Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Hukum Islam
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
TEGAL
HUKUM JUAL BELI THRIFT DALAM PANDANGAN ISLAM
Dalam beberapa bulan terakhir ini ramai perbincangan mengenai penjualan pakaian bekas
yang diimpor dari luar negeri atau biasa disebut dengan “thrift”. Hal ini dikarenakan mulai
sekarang pemerintah melarang impor pakaian bekas. Lalu bagaimana hukum membeli
pakaian bekas, misalnya yang diimpor dari luar negeri menurut pandangan Islam?
Jual beli dalam Islam sendiri hukumnya adalah mubah atau boleh dilakukan selama kedua
belah pihak saling ridho. Namun hukum jual beli bisa menjadi haram jika terdapat
pelanggaran syariah didalamnya.
Didalam Al-Qur'an banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai jual beli, salah satunya
dalam surah Al-Baqarah ayat 275 yang artinya "Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
telah mengharamkan riba."
Yang menjadi tolak ukur sah tidaknya jual beli yang dilakukan yaitu rukun dan syarat jual
beli. Ulama bersepakat setidaknya ada 3 perkara yang menjadi rukun dalam jual beli. Yang
pertama yaitu adanya penjual dan pembeli yang memenuhi syarat, yang kedua adanya akad
atau transaksi, dan yang ke tiga adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan. Jual beli
dikatakan haram jika barang yang diperjualbelikan tidak memenuhi syarat dan ketentuan
dalam akad, seperti benda najis atau barang yang dijual tidak pernah ada, dan barang tersebut
tidak mendatangkan manfaat. Termasuk juga jika jual beli tersebut mengandung unsur riba.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 juga mengatur tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan
Impor. Didalam aturan tersebut, pakaian bekas dan barang bekas lainnya termasuk dalam
barang larangan impor. Pemerintah juga menganggap impor pakaian bekas dapat mengancam
dan merugikan industri garmen yang ada dalam negeri.
Kesimpulannya
Demikian hukum dari jual beli thrift (barang bekas) dalam pandangan Islam. Intinya jual beli
tersebut diperbolehkan, namun lebih bijaknya jika membeli barang bekas dari negeri sendiri,
bukan dari luar negeri. Dan sebagai seorang muslim yang senantiasa taat kepada aturan Allah
SWT dan Rasulullah SAW, hendaklah juga taat kepada aturan pemerintah yang ada di negara
tempat tinggalnya, selama perintah tersebut tidak mengarah pada maksiat.