Anda di halaman 1dari 3

1. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan zakat oleh Baznas dan LAZ?

(ALISYAH)

2. Mengapa perlu adanya digitalisasi dalam pengelolaan ziswaf? (SHAFA)


Dengan digitalisasi, bisa meningkatkan transparansi pengelolaan, mempermudah penggalangan
dana ziswaf, serta mempermudah pengawasan dalam pendistribusian zakat dan pendayagunaan
infaq, shadaqah, wakaf, dana sosial lainnya. Sehingga bisa meningkatkan kepercayaan publik
untuk menyalurkan dana ziswaf melalui lembaga-lembaga resmi.

3. Peran negara dalam pengelolaan ziswaf (ALISYAH)


Pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf sepenuhnya dikelola oleh negara (secara
sentralisasi) melalui Badan Amil Zakat yang dibentuk pemerintah.
Lembaga Amil Zakat milik masyarakat yang telah ada hanya berfungsi sebagai unit pengumpul
zakat yang kemudian terintegrasi dengan Badan Amil Zakat Nasional milik pemerintah.
Dan Pemerintah berwenang dalam pemberian sanksi administratif berupa
1) peringatan tertulis
2) penghentian sementara dari kegiatan
3) pencabutan izin

Apabila lembaga amil zakat bertindak memiliki, menjaminkan, menghibahkan, atau menjual
dana ziswaf dan dana sosial lainnya, dan
Apabila selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat
tanpa izin pejabat yang berwenang.

4. Apa perbedaan dari pendistribusian zakat dan pendayagunaan zakat? (SHAFA)


Pendistribusian zakat yaitu penyaluran atau pembagian dana zakat kepada mereka yang berhak
(8 asnaf)

Pendayagunaan
Dana zakat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin kepada
taraf hidup yang layak sehingga dapat memenuhi semua kebutuhannya.

5. Apa syarat diperbolehkannya pendayagunaan dana zakat? (ALISYAH)


Peraturan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2014 Pasal 33
Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan dengan syarat:
1) apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi;
2) memenuhi ketentuan syariah;
3) menghasilkan nilai tambah ekonomi untuk mustahik; dan
4) mustahik berdomisili di wilayah kerja lembaga pengelola zakat.

6. Apakah pendayagunaan zakat untuk usaha produktif wajib dilaporkan? (SHAFA)

Karena pengelolaan dana ziswaf di Indonesia secara sentralisasi, maka wajib adanya pelaporan ke
lembaga nasional atau Baznas.

Yang dilaporkan:

 identitas mustahik;
 identitas lembaga pengelola zakat;
 jenis usaha produktif;
 lokasi usaha produktif;
 jumlah dana yang disalurkan; dan
 perkembangan usahanya.

Laporan disampaikan setiap 6 (enam) bulan dan akhir tahun.


7. Darimana biaya untuk sosialisasi Ziswaf? (ALISYAH)

Biaya sosialisasi ziswaf hanya dari hak amil zakat ( Penerimaan Hak Amil dari dana Zakat paling banyak
12,5% dari penerimaan dana Zakat. Selain itu, dari dana kebajikan di luar zakat sesuai dengan
kewajaran.

Anda mungkin juga menyukai