Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FISIOLOGI

BIOMEDIK III

Nursita Djailan
09402211051
Kelompok 5

DEPARTEMEN ILMU BIOMEDIK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2022
Bab I
( pendahuluan)

1. Landasan teori

a. Fisiologi system saraf


Refleks adalah respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar melalui
lengkung refleks. Refleks merupakan jawaban terhadap suatu perangsangan.
Gerakan yang timbul disebut gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik
merupakan gerakan yang bangkit untuk penyesuaian diri, baik untuk menjamin
ketangkasan gerakan volunter, maupun untuk membela diri. Bila suatu
perangsangan dijawab dengan bangkitnya suatu gerakan, menandakan bahwa
daerah yang dirangsang dan otot yang bergerak secara reflektorik terdapat suatu
hubungan.

b. Fisiologi bioakustik
Telinga adalah organ pendengaran dengan mekanisme menangkap dan
merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi elektris dan diteruskan ke
otak untuk disadari serta dimengerti, sebagai sistem organ pendengaran, telinga
dibagi menjadi sistem organ pendengaran perifer dan sentral Proses mendengar
diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Proses mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik
berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi yaitu
pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap
penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran.
Terdapat beberapa tes untuk mengetahui fungsi pendengaran individu secara
kualitatif yaitu dengan garputala. Tes garputala merupakan tes yang menggunakan
seperangkat garputala yang terdiri dari 5 garputala dengan frekwensi yang sering
dipakai 2048 Hz,1024 Hz, 512Hz,256 Hz dan 128 Hz. Adapun jenis tes
pendengaran yang dapat diperiksa dengan menggunakan garputala yaitu :
1. Tes Rinne adalah tes pendengaran yang digunakan untuk membandingkan
hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa
2. Tes Weber adalah tes pendengaran yang digunakan untuk membandingkan
hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.
3. Tes Schwabach adalah tes pendengaran yang digunakan untuk membandingkan
hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya
normal.

c. Fisiologi biooptik
Sistem optik yang paling penting bagi manusia adalah mata. Di depan lensa mata
terdapat selaput yang membentuk suatu celah lingkaran. Selaput inilah yang
disebut iris dan berfungsi memberi warna pada mata. Celah lingkaran disebut
pupil. Lebar pupil dikendalikan oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang
mengenainya. Jumlah cahaya yang memasuki mata dikendalikan oleh iris. Iris
mengatur ukuran biji mata, sedang tebal lensa dikendalikan oleh otot siliari.
a. Rabun Jauh (Miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanya dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Orang yang
mempunyai kelainan seperti ini disebut rabun jauh. Rabun jauh atau miopi
biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan
menggunakan lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar
sejajar menyebar, sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya
terfokus pada retina.
b. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas,
titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata “normal” 25 cm, yang
menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih
sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat
mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung).
c. Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar
sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian
silindrisnya bertumpuk. lensa silindris memfokuskan titik menjadi garis yang
paralel dengan sumbunya. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada
bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang
dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat
ditolong dengan menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.
Bab II
(Pembahasan)

1. Fisiologi system saraf

No Nama Reflex kornea Reflex abdomen Keterangan


1. Putnab +
2. Dea +
3. Endah +
4. Sigit + Normal Normal
5. Ayu +
6. Nursita +

 Pertanyaan

1. Sebutkan arkus refleks pada masing-masing refleks di atas!


2. Jelaskan bagaimana agar pemeriksaan refleks kornea dan refleks kulit perut
dilaksanakan secara sempurna!
3. Jelaskan peran kontrol sistem saraf pusat terhadap adanya refleks !
4. Jelaskan penyakit yang dapat menyebabkan refleks menurun/lemah, negatif,
meningkat dan jelaskan mekanisme kerusakannya!

 Jawaban:

1. Arcus reflex kornea


Reseptor sensoris (mata/kornea) Neuron sensoris (afferent)
Akar dorsal ganglion akar dorsal interneuron neuron motoric (efferent)
Organ efektor (M. levator palpebralis superior).

Reseptor sensoris (kulit) Neuron sensoris (afferent)


Akar dorsal ganglion akar dorsal interneuron neuron motoric (efferent)
Organ efektor (M. obliqus externus otot abdomen).

2. • Orang coba dalam keadaan berbaring terlentang dengan santai.


• Posisikan kedua lengan orang coba berada di samping badan.
• Goreslah dinding perut dengan benda yang agak runcing (seperti ujung gagang
palu refleks). Penggoresan dilakukan dari samping menuju ke garis tengah pada
setiap segmen.
3. Reseptor sensorik (alat indera) -> neuron aferen (ganglion radix posterior/dorsalis ) ->
interneuron -> neuron eferen (Radix anterior/ventralis) -> organ efektor (otot rangka)

4. Penyakit Parkinson Penyakit ini terjadi karena hilangnya dopamine yang diproduksi sel-
sel otak, juga dikenal sebagai subtansia nigra, ini terletak ditengah otak, dopamin
merupakan zat kimia otak yang bertanggung jawab terhadap gerakan otot dan kordinasi
ketika subtansia nigra memburuk, dopamine kurang diproduksi ini mengganggu respon
sinyal dari otak ke otot andA.

2. Fisiologi bioakustik

Nama orang coba: Dea


Tes batas pendengaran
Kanan frekwensi kiri
+ 512 +
+ 426 +
+ 341 +
+ 288 +

Nama orang coba: Asyifa


Tes batas pendengaran
Kanan frekwensi kiri
+ 512 +
+ 426 +
+ 341 +
+ 288 +

Nama orang coba: Endah


Tes batas pendengaran
Kanan frekwensi kiri
+ 512 +
+ 426 +
+ 341 +
+ 288 +
No Nama Tes weber Res rinne Tes schwabach
1. Zalsabila Nurul Normal + Normal
Islami
2. Rahayu Saifuddin Normal + Normal
3. Nursita Djailan Normal + Normal

 Pertanyaan
1. Jelaskan intepretasi ketiga orang coba diatas! Apakah normal atau mengalami
gangguan?
2. Sebutkan nilai batas ambang pendengaran normal manusia !
3. Apa yang dimaksud dengan hantaran tulang dan hantaran udara?
4. Jelaskan bagaimana proses mendengar, mulai sejak adanya gelombang suara hingga
adanya persepsi bunyi dengan ringkas yang menggunakan bahasa sendiri!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tuli konduktif dan tuli sensorineural

 Jawaban
1. Interpretasi ketiga orang coba diatas semuanya normal dan tidak ada yang mengalami
gangguan.
2. 20 Hz – 20 kHz
3. Hantaran udarah (dalam keadaan normal), hantaran tulang (dalam keadaan
abnormal/telinga mengalami kerusakan).
4. Gelombang suara kemudian diteruskan ke MT dimana pars tensa MT merupakan medium
yang ideal untuk transmisi gelombang suara ke rantai osikular. Hubungan MT dan sistem
osikuler menghantarkan suara sepanjang telinga telinga tengah ke koklea. Tangkai
maleus terikat erat pada pusat membran timpani, maleus berikatan dengan inkus, inkus
berikatan dengan stapes dan basis stapes berada pada foramen ovale.
5. Tuli konduktif: gangguan pada telinga luar dan tengah
Tuli sensorineural: gangguan pada telinga dalam

3. Fisiologi biooptik

Tes penglihatan
No Nama mahasiswa Mata kanan Mata kiri
1. Zalsabila Nurul Islami Normal 25/20
2. Nursita Djailan Normal Normal
3. Rifda Nurul 30/20 40/20
4. Rahayu Saifuddin Normal Normal
5. Sigit Septian Normal Normal
Tes buta warna/ischihara
No Nama Keterangan
1. Dea Normal
2. Putnab Normal
3. Endah Normal
4. Putri Normal
5. Asyifa Normal

 Pertanyaan
1. Jelaskan fisiologi seseorang dapat melihat suatu benda!
2. Jelaskan mekanisme kejadian terang dan gelap!

 Jawaban
1. Dimulai ketika benda memantulkan cahaya masuk ke mata dan diterima oleh kornea,
pupil, lensa, dan dipusatkan pada retina.
2. Pada retina terdapat lapisan fotoreseptor yang terdapat sel batang dan sel kerucut).
Kedua sel terdapat pengaruh besar dalam peristiwa gelap terang. Pada saat terang
(berwarna) sel kerucutlah yang bekerja dalam fungsi penglihatan terang (warna),
sedangkan sel batang berfungsi saat terjadi caaya remang-remang (hitam putih)
Bab III
(kesimpulan)

a. Fisiologi system saraf


Manusia dikaruniai dengan panca indera yang terdiri dari mata, hidung, lidah,
telinga dan kulit. Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka
terhadap rangsangan tertentu. Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik
jika: Saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik, Otak
sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik dan alat-alat indera tidak
mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.
b. Fisiologi bioakustik
Dari pembanasan diatas dapat disimpulkan kata bioptik, tersusun atas kata bio dan
optik. Bio berkaitan dengan makhluk hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari
makhluk hidup, sedangkan optik dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang
berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar. secara spesifik ada klasifikasi Optik
geometri dan optika fisis. Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera
penglihatan manusia, yaitu mata. Mata menjadi alat optik yang paling penting
pada manusia atau makhluk hidup. Struktur dari mata itu sendiri atau bisa di sebut
dengan anatomi mata meliputi sklera, konjungtiva, kornea, pupil, iris, lensa,
retina, sarat optikus, humor aqueous, serta humor vitreous yang masing
masingnya memiliki fungsi atau kerjanya sendiri.
c. Fisiologi biooptik
Pendengaran normal manusia pada frekuensi 2-20.000 Hz, namun ambang batas
pendengaran normal 500-2.000 Hz. Bunyi atau gelombang suara ditangkap oleh
auriculla kemudian diteruskan ke Membrane ympani, membrane tympani bergetar
dan getarannya diteruskan ossicula auditori, malleus, incus, stapes terjadi
perlipatgandaan suara (amplipikasi) kemudian digetaran dihantarkan ke cairan
perilimfe melalui fenestrate vestibula (oval) getaran melalui membrane labirin
cochlea ke endolimpe, nah endolimpe gelombang merangsang reseptor sel halus,
kemudian terjadi perubahan gelombang dari gelombang mekanik ke gelombang
listrik, kemudian aliran saraf di teruskan melalui N.cochlea kemudian bercabang
menjadi N.Vestibulocochlearis (N.VIII), dan setelah itu getaran diinterpretasikan
/dihantarkan

Anda mungkin juga menyukai