Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MAKALAH

“BAHASA INDONESIA”
Dosen pengampu: Dewi Nurviana, Ns.M.kep.Sp.kep MB

Karya ilmiah oleh:


RIZKY WIDYAWATI GAIB
JUDUL: PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI
KEMAMPUAN POSITIF TERHADAP PASIEN DENGAN KASUS
HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKAYA DI RSUD MADANI PALU
(PROVINSI SULAWESI TENGAH)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN POSO
2022
BAB VI

PEMBAHASAN

C.PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi kasus yang dilakukan pada klien yang
Yang mempunyai masalah gangguan persepsi harga diri rendah,yang dilakukan
pada tanggal 3-7 juli 2018 di ruang srikarya RSUD MADANI palu, maka
penulisan pembahasan kesenjangan antara teori dan kenyataan yang diperoleh
sebagai hasil studi kasus. Penulis juga akan membahas kesulitan-kesulitan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah.
Dalam penyusunan asuhan keperawatan penulis melakukan suatu proses
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi.

1. Pengkajian keperawatan
a. Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian pada Tn. A data yang diperoleh adalah
pasien kurang percaya diri,pesimis,kurang keperawatan diri,
perasaan tidak berharga dan pasien sulit bergaul lebih senang
menyendiri hal ini sesuai dengan teori Dermawan D (2013) yaitu
harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri
menyebabkan kehilangan rasa percaya diri, pesimis, dan tidak
berharga di kehidupan. Harga diri lebih berkaitan dengan
pengalaman yang dialami tiap individu teori keliat dalam suerni
(2013) yakni harga diri rendah memiliki tanda dan gejala perasaan
tidak mampu, mengkritik diri sendiri,sulit bergaul nada suara
lemah, bicara lambat,kurang perawatan diri dan sebagainya.
Asumsi peneliti sebelumnya dan teori tidak berbeda jauh dengan
praktek yang ditemukan di lapangan. Di sini sudah didapatkan
kesusaian antara kasus dan konsep teori bahwa tanda gejala yang
muncul atau yang dialami oleh pasien terdapat teori
b. Faktor prediposisi
Penelitian yang dilakukan pada Tn A didapatkan faktor prediposisi
(sosial) yang memperberat terjadinya gangguan jiwa pada pasien
dimana tidak ada dukungan keluarga serta lingkungan
sekitar.Faktor predisposisi ini seusai dengan teori (2014) yaitu
faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.

c. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan jiwa
yang didapatkan pada Tn. A yaitu harga diri rendah dengan teori
Yosep (2014) yait yang menyatakan bahwa dalam koping individu
tidak efektif menyebabkan gangguan harga diri rendah.

d. Intervensi
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Tn.A
yaitu gangguan harga diri rendah penulis menggunakan rencana
asuhan keperawatan jiwa yang berstandar dengan membuat strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien. Strategi
pelaksanaan yaitu membantu pasien untuk mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif. Penyusunan rencana keperawatan
pada Tn.A telah sesuai dengan teori Yosep (2014) yaitu
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif. Namun tentu saja
hal ini tidak di sesuaikan dengan kondisi pasien, penulis
mengevaluasi secara teratur dan rutin dengan setiap hari sehingga
tujuan dan kriteria evaluasi bisa tercapai. Dalam perencanaan
tindakan keperawatan menggunakan strategi pelaksanaan tindakan
dengan masalah yang dimiliki Tn.A

e. Implementasi dan evaluasi keperawatan


Implementasi pada Tn.A dengan gangguan harga diri rendah telah
di sesuaikan dengan rencana strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan disesuaikan dengan strategi pelaksanaan pada Tn. A
dengan gangguan harga diri rendah telah dilakukan pada hari Rabu
Juli 2018 pada pukul 08:00 WITA yang dilakukan membina
hubungan saling percaya dengan pasien lalu pada pukul 12:30
penulis mengevaluasi hasil dari bina hubungan saling percaya telah
dilakukan ternyata BHSP yang diberikan masi kurang berhasil dan
penulis melakukan kontrak kembali untuk keesokan harinya. Pada
tanggal 5 Juli 2018 pada pukul 08:30 WITA penulis kembali
melakukan BHSP dan mengevaluasinya pada pukul 10:30 WITA
dan berhasil lalu penulis melanjutkan melakukan implementasi
pada pukul 12:30 dengan SP 1 Mendiskusikan kemampuan dan
aspek positif yang masi dimiliki klien: merapikan tempat tidur,
menyapu lantai,pukul 13:30 menganjurkan klien untuk merapikan
tempat tidur, ,memasukkan pada jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dipilih. Ds: klien mengatakan memilih untuk merapikan
tempat tidur,klien mengatakan senang mengikuti kegiatan yang
dilakukan. Do: klien terlihat mengikuti perintah,klien mampu
merapikan tempat tidur,klien terlihat begitu antusias mengikuti
kegiatan merapikan tempat tidur. Pada tanggal 6 Juli 2018 pukul
13.00 Dengan SP 2 mengevaluasi kegiatan sebelumnya (SP 1),
melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan klien, menganjurkan klien untuk menyapu lantai, dan
mengajarkan klien cara menyapu lantai, 13:30, membantu klien
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dipilih
kedalam jadwal kegiatan harian. Ds : klien mengatakan bersedia
untuk diajarkan cara menyapu lantai, klien mengatakan senang
karena sudah bisa menyapu lantai,klien mengatakan akan
melakukan kegiatan menyapu secara rutin. Do : klien terlihat
antusias mengikuti kegiatan yang diajarkan, klien terlihat
melakukan kegiatan menyapu lantai, klien memasukkan jadwal
kegiatan yang telah di lakukan untuk setiap hari.

Tanggal 07 Juli 2018 pukul 08:00 mengevaluasi kegiatan


merapikan tempat tidur dan menyapu lantai, melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur, melakukan kegiatan menyapu lantai,
menyarankan kepada klien untuk melakukan kegiatan yang telah
dipelajari secara rutin. Ds: klien mengatakan senang melakukan
kegiatan yang telah dipilih, klien mengatakan akan melakukan
kegiatan yang telah dipilih secara rutin, klien mengatakan sangat
senang ketika dipuji.Do:klien terlihat mengikuti perintah, klien
tampak senang. Pasien masih mengingat cara kemampuan atau
kegiatan yang telah diajarkan peneliti dan kegiatan yang dapat
dilakukan setiap hari, peneliti kemudian memberikan pujian.Hasil
yang telah dicapai yaitu:
1. Penulis mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan aspek positif
yang dimiliki
3. Pasien mampu mengikuti kegiatan yang diberikan dengan
secara mandiri
4. Pasien bersedia melakukannya saat pasien
dieperbolehkan pulang.

Anda mungkin juga menyukai