“BAHASA INDONESIA”
Dosen pengampu: Dewi Nurviana, Ns.M.kep.Sp.kep MB
PEMBAHASAN
C.PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi kasus yang dilakukan pada klien yang
Yang mempunyai masalah gangguan persepsi harga diri rendah,yang dilakukan
pada tanggal 3-7 juli 2018 di ruang srikarya RSUD MADANI palu, maka
penulisan pembahasan kesenjangan antara teori dan kenyataan yang diperoleh
sebagai hasil studi kasus. Penulis juga akan membahas kesulitan-kesulitan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah.
Dalam penyusunan asuhan keperawatan penulis melakukan suatu proses
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi.
1. Pengkajian keperawatan
a. Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian pada Tn. A data yang diperoleh adalah
pasien kurang percaya diri,pesimis,kurang keperawatan diri,
perasaan tidak berharga dan pasien sulit bergaul lebih senang
menyendiri hal ini sesuai dengan teori Dermawan D (2013) yaitu
harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri
menyebabkan kehilangan rasa percaya diri, pesimis, dan tidak
berharga di kehidupan. Harga diri lebih berkaitan dengan
pengalaman yang dialami tiap individu teori keliat dalam suerni
(2013) yakni harga diri rendah memiliki tanda dan gejala perasaan
tidak mampu, mengkritik diri sendiri,sulit bergaul nada suara
lemah, bicara lambat,kurang perawatan diri dan sebagainya.
Asumsi peneliti sebelumnya dan teori tidak berbeda jauh dengan
praktek yang ditemukan di lapangan. Di sini sudah didapatkan
kesusaian antara kasus dan konsep teori bahwa tanda gejala yang
muncul atau yang dialami oleh pasien terdapat teori
b. Faktor prediposisi
Penelitian yang dilakukan pada Tn A didapatkan faktor prediposisi
(sosial) yang memperberat terjadinya gangguan jiwa pada pasien
dimana tidak ada dukungan keluarga serta lingkungan
sekitar.Faktor predisposisi ini seusai dengan teori (2014) yaitu
faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.
c. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa
yang didapatkan pada Tn. A yaitu harga diri rendah dengan teori
Yosep (2014) yait yang menyatakan bahwa dalam koping individu
tidak efektif menyebabkan gangguan harga diri rendah.
d. Intervensi
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Tn.A
yaitu gangguan harga diri rendah penulis menggunakan rencana
asuhan keperawatan jiwa yang berstandar dengan membuat strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien. Strategi
pelaksanaan yaitu membantu pasien untuk mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif. Penyusunan rencana keperawatan
pada Tn.A telah sesuai dengan teori Yosep (2014) yaitu
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif. Namun tentu saja
hal ini tidak di sesuaikan dengan kondisi pasien, penulis
mengevaluasi secara teratur dan rutin dengan setiap hari sehingga
tujuan dan kriteria evaluasi bisa tercapai. Dalam perencanaan
tindakan keperawatan menggunakan strategi pelaksanaan tindakan
dengan masalah yang dimiliki Tn.A