Anda di halaman 1dari 3

Judul : Tobatnya Preman Sekolah

Penokohan :
1. Syaron = Sebagai preman sekolah
2. Liber = Anak yang lemah lembut
3. Heltin = Ibu Guru
4. Dea = Anak yang sombong
5. Mona = Anak yang sombong
6. Niska = Anak yang sombong
7. Niel = Sebagai preman sekolah

Sinopsis Drama :
Pagi hari, dua preman sekolah berdiri di depan pintu kelas. Mereka adalah Syaron dan Niel. Merekat sangatlah sering membuat
onar di sekolah. Mereka sering memeras uang teman-temannya. Dea, Mona, dan Niska adalah sasaran utama Syaron dan Niel,
karena mereka bertiga adalah anak orang kaya di sekolah mereka.
Tidak hanya itu selain uang mereka diambil, mereka bertiga sering sekali dikerjain oleh Syaron dan Niel. Perbuatan Syaron dan Niel
ini membuat murid-murid di sekolah membenci mereka. Suatu hara Syaron dan Niel tiba-tiba sakit perut, pada saat mereka sakit
tidak ada satu pun siswa yang berinisiatif untuk membantu mereka.
Sejak saat itu Syaron dan Niel pun bertekad akan menjadi anak yang baik dan dapat diandalkan oleh orang lain. mereka tidak
pernah lagi berbuat onar di sekolah. Lalu mereka minta maaf kepada teman-teman mereka. Teman-temannya pun begitu kaget
dan tidak bisa memaafkan begitu saja, ternyata merekan bukannya bersyukur karena preman yang ada di sekolah mereka telah
bertobat, tetapi mereka ingin membalas dendam, terutama Niska, Dea, dan Mona, yang setiap hari dikerjain oleh mereka. Setiap
hari teman-temannya membenci Syaron dan Niel. Tetapi dibalik itu semua ada seorang cewek yang malah menghibur mereka
berdua. Suatu ketika, Syaron dan Niel ini bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan memiliki nilai terbaik. Ketika teman-
temannya tau, mereka tertawa terbahak-bahak, mereka semua tidaklah percaya tetapi mereka berdua tidaklah berputus asa.
Hingga akhirnya karena rajin belajar Syaron dan Niel menjadi siswa terbaik se-kabupaten sedangkan Niska, Dea, dan Mona hanya
meratapi nasib mereka karena tidak lulus. Akhirnya setelah Niska, Dea, dan Mona merasa bersalah mereka memutuskan untuk
meminta maaf kepada Syaron dan Niel. Dan akhirnya mereka pun saling memaafkan.

Naskah Drama :
Pagi-pagi teman di sekolah sudah membuat masalah. Mereka adalah Syaron dan Niel. Di depan pintu kelas, setiap orang mau
masuk kelas harus membayar pajak kepada Syaron dan Niel jika tidak ingin mendapat pukulan. Dari kejahuan, tiga anak pejabat
tinggi sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Niska, Dea, dan Mona, Syaron dan Niel telah menunggu mereka dari
tadi.

Syaron : “Hey! Apa kabar para anak-anak pejabat ? (menghadang jalan mereka bertiga) Buru-burunya? Kenapa
buru-buru sih santai ajalah? Kita main-main aja dulu, benar gak Niel?”
Niel : “benar tuh, lagian bel masuk kan masih lama”
Dea : “kenapa nih? Kenapa lu berdua hadang jalan kita?”
Niel : “Pura-pura gak tau aja lu emang gak tau ya? Nih kan daerah kita berdua. Lu pada sebagai pendatang harus
bayar pajak dulu kita.”
Niska : “Aturan nenek lu kali ya? Ini kan sekolahan gak ada pajak-pajakkan tau? Emang nih sekolah punya nenek lu ya?
Gue aja yang sering nyumbang banyak di sekolah ini gak pernah nagih pajak kayak lu berdua eh, lu berdua kayak
bocah ingusan dari kolong jembatan mau bertindak aneh-aneh. Malas gue bayar”
Niel : “Apa lu barusan bilang? Bocah ingusan.”
Syaron : “Udah bro sabar. Jadi gak lu bertiga bayar?”
Niska : “Bayar? Malas ya mending uang gue buat beli bakso, jajan, coklat, dan lain-lain daripada buat lu berdua.rugi
dong gue.”
Niel : “Jadi gimana bos?” (menoleh mengarah Syaron)
Syaron : “Hey bro. lu jangan sok berani main-main sama kita berdua ya! Ini tanah memang bukan tanah milik nenek gue
tapi ini daerah kekuasaan kita. Lu sebagai mau gak mau harus bayar.”
Niel : “Lu mau bayar gak?”
Mona : “okey gue bayar. Asal lu berdua mau mengizinkan kami bertiga untuk masuk ke dalam kelas”
Syaron : “Nah, gitu dong, lain kali seperti ini terus ya bro.”
Niska, Dea, dan Mona pun masuk ke dalam kelas.
Tiba-tiba Guru pun datang.
Guru : “Selamat pagi anak-anak”
Murid : (dengan serentak para murid menjawab) “pagi Bu”
Guru : “Kemarin Ibu sudah pesan bahwa hari ini kita akan mengadakan ulangan. Semuanya sudah belajar?”
Murid : “Sudah Bu”
Guru : “dengarkan soal ya
1. Apa yang dimaksud dengan Drama?
2. Tuliskan ciri-ciri drama?
3. Jelaskan unsur-unsur drama?”
Niska : “Hanya itu Bu soalnya?”
Guru : “Iya nak. Silakan dikerjakan ya. Jika sudah siap serahkan ya”
Murid : “Iya bu”
Niska, Mona, Dea, dan Liber : “Sudah siap bu”
Guru : “Ya silakan diserahkan”
Syaron dan Niel : “Kami juga sudah siap bu”
Guru : “Ya diserahkan”
Lalu Guru pun memberi nilai, dan ternyata nilai mereka semuanya juga lewat KKM
Guru : “Niska ambil semua kertas ulangan kalian dan langsung begikan kepada teman-temanmu.”
Niska : “Iya Bu”
Guru : “Sudah nak? Silakan tertib. Pertemuan kita pada pagi hari ini sampai di sini dulu ya. Karena bel keluar telah
berbunyi”
Murid : “Oke bu”
Guru : “Selamat pagi”
Murid : “Pagi bu” (Guru pun keluar dari kelas itu)
Tiba-tiba Syaron dan Niel sakit perut
Syaron : “Niel perut saya sakit banget”
Niel : “Sama aku juga”
Mereka meminta bantuan kepada teman-temannya namun tidak ada satu orang pun yang sudi membantu.
Niska : “Kenapa bro minta bantu ya? Tapi sorry kami gak sudi membantu”
Niska, Dea, dan Mona pun meniggalkan mereka
Syaron : “Niel saya sangat menyesal telah berbuat jahat kepada mereka” (dengan ekspresi yang penuh penyesalan)
Niel : “Iya sya juga Sya”
Waktu demi waktu Syaron dan Niel pun sembuh. Sejak saat itu, Syaron dan Niel berubah total, mereka berjanji tidak akan buat
onar lagi di sekolah. Mereka menjadi anak yang sangat pendiam dan rajin belajar. Seluruh teman mereka begitu kaget. Hal ini di
manfaatkan oleh teman-teman mereka untuk membalas dendam terutama Niska, Dea, dan Mona.
Niska : “Cuih preman sekolah bisa tobat ya? Apalagi preman kaya lo berdua. Angina dari mana yang bisa membuat kalian
tobat kaya gini?”
Mona : “Palingan besok udah jadi preman lagi. Itu hanya pura-pura saja kawan”
Dea : “Shit. Gue gak akan percaya ama kalian berdua”
Liber : “Kalian ini gimana sih? Orang mereka mau bertobat kok malah di olok-olok sih. Harusnya kita bersyukur karena
mereka sudah bertobat”
Niska : “Jangan munafik deh lu jadi orang”
Syaron : “sudah lah Lib mereka memang pantas melakukan hal tersebut. Jangan hiraukan deh.”
Niel : “Aku juga mau minta maaf kepada kalian semua. Saya tidak mau lagi ada permusuhan di antara kita.”
Niska : “maaf? Jangan mimpi lu”
Mona : “Balikin dulu duit gue”
Dea : “Gue juga gak rela maafin mereka.”
Niska : “ingat-ingat dulu perlakuan kalian terhadap kita”
“Yaudah teman-teman kita pergi saja dari sini”
Suatu ketika Syaron dan Niel bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan memiliki nilai terbaik. Ketika teman-temannya
tau mereka tertawa terbahak.
Niska : “A…. lu berdua bertekad mau jadi yang terbaik se-kabupaten jangan bermimpi deh. Orang kalian bodohnya minta
ampun”
Dea : “Sabar dong”
Syaron dan Niel dengan tekun belajar setiap hari. Dan akhirnya mereka menjadi siswa terbaik se-kabupaten sedangkan Niska, Dea,
dan Mona tidak lulus.
Liber : “Selamat ya Syaron dan Niel”
Syaron dan Niel : “Sama-sama yang Liber”
Syaron : “eh… Lib ngomong-ngomong lu tau gak di mana Niska, Dea, dan Mona”
Liber : “em… kayaknya sih ada di kelas. Mereka sedih setelah tau mereka tidak lulus”
Niel : “Syukurin… biar mereka tau rasa”
Syaron : “Gimana kalau kita temui saja mereka. Kasihan mereka”
Syaron : “Hey De”
Dea : “Apa lu bertiga datang ke sini? Mau pamer ya?”
Syaron : “Ga kok kami datang ke sini Cuma mau ngajakin kalian semua makan di kantin. Habis muka kalian murung terus sih.”
Niska : “Hati lu baik banget ya? Sorry ya buat kesalahan kami bertiga ka lu berdua. Lu mau maafin kami kan?”
Syaron : “Kita berdua mau kok maafinlu bertiga, kita juga mau minta maaf ya buat yang dulu”
Niska : “Iya kita udah maafin kok”
Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara mereka.
Pesan moral :
 Belajarlah untuk memaafkan kesalahan orang lain
 Berpikirlah sebelum bertindak

Anda mungkin juga menyukai