Anda di halaman 1dari 2

PERINGATAN HARI LANSIA, BENARKAH MEREKA SEJAHTERA ?

Oleh : Wildani
(Komunitas Lingkar Pena Ideologis Maros)

Setiap Tanggal 29 Mei diperingati sebagai Hari Lansia. Penetapan Hari Lansia ini sebagai wujud
kepedulian dan penghargaan kepada manusia lanjut usia. Berdasarkan Undang-Undang No. 13
tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Adapun yang termasuk kategori Lansia adalah orang
yang berusia 60 tahun ke atas. Hari Lanjut Usia Nasional di Indonesia dicanangkan secara resmi
pada 29 Mei 1996 oleh Presiden Soeharto. Hal itu untuk menghormati jasa Dr.KRT Radjiman
Wediodiningrat yang di usia lanjutnya memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). (rri.co.id 29/05/2022)

Dilansir dari kompas.com (29/05/2022), Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan sambutan
pada peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 di Rumah Sakit Singaparna Medika
Citrautama (SMC). Dalam sambutannya itu beliau mengatakan sedih karena mendapatkan
laporan ada lansia yang dibuang oleh anaknya, diturunkan di tengah jalan dan tidak dirawat.
Selain itu, Kemensos juga memberikan perhatian kepada lansia yang hidup sendiri dan secara
ekonomi kekurangan karena mereka adalah tanggung jawab negara, ujarnya. Ibu Risma juga
menekankan pada seluruh elemen masyarakat agar memberikan ruang pada lansia agar tetap
mendapat haknya.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, memang populasi lansia di Indonesia
ternyata cukup tinggi yaitu terdapat 29,3 juta penduduk lansia atau sekitar 10,82% total populasi.
Salah satunya di Tasikmalaya yang tercatat ada sekitar 28.000 lansia tunggal (hidup sendiri).
Para lansia tunggal tersebut disebabkan beberapa hal antara lain, ada yang ditinggal sendiri oleh
anaknya, adapula yang memang sudah tidak punya keluarga.

Gagal Menyejahterakan Lansia

Masa lansia seharusnya mendapat perhatian lebih karena fisik mereka yang sudah melemah.
Kesejahteraan mereka seharusnya terjamin karena kondisi tubuhnya yang tak lagi mampu
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, tidak sedikit dari mereka yang
masa tuanya justru hidup dengan kemiskinan dan kemelaratan. Mereka memaksa tubuh rentanya
itu mengais-ngais rupiah hanya sekedar untuk makan.

Miris, banyaknya lansia yang tidak merasakan kesejahteraan dimasa tuanya adalah bukti
gagalnya pemerintah dalam melindungi dan menyejahterakan manusia lansia. Masalah lansia ini
tidak akan tuntas hanya dengan memberi bantuan. Bantuan yang diberikan pemerintah pun tidak
merata dan tidak berkesinambungan, hanya bersifat seremonial belaka.
Sistem kapitalis sekuler ini berhasil membentuk manusia-manusia yang bersifat individual
sehingga membuat naluri kasih sayangnya terkikis, terutama terhadap orang tuanya sendiri.
Selain itu, sistem ini juga berhasil melahirkan generasi yang tidak paham pentingnya birrul
walidain (berbakti kepada kedua orang tua). Itulah yang menyebabkan banyak anak yang
menitipkan orangtuanya yang sudah renta ke panti jompo karena disibukkan untuk mencari uang
demi memenuhi tuntutan hidup dan gaya hidup yang terlalu tinggi. Ada juga yang beralasan
tidak mampu membiayai hidup orangtuanya. Bahkan adapula yang malu mengakui orang tuanya
karena sudah renta. Nauzubillahi min dzalik

Islam Menjamin Kesejahteraan Lansia

Kondisi ini tentu sangat jauh berbeda jika negara menerapkan aturan Islam secara menyeluruh.
Islam sangat memuliakan orang tua. Didalam Islam, negara mempunyai tanggung jawab untuk
memberikan keadilan, keamanan serta kesejahteraan kepada seluruh rakyatnya, termasuk
manusia lansia. Karena itu, para lansia tidak perlu menunggu hari peringatan lansia supaya
mendapatkan bantuan. Sebab, mereka akan diberikan bantuan dan layanan setiap saat. Sehingga
tidak ada satupun lansia yang tidak hidup sejahtera dihari tuanya

Islam, dengan dasar akidah dan peraturannya akan melahirkan manusia-manusia yang sadar akan
tanggung jawabnya. Misalnya, seorang anak akan memahami kewajibannya untuk berbakti
kepada orangtuanya terlebih ketika orangtuanya sudah berusia lanjut maka ia wajib untuk
merawatnya. Rasulullah saw. bersabda, “Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang
yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi
(dengan itu) dia tidak masuk surga.”(HR Muslim).

Untuk menjamin kebutuhan hidup para lansia, Islam memiliki konsep yang sangat jelas.
Pertama, jika para lansia memiliki anak laki-laki yang sudah baligh dan mampu bekerja, maka
nafkahnya ditanggung oleh sang anak. Tentunya dalam hal ini, negara telah menyiapkan
lapangan pekerjaan yang layak bagi rakyatnya. Kedua, jika para lansia tidak memiliki anak laki-
laki, ataupun anak laki-lakinya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan alasan
syar'i, maka tanggung jawab nafkah akan ditimpakan kepada keluarganya. Ketiga, apabila para
lansia hidup sebatang kara, maka tanggung jawab sepenuhnya diambil alih oleh negara. Negara
akan menyediakan rumah-rumah panti jompo yang dikhususkan untuk para lansia yang tidak
memiliki anak ataupun keluarga yang menanggung mereka.

Begitulah ketika Islam diterapkan, para lansia akan mendapat perhatian dan perlakuan yang
sangat baik. Tentunya semua ini tidak akan bisa terwujud tanpa adanya negara yang menerapkan
aturan Islam secara kaffah.

Wallahu a'lam bisshowab.

Anda mungkin juga menyukai