
pandangan yang dianggap objektif terhadap sesuatu yang diteliti.

3.2. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Wonoayu dengan jumlah siswa sekitar 1.164
jiwa. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan siswa di SMAN 1 Wonoayu ini
memilki minat yang sangat rendah terhadap budaya literasi khususnya dibandingkan dengan
sekolah yang lain yang ada di Sidoarjo.

3.3. Populasi dan Sampel

a. Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti. Seperti
menurut Sugiyono (2011 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Pendapat di atas menjadi salah satu acuan bagi penulis
untuk menetukan populasi. Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah siswa di
SMAN 1 Wonoayu. Jumlah siswa di SMAN 1 Wonoayu adalah 1.164 jiwa.

b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti. Menurut
Sugiyono (2011 : 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi yang ada. Untuk
pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan-
pertimbangan yang ada. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan termasuk ke
dalam kelompok Non probability sampling, artinya teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel).
Berdasarkan jumlah populasi yang ada sebanyak 1.164 siswA, maka untuk menentukan
jumlah sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada Rumus
Slovhin, dimana ukuran berdasarkan presisi (tingkat kesalahan) 10% (0,1) diperoleh jumlah
sampel sebagai berikut:

N
n=
1+ N e2

Keterangan :
1 = Konstanta
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat Kesalahan = 10%

Berdasarkan rumus diatas maka akan diketahui besar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini :

1164
n= 2
1+ (1164 ) ( 0,1 )
1164
=
1+ 11,64
1164
=
12,64
= 92,088
Jadi jumlah keselurahan sampel responden adalah sebanyak 92 orang dari jumlah siswa
yang ada di SMAN 1 Wonoayu.
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh seluruh data-data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
metode sebagai berikut :
a. Kuesioner (questionaire) adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara memberikan
daftar pertanyaan atau angket yang telah disediakan kepada responden. Metode ini digunakan
untuk mengetahui persepsi siswa terkait dengan kendala yang menyebabkan menurunnya
budaya literasi kepada siswa untuk meningkatkan budaya literasi.
b. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan
komunikasi dengan sumber data, komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab)
secara lisan, baik langsung maupun tidak dalam hal ini peneliti bermaksud untuk
mengungkap kendala apakah yang menyebabkan menurunnya budaya literasi pada siswa di
SMAN 1 Wonoayu.

Anda mungkin juga menyukai