Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut National Center Health Statistic tahun 2022 angka kematian ibu

pada tahun 2020 berjumlah 861 wanita meninggal, dibandingkan pada tahun 2019

yaitu berjumlah 754 (Hoyert,2020). Menurut World Health Organization (2022),

secara global 2,4 juta anak meninggal pada bulan pertama kehidupan ditahun

2020. berjumlah sekitar 6.700 kematian bayi baru lahir setiap hari, sebesar 47% dari

semua kematian anak di bawah usia 5 tahun. Secara global, sejumlah kematian

neonatal menurun dari 5 juta pada tahun 1990 menjadi 2,4 juta pada tahun 2020.

Berdasarkan data yang didapat dari Profil Kesehatan Indonesia, Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu tahun 2019 sebesar 4.221 kelahiran hidup

adalah 4.778.621 kasus kematian ibu, ditahun 2020 sebanyak 4.627 kasus serta

ditahun 2021 sebanyak 7.389 kasus kematian ibu. Berdasarkan Profil Kesehatan

Indonesia selama 3 tahun terakhir penyebab utama kematian ibu yang didapat adalah

pendarahan dan hipertensi dalam kehamilan. Di Indonesia Angka Kematian Bayi

(AKB) pada tahun 2019 berjumlah 19.156 kasus kematian bayi kemudian

meningkat pada tahun 2020 yaitu berjumlah 21.922 kematian bayi dan masih

mengalami peningkatan hingga ditahun 2021 dengan jumlah kasus 22.257 kematian

bayi berdasarkan data yang menjadi penyebab utama dari peningkatan Angka

Kematian Bayi (AKB) adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

1
Menurut Profil Kesehatan Indonesia di Provinsi Sulawesi Utara jumlah

Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 sebanyak 51 kasus kematian ibu,

sedangkan ditahun 2020 pengalami penurunan dengan jumlah 48 kematian ibu,

namun pada tahun 2021 mengalami peningkatan kembali sebesar 64 kasus

kematian ibu. Penyebab utama Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2019 hingga

tahun 2021 adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan serta infeksi yang

terjadi selama masa kehamilan. Jumlah Angka Kematian Bayi (AKI) yang di peroleh

dari Profil Kesehatan Indonesia di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2019

sebanyak 144 kasus kematian bayi, kemudian mengalami penurunan ditahun 2020

dengan jumlah kasus 41 kematian bayi ditahun 2021 mengalami meningkat kembali

dengan jumlah 150 kasus kematian pada bayi baru lahir (Kementrerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2021).

Menurut Dinas Kesehatan Kotamobagu jumlah Angka Kematian Ibu (AKI)

pada tahun 2019 berjumlah 4 kasus kematian ibu, sedangkan pada tahun 2020

Angka Kematian Ibu mengalami peningkatan menjadi 5 kasus kematian serta

ditahun 2021 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) masih sama dengan jumlah 5

kasus kematian pada ibu dan ditahun 2022 pada bulan Januari hingga November

jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Kotamobagu belum ada kematian (Dinas

Kesehatan Kota Kotamobagu, 2022).

Berdasarkan laporan tahunan yang diambil oleh penulis dari tempat penelitian

yang bertempat di Praktek Mandiri Bidan Bdn. Dewa Ayu Made Gayatri, untuk

jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2019 sampai 2022 tidak ada kasus

kematian yang terjadi pada ibu serta jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) yang di

peroleh pada tahun 2019 belum ada serta ditahun 2020 terdapat 5 kasus kematian
2
bayi, pada tahun 2021 mengalami penurunan dengan jumlah 2 kasus kematian bayi

dan pada tahun 2022 belum ada Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan data

tersebut yang menjadi penyebab utama dari kematian bayi tersebut adalah Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 jumlah kunjungan

K1 di Indonesia sebanyak 5.068.082 ibu hamil dan K4 berjumlah 4.654.220 ibu

hamil, sedangkan di tahun 2020 jumlah kunjungan K1 ibu hamil sebanyak 4.873.441

dan K4 sebanyak 4.419.319 ibu hamil, kemudian di tahun 2021 jumlah kunjungan

K1 ibu hamil sebanyak 4.786.642 ibu hamil serta K4 berjumlah 4.336.254 ibu hamil

dapat dilihat jumlah dari kunjungan K1 dan K4 mengalami penurunan disetiap

tahunnya. Pada tahun 2019 jumlah ibu bersalin di fasilitas kesehatan di Indonesia

tercatat sebanyak 4.557.577 ibu hamil yang bersalin di fasilitas kesehatan,

kemudian ditahun 2020 ibu yang bersalin adalah sebanyak 4.469.842 ibu yang

bersalin, dilihat dari jumlah pada tiap tahun dapat diketahui bahwa persalinan yang

ada di fasilitas kesehatan setiap tahun mengalami penurunan. Diperoleh dari data

Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2019 di Indonesia jumlah kunjungan KN1

sebanyak 4.528.817 bayi dan KN lengkap adalah berjumlah 4.157.485 bayi,

kemudian pada tahun 2020 jumlah kunjungan KN1 mengalami penurunan yaitu

berjumlah 3.88.675 bayi dan kunjungan KN lengkap mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya yaitu berjumlah 4.314.350 bayi, dan pada tahun 2021 jumlah

kunjungan KN 1 di Indonesia mengalami peningkatan kembali yaitu 4.450.131 bayi,

sedangkan KN lengkap mengalami penurunan menjadi 4.276.919 bayi. Di Indonesia

pada tahun 2019 jumlah kunjungan KNF 1 berjumlah 3.470.607 ibu nifas dengan

KNF 2 sebanyak 3.439.688 ibu nifas serta kunjungan KNF 3 berjumlah 3.948.040
3
ibu nifas dan ditahun 2020 jumlah kunjungan KNF 1 mengalami peningkatan yaitu

sebanyak 4.466.147 ibu nifas dan KNF lengkap berjumlah 4.391.107 ibu nifas. pada

tahun 2021 jumlah kunjungan KNF 1 mengalami penurunan sebanyak 4.414.778 ibu

nifas dan KNF lengkap berjumlah 4.229.383 ibu nifas kunjungan (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia di Provinsi Sulawesi Utara

tahun 2019 didapatkan jumlah kunjungan K1 yaitu berjumlah sebanyak 43.726 ibu

hamil dan K4 sebanyak 37.886 ibu hamil, pada tahun 2020 jumlah kunjungan K1

mengalami penurunan di Sulawesi Utara sebanyak 42.229 ibu hamil dan K4

berjumlah 36.475 ibu hamil, ditahun 2021 jumlah kunjungan K1 mengalami

penurunan drastis yakni dengan jumlah 30.633 ibu hamil dan K4 sebanyak 29.535

ibu hamil. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia jumlah ibu bersalin di

Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2019 yaitu berjumlah 36.774 persalinan,

sedangkan ditahun 2020 jumlah persalinan sebanyak 35.429 ibu yang bersalin,

serta pada tahun 2021 jumlah persalinan berjumlah 29.313 persalinan, selama 3

tahun terakhir jumlah persalinan difasilitas kesehatan semakin menurun. Di Sulawesi

Utara pada tahun 2019, berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan

Indonesia, jumlah kunjungan KN1 yaitu sebanyak 36.194 bayi dan KN lengkap

yaitu berjumlah 3.482 bayi dan pada tahun 2020 jumlah kunjungan mengalami

penurunan yaitu dengan jumlah kunjungan KN1 sebanyak 30.202 bayi namun

mengalami peningkatan kembali dengan jumlah KN lengkap sebanyak 29.273

bayi dan ditahun 2021 jumlah kunjungan KN1 mengalami peningkatan

sebanyak 4.450.313 bayi dan KN lengkap berjumlah 4.276.919 bayi. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi
4
Utara pada tahun 2019 jumlah kunjungan nifas atau KNF1 sebanyak 37.085 ibu nifas

dengan KNF2 berjumlah 36.861 ibu nifas serta kunjungan KNF3 yaitu

sebanyak 36.152 ibu nifas. Ditahun 2020 jumlah kunjungan KNF1 mengalami

penurunan dengan jumlah 34.747 dan jumlah kunjungan KNF lengkap yaitu

sebanyak 33.837 ibu nifas. Pada tahun 2021 mengalami penurunan kembali yakni

dengan jumlah kunjungan KNF1 sebanyak 30.734 ibu nifas dengan jumlah

kunjungan KNF lengkap berjumlah 27.798 ibu nifas (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2021).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu pada

tahun 2019 jumlah kunjungan K1 sebanyak 2.071 ibu hamil dengan kunjungan K4

sebanyak 1.712 ibu hamil dan pada tahun 2020 jumlah kunjungan K1

sebanyak 1.709 ibu hamil dengan jumlah kunjungan K4 sebanyak 1.617 ibu hamil,

ditahun 2021 jumlah kunjungan K1 berjumlah 1.810 ibu hamil dan K4 berjumlah

sebanyak 1.353 ibu hamil, sedangkan di tahun 2022 pada bulan Januari hingga

November jumlah dari kunjungan K1 sebanyak 1.736 ibu hamil dengan jumlah K4

sebanyak 1.452 ibu hamil. Dari data di atas bisa dilihat jumlah kunjungan ibu hamil

di Kotamobagu mengalami penurunan dari tahun 2019 hingga 2021, serta jumlah ibu

bersalin di Kotamobagu di tahun 2019 menurut Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu

yaitu berjumlah 1.721 persalinan, pada tahun 2020 jumlah ibu bersalin mengalami

penurunan dengan jumlah 1.686 persalinan, sedangkan pada tahun 2021 jumlah

persalinan mengalami peningkatan yaitu sebanyak 2.101 persalinan dan

ditahun 2022 pada bulan Januari hingga November jumlah ibu bersalin mengalami

penurunan kembali yaitu sebanyak 1.448 ibu yang bersalin. Data yang diperoleh dari

Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu pada tahun 2019 jumlah kunjungan KN1 yaitu
5
sebanyak 1.721 bayi dan kunjungan KN2 sebanyak 1.647 bayi dan kunjungan KN3

sebanyak 1.609 bayi dan pada tahun 2020 jumlah kunjungan KN1 yaitu

sebanyak 1.653 bayi dan kunjungan KN2 berjumlah 1.634 bayi serta KN3

berjumlah 1.621 bayi, pada tahun 2021 jumlah kunjungan KN1 yaitu sebanyak 1.485

bayi, serta KN2 tidak mendapatkan laporan dan kunjungan KN3 berjumlah 1.339

bayi. Pada tahun 2022 dibulan Januari hingga Oktober jumlah kunjungan KN1

sebanyak 1.334 bayi, serta kunjungan KN2 belum ada laporan dan kunjungan

KN3 berjumlah 1.069 bayi, angka ini menunjukan bahwa pada tahun 2019 hingga

tahun 2022 bulan Oktober mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Dinas

Kesehatan Kota Kotamobagu pada tahun 2019, jumlah kunjungan KNF1 adalah

berjumlah 1.721 ibu nifas, serta jumlah kunjungan KNF2 berjumlah 1.632 ibu nifas

serta kunjungan KNF3 sebanyak 1.583 ibu nifas, sedangkan pada tahun 2020 jumlah

kunjungan nifas sedikit mengalami penurunan dengan jumlah kunjungan KNF1

sebanyak 1.686 ibu nifas dan kunjungan KNF2 berjumlah 1.668 ibu nifas serta

KNF3 sebanyak 1.652 ibu nifas dan pada tahun 2021 jumlah kunjungan KNF1

mengalami penurunan yaitu sebanyak 1.526 ibu nifas dengan kunjungan KNF2

sebanyak 1.486 ibu nifas serta KNF3 berjumlah 1.343 ibu nifas dan pada

tahun 2022 jumlah kunjungan KNF1 mengalami penurunan kembali pada bulan

Januari hingga November yaitu sebanyak 1.448 ibu nifas dan kunjungan KNF2

sebanyak 1.437 ibu nifas serta KNF3 berjumlah 1.284 ibu nifas (Dinas Kesehatan

Kota Kotamobagu, 2022).

Berdasarkan data yang diperoleh dari tempat penelitian di tahun 2019 untuk

jumlah kunjungan yang tercatat dibuku laporan tahunan, jumlah kunjungan K1

sampai K4 tidak ada catatan dan pada tahun 2020 jumlah kunjungan K1 ibu hamil
6
yaitu sebanyak 381 dan jumlah K4 tidak ada, ditahun 2021 jumlah kunjungan K1

mengalami penurunan pada bulan Januari sampai Mei yaitu berjumlah 123 ibu hamil

dan jumlah kunjungan K4 tidak ada. Pada tahun 2022 jumlah kunjungan K1 yaitu

sebanyak 267 ibu hamil dan jumlah kunjungan K4 tidak ada. Pada tahun yang sama

di tahun 2019 jumlah persalinan yang tercatat yaitu sebanyak 141 ibu bersalin dan

ditahun 2020 sebanyak 196 persalinan, serta ditahun 2021 yaitu berjumlah 199

persalinan dan disusul pada tahun 2022 berjumlah 168 persalinan di Praktek Mandiri

Bidan Bdn. Dewa Ayu Made Gayatri, jumlah persalinan ini juga mengalami

penurunan disetiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari buku

laporan tahunan ditempat penelitian, didapat jumlah Bayi Baru Lahir (BBL) pada

tahun 2019 yaitu sebanyak 141 kelahiran bayi, sedangkan ditahun 2020 sebanyak 196

kelahiran bayi, serta tahun 2021 sebanyak 199 kelahiran bayi hingga pada tahun 2022

sebanyak 168 kelahiran bayi, angka ini menunjukan pada setiap tahun jumlah bayi

baru lahir mengalami penurunan. Untuk kunjungan nifas atau KNF1 pada tahun 2019

berjumlah 141 ibu nifas, KNF2 dan KNF3 tidak tercatat, pada tahun 2020 jumlah

kunjungan KNF1 sebanyak 196, kunjungan KNF2 dan kunjungan KNF3 tidak

tercatat, dan pada tahun 2021 jumlah kunjungan KNF1 yaitu sebanyak 199 ibu

nifas, KNF2 dan KNF3 tidak ada catatan. Pada tahun 2022 jumlah kunjungan KNF1

berjumlah 168 ibu nifas, kunjungan KNF2 dan KNF3 tidak ada catatan. Jumlah

kunjungan nifas KNF1 juga mengalami penurunan dari tahun 2019 sampai 2022.

Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia tahun 2021 adalah covid-19,

pendarahan, hipertensi dalam kehamilan, jantung, infeksi, gangguan metabolik,

gangguan sistem peredaran darah, abortus. Penyebab terbanyak kematian bayi di

Indonesia tahun 2021 adalah diare menjadi urutan pertama penyebab paling banyak
7
dan urutan kedua yaitu pneoumonia, serta penyebab kematian lainnya, yaitu demam

berdarah, kelainan kongenital jantung, kelainan kongenital lainnya (Profil Kesehatan

Indonesia, 2021).

Upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dilakukan dengan

menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas,

seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu,

perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi. Upaya yang dilakukan untuk

menekan peningkatan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah pelayanan kesehatan

janin dalam kandungan, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, anak balita, dan

mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenanga kesehatan di fasilitas

kesehatan, serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada

kunjungan bayi baru lahir, kesehatan anak usia sekolah dan remaja, dan kesehatan

anak, serta pelayanan kesehatan neonatal, imunisasi rutin pada anak dan pelayanan

kesehatan pada anak sekolah dan perlindungan kesehatan anak (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu dan

bayi baru lahir di Praktek Mandiri Bidan Dewa Ayu Made Gayatri, S.ST Kecamatan

Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu”.

8
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

yaitu “Bagaimanakah Asuhan Komprehensif pada Ibu dan Bayi Baru Lahir di

Peraktek Mandiri Bidan Bdn. Dewa Ayu Made Gayatri, S.ST di Kota Kotamobagu”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi

Baru Lahir, dan masa Nifas di Praktek Mandiri Bidan Bdn. Dewa Ayu Made

Gayatri, S.ST di Kota Kotamobagu.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengumpulan data secara subjektif.

b. Melakukan pengumpulan data secara objektif.

c. Melakukan analisa data.

d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan.

e. Menyampaikan kesenjangan teori dan praktik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Mengharapkan agar hasil Laporan Tugas Akhir (LTA) dapat digunakan

sebagai bahan informasi bagi perkembagan ilmu kebidanan, khususnya dalam

pemberian asuhan kebidanan.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi tenaga kesehatan

9
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi kesehatan dalam

rangka meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan

komprehensif.

b. Bagi instansi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan untuk

menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi mahasisawa

Akademi Kebidanan Bunda Kotamobagu dalam melaksanakan asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas.

c. Bagi masyarakat

Diharapkan masayarakat turun aktif membantu tenaga kesehatan dalam

melakukan asuhan kebidanan baik dalam masa kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir, dan nifas.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori tentang Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan menurut Enggar, dkk (2019) kehamilan adalah sel telur wanita

yang berhasil dibuahi oleh sel sperma laki-laki. Hasil pembuhan akan

menghasilakan zigot, kemudian berkembang (dengan cara pembelahan sel secara

besar-besaran) menjadi emberio. Pembuhan itu sendiri berlangsung setelah

terjadinya hubungan seksual antar-lawan jenis, meskipun tidak semua

berhubungan seksual akan berhasil pembuhan. Pembuhan hanya dapat terjadi

ketika wanita sedang masa subur. pada masa itu, seorang wanita akan melepas

sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi.

Enggar, dkk (2019) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan

janin dimulai sejak terjadinya konsepsi. Kehamilan hari tua akan berlangsung

selama 280 hari atau 9 bulan 7 hari atau 40 minggu terhitung dari hari pertama

haid terakhir (HPHT). Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada

berbagai periode kehamilan. Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3

tahapan penting yaitu tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil

konsepsi belum tampak terbentuk dalam pertembuhan, embrio antara umur 3-5

minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh, janin di atas usia 5

minggu dan sudah berbentuk manusia.

11
Menurut Enggar, dkk (2019) menyatakan bahwa Kehamilan dibagi dalam 3

bagian yaitu:

a. Kehamilan trimester I (0 sampai 12 minggu).

b. Kehamilan trimester II (13 sampai 28 minggu).

c. Kehamilan trimester III ( 28 sampai 40 minggu).

2. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Marjati (2011) dalam Walyani (2020) menyatakan bahwa untuk

dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap

beberapa tanda dan gejala kehamilan:

a. Tanda duga kehamilan

1) Amenore (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikelde

graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lumayan amonore

dapat diinformasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT)

dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan takfsiran

persalinan.

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung

yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama

pada pagi hari yang disebut morning siknes. Dalam batas tertentu hal ini

masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan ganguan

kesehatan yang disebut dengan hyperemesis gravidarum.

12
3) Ngidam (meningkat makan tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang

demikin disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama

kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya kehamilan.

4) Synope (pinsang)

Terjadi gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral) menyebabkan

iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal

ini sering terjadi teruma jika berada pada tempat yang ramai, biasanya

akan hilang setelah 16 minggu.

5) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan

basal metabolism (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan yang

akan meningkat sering pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas

metabolism hasil konsepsi.

6) Payudara tegang

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,

sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar

payudara. Bersama somatomamotrapin, hormone-hormon ini

menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan

nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran putting susu, serta

pengeluaran kolostrum.

7) Sering miksi

Desakan Rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh

13
dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan

pertama akibat desakan uterus kekandung kemih.

8) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot

menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

9) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu terjadi akibat

pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor

dan kulit

b. Tanda kemungkinan (probability sign)

1) Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat

kehamilan.

2) Tanda hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.

3) Tanda goodel

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti

ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperi bibir.

4) Tanda chadwick

Perubahan wanita menjadi ganguan pada vulva dan mukosa vagina

termasuk juga porsio dan serviks.

5) Tanda piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum

14
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut

berkembang lebih dulu.

6) Kontraksi Braxton hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya

actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadic,

tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru

dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester tiga.

7) Teraba ballottement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam

cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

8) Pemeriksaan tes biologis kehamlan (planotes) positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human cjorionic

gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblasstik sel selama

kehamilan. Hormone direkres ini peredaran darah ibu (pada plasma

darah). Dan dieksresi pada urine ibu. Hormone ini dapat mulai dideteksi

pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke

30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian menurun

pada hari ke 100-130.

c. Tanda pasti (positive sing)

1) Gerakan janin dalam Rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. gerakan

janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.

15
2) Denyut jantung janin

Dapat didengar dengan usia minggu ke 12 dengan menggunakan alat fetal

electrocardiograf (misalnya dopler).

3) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta

bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia

kehamilan lebih tua trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih

sempurna lagi menggunakan USG.

4) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgge maupun USG.

3. Perubahan Fisiologi Kehamilan

Menurut Enggar, dkk (2019) perubahan-perubahan fisiologi pada kehamilan

adalah sebagai beriku:

a. Trimester I

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh

estrogen dan progesterone. Pembesaran ini pada dasarnya disebebkan

oleh adanya:

a) Peningktan vaskularisasi dan dilatasi pembulu darah

b) Hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru)

dan hypertropi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis

yang sudah ada)

16
2) Perkembangan desidua

Akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti

pertumbuhan janin. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami

perubahan berat, bentuk dan posisi. Vagina dan vulva akibat pengaruh

hormon estrogen menyebabkan vulva dan vagina tampak lebih merah

agak kebiruan tanda ini sudah disebut tanda chadwick warna portio pun

tampak kebiruan.

3) Ovarium

Pada permulaan keghamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum.

Korpus luteum ini berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian dia mengecil

setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone

estrogen dan progesteron.

4) Serviks Uteri

Serviks juga mengalami perubahan karena homrmon progesteron. Akibat

kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi serta

peningkatan suplai darah maka konsistensi serviks menjadi lunak yang

disebut tanda goodell. Selama minggu-minggu awal kehamilan,

peningkatan aliran darah uterus dn limfe mengakibatkan oedema dan

kongesti panggul. Akibatnya uterus, serviks, dan itsmus melunak secara

progresif dan serviks menjadi kebiruan (tanda chadwicks, tanda

kemungkinan hamil). Perlunakan itsmus menyebabkan interfleksi uterus

berlebihan selama 3 bulan pertama khamailan.

17
5) Payudara

Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,

estrogen, dan progesterone, akan tetappi mengeluarkan ASI estrogen

menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan progesteron

menambah sel-sel asinus pada mamae.

6) System endokrin

Perubahan besar terjadi pada system endrkrin yang penting terjadi untuk

mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan pemulihan

pasca partum. Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat secara cepat

menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu.

7) Sistem kekebalan

Peningkatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut

lebih rentan terhadap infeksi vagina. System pertahanan tubuh pada saat

kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam kehamilan tidak

berubah. Immunoglobulin (IGD) adalah satu-satunya immunoglobulin

yang dapat menembus plasenta sehingga imunisasi pasif akan diperoleh

oleh bayi, kekebalan ini dapat melindungi bayi dari infeksi selanjutnya.

8) Perkemihan

Pada bulan pertama kehamilan kandungan kemih tertekan sehingga

sering timbul kencing.

9) Pencernaan

Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebebkan karena posisi lambung

dan aliran balik asam labung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam

18
lambung menurun sering terjadi neusea dan muntah karena pengaruh

HCG. Saliva atau pengeluaran air liur belebihan dari pada biasanya. Rasa

mual baik yang sedang maupun yang berat atau tampa terjadi muntah

setiap saat siang atau malam. Apabila terjadi pada pagi hari disebut

“Moorning sicknes”. Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam

makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita

tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

10) Muskoloskeletal

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musculoskeletal.

Kesimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila

asupan nutrisinya khususnyaproduk susu terpenuhi.

11) Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibudalam kehamilan dipengarui oleh sirkulasi ke

plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang besar

pula. Volume plasenta mulai meningkat pada 10 minggu usia

kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu samapai

ia mencapai titik maksimal.

12) Integument (kulit)

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis

menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integuman

selama kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan

ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpingmentasi, pertumbuhan

rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar

19
sebacea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor. Jaringan elastis

kulit mudah pecah, menyebabkan striae garvidarum, atau tanda regang,

respon alergi kulit meningkat.

13) Metabolisme

Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan

letih setelah melakukan aktivitas ringan. Perasaan ini sebagian dapat

disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolic. Pada 2 bulan pertama

kenaikan badan belum terlihat, tetapi baru dalam bulan ke-3

14) Sistem persyarafan

Perubahan fisiplogik akibat kehamilan dapat terjadi karena timnbulnya

gejala neurologist dan neuromuskur. Nyeri kepala akibat ketegangan

umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilanya.

Nyeri kepala ringan, rasa ingin pinsan dan bahkan pingsan (sinkop)

sering terjadi pada awal kehamilan.

15) Sistem pernapasan

Adaptasi ventilasi dan struktur selama masa kehamilan bertujuan

menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen meningkat

sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan

kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan

oksigen dan satu cara untuk membuang karbon dioksida. Peningkatan

pada oksigen menyebabkan ligamentum pada kerangka iga berelaksasi

sehingga ekspansi rongga dada menngkat.

20
b. Trimester II

1) Uterus

Pada umur kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali di isi oleh

ruang amnion yang tersisa janin istimus menjadi bagian korpus uteri.

Pada saat ini uterus mulaimemasuki rongga peritoneum. Segera setelah

bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat juga dirasakan melalui

dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda Braxton hicks, salah satu

tanda kemungkinan hamil. Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi

tidak teratur yang mungkin menimbulkan nyeri.

2) Vulva dan vagina

Hormone estrogen dan progesterone terus meningkat dan terjadi

hipervaskularisasi mengakibakan pembulu-pembulu darah alat genetalia

membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan alat-alat

genetalia tersebut meningkat.

3) Ovarium

Pada usia 14-16 minggu plasenta mulai terbentuk dengan sempurna dan

menggantian fungsi korpus luteum gravidatum.

4) Serviks uteri

Konsistensi uterus menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan

berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

5) Payudara (mamae)

Selama trimester ke-2 dan ke-3 pertumbuhan kelenjar mamae meningkat

secara progresif.

21
6) Sistem pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesteron yang

meningkat. Selain itu perut kembung juga karena adanya tekanan uterus

yang membesar dalam rongga perut mendesak organ-organ dalam perut.

Khususnya saluran pencernaan, usus besar, kerah atas dan lateral. Wasir

(haemoroid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat

konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk vena

haemoroid.

7) Sistem respirasi

Karena adanya penurunan tekanan Co2 seorang wanita hamil sering

mengeluh sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas

8) Sistem kardiovaskuler

Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas keliatan terjadi proses

hemodialusi. Antara minggu ke 14 dan ke 20 denyut meningkat perlahan

mencapai 10-15 kali permenit.

9) Sistem traktus urinarius

Kandung kencing yang tertekan oleh uterus yang memebesar mulai

berkurang, karena uterus sudah mulai berkurang dari uterus

10) Sistem musculoskeletal

Selama rimester ke 2 mobilitas peresendian akan berkurang terutama

pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi

cairan pada jaringan yang berhubungan dengan sekitarnya.

22
11) Sistem integument

Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesteron kadar MSH

pun meningkat.

12) Sistem endokrin

Adanya peningkat kadar hormone estrogen dan progesterone serta

terhabatnya. Pembentukan LH dan FSH memicu kenaikan berat badan.

Kenaikan berat badan 0,4 – 0,5 kg perminggu selama kehamilan.

c. Ttrimester III

1) Uterus

Setelah minggu ke 28 kontraksi braxton hicks semakkin jelas,

umumnya akan hilang apabila wnita tersebut melakukan aktivitas fisik

atau berjalan. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan kontraksi

semakin kuat sehingga sulit dibedakan dari kontraksi untuk memulia

persalian.

2) Sistemm traktus urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul

keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan

mulai tertekan kembali.

3) Sistem respirasi

Pada minggu 32 keatas usus-usus tertekan uterus yang member karena

diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa bergerak

mengakibatkan banyak wanita hamil mengalami derajat kesulitan

bernafas.

23
4) Kenaikan berat badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari

muai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg.

5) Sirkulasi darah

Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus.

Walaupun aliran darah uterus meningkat 20 kali lipat, ukuran konsepsi

meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak oksigen diambil dari

darah uteru selama masa kehamilan.

6). Sistem musculoskeletal

Payudara yang besar dan posisi bahu yang membungku saat berdiri akan

semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol, dan pergerakan

menjadi lebih sulit. Ligament mengalami hipertropi dan mendapat

tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament

7). Sistem endoktrin

Perubahan besar pada sistem endoktrin yang penting terjadi untuk

mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan

pasca perslinan tes HCG positif menjadi dua kali lipat setiap 48 jam

sampai kehamilan 6 minggu,. Perubahan-perubahan hormonal selama

kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta

dan juga hormone-hormon yang dihasilkan oleh janin.

4. Perubahan Psikologi Kehamilan

Menurut Enggar, dkk (2019) perubahan-perubahan pisikologi kehamilan

adalah sebagai berikut:

24
a. Trimester I

Dampak meningkatnya hormone progesteron dan estrogen dalam tubuh ibu

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan

membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci

kehamilannya. Perasaan yang sering dialami ibu adalah sebagai berikut:

1) Kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.

(a) Terbuka atau diam-diam.

(b) Perasaan ambivalent terhadap kehamilan.

(c) Antifasi karena ada perasaan tidak nyaman terutama ibu yang

tidak mengiginkan kehamilan.

(d) Perasaan gembira.

(e) Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai

ibu.

(f) Menerima atau menolk perubahan fisik.

2) Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda

untuk lebih menyangkinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan

yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan saksama.

Banyak ibu merahasiakan kehamilan awal. Karena masi merasa belum

yakin dengan kehamilannya.

3) Kekhawatiran orang tua terhadap keshatanaya anak berbeda-beda

selama masa hamil. Kekhawatiran pertama timbul pada trimester ini dan

berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran.

25
4) Beberapa wanita mengalami gairah seks yang tinggi, kebanyakan

wanita juga mengalami penurunan libido selama periode ini. Kebutuhan

untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami sangat

diperlukan. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasa kuat

untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi

oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan

kekwatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan

pada trimester pertama.

5) Dari sisi pria, biasanya pria merasa bangga ketika mengetahui bahwa

dirinya akan menjadi seorang ayah disebebkan karena kemampuan

dirinya untuk mempunyai keturunan, disamping itu ada kepribadian

akan kesiapan menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk

keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan

keadaan ibu mulai hamil, dan pula yang menghindari hubungan seks

karena takut akan mencederai banyinya. Disamping itu ada juga pria

yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relative lebih besar.

Disamping respon yang diperhatikannya, seorang ayah dapat

memahami keadaan ini dan menerimanya.

b. Trimester II

1) Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu

sudah terbiasanya dengan kadar hormon yang tinggi dan rasa tidak

nyaman sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum

dirasakan sebagia beban. Ibu sudah menerima kelahirannya dan mulai

26
dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih membangun.

Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu

mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari

dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan

dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama

dan meningkatnya libido.

2) Pada trimester kedua, sekitar 80% wanita meningkat gairah seksnya.

Selain karena mual muntah sudah hilang, tubuh telah dapat menerima

dan terbiasa dengan kondisi kehamilan, sehingga ibu dapat menikmati

aktivitas dengan leluasa.

3) Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase:

a) Prequickening (sebelum adanya pergerakan janin yang di rasakan

ibu)

b) Postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan

oleh ibu)

c. Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut priode penantian.gerakan bayi dan

membesarnya perut merupakan dua hal mengingatkan ibu akan bayinya.

5. Menentukan Usia Kehamilan

Enggar, dkk (2019) menyatakan bahwa untuk dapat menentukan umur

kehamilan sangat penting memperkirakan usia persalinan dan kapan seseorang

ibu akan bersalin, dengan berbagai cara rumus untuk menentukan usia

kehamilan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

27
a. Mempergunakan rumus Naegle

Rumus naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288

hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama

haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.

Rumus naegle dapat dihitung hari haid pertama di tambah tuju dan

bulannya ditambah Sembilan.

b. Gerakan pertama fetus

Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fertu pada umur hamil

6 minggu. Maka perkiran umur hamil dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak

tepat

c. Perkiraan tinggi fundus uteri

Menggunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur kehamilan

terutama tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan kedua dan seterusnya

perkiraan ini kurang tepat.

Usia kehamilan TFU


(minggu) (Tinggi Fundus Uteri)
12 3 jari diatas simpisis
16 Pertengahan pusat simpisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat
36 3 jari dibawah
40 Pertengahan pusat
Tabel 1.2 Menentukan usia kehamilan

28
6. Asuhan Kehamilan (ANC)

Walyani (2020) menyatakan bahwa kunjungan awal kehamilan adalah

kunjugan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester

pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.

Menurut Walyani (2020) menyatakan bahwa ada beberapa tujuang asuhan

kehamilan yaitu:

a. Tujuan asuhan kehamilan

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social

pada ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kebang secara normal.

Menurut Walyani (2020) menyatakan 4x kunjungan selama kehamilan

yaitu:

29
b. Jadwal kunjugan ANC

Dilakukan minimal 4x selama kehamilan

1) Kunjugan trimester I sebelum usia kehamilan 14 minggu (minimal 1

kali).

2) Kunjugan trimester II usia kehamilan 14-28 minggu (minimal 1 kali).

3) Kunjugan trimester III usia kehaamilan 28-36 minggu dan lebih dari

366 minggu. (minimal 2 kali).

Menurut Walyani (2020) ada Imunisasi TT pada kehamilan yaitu:

c. Imunisasi TT 0,5 cc

Antigen Interval Lama % perlindungan


(selang waktu minimal) perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setalah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 Tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT 5 1 Tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99
hidup

Tabel 2.2 Imunisai pada ibu hamil

7. Tanda-tanda Komplikasi pada Ibu

Menurut Walyani (2020) anda-tanda komplikai ibu hamil yaitu:

a. Penglihatan kabur

Penglihatan kabur yaitu masalah fisual yang mengindikasikan kedaan yang

mengancam jiwa adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak,

30
misalnya pandagan kabur atau ada bayangan. Karena ada pengaruh

hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.

b. Bengkak pada wajah dan jari-jari tangan

Edema ialah penimbunan cairan secarah umum dan berlebihan dalam

jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan

serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Bengkak biasana

menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan.hal

ini dapat disebabkan adanya pertanda anemia, gagal jantung dan

preeklamsia.

c. Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3. Cairan

pevaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupah pendarahan

banyak, air ketuban maupun leukorrhea yang patologis. Penyebab tebesar

persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya.

d. Gerakan janin tidak terasa

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-

18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya)

dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur,

gerakannya akan melemah. Bayi harus begerak paling sedikit 3 kali dalam

priode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan janin berkurang bisa

disebabkan oleh aktivitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak

dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontaksi berlebihan, ataupun

kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterem.

31
e. Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang

hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat

disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir, penyebabnya yaitu hal ini bisa

berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan etopik (kehamilan

diluar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul,

persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solusio

plasenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih.

f. Pemeriksaan kardiopulmonary

Pemeriksaan kardiopumonary/resusitasi adalah tindakan petolongan

pertama pada orang yang mengalami henti nafas karena sebab-sebab

tertentu.

8. Kebutuhan Fisik Selama Kehamilan

Menurut Enggar, dkk (2019) kebutuhan fisik selama kehamilan yaitu:

a. Oksigen

Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas.

Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya Rahim.

Kebutuhan oksigen menikat 20%. Ibu hamil tidak boleh berada ditempat

yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan menguragi masukan

oksigen.

b. Gizi (kebutuhan nutrisi)

Kebutuhan gizi ibu hamil pada kehamilan trimester I memerlukan

32
tambahan 100 kkal/hari (menjadi 1.900-2000 kkal/hari). Ini berarti sama

dengan menambah satu potong (50 gr) daging sapi atau 2 buah apel dalam

menu sehari. Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang

dibutuhkan menikat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan

mengkonsumsi tambahan 100 gr daging ayam atau minum 2 gelas susu

sapi cair. Idealnya kenaikan BB sekitar 500 gr/minggu.

c. Personal hygiene

Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang ibu

hamil. Personal hygene yang buruk dapat berdampak terhadap kesehatan

ibu dan janin.

d. Eliminasi

Ibu hamil sering buag air kecil trutama pada trimester I dan III kehamilan.

Semantara frekunsi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi.

Kebutuhan ibu hamil akan rasa nyaman terhadap masalah eliminasi juga

perlu dapat perhatian.

e. Seksual

Wanita hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya

sepanjang hubungan seksual tersebut tidak meggagu kehamilan.

f. Mobilisasi

Pertumbuhan Rahim yang membesar akan menyebabkan peregangan

ligament-ligamen tau oto-oto sehingga pergerakan ibu hamil menjadi

terbatas dan kadang kala menimbulkan rasa nyeri.

33
g. Senam hamil

Senam hamil merupakan program latihan fisik yang sangat penting bagi

calon ibu untuk mempersiapkan saat persalinan.

h. Olaraga

Ibu hamil sangat memerlukan aktivitas fisik yaitu:

1) Jalan kaki.

2) Renang.

3) Yoga.

4) Pijat.

9. Kebutuhan Psikologi selama Kehamilan

Menurut Enggar, dkk (2019) kebutuhan psikologi selama kehamilan yaitu:

a. Trimester I

Yang dibutuhkan ibu hamil trimester 1 yaitu menerima tanda-tanda bahwa

ia dicintai dan dihargai dan merasa yakin akan penerimaan pasangannya

terhadap sang anak mengasmilasi bayi ke dalam keluarga. Suami dapat

memberikan dukungan dengan mengerti dan memahami setiap perubahan

yang terjadi pada istrinya, memeberikan perhatian dengan penuh kasih

sayang dan berusaha untuk meringankan beban kerja istri. Sebagi tenaga

kesehatan dapat memberi dukungan dengan menjelaskan dan meyakinkan

pada ibu bahwa apa yang terjadi padanya adalah sesuatu yang normal,

sebagian besar wanita merasakan hal yang serupa pada trimester I.

membantu ibu untuk memahami setiap perubahan yang terjadi padanya

baik fisik maupun pisikologis.

34
b. Trimester II

Trimester II biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah

merasa terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi dan rasa tidak nyaman

pun telah berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum

dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat

menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Dukungan

yang dapat diberikan oleh keluarga atau suami pada trimester ini adala

bersama-sama dengan ibu untuk merencanakan persalinan, ikut

mewaspadai danya komplikasi dan tanda-tanda bahaya dn bersama-sama

mempersiapkan suatu rencana apabila terjadi komplikasi. Petugas

kesehatan dapat memberikan dukungan dengan mengajarkan kepada ibu

tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda-tanda bahaya.

c. Trimester III

Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada, sebeb

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang-

kadang ibu merasa khawatir anaknya akan lahir sewaktu-waktu. Seorang

ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang

akan timbul sewaktu melahirkan. Keluarga dan suami dapat memberikan

dugaan dengan memberikan keterangan tentang persalinan yang akan ibu

lalui dan itu hanya masalah waktu saja. Tetap memberikan perhatian dan

semagat pada ibu selama menunggu persalinannya. bersama-sama

mematangkan persiapan persalinan dengan tetap mewaspadai komplikasi

yang mugkin terjadi. Sebagai seorang petugas kesehatan dapat

35
memberikan dukungan dengan memberikan penjelasan bahwa yang

dirasakan oleh ibu adalah normal.

B. Tinjauan Teori tentang Persalinan

1. Pengertian

Prawirohardjo (2005) dalam Walyani dan Purwoastati (2020) menjelaskan

bahwa. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepalah yang belangsung selama 18 jam produk konsepsi

dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang

nampaknya tidak saling berhubungan berkerja dalam keharmonisan untuk

menglahirkan bayi, tampa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

2. Tanda-tanda Persalinan

Walyani dan Purwoastuti (2020) menyatakan bahwa ada beberapa tanda-

tanda persalinan yaitu :

a. Adanya kontraksi rahim

Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah

mengejangnya Rahim atau dikenal dengn istilah kontraksi. Kontraksi

tersebut berirama, teratur, dan involiter, umunya kontraksi bertujuan untuk

menyiapkan mulut lahir untuk membesarkan dan meningkatkan aliran darah

di dalam plasenta. Kontrksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang

secara tertur dengan intensitas main lamna makin meningkat. Perutakan

36
mengalami kontraksi, diakhiri kehamilan prose kontraksi akan sering

terjadi.

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir servik pada awal

kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher Rahim, sumbatan yang tebal

pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang

berwana kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraksi

yang membuka mulut Rahim yang menandakan bahwa mulut Rahim menjdi

lunak dan membuka. Lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody slim.

c. Keluarnya air-air ketuban

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban. Selama

Sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan amnion.

Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari ketuban yang

akibat kontraksi yang makin sering terjadi. Ketuban mulai pecah sewaktu-

waktu sampai pada saat persalinan.

d. Pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilatasi serviks, pertama-tama aktivitas uterus dimulai

untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas uterus

menghasilkan dilatasi serviks yang cepat membukanya leher rahim sebagai

respon terhadap kontraksi yang berkembang.

3. Tanda Persalinan Palsu

Menurut Liewellyn (2001) dalam Walyani dan Purwoastati (2020)

menjelaskan bahwa persalinan palsu yaitu ketika mendekati kehamilan aterem,

37
banyak wanita mengeluhkan kontraksi uterus yang terasa nyeri, yang mungkin

menunjukan permulaan persalinan tetapi meskipun terjadi kontraksi kemajuan

dilatasi servik tidak terjadi aktivitas uterus yang kekuatanya kontraksi bagian

bawah uterus hampir sama besar dengan kontraksi bagian atas karena itu dilatasi

serviks tidak terjadi dan nyeri karena kontraksi uterus sering dirasakan pada

panggul bawah, dan tidak menyebabkan nyeri dari panggul sampai ke perut

bagian bawah.

4. Pemeriksaan Menjelang Persalinan

Faktor-faktor yang berperang dalam persalinan menurut Prowirahardjo

(2005) dalam Walyani dan Purwoastati (2020) yaitu:

a. Power

Seperti his atau kontraki uteus kekuatan ibu mengedan, kontraksi diafragma,

dan ligmentum action terutama ligamentum rotundum.

b. Passage

Perubahan pada serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks dan

perubahan pada vagina dan dasar panggul.

c. Passanger

Passanger utma lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran kepala janin lebih

lebar dari pada bagian bahu, kurang lebih seperempat ari ibu.

d. Psikis ibu

Penerimaan klien atas jalanya peratan antenatal (petunjuk dan persiapan

untuk menghadapi persalinan), kemampuan klien untuk berkerjasama

dengan penolong, dan adaptasi terhadap rasa nyeri pesalinan.

38
e. Penolong

meliputi ilmu pengetahuan, keteampilan, pengalaman, kesabaran,

pengertiannya dalam menghadapi klien baik primipara dan multipara.

5. Sebab-sebab mulainya Persalinan

Menurut Fitriana dan Nurwiandani (2018) sebab-sebab mulainya peralinan

adalah:

a. Penurunan kadar progesterone

Hormon estrogen dapat meninggikan keretanan otot Rahim, sedangkan

hormone progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-otot Rahim.selama

masa kehamilan tersebut keseimbangan antara kadar progesterone dan

rstrogen di dalam darah. Namun, paada akhirnya kehamilan kadar

progesterone menurun sehinga timbul his. Hal inilah yang menandakan

sebeb-sebab mulainya persalinan.

b. Teori oxytocin

Pada akhir usia kehamilan, kadar oxytocin bertambah sehingga

menimbulkan kontraksi otot-otot Rahim.

c. Ketegangn otot-otot

Seperti halnya dengan kandungan kencing dan lambung bila dindingnya

teregang oleh karena isinya bertambah maka terjadi kontraksi untuk

mengeluarkan yang ada di dalamnya.

d. Pengaruh janin

Hypofise dan delenjar-kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga meme

yang peranan karena anencephalus kehamilan sering leibih lama dari

39
biasanya.

e. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, diduga menjadi salah satu

sebeb permulaan persalinan

6. Tahapan Persalinan

Menurut Mochtar (2001) dalam Walyani dan Purowastati (2020) pada proses

persalinan di bagi menjadi 4 kala yaitu:

a. Kala I : kala pembukaan

Waktu untuk pembukaan srviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10

cm). dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:

1) Fase laten

Dimulai sejak awal konraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara lengkap.

2) Fase aktif

Frekunsi dan lama kontraksi uterus umumnya singkat (kontraksi

edekuat/3 kali atau lebihh dalam 10 enit dan berlangsung selama 40

detik atua lebih serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya denga cepatan

1 cm/ lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10) dan terjadi

penurunan terbawa janin berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3

fase yaitu:

a) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4

cm

40
b) Periode dilatasi maksimal, berlangsug selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm

c) Periode diselerasi, berlangsung lambat daam waktu 2 jam

pembkaan 9 cm menjadi 10 cm/lengkap

b. Kala II: kala pengeluaran janin

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong

janin hingga keluar. Pada kala II ini memiliki ciri khas :

1) His terkoodinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali

2) Kepala jani telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris

menimbulkan rasa ingin mengedan

3) Tekanan pada rectum, ibu merasa ingin BAB

4) Anus membuka

Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan

perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala

akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.

Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:

a) Primipara kala II berlangsug selama 1,5 jam-2 jam

b) Multipara kala II berlangsung selama 0,5 jam-1 jam

Ada dua cara ibu mengejn pada kala II yaitu menurut dalam letak berbaring,

merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku, kepala

diangkat sedikit sehhingga dagu mengenai dada, mulut dikatup.

41
c. Kala III : kala uri

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir

kontraksi Rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri

setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.

Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam

waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir

spontan atau dengan sedikit dorongan brand androw, seluruh proses

biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Dan pada pengeluaran

plasenta biasanya disertai dengan dara kira-kira 100-200cc.

d. Kala IV (tahap pengawasan)

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya

pendarahan. Pengawsan ini dilakukan selama kurang lebih dua jam. Dalam

tahap ini ibu masi mengeluarkan dara dari vagina, tetapi tidak banyak, yang

berasal dari pembulu darah yang ada pada dinding Rahim tempat

terlepasanya plasenta, dan setelah beberapa hari anda kan mengeluarkan

cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan.

Pada beberapa keadaan, pengeluran darah setelah proses kelahiran menjadi

banyak. Ini disebabkan beberapa factor seperti lamnyanya kontraksi atau

berkontraksi otot-otot Rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan

sehingga jika pendarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan

secepatnya.

42
7. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada kala I

Menurut Walyani dan Purwoastati (2020) ada bebrapa perubahan fisiologi

dan psikologi pada persalinan kala I yaitu:

a. Perubahan fisiologis pada persalinan

1) Perubahan tekanan darah.

2) Perubahan metabolism.

3) Perubahan suhu badan.

4) Denyut jantung.

5) Pernafasan.

6) Kontraksi uterus.

7) Penarikan serviks.

8) Tonjolan kantong ketuban.

b. Perubahan psikologis pada persalinan

1) Perasaan tidak enak.

2) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.

3) Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal.

4) Menganggap persalinan sebagai percobaan.

5) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam

menolongnya.

6) Apakah bayi normal atau tidak.

7) Apakah ia sanggup merawat bayinya.

8) Ibu merasa cemas.

43
c. Eliminasi

1) Buang Air Kecil (BAK)

Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan :

a) Memperlambat turunnya bagian terkecil janin.

b) Menimbulkan rasa tidak nyaman.

c) Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia

uteri.

d) Menganggu penatalaksanaan distosia bahu.

e) Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan.

2) Buang Air Besar (BAB)

Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. Jika ibu merasa ingin BAB saat

fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan

disebabkanoleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan

diperbolehkan BAB di kamar mandi tidak dianjurkan dilakukan secara

rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II

dan dapat meningkatkan resiko infeksi.

8. Perubahan Fisiologi dan Pisikologi Kala II

Menurut Walyani dan Purwoastati (2020) ada beberapa perubahan fisiologi

pada persalinan kala II yaitu:

a. Serviks.

b. Uterus.

c. Vagina.

44
d. Organ panggul.

e. Ekspulsi janin.

f. Metabolism.

g. Denyut nadi.

9. Perubahan Psikologi pada Kala II Persalinan

Menurut Walyani dan Purwoastati (2020) perubahan psikologi seorang

wanita yang sedang mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada

persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia trima selama persiapan menghadapi

persalinan, dukungan yang di terima wanita dari pasanganya, orang terdekat

lainya, keluarga dan perawat, lingkungan tempat wanita tersebut berada dan

apakah bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang di inginkan atau tidak.

10. Perubahan Fisiologis dan Pisikologis pada Kala III Persalinan

Nurhayati (2019) menyatakan bahwa ada beberapa perubahan fisiologis

dan pisikologis pada persalinan kala III yaitu:

a. Perubahan fisiologis pada kala III persalinan yaitu:

1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri.

2) Tali pusat memanjang.

3) Semburan darah secara singkat dan mendadak.

b. Perubahan pisikologi pada kala III persalinan yaitu:

1) ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluknya bayinya.

2) merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya.

3) memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit

4) menaruh perhatian terhadap plasenta.

45
11. Perubahan Fisiologi dan Psikologis pada Kala IV Persalinan

Menurut Nurhayati (2019) ada beberapa perubahan fisiologis dan

pisikologis pada pesalinan kala IV yaitu:

a. Perubahan fisiologis pada kala IV persalinan yaitu:

1) Tanda vital.

2) Gemetar.

3) Sistem gastrointestinal.

4) Sistem renal.

5) Sistem kardiovaskuler.

6) Serviks.

7) Perineum.

8) Vulva dan vagina.

9) Pengeluaran ASI.

b. Perubahan psikologis pada kala IV persalinan yaitu:

1) Perasaan lelah, karena segenap energy psikis dan kemampuan

jasmaninya dikonsentrasikan pada aktivitas melahirkan.

2) Dirasakan emosi-emosi kebahagian dan kenikmatan karena terlepas dari

ketakutan, kecemasan, dan kesakitan.

3) Rasa ingin tahu yang kuat akan bayinya.

4) Timbul reaksi-reaksi afeksional yang pertama terhadap bayinya: rasa

bangga sebagai wanita, istri, dan ibu timbul perasaan terharu, sayang,

dan bersukur pada maha kuasa dan sebagainya.

46
12. Kebutuhan ibu dalam proses persalinan

Menurut Walyani dan Purwoasturi (2020) ada beberapa kebutuhan dasar ibu

selama proses persalinan antara lain:

a. Dukungan fisik dan psikologis.

b. Kebutuhan makan dan cairan.

c. Kebutuhan eliminasi.

d. Posisioning dan aktivitas.

e. Pengurangan rasa nyeri.

C. Tinjauan teori tentang Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Menurut Wahyuni (2012) dalam Sutanto dan Fitriana (2020) bayi baru

lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu atau

294 hari dan berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram, Bayi Baru Lahir

(BBL) adalah bayi yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu.

2. Asuhan bayi baru lahir

Walyani dan Purwoastuti (2020) menyatakan bahwa asuhan segera bayi baru

lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah

kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran.

3. Perubahan pada Bayi Baru Lahir

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2020) menyatakan bahwa perubahan

pada bayi baru lahir adalah:

a. Perubahan pernafasan.

47
b. Perubahan pada darah.

c. Perubahan sistem gastrointestinal.

d. Perubahan pada sistem imun.

e. Perubahan pada ginjal.

4. Keadaan Bayi Lahir Normal

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2020) menyatakan bahwa keadaan bayi

lahir normal adalah Pada waktu lahir bayi sangat aktif. Bunyi jantung dalam

menit-menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudia turun sampai 140/menit-

120/menit pada waktu bayi berumu 30 menit. Pernapasan cepat pada menit-

menit pertama (kira-kira 80/ menit) disertai dengan pernapasan cuping hidung,

retrasi supra sternal dan intercostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15

menit.

5. Evaluasi Awal Bayi Baru Lahir

Walyani dan Purwoastuti (2020) menyatakan bahwa evaluasi awal bayi

baru lahir dilaksanakan segera setelah lahir bayi baru lahir (menit pertama)

dengan menilai dua indicator kesejahtraan bayi yaitu prnapasan dan frekuensi

denyut jantung bayi, karena menit pertama bidan berpacu dengan waktu dalam

melakukan pertolongan bayi dan ibunya, sehingga dua aspek ini sudah sangat

mewakili kondisi umum bayi baru lahir, penilaian ini mengacu pada SIGTUNA

skor.

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2020) menyatakan bahwa Evaluasi

nilai APGAR Score dan penaganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR Score

yaitu:

48
a. Evaluasi nilai APGAR Score

Apek Skor
pengamatan
0 1 2
bayi baru lahir
Appearance(warn seluruh Warna kulit Warna kulit
a kulit) tubuh bayi tubuh norml, seuruh tubuh
berwarna tetapi tangan dan normal
kebiruan kaki berwarna
kebiruan.
Pulse rate Tidak ada <100 kali per >100 kali per
(frekuensi menit menit
jantung)
Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
rangsagan) mimic (grimace)
Activity (tonus Tidak ada Ekstermitas Gerakan aktif
otot) dalam sedikit
fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Menagis kuat,
(pernapasan) teratur pernafasan baik
dan teratur
Tabel 3.2 perhitungan NILAI APGAR

b. Penaganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR Score

Nilai APGAR lima menit


Penanganan
pertama
1) Tempatkan ditempat hangat dengan
lampu sebagai sumber penghangat
0-3 2) Pemberian oksigen
3) Resusitasi
4) Stimulus
5) Rujuk
4-6 1) Tempatkan dalam tempat yang hangat
2) Pemberian oksigen
3) Stimulasi taktil
7-10 1) Dilakukan penatalaksanaan sesuai
dengan bayi normal
Tabel 4.2 penaganan berdasarkan APGAR Score

2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


49
Inisiasi menyusi dini adalah proses memberikan bayi menyusui sendiri

setelah proses kelahiran. Hal ini dikarenakan IMD dapat menyelamatkan 22%

dari bayi meninggal sebelum usia satu bulan. Bayi lahir normal hendaknya

segera diletakan di perut ibu dengan segera setelah lahir agar kulit bayi dan ibu

melekat selama setidaknya satu jam (Yuni dan Nurwiandani 2018).

D. Tinjauan Teori tentang Masa Nifas

1. Pengertian

Menurut Ambarwati (2010) dalam Walyani dan Purwoastuti (2021)

mengatakan bahwa masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya

plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara

normal masa nifas berlangsug selama 6 minggu atau 40 hari.

2. Tahapan Masa Nifas

Walyani dan Purwoastuti (2021) menyatakan bahwa nifas dibagi dalam

tiga periode, yaitu:

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah dipebolehkan berdiri dan

berjalan.

b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.

c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau wktu persalinan mempunyai

kompikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan,

atau tahun.

3. Perubahan Fisik dan Psikis pada Masa Nifas


50
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2021) ada beberapa perubahan fisik

yaitu:

a. Perubahan fisik pada masa nifas

1) Rasa keram dan mules di bagian bawa perut akibat penciutan Rahim

(involusi).

2) Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea).

3) Kelelahan karea proses melahirkan.

4) Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.

5) Kesulitan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).

6) Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong).

7) Permukaan jalan lahir lecet atau jahitan.

b. Perubahan psikis pada masa nifas

1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan

sampai hari ke 2 (fase taking in).

2) Ibu merasa kuwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul

perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3-10).

3) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase

letting go (hari ke 10 akhir masa nifas).

4. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2021) tujuan asuhan masa nifas dibagi

2 yaitu:

a. Tujuan umum
51
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.

b. Tujuan khusus

1) Menjaga kesehata ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif.

3) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi kompikai pada

ibu dan bainya.

4) Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.

5) Memberian pelayanan keluarga berencana.

5. Program Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2021) ada 4 kali melakukan kunjungan

pada masa nifas, dengan tujuan yaitu:

a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya

gangguan kesehatan ibu nifas dan bayi.

c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.

d. Menagani komplikasi atau masalah yang timbul dan menggangu kesehatan

ibu nifas maupun bayinya.

6. Perubahan Psikologi pada Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwoasti (2021) ada beberapa perubahan psikologi

pada masa nifas yaitu:

a. Fase taking in
52
Fase taking in yaitu periode kertergantungan, berlangsung dari hari peretama

sampai hari kedu melahiran. ketidaknyaman fisik yang dialami ibu pada fase

ini mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu

yang tidak dapat dihindari.

b. Fase taking hold

Fase taking hold adalah priode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan

rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat

sensitive, sehingga mudah tersinggung dan marah.

c. Fase letting go

Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran barunya.

Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bainya

butuh disusui sehingga siap yerjaga untuk memahami kebutuhan bayinya.

7. Frekuensi Kunjungan pada Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwostuti (2021) ada beberapa frekuensi kunjungan

pada masa nifas yaitu:

a. Kunjungan pertama masa nifas

Kunjungan pertama dilakukan pada waktu enam sampai delapan jam setelah

persalinan dengan tujuan:

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuka jika

perdarahan berlanjut.
53
3) Memberikan konseiling pada ibu atau salah satu anggota keluarga,

bagaiman mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri.

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya hipotermia.

7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu

dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai

ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b. Kunjungan kedua masa nifas:

Kunjungan yang kedua yaitu dilakukan pada waktu enam hari setelah

persalinan dengan tujuan:

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi dengan

baik, fundus di bawah umbilical, tidak ada pendarahan abnormal atau

tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau pendarahan abnormal.

3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-

tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,

menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c. Kunjungan ketiga masa nifas

Kunjungan yang ketiga yaitu dilakukan pada waktu dua minggu setelah
54
persalinan dengan tujuan yang sama seperti kunjugan yang dilakukan pada

waktu enam hari setelah melahirkan yaitu:

1) Memastikan involusi uterus berjlan normal, uterus berkontraksi dengan

baik, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal atau

tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-

tanda penyulit.

5) Memeberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tali pusat,

menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi agar tetap haggat dan

perwatan bayi sehari-hari

d. Kunjungan ke empat masa nifas

Kunjungan ke empat yaitu yaitu dilakukan setelah enam minggu persalinan

dengan tujuan:

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau

bayinya.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

8. Tanda Bahaya Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2021) ada beberapa tanda-tanda bahaya

masa nifas yaitu:

a. Demam tinggi.

55
b. Perdarahan vagina luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari

perdarahan haid biasa/bila memerlukan penggantian pembalut 2x dalam

setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk.

c. Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta

ulu hati.

d. Sakit kepala parah/terus menerus dan pandangan kabur.

e. Pembekangkan wajah, jari-jari atau tangan.

f. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki.

g. Payudara membengkak, kemerahan,lunak disertai demam.

h. Putting payudara berdarah atau merah, sehingga sulit untuk menyusui.

i. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas

terengah-engah.

j. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.

k. Tidak bias buang air besar selama tiga hariatau rasa sakit waktu buang air

kecil.

l. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri.

m. Depresi pada masa nifas.

9. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2021) ada beberapa kebutuhan dasar

ibu dalam masa nifas yaitu sebagai berikut:

a. Kebutuhan nutrisi.

b. Kebutuhan cairan.

c. Kebutuhan ambulasi.
56
d. Kebutuhan eliminasi.

e. Kebutuhan diri (personal hygiene).

f. Kebutuhan istirahat dan tidur.

g. Kebutuhan seksual.

h. Kebutuhn perawatan payudara.

i. Latihan senam nifas.

j. Rencana KB.

10. Manfaat ASI

Walyani dan Purwoastuti (2021) menyatakan bahwa ada bebarapa manfaat

ASI esklusif bagi bayi dan ibu yaitu:

a. Manfaat bagi bayi

1) ASI sebagai nutrisi.

2) ASI sebagai kekebalan.

3) ASI meningkatkan kecerdasan bayi.

4) ASI meningkatkan jalinan kasih saying.

b. Manfaat bagi ibu

1) Menguragi pendarahan dan anemia setelah melahirkan serta mempercepat

pemulihan rahim ke bentuk semula.

2) Menjarangkan kehamilan.

3) Mengurangi kemungkinan menderita kanker.

E. Tinjauan Teori tentang Standar Asuhan Kebidanan

57
Menurut Walyani (2020) ada 7 (tujuh) langkah Varney dalam proses

penatalaksanaan asuhan kebidanan.

1. Pengumpulan Data Dasar

Langka pertama ini dilakukan semua informasi akurat yang berkaitan dengan

komdisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa,

pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan

khusus dan pemeriksaan punjang.

2. Interpretasi Data Dasar

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diangnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan diagnose dan

masalah keduanya digunakan karena tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa

tetapi tetap membutuhkan penaganan. Masalah sering berkaitan dengan hasil

pengkajian.

3. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Langka ketiga ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan raingkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langka

ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil

mengawasi pasien, bidan besiap-siap bila masalah potensial benar-benar terjadi.

4. Mengidentifikasikan dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penaganan

Segera dan Kolaborasi

Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter untuk

konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain.

5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh


58
Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai

dengan hasil pembahasan rencana bersama klien dan keluarga, kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakanya.

6. Melaksanakan Asuhan

Langka ini rencana asuhan konferhensif yang telah dibuat dapat liksanakan

secara efisien oleh bidan atau dokter/tim kesehatan lain.

7. Evaluasi

Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan

kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan

diagnose/masalah.

8. SOAP

SOAP merupakan singkatan dari:

a. Subjektif (S)

1) Mengambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui

anamnesa.

2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien,

suami atau keluarga (indetitas umum, keluhan, riwayat, menarche,

riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat

keluarga berencana (KB), riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit

keturunan, riwayat psikososial, pola hidup).

3) Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien. Ekspresi

pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan


59
langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang

yang bisu, dibagian data belakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini

menandakan orang itu bisu.

b. Objektif (O)

1) Mengambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus

untuk mendukung assessment.

2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil permeriksaan (keadaan

umum, vital sign fisik, pemeriksaan dalam, laboratorium, dan

pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,

anuskultasi, dan perkusi).

3) Data ini member bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi, informasi kajian

teknologi (hasil laboratorium, sinar-X, rekaman CTG, dan lain-lain) serta

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam kategori

ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang

berarti dari diagnose yang akan ditegakkan.

c. Assessment (A)

1) Masalah atau diagnose yang ditegakkan berdasaran data atau informasi

subjektif maupun objektif maupun objektif yang dikumpulkan atau

disimpulkan. Karena keadaan klien terus berubah dan selalu ada

informasi baru baik subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian

adalah suatu proses yang dinamik, sering menganalisa adalah sesuatu

yang penting dalam mengikuti perkembangan klien.


60
2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu diagnose/masalah, antisipasi maslah

lain/diagnose ptensial.

d. Planning (P)

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assessment. Untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi

dimasukkan dalam “P”.

F. Tinjauan Teori tentang Kewenangan Bidan

Menurut Kadik (2020) wewenang bidan diatur dalam Permengkes RI No.

28 tahun 2017 bagian kedua tercantum pada pasal 18 bahwa dalam penyenggaraan

praktek kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan

kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehtan reproduksi serta

keluarga berencana. Pasal 19 ayat (2) dan (3) Permengkes RI No. 28 tahun 2017

menjelaskan bahwa kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 diberikan

pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa bersalin, masa nifas, masa menyusi,

dan maa antra dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu meliputi:

1. Konseling pada masa sebelum hamil.

2. Antental pada kehamilan normal.

3. Persalinan normal.

4. Pelayanan kesehatan ibu nifas normal.

5. Konseling pada masa antara dua kehmilan.

61
Menurut Kadik (2020) kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan

kesehatan dijelaskan pada pasal 19 ayat (3), bidan berwenang melakukan:

1. Episiotomi dan pertolongan persalinan normal.

2. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.

3. Memberikan penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

4. Memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil.

5. Pemberin vitamin A dosis tinggi pada maa nifas.

6. Memfasilitasi atau membimbing dalam inisiasi menyusui dini dan promosi ASI

ksklusif.

7. Memberikan uterotonika padda manajemen aktif kala tiga dan post partum.

8. Memberikan penyuluhan dan konseling.

9. Memberikan bimbingan pada kelompok ibu hamil, serta berwenang memberikan

keteranga hamil dan kelahiran.

Menurut Kadik (2020) bidan juga berwenang memberikan pelayanan

kesehatan anak yang dijelaskan pada pasal 20, meliputi:

1. Memberikan pelayanan neonatal esensial.

2. Penaganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

3. Memantau tubuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah.

4. Memberikan konseling dan penyuluhan.

Menurut Kadik (2020) pasal 21 Permengkes RI No. 28 tahun 2017

menjelaskan wewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan

reproduksi perempuan dan keluarga berencana, meliputi:

1. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

brencana.
62
2. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

Menurut Kadik (2020) selain wewenang yang telah dijelaskan pada pasal

18, bidan juga memiliki kewenagan memberikan pelayanan berdasarkan penugasan

dari pemerinth sesuai kebutuhan dan pelimpahan wewenang melakukan tindakan

pelayanan kesehatan secara mandat dari dokter.

G. Kerangka Teori

Menurut Dartiwen dan Nurhayati (2019) kerangka teori merupakan hasil

dari proses reduksi, sintesis, ataupun abstraksi dari berbagai teori penelitian

disajikan dalam bentuk bagan dan harus mencantumkan sumber atau referensi

yang digunakan ataupun dipilih untuk digunakan dalam merumuskan kerangka

teori tersebut. Langkah-langkah membuat kerangka teori dapat dilakukan dengan

menentukan variable yang akan diteliti terlebih dahulu, kemudian menguraikan

konsep masing-masing variable yang akan diteliti, lalu menguraikan konsep

masing-masing variable yang akan diteliti dan mengaitkan masalah penelitian.

1. Pengkajian.
2. Perumusan diagnose 1. Kesehatan
Ibu hamil dan/atau masalah
36-40 v v ibu.
minggu
kebidanan. 2. Kesehatan 63
3. Perencanaan sesuai janin.
dengan teori
implementasi.
4. Evaluasi.
5. Laporan pelaksanaan
asuhan kebidanan.
1. Pengkajian. 1. Kesehatan
Ibu bersalin 2. Perumusan diagnosa ibu.
dan BBL v v 2. Kesehatan
dan/atau masalah
kebidanan. BBL
3. Perencanaan sesuai
dengan teori.

1. Pengkajian.
2. Perumusan diagnose
dan/atau masalah
kebidanan. 1. Kesehatan
Ibu Nifas 3. Perencanaan sesuai v
v ibu.
dengan teori 2. Kesehatan
implementasi. BBL
4. Evaluasi.
5. Laporan pelaksanaan
asuhan kebidanan.
Gambar 2.1 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

H. Kerangka Konsep

64
Menurut Siyoto (2015) kerangka konsep merupakan pemilihan terhadap

aspek-aspek ang ada dalam kerangka teori yang berhubungan dengan masalah

penelitian yang spesifik.

Proses Output
Input v v

v
v 1. Pengkajian.
2. Perumusan diagnose
dan/atau masalah
kebidanan. 1. Keseh
Ibu hamil
3. Perencanaan sesuai atan ibu
36-40
dengan teori 2. Keseh
minggu
implementasi. atan janin
4. Evaluasi.
5. Laporan pelaksanaan
asuhan kebidanan.

1. Pengkajian.
2. Perumusan diagnosa
Ibu bersalin 1. Keseh
dan/atau masalah
dan BBL atan ibu
kebidanan.
3. Perencanaan sesuai 2. Keseh
dengan teori. atan BBL

1. Pengkajian.
2. Perumusan diagnose
dan/atau masalah
kebidanan.
3. Perencanaan sesuai
dengan teori 1. Keseh
Ibu Nifas atan ibu
implementasi.
4. Evaluasi. 2.Kesehatan
5. Laporan pelaksanaan BBL
asuhan kebidanan.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENELITIAN
65
A. Jenis Persalinan

Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

BBL (bayi baru lahir) dan nifas ini adalah metode penelitian deskriptif dan jenis

penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi penelaan kasus (case study), yakni

dengan cara meneliti suatu permasalahan yang berhubungan dengan kasus ini

sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian-kejadian khusus yang muncul

sehubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu

perlakuan.

B. Tempat dan Waktu Peneitian

1. Tempat persalinan

Studi kasus dilaksanakan di Praktek Mandiri Bidan Bdn. Dewa Ayu Made

Gayatri.

2. Waktu penelitian

Pelaksanaan studi kasus in pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun

2023.

C. Subjek Laporan Tugas Akhir

Subjek yang digunakan dalam peneitian ini adalah seorang ibu hamil yang usia

kehamilannya 36-40 minggu, kemudian diikuti sampai masa nifas KNFI. Teknik

pengambilan sampel atau subjek penelitian yang akan digunakan adalah purposive

sampling yaitu pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu

66
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh penelitian sendiri berdasarkan ciri atau sifat-

sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

D. Instrument Laporan Tugas Akhir

Instrument yang digunakan dalam Laporan Tugas Akhir untuk melakukan

pengumpulan data berupa Angket atau Kuesioner yaitu format Askep 7 (tujuh)

langkah Varney dan SOAP. Pengumpulan data dilakukan dengan interview atau

Tanya jawab langsug kepada pasien, suami atau keluarga terdekat pasien setelah

data dikumpulkan maka dilakukan observasi untuk melakukan pengamatan juga

pemeriksaan untuk melengkapi data-data kemudian yang terakhir melakukan

dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengummpulan Data

a. Data primer

1). Pengamatan/observasi

Metode pengumpulan data melalui pengamatan dilakukan

menggunakan panca indra, terhadap hal-hal yang tidak dapat diperoleh

dari wawancara atau data subjektif kemudian data objektif yaitu

diperoleh dengan melakukan pengamatan dan pemeriksaan langsung

pada klien menggunakan alat yang diperlukan saat dilakukan

pemeriksaan.

67
2). Wawancara

Menggumpulkan data subjektif dengan wawancara secara langsung

pada klien, suami, keluarga, dan orang terdekat klien, mengenai hal-hal

yang perlu diketahui baik aspek fisik, mental, social budaya, ekonomi,

kebiasaan, lingkungan, dan masalah-masalah yang terjadi pada ibu

menggunakan format Askep 7 (tujuh) langka Varney.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh dari buku

register dan catatan medis klien dan buku KIA.

F. Triangulasi Data

Untuk menetapkan keabsahan data dilakukan dengan teknik pemeriksaan

data melalui beberapa kegiatan antara lain dengan triangulasi data. Adapun

triangulasi yang dilakukan adalah:

1. Triangulasi Sumber

Untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda yaitu dengan

menggunakan teknik Tanya jawab pada pasien dan keluarga terdekat pasien.

2. Triangulasi Teknik

Untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, triangulasi teknik yaitu dari

hasil wawancara dan observasi dari pasien.

G. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang di pakai dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah:

68
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan observasi dan pemeriksaan

fisik antara lain tensimeter, stetoskop, doppler, timbangan berat badan untuk

dewasa, thermometer, jam dan handscoon, serta alat dan bahan yang digunakan

untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan bayi baru lahir, yaitu

partus set, set heacting, lat pelindung diri untuk penolong dan lain-lain.

2. Alat dan bahan yang digunaan untuk melkukan wawancara berupa format

asuhan kebidana 7 (tujuh) langka Varney kehamilan, catatan perkembangan

menggunakan SOAP untuk persalinan, bayi baru lahir dan nifas.

3. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan dokumentasi yaitu catatan

medis klien, buku KIA, register klien dan lain-lain.

69

Anda mungkin juga menyukai