Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kinanthi Yuwanna Pambayun

NIM : 22/504541/PN/18087

Biji adalah bagian tumbuhan yang berasal dari calon biji yang nantinya akan
tumbuh menjadi tumbuhan baru. Terdapat dua jenis biji, yaitu monokotil dan
dikotil. Biji monokotil adalah biji berkeping satu dan biji dikotil adalah biji
berkeping dua. Biji monokotil mempunyai endosperma yang fungsinya sebagai
makanan untuk pertumbuhan embrio. Pada biji dikotil tidak terdapat endosperma,
sedangkan makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari kotiledon.

Selama tahap akhir pematangan biji, embrio yang dikelilingi oleh makanan
(endosperma, kotiledon, atau keduanya) akan berhenti tumbuh dan
metabolismenya akan hampir berhenti atau disebut dengan masa dormansi.
Embrio dan makanannya terbungkus oleh selaput biji yang terbentuk dari
integument ovul. Pada beberapa spesies, dormansi diakibatkan oleh hasil dari
adanya selaput biji yang utuh, bukan dari embrio.

Embrio melekat pada kotiledon, terdiri dari struktur memanjang yang


disebut sumbu embrionik. Dibawah tempat melekatnya embrio terdapat hipokotil.
Hipokotil berakhir di radikula atau akar embrionik. Bagian sumbu embrionik
diatas tempat melekatnya kotiledon dan dibawah pasangan dau muda pertama
adalah epikotil. Epikotil, daun muda, dan meristem apical tunas secara kolektif
dissebut plumula. Embrio monokotil memiliki kotiledon tunggal yang
terspesialisasi yang disebut dengan skutelum. Skutelum memiliki area yang luas,
tertekan ke endosperma, dan menjadi tempat skutelum mengabsorpsi nutrient
selama germinasi. Embrio biji monokotil terbungkus oleh dua selubung
pelindung, yaitu koleoptil yang berfungsi menutupi tunas muda dan koleoriza
yang berfungsi menutupi akar muda.

Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu tahap


imbisisi, pembentukan enzim, pemanjangan sel radikula dan pertumbuhan
kecambah. Pada tahap imbisisi, biji menyerap air dari lingkungan sekitarnya
dikarenakan adanya perbedaan potensial air antara biji dan lingkungan sekitarnya.
Pembentukan enzim, dengam masuknya air kedalam biji, enzim akan bekerja
dengan aktif. Embrio yang terkena air akan menjadi aktif dan melepaskan hormon
giberelin. Hormon giberelin memacu aleurone untuk mensintesis dan
mengeluarkan enzim, diantaranya enzim á-amilase, maltase, dan enzim pemecah
protein. Pada tahap pemanjangan sel radikula, radikula memanjang keluar
menembus kulit biji dan nantinya akan berkembang menjadi akar. Yang terakhir
adalah perkecambahan kecambah. Pada tahap ini embrio tumbuh dan
berkembang, proses perubahan embrio saat berkecambah dimulai dengan plumula
yang tumbuh dan berkembang menjadi batang. Munculnya tumbuhan kecil dari
dalam biji merupakan hasil dari proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan menjadi dua


macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal. Tipe
perkecambahan epigeal terjadi pada biji dikotil yang hipokotilnya tumbuh lurus ke
atas sehingga kotiledon dan epikotil terangkat keatas permukaan tanah.
Perkecambahan hipogeal terjadi pada biji monokotil yang ditandai dengan epikotil
tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus
kulit biji.

Anda mungkin juga menyukai