Anda di halaman 1dari 16

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS BUNG HATTA

TATAP MUKA 6,7


1. Agar mahasiswa memahami prinsip kerja
Learning Objectives (LO) trafo, konstruksi trafo, karakteristik Operasi
trafo, rangkaian ekivalen trafo, kerja Paralel
Trafo, Trafo 3 fase, serta menganalisis
besaran transformator.
2. Agar mahasiswa mampu menyelesaikan
berbagai bentuk persamaan transformator 3
phasa.

Time Line 6. Operasi Transformator 3 Phasa.


6.1.Pengertian Transformator 3 Phasa.
6.2. Bentuk rangkaian transformator 3 phasa.
6.3. Vektor Group

Kegiatan Pembelajaran

6.1.Pengertian Transformator 3 Phasa.

Transformator 3 fasa pada umumnya digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik


pada sistem tegangan 3 fasa (arus bolak-balik). Pada sisi primer dan skunder masing-
masing mempunyai lilitan identik dengan 3 buah transformator satu fasa, yang ujung
kumparan primer dan skunder dapat disambung (dihubungkan) secara bintang (Y)
atau segi-tiga (∆).

Identik dengan 3 buah transformator satu fasa, yang ujung kumparan primer clan
sekunder dapat disambung (dihubungkan) secara bintang (I) atau segi tiga.
Kadang-kadang untuk suatu maksud tertentu sisi sekunder dihubungkan secara zig-
zag (Z) yang mempunyai 6 belitan. Bila tegangan nominal kumparan primer sama
dengan tegangan antara fasa dari sistem sumber, maka kumparan tersebut tersambung
secara segi tiga.

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 44


Ph1 Ph1

Ph2 Ph2

Ph3 Ph3

Hubungan ∆ - ∆

Gambar 6.1. Hubungan tansfornator ∆ - ∆

Bila tegangan nominal kumparan sekunder sama dengan tegangan antara fase dari
sistem sumber , maka kumparan tersebut tersambung secara segi tiga. Bila tagangan
nominal kumparan sama dengan tegangan antara fasa dengan netral dari sistem
sumber, maka kumparan tersebut tersambung secara bintang.

Ph1 Ph1

Ph2 Ph2

Ph3 Ph3

Hubungan Y - Y

Gambar 6.2. Hubungan tansfornator Y - Y

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 45


Bila tegangan nominal kumparan sekunder sama dengan tegangan antara fasa dengan netral
dari system sumber maka kumparan-kumparan..tersebut tersambung secara bintang.
Gambar hubungan bintang dapat dilukiskan demikian.

Eg1 El3 E1
El2
Eg3 E3

V
Eg2 W E2
El1

Gambar 6.3. Hubungan generator Y dan Transformator Y

El2 Eg1 Eg1

El3

Eg3

Eg2
El1 Eg3 Eg2

El1 = Eg2 - Eg3


El2 = Eg3 – Eg1
EI3 = Eg1 – Eg2

Gambar 6.4.Vektor group generator dan group formation.

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 46


U V W

e1 e2 e3 e1
E1

E3 e2
E1 E2 E3
e3 E2

Gambar 6.4. Hubungan belitan tansformator 3 phasa dan Vektor

U, V, dan W = Ujung permulaan setiap bilitan primer


X, Y, dan Z = Ujung akhir setiap belitan primer
Pada contoh diata sisi primer trafo dihubungkan secara bintang X, Y dan Z
dihubungkan menjadi satu dan disebut titik bintang atau netral . Perbedaan fase antara
titik-titik U, V dan W masing-masing bergeser sebesar 1200.
Masing-masing belitan sisi primer adalah identik , demilciam pula masing-masing
belitan sekunder. Artinya bahvva setiap belitan mempunyai : Jumlah lilitan (N) yang
sama, penampang (q) yang sama tahanan (R) dan reaktansi (X) yang sama serta arah
melilit (polaritet) yang sama pula.
Dengan demikian tegangan induksi yang ditimbulkan oleh masing-masing belitan
dari setiap sisi adalah sama. Tegangan induksi yang ditimbulkan dalam belitan primer
menentang arah dari tegangan jepitan. Jadi tegangan induksi e1 ; e2 dan e3 menentang
arah E1; E2 dan E3 baik dalam belitan maupun Vektor diagramnya.
Apabila sisi primer dihubungkan segi maka hubungan menjadi sebagai berikut :

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 47


R S T R S T
El2 El1 El2 El1

U V El3 W U V El3 W

X Y Z X Y Z

Vektor Diagramnya

Gambar 6.5. Vektor Goup Δ

Ternyata bahwa veltor diagramnya sama, kecuali urutan tegangan induksi e1, e2, dan
e3, bergeser 120° . E1 , E2 dan E3 masing-masing adalah tegangan-tegangan jepitan
dari belitan primer 1, 2 dan 3 pada gambar diatas.
E1 =E13 ; E2= E1 , dan= E 3 = El2 sedang gambar b:
E1 = E12 ; E2 = E13 dan E3 =El1
Pada hubungan segi tiga ini ujung akhir dari telitan satu dihubungkan dengan ujung
awal belitan berikutnya. Pada hubung bintang , titik netral merupakan hubungan dari
ujung akhir atau ujung akhir dari tiga belitan. Pada kenyataanya hubunganya adalah :

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 48


U V W

+ + +
- - -
X Y Z
u
+ v+ w+
- - -

x y z

Gambar 6.6. Hubungan rangkaian magnetik Y – Y

Apabila sisi sekunder ujung-ujung belitanya dihubungkan seperti diatas, maka disebut
hubungan bintang. Bila pada sisi primer dihubungkan dengan sistem tegangan 3 fasa,
maka pada belitan primer akan timbul tegangan-tegangan induksi pada setiap
bilitanya. Tegangan induksi ini akan berlawanan dengan tegangan jepitannya. Oleh
kama belitan primer dan sekunder mempunyai arah polaritet (cara melilit) yang sama
maka pada belitan sekunder akan timbul tegangan induksi yang arahnya sama dengan
tegangan induksi belitan primer. Sedang tegangan jepitan sekunder beban nol besar-
arahnya sama dengan tegangan induksi sekunder.

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 49


6.2. Bentuk rangkaian transformator 3 phasa.

a. Model analisis pada sistem

b. Model analisis pada rangkaian transformator.

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 50


c. Model analisis hubungan rangkaian elektrik

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 51


Mesin Elektrik II Berbasis SCL 52
6.3. Vektor Group
Group transformator dinyatakan dalam penunjukan jam, dengan anggapan :
Sisi primer = Sisi tegangan tinggi = jarum panjang sisi sekunder = Sisi tegangan
rendah = jarum pendek.
Dengan demikian trafo diatas mempunyai vektor group Y y 6 yang artinya : Y =
belitan primer / tegangam tinggi dalam hubungan bintang.

U
E1

1800

2E1

y = Belitan sekunder/tegangan redah dalam hubungan bintang.

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 53


6 = jam 6 atau beda sudut 1800

Apabila hubungan sisi sekunder seperti ini :

U V W

x y z

Vektor diagram group nya sebagai berikut :


U x

E1

U
W
E3
V
E2
W V z y

Sedangkan bila hubungan sisi sekunder tidak teratur maka vektor diagram akan
mempunyai bentuk yang tidak teratur sebagai berikut.
Tulislah tanda-tanda pada hubungan bilitan dan vektor diagram nya !

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 54


U V W

+ + +

_ _ _
x y z

+ _ +

_ + _

Hubungan lain :

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 55


U V W
U

+ + +
z x
y
W
_ _ _ V
x y z

U V W
Z
u
w
Y

v
X

X Y Z
Hubungan ini mempunyai vektor group : Y d 5 yaitu sisi primer dihubungkan
bintang, sisi sekunder dihubungkau segi tiga (delta) sedang beda sudutnya adalah
150° atau jam 5.00. Beda sudut (angular displacement) atau jam ini ditentukan oleh
titik-titik masuk dan titik keluar dari setiap phasa , yaitu : U dengan X, V dengan Y
atau W dengan Z.
Pada hubungan segitiga arah jarum ditentukan oleh garis yang menghubungkan
antara titik berat segi tiga dengan masing-masing titik keluamya (X ; Y atau Z ).
Apabila vektor primer dan sekunder kita jadikan satu sehingga titik bintang primer
berimpit dengan titik berat sekunder, maka apabila U - X dianggap jarum panjang dan
x - o jarum pendek, akan menunjuk suatu jam 5:00 atau beda sudut 150°
Cara melukisnva :
1. Buat vektor diagram primer.
2. Buat vektor 2e1 sejajar e1 (karena polaritet sama) disini titik Z dan U berimpit.
3. 2e3 sejajar e3 ; y dan W berimpit.

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 56


4. 2e2 sejajar e2; x dan v berimpit.
Pada gambar diatas x; y dan z dihubungkan langsung keluar (beban).
Apabila titik-titik u ;v dan w dihubungkan keluar, maka vektor groupnya menjadi : Y
d1
Oleh karna yang menunjuk jam adalah vektor U - X dan u –o.

R S T

V
U V W

EL2 EL3

EL1
U
W

Sambungan dan vektor DY 5


Vektor group adalah : D y 5
Bila x;y dan z sebagai titik bintang dan u ; v dan w dihubungkan keluar, maka akan
didapat vektor group : D y 11
Vektor group D d 6

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 57


R S T U

U V W
e3 e1
EL3 EL2
e1 e2 e3
EL1
W e2 V

v
u v w y 2e2
u z

e1 e2 e3 2e1 2e3

x y z w x

Sumber hubungan dan vektor group D d 6


Bila u; v dan w.dihubungkan keluar, maka vektor group menjadi D d 11. Ini sama
halnya dengan bila x; y dan z yang dihubung keluar tetapi menganggap y sebagai u, z
sebagai v dan x sebagai w. Hubungan lain lagi yang istimewa dan hampir sama
dengan hubungan bintang disebut : Hubungan zig-zag disingkat dengan : z
Pada hubungan ini mempunyai cin-ciri :
1. Mempunyai titik bintang.
2. setiap phasa mempunyai dua belitan yang identik (N sama, q sama; resistensi dan
reaktansi sama).
Seluruhnya terdapat 6 belitan.

Mesin Elektrik II Berbasis SCL 58


Mesin Elektrik II Berbasis SCL 59

Anda mungkin juga menyukai