Nursita Djailan - 5 PDF
Nursita Djailan - 5 PDF
BIOMEDIK III
Nursita Djailan
09402211051
Kelompok 5
1. Landasan teori
b. Fisiologi bioakustik
Telinga adalah organ pendengaran dengan mekanisme menangkap dan
merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi elektris dan diteruskan ke
otak untuk disadari serta dimengerti, sebagai sistem organ pendengaran, telinga
dibagi menjadi sistem organ pendengaran perifer dan sentral Proses mendengar
diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Proses mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik
berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi yaitu
pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap
penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran.
Terdapat beberapa tes untuk mengetahui fungsi pendengaran individu secara
kualitatif yaitu dengan garputala. Tes garputala merupakan tes yang menggunakan
seperangkat garputala yang terdiri dari 5 garputala dengan frekwensi yang sering
dipakai 2048 Hz,1024 Hz, 512Hz,256 Hz dan 128 Hz. Adapun jenis tes
pendengaran yang dapat diperiksa dengan menggunakan garputala yaitu :
1. Tes Rinne adalah tes pendengaran yang digunakan untuk membandingkan
hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa
2. Tes Weber adalah tes pendengaran yang digunakan untuk membandingkan
hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.
3. Tes Schwabach adalah tes pendengaran yang digunakan untuk membandingkan
hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya
normal.
c. Fisiologi biooptik
Sistem optik yang paling penting bagi manusia adalah mata. Di depan lensa mata
terdapat selaput yang membentuk suatu celah lingkaran. Selaput inilah yang
disebut iris dan berfungsi memberi warna pada mata. Celah lingkaran disebut
pupil. Lebar pupil dikendalikan oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang
mengenainya. Jumlah cahaya yang memasuki mata dikendalikan oleh iris. Iris
mengatur ukuran biji mata, sedang tebal lensa dikendalikan oleh otot siliari.
a. Rabun Jauh (Miopi)
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanya dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Titik jauh mata tidak berada pada tak berhingga tetapi
jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Orang yang
mempunyai kelainan seperti ini disebut rabun jauh. Rabun jauh atau miopi
biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga
bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan
menggunakan lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar
sejajar menyebar, sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya
terfokus pada retina.
b. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan
benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas,
titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata “normal” 25 cm, yang
menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih
sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat
mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung).
c. Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar
sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan
bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian
silindrisnya bertumpuk. lensa silindris memfokuskan titik menjadi garis yang
paralel dengan sumbunya. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada
bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang
dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat
ditolong dengan menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.
Bab II
(Pembahasan)
Pertanyaan
Jawaban:
4. Penyakit Parkinson Penyakit ini terjadi karena hilangnya dopamine yang diproduksi sel-
sel otak, juga dikenal sebagai subtansia nigra, ini terletak ditengah otak, dopamin
merupakan zat kimia otak yang bertanggung jawab terhadap gerakan otot dan kordinasi
ketika subtansia nigra memburuk, dopamine kurang diproduksi ini mengganggu respon
sinyal dari otak ke otot andA.
2. Fisiologi bioakustik
Pertanyaan
1. Jelaskan intepretasi ketiga orang coba diatas! Apakah normal atau mengalami
gangguan?
2. Sebutkan nilai batas ambang pendengaran normal manusia !
3. Apa yang dimaksud dengan hantaran tulang dan hantaran udara?
4. Jelaskan bagaimana proses mendengar, mulai sejak adanya gelombang suara hingga
adanya persepsi bunyi dengan ringkas yang menggunakan bahasa sendiri!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tuli konduktif dan tuli sensorineural
Jawaban
1. Interpretasi ketiga orang coba diatas semuanya normal dan tidak ada yang mengalami
gangguan.
2. 20 Hz – 20 kHz
3. Hantaran udarah (dalam keadaan normal), hantaran tulang (dalam keadaan
abnormal/telinga mengalami kerusakan).
4. Gelombang suara kemudian diteruskan ke MT dimana pars tensa MT merupakan medium
yang ideal untuk transmisi gelombang suara ke rantai osikular. Hubungan MT dan sistem
osikuler menghantarkan suara sepanjang telinga telinga tengah ke koklea. Tangkai
maleus terikat erat pada pusat membran timpani, maleus berikatan dengan inkus, inkus
berikatan dengan stapes dan basis stapes berada pada foramen ovale.
5. Tuli konduktif: gangguan pada telinga luar dan tengah
Tuli sensorineural: gangguan pada telinga dalam
3. Fisiologi biooptik
Tes penglihatan
No Nama mahasiswa Mata kanan Mata kiri
1. Zalsabila Nurul Islami Normal 25/20
2. Nursita Djailan Normal Normal
3. Rifda Nurul 30/20 40/20
4. Rahayu Saifuddin Normal Normal
5. Sigit Septian Normal Normal
Tes buta warna/ischihara
No Nama Keterangan
1. Dea Normal
2. Putnab Normal
3. Endah Normal
4. Putri Normal
5. Asyifa Normal
Pertanyaan
1. Jelaskan fisiologi seseorang dapat melihat suatu benda!
2. Jelaskan mekanisme kejadian terang dan gelap!
Jawaban
1. Dimulai ketika benda memantulkan cahaya masuk ke mata dan diterima oleh kornea,
pupil, lensa, dan dipusatkan pada retina.
2. Pada retina terdapat lapisan fotoreseptor yang terdapat sel batang dan sel kerucut).
Kedua sel terdapat pengaruh besar dalam peristiwa gelap terang. Pada saat terang
(berwarna) sel kerucutlah yang bekerja dalam fungsi penglihatan terang (warna),
sedangkan sel batang berfungsi saat terjadi caaya remang-remang (hitam putih)
Bab III
(kesimpulan)