Anda di halaman 1dari 6

Pembahasan Jurnal Internasional tentang Vitamin D

Vitamin D Deficiency in Pregnancy: An Independent Risk Factor for Increased


Maternal and Foetal Co-Morbidities

1. Tujuan dan Metode


Tujuan dari jurnal ini adalah menunjukkan manfaat dan kegunaan vitamin
D dalam tubuh, seperti mengatur deposisi garam dan mineral dalam tulang,
mengatur metabolisme tubuh, mengatur suasana hati, tekanan darah, dan fungsi
sistem imunitas tubuh, menunjukkan pentingnya kebutuhan Vitamin D pada ibu
hamil dan bayi pada usia neonatal. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa
kekurangan vitamin D memiliki dampak yang sangat penting dalam
kelangsungan periode kehamilan, kelahiran bayi, dan kondisi bayi pada saat
setelah kelahiran. Kekurangan vitamin D dapat menyebakan pre-klamsia pada
ibu hamil, diabetes gestasional, dan bayi lahir prematur dengan berat badan
rendah. Penelitian dalam jurnal ini dilakukan untuk mengetahui efek 25 (OH)-D
pada ibu hamil terhadap risiko pre-klamsia (PE) dan pre-term labour (PTL). Pre-
term labour adalah kelahiran prematur pada bayi, disebut prematur karena
kelahiran bayi kurang dari 37 minggu dari usia kehamilan.
Metode dari penelitian dalam jurnal ini adalah penelitian prospektif
kohort yang dilakukan oleh Departemen Obstetri dan Ginekologi bersama
dengan Departemen biokimia dan Neonatal Divisi Pediatri di rumah sakit atau
fasilitas kesehatan tersier di New Delhi, India. Penelitian ini mengambil sampel
sebanyak 165 ibu hamil yang dirawat pada klinik prenatal atau rumah sakit
(pelayanan kesehatan tersier) dan dilakukan penelitian selama 2 minggu dalam
masa kehamilan mereka. Beberapa sampel yang bermasalah sengaja tidak
dilibatkan dalam penelitian seperti ibu hamil dengan penyakit kronis
hiperparatiroidisme, gagal ginjal, penyakit hati, dan tuberkulosis. Pada awal
penelitian atau kunjungan pertama dilakukan pengamatan terhadap gejala
kekurangan vitamin D pada ibu hamil (kondisi umum tubuh dan kelemahan
otot), rentang waktu dan proses mentruasi, serta sejarah ginekologi pada ibu
hamil (penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi). Pada
proses penelitian selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap sumber makanan
ibu hamil dengan menggunakan diet software untuk menghitung asupan kalori,
protein, dan kalsium. Asupan vitamin D dapat dihitung berdasarkan kandungan
vitamin D dalam berbagai produk makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil.
Segala macam tindakan yang diperlakukan terhadap sampel atau pasien telah
disesuaikan dengan protokol rumah sakit yang bersangkutan. Pengamatan yang
lain dilakukan pada bayi yang telah dilahirkan seperti ukuran tinggi bayi saat
terlentang dan ukuran kepala bayi, selain itu dilakukan pula pengamatan pada
serum ibu dan kandungan fosfor, kalsium, dan serum ALP pada tali pusar atau
plasenta dengan menggunakan peralatan dan metode tetentu. Tanda-tanda
kekurangan vitamin D pada bayi atau neonatus adalah craniotabes, kondisi
fontanelles, dan hypocalcemic neonatus.

2. Hasil dan Ilmu Baru


Profil klinis sampel ibu hamil seperti BMI, asupan gizi, dan durasi dari
paparan sinar matahari dikaitkan dengan kadar vitamin D pada sampel dalam
populasi yang berjumlah 165 pasien ibu hamil. Usia ibu hamil tidak
berpengaruh pada kadar vitamin D dalam tubuh karena ada hubungan yang
buruk antara usia dan kadar vitamin D. Pada suatu kelompok ibu hamil terlihat
dengan baik hubungan antara BMI dengan kadar vitamin D yang dimiliki
yakni BMI ≥ 25 dengan kadar vitamin D yang rendah (tingkat 25 (OH)-D
rendah).
Persentase yang lebih tinggi terhadap kadar vitamin D atau kecukupan
vitamin D dalam tubuh terlihat pada mereka yang memiliki asupan protein
harian yang cukup (35,6%) dan asupan vitamin D (83.3%) dibandingkan
dengan kelompok yang memiliki asupan protein yang tidak memadai (15.1%)
dan asupan vitamin D (12.1%). Hubungan antara durasi paparan sinar
matahari dan vitamin D, tingkat hubungan ini sangat signifikan. Regresi
logistik menunjukkan bahwa paparan sinar matahari memiliki efek yang baik
dengan melindungi pasien atau seseorang yang mengalami kekurangan
vitamin D.

Analisis statistik menunjukkan bahwa tingkat vitamin D > 25nmol L


memiliki efek perlindungan terhadap perkembangan PTL (atau 0.05) dan
GHTN/PE (atau 0.13). Ada hanya dua kasus GDM yang baik pada wanita
dengan kadar 25 (OH)- D < 50nmol L. Namun, ada sebuah hubungan yang
buruk (p = 0.404) antara terjadinya GDM dan kekurangan vitamin D. Korelasi
ibu dengan tingkat (OH) - D dan tali pusar atau plasenta dengan kadar atau
tingkat 25 (OH)-D yang rendah, sebesar 77% ibu yang dengan serum yang
memiliki kadar 25 (OH)- D < 25nmol/L yang telah ditemukan memiliki tingkat
vitamin D pada tali pusar yang juga menunjukkan kekurangan vitamin D.
Demikian pula 65.8% ibu yang memiliki 25 (OH) –D neonatus-dengan tingkat
vitamin D > 50nmol L telah menunjukkan neonatus dengan kadar vitamin D
yang cukup.
Vitamin D tidak hanya vitamin sederhana, tetapi pro-hormon, molekul
kompleks yang memainkan banyak peran penting dalam tubuh. Vitamin D
sangat penting selama kehamilan, karena jika kadar vitamin D yang dimiliki
ibu hamil rendah maka dapat berisiko menyebabkan masalah seperti berat bayi
lahir rendah dan ukuran yang kecil untuk bayi dengan usia kurang dari 37
minggu kehamilan selain peningkatan risiko komorbiditas ibu. Usia rata-rata
dalam total sampel dalam populasi penelitian dalam penelitian ini adalah  23,48
± 2,4 tahun, yang lebih rendah dari usia rata-rata (sekitar 26 tahun) di sejumlah
penelitian  yang dilakukan di India dan di luar India. Ini mungkin karena
penelitian ini termasuk hanya  primigravida, sedangkan kedua primigravida
dan multigravidae dimasukkan dalam penelitian  lain.
Pada hasil penelitian lain telah mempelajari total durasi paparan sinar
matahari sebagai subyek penelitian dan korelasinya dengantingkat atau kadar
25 (OH) - D pada ibu hamil, ditemukan bahwa 65,35% dari pasien atau sampel
dalam populasi penelitian menerima kurang dari 1 jam paparan sinar matahari
sehari-hari, terlepas dari variasi musiman sepanjang tahun, karena kebanyakan
dari mereka tidak diizinkan untuk bekerja di luar rumah karena norma-norma
sosial dan pembatasan, selain itu mereka juga memiliki kebiasaan
menggunakan pakaian yang mencegah mereka dari mendapatkan paparan sinar
matahari yang cukup.  Ada hubungan yang sangat signifikan antara durasi
paparan sinar matahari dan vitamin D (p <0,05). Kuantum dari sinar UV B-
(290-310 nm) yang diterima oleh individu pada permukaan tubuh dan
menentukan jumlah vitamin D yang disintesis oleh kulit. Ada laporan serupa 
yang mengatakan bahwa kadarv25 (OH) - D dari wanita di negara-negara yang
sangat panas dari timur tengah, di mana  wanita mengenakan cadar akan
memiliki kadar atau tingkat kandungan vitamin D dalam tubuh yang lebih
rendah, hal ini dikuatkan juga karena ketika musim panas sebagai wanita di
negara tersebut sangat menghindari matahari dan panas dengan lebih banyak
mengahbiskan waktu dengan tetap tinggal di dalam rumah dan memiliki
aktivitas fisik yang terbatas di luar rumah.
Banyak studi klinis telah mendirikan hubungan antara kekurangan vitamin
D dan komplikasi lebih tinggi selama kehamilan. Vitamin D mempengaruhi
beberapa aspek dari sistem kekebalan tubuh dan mungkin penting untuk infeksi
seperti vaginosis bakteri yang bertanggung jawab untuk PTL. Beberapa
penelitian telah melaporkan serupa yakni adanya hubungan yang rendah antara
tingkat 25 (OH)-D dengan PTL. Vitamin D juga memiliki peran dalam
modulasi kekebalan. Pre-eclampsia diperkirakan berasal dari awal kehamilan
ketika sistem kekebalan tubuh ibu menurun sehingga ibu rentan terhadap
penyakit kardiovaskular. Kalsitriol metabolit aktif Vit D dapat dianggap faktor
pendukung kehamilan yang bisa bekerja melalui beberapa mekanisme untuk
mengurangi risiko Pre-eklampsia, termasuk pengaruh yang langsung dari
kalsitriol implantasi, bolus invasi dan angiogenesis. Hal ini juga diyakini
menjadi hal yang penting dalam mengarahkan respon imun oleh sel dendritik
dan makrofag didalam tubuh janin serta proses adaptasi imunologi oleh ibu
untuk mengurangi risiko infeksi dan peradangan yang berpengaruh terhadap
kesehatan janin yang dikandungannya.
Dalam penelitian ini mayoritas wanita yang dikembangkan GHTN PE
mempunyai kadar vitamin D di kisaran kurang atau tidak cukup. Antara
perempuan yang tingkat 25 (OH) - D kurang dari 25 menegaskan nmol/L, 24%
mengembangkan GTN/PE, sementara hanya 6,7% dan 2,7% perempuan yang
tingkat >25-50nmol/L dan menegaskan 50 nmol/L dikembangkan GTN PE
masing-masing. Vitamin D telah dibuktikan dapat mempengaruhi sekresi
insulin dan resistensi insulin pada beberapa studi. Vitamin D dapat
mengembalikan sekresi insulin pada pasien dengan diabetes tipe 2 dengan
mencegah kekurangan Vitamin D, dengan demikian Vitamin D memiliki peran
dalam patogenesis GDM. Ibu hamil dengan konsentrasi 25 (OH)-D yang
cukup, telah mampu menunjukkan hubungan dengan risiko defisiensi vitamin
D dengan mengembangkan GDM dalam berbagai kohort. Namun, penelitian
ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara kekurangan vitamin D
pada ibu hamil dengan GDM.

3. Kekurangan, Kelebihan dan Saran Perbaikan


- Kekurangan

Sebaiknya dalam penulisan abstrak dikurangi angka-angka atau istilah-


istilah yang terlalu kerap dituliskan. Dari adanya singkatan-singkatan kata yang
terlalu banyak mengakibatkan malasnya mata untuk membaca apalagi untuk para
pemula. Selain itu, dalam pembacaan terhadap abstrak diharapkan para pembaca
dapat mewakili seluruh isi bacaan yang terdapat di dalam jurnal. Jika pada abstrak
saja para pembaca terlalu bosan dengan banyaknya singkatan, kemungkinan besar
abstrak tersebut sedikit peminatnya.

Pada bab pendahuluan, masih kurang adanya kutipan-kutipan yang


digunakan. Namun, secara keseluruhan sudah termasuk baik secara keseluruhan.
Pada bab bahan dan metode juga terhitung sudah cukup dalam penulisan secara
keseluruhan. Pada bagian-bagian terakhir disebutkan “especially in parts of
Southeast Asia” padahal penganggapan tersebut tidak sesuai populasi, atau dalam
arti pengambilan sampel hanya berfokus pada India tanpa mencoba memberikan
pengamatan pada Negara lainnya.

- Kelebihan

Memberikan penjelasan mengenai vitamin D dengan cukup sehingga


makna dari vitamin D nya sendiri dapat ditangkap oleh para pembaca sebagai
pengantar agar mengerti isi dari jurnal secara keseluruhan. Dalam jurnal, Di dalam
jurnal dijelaskan secara detail mengenai hubungan antara kebutuhan ibu hamil
akan Vitamin D. Jika jurnal ini mampu disampaikan isinya oleh para tenaga
kesehatan kepada masyarakat, maka akan tercipta peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, terutama kesehatan pada ibu hamil melalui penurunan angka BBLR.
Sudah cukup baik dalam penulisannya serta pustaka yang digunakan sudah bagus.

- Saran Perbaikan untuk Jurnal ke Depan


Untuk pembuatan jurnal ke depan diharapkan mampu lebih memberikan
pemahaman kepada seluruh kalangan masyarakat. Dengan adanya pemahaman
secara menyeluruh terhadap jurnal dari kalangan masyarakat, maka diharapkan
mampu menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. Perlu juga adanya perincian secara detail seperti jurnal ini mengenai
data-data yang diperoleh dan telah diolah. Dan juga perlu diperbaiki ulang dalam

Anda mungkin juga menyukai