Kegiatan Pembelajaran
Identik dengan 3 buah transformator satu fasa, yang ujung kumparan primer clan
sekunder dapat disambung (dihubungkan) secara bintang (I) atau segi tiga.
Kadang-kadang untuk suatu maksud tertentu sisi sekunder dihubungkan secara zig-
zag (Z) yang mempunyai 6 belitan. Bila tegangan nominal kumparan primer sama
dengan tegangan antara fasa dari sistem sumber, maka kumparan tersebut tersambung
secara segi tiga.
Ph2 Ph2
Ph3 Ph3
Hubungan ∆ - ∆
Bila tegangan nominal kumparan sekunder sama dengan tegangan antara fase dari
sistem sumber , maka kumparan tersebut tersambung secara segi tiga. Bila tagangan
nominal kumparan sama dengan tegangan antara fasa dengan netral dari sistem
sumber, maka kumparan tersebut tersambung secara bintang.
Ph1 Ph1
Ph2 Ph2
Ph3 Ph3
Hubungan Y - Y
Eg1 El3 E1
El2
Eg3 E3
V
Eg2 W E2
El1
El3
Eg3
Eg2
El1 Eg3 Eg2
e1 e2 e3 e1
E1
E3 e2
E1 E2 E3
e3 E2
U V El3 W U V El3 W
X Y Z X Y Z
Vektor Diagramnya
Ternyata bahwa veltor diagramnya sama, kecuali urutan tegangan induksi e1, e2, dan
e3, bergeser 120° . E1 , E2 dan E3 masing-masing adalah tegangan-tegangan jepitan
dari belitan primer 1, 2 dan 3 pada gambar diatas.
E1 =E13 ; E2= E1 , dan= E 3 = El2 sedang gambar b:
E1 = E12 ; E2 = E13 dan E3 =El1
Pada hubungan segi tiga ini ujung akhir dari telitan satu dihubungkan dengan ujung
awal belitan berikutnya. Pada hubung bintang , titik netral merupakan hubungan dari
ujung akhir atau ujung akhir dari tiga belitan. Pada kenyataanya hubunganya adalah :
+ + +
- - -
X Y Z
u
+ v+ w+
- - -
x y z
Apabila sisi sekunder ujung-ujung belitanya dihubungkan seperti diatas, maka disebut
hubungan bintang. Bila pada sisi primer dihubungkan dengan sistem tegangan 3 fasa,
maka pada belitan primer akan timbul tegangan-tegangan induksi pada setiap
bilitanya. Tegangan induksi ini akan berlawanan dengan tegangan jepitannya. Oleh
kama belitan primer dan sekunder mempunyai arah polaritet (cara melilit) yang sama
maka pada belitan sekunder akan timbul tegangan induksi yang arahnya sama dengan
tegangan induksi belitan primer. Sedang tegangan jepitan sekunder beban nol besar-
arahnya sama dengan tegangan induksi sekunder.
U
E1
1800
2E1
U V W
x y z
E1
U
W
E3
V
E2
W V z y
Sedangkan bila hubungan sisi sekunder tidak teratur maka vektor diagram akan
mempunyai bentuk yang tidak teratur sebagai berikut.
Tulislah tanda-tanda pada hubungan bilitan dan vektor diagram nya !
+ + +
_ _ _
x y z
+ _ +
_ + _
Hubungan lain :
+ + +
z x
y
W
_ _ _ V
x y z
U V W
Z
u
w
Y
v
X
X Y Z
Hubungan ini mempunyai vektor group : Y d 5 yaitu sisi primer dihubungkan
bintang, sisi sekunder dihubungkau segi tiga (delta) sedang beda sudutnya adalah
150° atau jam 5.00. Beda sudut (angular displacement) atau jam ini ditentukan oleh
titik-titik masuk dan titik keluar dari setiap phasa , yaitu : U dengan X, V dengan Y
atau W dengan Z.
Pada hubungan segitiga arah jarum ditentukan oleh garis yang menghubungkan
antara titik berat segi tiga dengan masing-masing titik keluamya (X ; Y atau Z ).
Apabila vektor primer dan sekunder kita jadikan satu sehingga titik bintang primer
berimpit dengan titik berat sekunder, maka apabila U - X dianggap jarum panjang dan
x - o jarum pendek, akan menunjuk suatu jam 5:00 atau beda sudut 150°
Cara melukisnva :
1. Buat vektor diagram primer.
2. Buat vektor 2e1 sejajar e1 (karena polaritet sama) disini titik Z dan U berimpit.
3. 2e3 sejajar e3 ; y dan W berimpit.
R S T
V
U V W
EL2 EL3
EL1
U
W
U V W
e3 e1
EL3 EL2
e1 e2 e3
EL1
W e2 V
v
u v w y 2e2
u z
e1 e2 e3 2e1 2e3
x y z w x