Anda di halaman 1dari 4

Generasi Amoral, di Sistem Rusak

Oleh : Arnianti Amir, S.Pd

Kasus penganiayaan dan tindak kekerasan yang dilakukan pemuda dan remaja di bawah umur terus
terungkap. Baik di media sosial dan dunia nyata mewarnai sejumlah kekerasan tersebut.

Generasi tidak lagi punya empati, bahkan bertindak barbar, Seakan tak kenal takut akan hukum yang
akan menjeratnya nanti. Makin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan pemuda menggambarkan
ada yang salah dalam sistem kehidupan saat ini.

Dilansir dari Republika Pada Kamis (23/2) lalu, beredar rekaman video yang menunjukkan aksi
pembacokan terhadap seorang pelajar oleh gerombolan pemuda lainnya di depo air minum di Kota
Bandung di media sosial. Pembacokan diketahui terjadi malam hari di Riung Hegar, Riung Bandung, Kota
Bandung.

Dari Tribun Banten (25/2), kasus penganiayaan Mario Dandy terhadap David menghebohkan publik. Aksi
kekerasan tersebut bahkan terekam dan beredar di dunia maya. Dengan sadis dia melakukan
penganiayaan pada korbannya yang sudah tak berdaya, seakan tak memiliki belas kasihan.

Ini hanya secuil kasus diantara segunung kasus yang ada, kekerasan pada remaja seolah tak pernah
berhenti dan semakin menggila setiap tahunnya, Media sosial yang meggiring setiap individu untuk
selalu unjuk diri tidak peduli berpengaruh positif atau negatif bagi viewersnya. Ini menandakan tidak
sehatnya kondisi negara kita. Lalu apa yang terjadi dengan generasi pemuda kita?

Kehidupan Liberal Akar Masalah

Selama ini, kekerasan yang dilakukan remaja dianggap sebagai problem yang dapat diselesaikan dari
ranah keluarga dan individu. Padahal ini adalah masalah sistemik dikarenakan suasana kehidupan yang
sekuler dan liberal.

Peluang untuk berbuat kekerasan di kehidupan sosial juga diakibatkan karena Tontonan yang
mengumbar kekerasan bebas ditemukan di media-media online semisal games. sanksi hukum tidak
menimbulkan efek jera alias tidak tegas memberi bukti bahwa hukum bisa dibeli terlebih jika pelakunya
adalah anak pejabat dan memiliki uang.

Akidah sekuler yang menjauhkan remaja dari aturan agama menjadikan mereka terombang-ambing dan
terbawa arus. Jadilah remaja kita nirakhlak, gemar bermaksiat, dan berperangai buruk.
Akidah sekuler juga mengamputasi peran mereka sebagai pemuda yang seharusnya menjadi ujung
tonggak kemuliaan Islam. Malah generasi muda kita hari ini hanya tahu tentang eksistensi diri untuk
meraih kepuasan materi, Jiwanya teracuni pemikiran sekuler, batinnya kosong dengan nilai Islam.

Sistem Pendidikan Gagal

Dunia pendidikan hari ini tak mampu membentuk generasi yang diharapkan. sekularisme telah
memisahkan agama dan menjauhkannya dari kehidupan. Porsi pelajaran agama sangat minim pun
dipangkasa-pangkas, sementara ilmu umum lainnya lebih banyak dipelajari, namun tidak dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kurikulum terus berganti, siswa disibukkan untuk belajar sesuai standar pendidikan kapitalis yang
notabenenya menggiring siswa ke arah industri kerja sementara guru disibukkan oleh sistem
admisnistrasi yang mempersulit sehingga fokus teralih dari mendidik generasi yang baik.

Sistem pendidikan kapitalisme gagal dalam membentuk anak didik yang beriman, bertakwa, dan
berakhlak mulia. Ditambah pula lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji,
menjadikan masyarakat kian rusak. Semua itu adalah buah dari kehidupan yang berdasar sekularisme
yang menjadikan akal manusia sebagai penentu segala sesuatu.

Sistem Islam Menciptakan Generasi Berakhlak

Kondisi ini sangat berbeda dengan kualitas generasi yang dididik dengan sistem Islam yakni sistem
Khilafah. Kehidupan dalam khilafah didasari oleh aqidah Islam yang akan menuntut pemeluknya
menyadari bahwa dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak. Pemahaman
seperti ini akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku sesuai dengan aturan Allah dan
Rasul-Nya

Sistem Islam juga mewajibkan masyarakat dan negara sebagai pilar yang menjaga umat selalu dalam
kebaikan, sebagaimana dahulu mampu melahirkan generasi yang unggul dalam segala bidang.

Negara menerapkan hukum syara' bertujuan untuk menjaga akal dan jiwa manusia. Maka segala sebab-
sebab yang dapat merusak akal bahkan menghilangkan nyawa akan dicegah oleh negara dengan
pendekatan edukasi dan sanksi yang tegas. Negeri ini harus mengevaluasi, mengoreksi, serta merevolusi
total sistem pendidikan agar kenakalan dan problem generasi pemuda lainnya dapat terselesaikan
secara tuntas.

Pada masa Rasulullah, para sahabat langsung dibina oleh Rasulullah. Al-Arqam bin Abi Al-Arqam adalah
sahabat Nabi yang rumahnya menjadi markas dakwah, melahirkan jiwa-jiwa yang tangguh dalam
mengajak kebenaran. Dengan pembinaan, akan mudah terbentuk generasi yang unggul, cerdas dan
tangguh.

Dunia pendidikan dalam sistem Islam menjadikan aqidah Islam sebagai patokan, melahirkan generasi
yang bersyakhsiyah Islam, menjadikan halal dan haram sebagai tolok ukur perbuatan, pahala dan dosa
menjadi pilihan.

Negara perlu mengambil porsi lebih dalam mendidik generasi muda. Untuk itu, butuh seluruh elemen
terlibat untuk menangani problem generasi hari ini, di antaranya:

Pertama, Agama. Agama seharusnya tidak dipisahkan dari kehidupan, agama memberikan aturan dari
Sang Pencipta agar manusia menempuh jalan benar dan tidak tersesat.

Kedua, keluarga dan masyarakat. Kedua pilar ini sangat penting dalam memperhatikan pertumbuhan
generasi. Keluarga menanamkan pendidikan dengan aqidah yg benar hingga menciptakan akhlakul
karimah. masyarakat juga harus menyadari akan pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Islam
mewajibkan perkara tersebut sebagai bentuk kepedulian kita terhadap saudara sesama muslim.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,


ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ِ ْ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ِ ‫ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْنك‬
‫َر ۗ َوا‬

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)

Ketiga, Negara. Negara memiliki Andil penuh dalam merealisasikan seluruh aturan Sang Pencipta.
Hukum sanksi juga secara tegas diberlakukan negara kepada setiap pelanggar sehingga memutus rantai
kriminalitas. Demikianlah gambaran kehidupan dalam sistem khilafah Islamiyyah.

Allahua'lam Bishawwab...

Anda mungkin juga menyukai