1. Uraian Fakta/ Salah satu berbisnis usaha yang banyak diminati oleh Praktik di Lapangan masyarakat adalah Jual Beli. Pada zaman sekarang jual beli di masyarakat mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah masyarakat banyak mendatangkan barang dari luar negeri untuk di perjualbelikan di Indonesia. Dalam hal ini selain barang-barang Impor rumah tangga, sekarang banyak pakaian impor yang ada di Indonesia. Dalam fakta di Lapangan, tidak hanya pakaian baru yang di Impor ke Indonesia, tetapi masyarakat sekarang banyak mendatangkan pakaian bekas Impor ke Indonesia. Dalam praktiknya pada jual beli pakaian bekas impor di wilayah Kecamatan Dolopo, pedagang menjual pakaian bekas impor ini menggunakan akad yang tidak jelas yakni pembeli bisa datang ke toko maupun lewat online. Pedagang juga memberikan diskon untuk menjual pakaian bekas impor tersebut. Pakaian bekas ini apakah layak diperjualbelikan karena objek atau pakaian tersebut sudah dipakai atau digunakan oleh orang lain. 2. Teori yang Sesuai Jual beli adalah Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan. Dasar hukum jual beli adalah al-Qur’an dan alhadits, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 275. Berdasarkan ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa Allah telah menghalalkan jual beli kepada hamba-hamban-Nya dengan baik dan melarang praktek jual beli yang mengandung riba, Rukun Jual Beli yakni, ada akad (ijab qobul) menurut bahasa adalah ikatan yang ada diantara ujung suatu barang, orang yang berakad (penjual dan pembeli), ma’kud ‘alaih (objek) untuk menjadi sahnya jual beli harus ada ma’qud alaih yaitu barang menjadi objek jual beli atau yang menjadi sebab terjadinya perjanjian jual beli (bersih barangnya, barang yang diperjual belikan dapat diketahui oleh penjual dan pembeli dengan jelas, baik zatnya, bentuknya, sifatnya dan harganya), ada nilai tukar pengganti barang (uang). Syarat Jual Beli adalah baligh, berakal, ada benda atau barang diperjualbelikan, tidak mubazir. Penetapan pada jual beli yakni harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas. 3. Dialog Teoritik Dalam teori jual beli menurut pandangan Islam terdapat rukun jual beli yaitu adanya akad (ijab qobul) Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan qobul dilakukan sebab ijab qabul menunjukkan kerelaan (keridhaan). Ijab qabul boleh dilakukan dengan lisan atau tulis. Sedangkan dalam praktiknya pada jual beli pakaian bekas impor di wilayah Kecamatan Dolopo, masih menggunakan akad yang tidak jelas tidak sesuai dengan syarat jual beli dalam pandangan Islam. Selanjutnya, objek dari jual beli pakaian bekas impor di wilayah Kecamatan Dolopo terdapat perbedaan dengan teori jual beli dalam pandangan Islam yaitu, rukun jual beli pada ma’kud ‘alaih (objek) yang menjelaskan bahwa objek harus bersih barangnya, barang yang diperjual belikan dapat diketahui oleh penjual dan pembeli dengan jelas, baik zatnya, bentuknya, sifatnya dan harganya. Dalam praktiknya, pakaian bekas yang diperjualbbelikan ini belum tentu termasuk ke dalam rukun jual beli objek tersebut apakah barang ini bersih, baik zatnya, bentuknya maupun sifat dalam pandangan hukum Islam. 4. Telaah Pustaka 1. Penelitian yang dilakukan Hanik Atul Munasyiroh (IAIN Ponorogo) yang berjudul “Perspektif Fiqh Terhadap Jual Beli Pakaian Bekas di Toko Gudang Kaos Kaki Ponorogo “ membahas tentang perspektif fiqh terhadap objek jual beli dan penentuan harga jual beli pakaian bekas di toko Gudang Kaos Kaki Ponorogo. Dalam skripsi ini mejelaskan bahwa objek jual beli pakaian bekas di toko Gudang Kaos Kaki Ponorogo boleh/sah diperjualbelikan, akan tetapi apabila pakaian bekas tersebut berdampak pada Kesehatan masyarakat itu tidak boleh/dilarang. Penentuan harga di toko Gudang Kaos Kaki Ponorogo sesuai dengan fiqh. Karena di dalam teori fiqh tidak dibatasi penentuan harga. 2. Penelitian yang dilakukan Ahmad Hasan Basri (IAIN Ponorogo) yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Motor Beas Melalui Makelar (Studi Kasus Di Kelurahan Pakunden Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo)” membahas tentang tinjauan hukum Islam terhadap akad jual beli sepeda motor bekas melalui makelar dan tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme penjualan sepeda motor bekas melalui makelar. Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa akad yang terjadi pada jual beli motor melalui makelar di Kelurahan Pakunden Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo terdapat mekanisme akad yaitu wakalah. Penjualan motor bekas melalui makelar yang terdapat di Kelurahan Pakunden Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo beberapa telah menyarahi syara’ dan dapat dikatakan beberapa belum sesuai dengan syariah karena ada unsur penipuan. 3. Penelitian yang dilakukan Nur Wahid (IAIN Ponorogo) yang berjudul “Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Praktik Makelar Dalam Jual Beli Motor Bekas Di Forum Jual Beli Ponorogo” membahas tentang tinjauan Etika Bisnis Islam terhadap pengambilan keuntungan dan terhadap pembatalan perjanjian sepihak oleh makelar dalam jual beli motor bekas di Forum Jual Beli Ponorogo. Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa pengambilan keuntungan dalam jual beli motor bekas di Forum Jual Beli Ponorogo oleh sebagian makelar tiak sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam yakni keadilan dan kebenaran. Pembatalan perjanjian sepihak oleh sebagian makelar dalam jual beli motor bekas di Forum Jual Beli Ponorogo tidak sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam yaitu Kehendak dan Tanggung Jawab. Sebab, makelar yang bertindak menjualkan barang melanggar perjanjian kepada calon pembeli. 5. Judul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PAKAIAN BEKAS IMPOR DI WILAYAH KECAMATAN DOLOPO 6. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Jual Beli Pakaian Bekas Impor di Wilayah Kecamatan Dolopo? 2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kualitas Objek Jual Beli Pakaian Bekas Impor di Wilayah Kecamatan Dolopo?