Anda di halaman 1dari 19

PENGAKURASIAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN

INSTRUMEN ALAT FALAK BERBASIS SOFTWAR SUN


COMPAS DI ERA DIGITAL DI MASJID MIFTAHUL KHAIR

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR SEMESTER 1

Oleh:

MUH. AMRULLAH
NIM : 10900122001

PRODI ILMU FALAK

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

ْ‫الر ِحي‬
َّ ‫ن‬ِْ ‫الرح َم‬
َّ ‫للا‬
ِّْ ‫ ِبس ِْم‬,

Alhamdulillahirabbil’ alamin, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah mebermi hidayah dan inayah-nya sehingga kam
dapat menyusun dan menyelesaikan proposal yang berjudul : PENGASURASIAN ARAH
KIBLAT MENGGUNAKAN INSTRUMEN ALAT FALAK BERBASIS SOFTWAR SUN

COMPAS DI ERA DIGITAL DI MASJID MIFTAHUL KHAIR : dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga,
Sahabat, dan seluruh umat Islam yang setia hingga akhir zaman yang membawa cahaya islam
dan masih berkembang hingga saat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
partisipasi dari berbagai pihak, yang telah memberikan doa, bimbingan, petunjuk, dorongan,
dan motivasi kepada penulis sehingga segala tantangan dalam penyelesaian skripsi ini dapat
penulis atasi. Olehnya itu izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada dosen pengampuh oleh bapak Dr. Subhan khaliq S.ag.,M.ag dengan
sebelumnya kami diberikan bimbingan dalam mata kuliah “Penulisan karya ilmuah”sehingga
kami mudah menyelesaikan pengajuan proposal yang kami ajukan. Dan juga penulis
berterimah kasih kepada teman-teman sekelas ilmu falak khususnya ilmu falak kelas A,dimana
pastinya kita saling membutuhkan kerja sama meskioun tugas perindividu.

Begitupula dalam hal ini,penulis menyadari masih bahwa masih jauh dari kata
sempurna yang di sebabkan keterbatsan penulis. Hingga kekurangan dalam penulisan
peroposal ini masih banyak dan kami selaku penulis memerluka kritik dan saran,dimana bisa
menjadi acuan dan faktor peningkatan dalm menyusun proposal kedepannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................................................... 5
C. Tujuan dan manfaat penelitian ................................................................................................. 5
BAB II KAJIAN UMUM ARAH KIBLAT ........................................................................................ 6
A. Pengertian Arah Kiblat .............................................................................................................. 6
B. Dasar hukum menghadap arah kiblat ...................................................................................... 7
1. Dasar Hukum dari Al-Qur’an ................................................................................................. 7
2. Dasar Hukum Berdasarkan Hadis ........................................................................................... 9
C. Perspektif Ulama tentang Arah Kiblat .................................................................................... 10
D. Intrumen Alat Pengukuran Berbasis Softwar Sun Compas .................................................. 11
BAB III METODOLOGI DALAM PENELITIAN ......................................................................... 13
A. Jenis penelitian ........................................................................................................................ 13
B. Sumber Data penelitian ........................................................................................................... 13
C. Tehnik pengumpulan data ....................................................................................................... 13
D. Sistematika penulisan .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Al-falak berasal bahasa Arab dari kata al-mādar yang memiliki arti garis atau tempat
perjalanan bintang. Sedangkan dalam bahasa Inggris, Falak disebut orbit yang berarti
lingkaran. Jadi kalimat: orbit of the earth about the sun, berarti lingkaran bumi sekeliling
Matahari. Kata falak berarti-lingkaran langit atau cakrawal.1

Ilmu falak merupakan ―Ilmu pentahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit
seperti Matahari, Bulan, bintang dan benda langit lainnya, dengan tujuan untuk mengetahui
posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain. Ilmu
falak memiliki banyak nama dari berbagai ilmu hisab (ilmu perhitungan), ilmu rashd (ilmu
pengamatan), ilmu hisab rukyat (ilmu perhitungan dan pengamatan), dan masih banyak yang
lainnya. Ilmu falak mencakup empat pembahasan dari gerhana, awal Bulan hijriah, waktu salat
dan arah kiblat.Gerhana, sesungguhnya terjadi akibat terhalangnya cahaya suatu benda dari
sumber benda lainnya dalam konteks gerhana Bulan dan Matahari. Awal Bulan hijriah, dalam
penentuannya menggunakan Bulan sebagai patokan. Waktu salat, awal maupun akhir 5 waktu
salat dikaitkan dengan posisi Matahari setiap harinya. Arah kiblat bagi umat Islam arah yang
tepat dalam menghadap untuk melakukan ibadah salat yaitu Ka‘bah.2 dalam melaksanakan
salat syarat sahnya haruslah diperhatikan yakni arah saat menghadap salat harus tepat.

Allah Swt. berfirman,

‫لِل ۡال َم ۡش ّرق َو ۡال َم ۡغ ّرب ۚ فَا َ ۡينَ َما ت َولُّ ۡوا فَثَم‬
ّ ٰ ّ ‫َو‬
‫ع ّلي‬
َ ‫ّللاَ َوا ّسع‬ ّؕ ٰ ‫َو ۡجه‬
ٰ ‫ّللا اّن‬
Dan milik Allah Timur dan Barat, Kemanapun kamu menghadap di sanalah
wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (QS Albaqarah [02]
: 115.

1
Akh. Mukarram, ―Ilmu Falak Dasar-dasar Hisab Praktis‖ (Surabaya: Grafika Media, 2012), 1.
2
mohammad ali Zaini, “Analisi ilmu falak terhadap akurasi arah kiblat masjid,” 2020.

1
Berdasarakan ayat di atas, kemanapun seseorang menghadap pasti akan menjumpai Allah
Swt. sebab Allah Swt. tidak menempati sesuatu, bahkan Dia Maha Luas dan Maha Mengetahui.
Pada intinya kemanapun kita menghadap ketika melaksanakan salat, yang kita jumpai tetaplah
Allah Swt. asalkan kita khusyuk namun, agama bukanlah milik pribadi tetap harus ada satu
kesatuan sebagai pedoman agar umat tidak terpecah belah. Maka, agama Islam tidak hanya
mengatur bagaimana cara menyembah Allah Swt. beserta waktu-waktunya, rukun, dan tempat
saat menghadap ketika salat yang merupakan bagian dari syarat sahnya salat juga diatur
menjadi satu yakni menghadap kiblat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arah, berarah, dan mengarah mengandung arti
tujuan, bertujuan, dan menuju. Sedangkan kiblat adalah arah ke Kakbah di Mekah (pada waktu
salat), mengiblatkan ialah mengarahkan ke kiblat. Jadi yang dimaksud arah kiblat ialah posisi
seseorang menuju ke Kakbah di Meka.3

Arah kiblat adalah arah terdekat menuju Ka‟bah melalui lingkaran besar (great circle)
bola bumi. Lingkaran bola bumi yang dilalui arah kiblat dapat disebut lingkaran kiblat.
Lingkaran kiblat dapat didefinisikan sebagai lingkaran bola bumi yang melalui sumbu atau
poros kiblat.

Metode pengukuran arah kiblat yang berkembang di Indonesia selama ini ada 5 (lima)
macam, yaitu: menggunakan alat bantu

1. Kompas

Kompas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui arah. Didalamnya


terdapat jarum yang bermagnit yang senantiasa menunjukkan arah utara dan selatan.
Hanya saja arah utara yang ditunjukkan olehnya bukanlah arah utara sejati sehingga
untuk mendapatkan arah utara sejati perlu ada korekasi deklinasi kompas terhadap
arah jarum Kompas.

2. Tongkat istiwa

Tongkat istiwa‟ merupakan tongkat biasa yang ditancapkan tegak lurus pada
bidang datar di tempat terbuka (sinar Matahari tidak terhalang). Kegunaanya, untuk
menentukan arah secara tepat dengan menghubungkan dua titik (jarak kedua titik ke
tongkat harus sama) ujung bayangan tongkat saat Matahari di sebelah Timur dengan

3
Nurizzah Churotin et al., “( Studi Analisis dengan Acuan Metode Hisab Vincenty ),” 2019.

2
ujung bayangan setelah Matahari bergeser ke Barat. Itulah arah tempat untuk titik
Barat. Kegunaan lain untuk mengetahui secara persis waktu Zuhur, tinggi Matahari,
dan setelah menghitung arah Barat – menentukan arah kiblat. Pada zaman dahulu
tongkat ini dikenal dengan nama Gnomon.

3. Theodolite

Theodolite adalah alat yang digunakan untuk menentukan tinggi dan azimut
suatu benda langit. Alat ini mempunyai dua buah sumbu “vertikal” untuk melihat
skala ketinggian benda langit, dan sumbu “horizontal” untuk melihat skala
azimutnya, sehingga teropong yang digunakan untuk mengincar benda langit dapat
bebas bergerak ke semua arah

4. Rashdul Kiblat Global

Rashd al-kiblat yaitu ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena
sinar Matahari menunjuk arah kiblat. Di mana menurut perhitungan ketentuan ini
biasa terjadi pada tanggal 28/27 Mei dan juga pada tanggal 15/16 Juli.4

Selain lebih mudah dan dapat dilakukan oleh setiap orang, hasil pengukuran
metode ini dapat lebih akurat, dengan syarat penandaan waktu yang tepat. Meskipun
demikian, metode tersebut diketahui masih memiliki kelemahan. Pertama, dari segi
waktu metode tersebut hanya dapat dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas
selama empat hari, yaitu tanggal 27 dan 28 Mei serta tanggal 15 dan 16
Juli. Kedua, dari segi letak geografis Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa
menyebabkan negara kita beriklim tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi.
Akibatnya, pengaplikasian metode tersebut di lapangan tidak dapat dilakukan
manakala cuaca mendung atau hujan. Meskipun pada dasarnya ada perhitungan
untuk menentukan jam rashdul kiblat harian

Adapun teknik penentuan arah kiblat dengan menggunakan rasdhul kiblat


global tersebut yaitu:

4
NISWAH ZAHROTUN, “UJI AKURASI KOMPAS DALAM APLIKASI ANDROD"DIGITAL FALAK"VERSI 2.0.8
KARYA AHMAD THOLHAH MA’RUF,” Bitkom Research, 2018
<http://forschungsunion.de/pdf/industrie_4_0_umsetzungsempfehlungen.pdf%0Ahttps://www.dfki.de/filead
min/user_upload/import/9744_171012-KI-Gipfelpapier-online.pdf%0Ahttps://www.bitkom.org/
sites/default/files/ pdf/Presse/Anhaenge-an-PIs/ 2018/180607 -Bitkom>.

3
a. Tentukan lokasi (rumah/mushalla/masjid) yang akan dikalibrasi atau
diluruskan arah kiblatnya.

b. Sedikan tongkat tegak lurus atau benang yang diberi pemberat atau bandul.

c. Siapkan jam yang sudah dikalibrasi. Lebih disarankan menggunakan jam


digital yang terkoneksi secara online melalui browser, seperti jam BMKG
dan jam RRI.

d. Cari lokasi di temmpat pengukuran yang memiliki medan datar dan terkena
sinar Matahari pada saat pengamatan dilakukan.

e. Tunggu sampai dengan masuk waktu rashdul kiblat global. Amatilah


bayangan Matahari yang mengenai tongkat/benang yang diberi bandul pada
saat jamnya telah masuk dan berilah tanda menggunakan spidol, benang yang
dipakukan, lakban atau alat-alat lain yang dapat digunakan untuk
memberikan tanda lurus.

f. Di Indonesia rashdul kiblat global terjadi pada sore hari sehingga arah
bayangan menuju ke Timur (membelakangi arah kiblat). Arah sebaliknya
atau arah dari mana bayangan berasal merupakan arah kiblat.

g. Gunakanlah tali atau benang untuk meluruskan arah kiblat ke dalam tempat
yang dikalibrasi atau diluruskan arah kiblatnya..5

5. Rashdul Kiblat Lokal

Rashdul kiblat lokal dapat diperhitungkan dengan beberapa


rumus. Pertama Cotan A = Sin fx × Cotg Q, kemudian dihitung dengan
rumus, kedua Cos B = Tan δm × Cotg fx × Cos A = + A. Setelah itu dikonversi
sesuai dengan waktu daerah masing-masing.

Selain metode-metode yang ada di atas, dalam menentukan arah kiblat juga mengalami
perkembangan yang cukup signifikan menuju ke era digital, salah satunya yaitu aplikasi
android dan GPS.

Untuk aplikasi dalam penentuan arah kiblat yang berbasis android yang berkembang saat
ini diantaranya yaitu Digital Falak. Aplikasi Digital Falak merupakan aplikasi pertama yang

5
Izzudin, Ahmad. Ilmu Falak Praktis. Pustaka Rizki Putra, 2020

4
mengatasnamakan ilmu falak yang dirilis pertama kali pada tahun 2015 yang didalamnya
terdapat berbagai macam fitur yang salah satunya adalah kompas arah kiblat. Kompas arah
kiblat dalam aplikasi Digital Falak berfungsi untuk mengarahkan kita ke arah Ka‟bah, namun
acuan kompas ini masih mengacu pada magnet bumi, sehingga jika di daerah tersebut terdapat
tekanan magnet otomatis tingkat keakuratannya akan berkurang dibandingkan dengan daerah
yang tingkat mangnetnya rendah.

Aplikasi digital falak merupakan aplikasi yang dibuat oleh ahmad tholhah ma’ruf,beliau
adalah seorang penggiat falak di pondok pesantren sidogiri jawa timur.Memang sudah banyak
sebenarnya aplikasi (dalam operating system Android), baik itu waktu sholat, arah kiblat,
maupun perhitungan lainnya, namun aplikasi-aplikasi tersebut itu dikemas oleh perusahaan-
perusahaan software, bukan langsung dari penggiat falak. Tentunya ini menjadi nilai tersendiri
bagi penulis melihat bekal dalam menghitung perhitungan falak tidak cukup hanya dengan
rumus, tapi harus mengkaji juga mengenai sisi hukum Islamnya.6

Maka dalam hal penulis ingin melakukan penelitian untuk menganalisis akurasi arah
kiblat dengan Softwar sun compas di masjid.itulah kenapa penulis ingin pengankat judul
penelitian “pengakurasi arah kiblat menggunakan instrumen alat falak berbasis softwar sun
compas di era digital di masjid miftahul khair”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka pokok permasalahan pada penelitian ini sebagai
berikut:

1. Bagaimana akurasi arah kiblat softwar sun compas dalam pengukurannya dimasjid
miftahul khair soppeng?
2. Bagaimana analisis arah kiblat menggunakan intrumen alat falak softwar sun

C. Tujuan dan manfaat penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keakurasian arah kiblat dengan pengaplikasian isntrumen alat
falak berbasis softwar
2. Untuk mengetahui keakuratan arah kiblat masjid miftahul khair,soppeng

6
NISWAH ZAHROTUN. “uji akurasi kompas dalam aplikasi androd"digital falak"versi 2.0.8 karya ahmad
tholhah ma’ruf, Bitkom Research, 2018.

5
BAB II

KAJIAN UMUM ARAH KIBLAT

A. Pengertian Arah Kiblat

Secara etimologis,kata kiblat berasal dari bahasa arab ‫ ﺔلﺒﻗ‬yang berarti menghadap1, atau
berarti arah dan yang dimaksud arah di sini adalah arah ke ka’bah.

Kiblat yang mempunyai pengertian arah, berarti identik dengan kata syathrah dan jihah,
yang dalam bahasa latin disebut dengan istilah azimuth. Kiblat umat Islam adalah ka'bah yang
terletak dikota Makkah. Pada mulanya kiblat umat Islam adalah baitu al-maqdis di Yarussalem,
Palestina. Pada tahun ke dua Hijriyah, setelah sekitar 16 bulan umat Islam berkiblat ke baitu
al-maqdis, datang perintah Allah SWT agar kiblat itu dipindahkan ke ka'bah di Makkah.

Sedangkan arah kiblat menurut istilah (terminologis) adalah suatu arah yang wajib dituju
oleh umat Islam ketika melakukan ibadah shalat dan ibadah-ibadah yang lain. Dengan
demikian yang dimaksud dengan kiblat secara terminologi adalah suatu arah yang wajib dituju
oleh umat Islam ketika melaksanakan ibadah shalat dan ibadah yang lain.

Pada hakikatnya kiblat adalah suatu arah yang menyatukan arah segenap umat Islam
dalam melaksanakan Shalat dan ibadah lainnya, tetapi titik arah itu sendiri bukanlah objek yang
disembah. Dengan demikian umat Islam bukan menyembah ka’bah tetapi menyembah Allah
SWT. Ka’bah hanya menjadi titik kesatuan arah dalam melaksanakan ibadah.

Arah ka'bah ini dapat ditentukan dari setiap titik atau tempat dipermukaan bumi dengan
melakukan perhitungan dan pengukuran. Oleh sebab itu, perhitungan arah kiblat pada dasarnya
adalah perhitungan untuk mengetahui guna menetapkan kearah mana ka'bah di Makkah itu
dilihat dari suatu tempat di permukaan di bumi ini.

Ulama’ ahli fiqh telah bersepakat bahwa menghadap kiblat dalam dalam memakamkan
jenazah merupakan merupakan kewajiban. Bagi orangorang di makkah dan sekitarnya,
perintah seperti ini tidak menjadi persoalan, karena dengan mudah mereka dapat melaksanakan
perintah itu. Namun bagi orang-orang yang jauh dari Makkah tentunya timbul permasalahan
tersendiri, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang cukup menghadap arahnya saja
sekalipun kenyataannya salah, ataukah harus menghadap kearah yang sedikit mungkin dengan
posisi ka'bah yang sebenarnya.

6
Arah kiblat terdiri dari dua kata, arah dan kiblat. Al-quran menggunakan ‫ شطرة‬untuk
menyebut arah. Kata tersebut diikuti oleh kata ‫ المسجد الحرام‬sehingga mengandung arti arah
masjidil haram. Kata ‫ القبلة‬terulang sebanyak 4 kali dalam al-quran. Kata kiblat mempunyai arti
menghadap dan dalam kamus kata tersebut diartikan arah ke Ka’bah di Mekkah (pada saat
melaksanakan shalat), dan Ka’bah itu sendiri.Dua pengertian tersebut memuat persoalan, yaitu
manakah yang lebih utama (bahkan wajib dalam wacana fiqh) antara menghadap ke ainul
ka’bah atau menghadap ke arah Ka’bah? Jawaban terhadap persoalan tersebut memerlukan
uraian dari beberapa pendapat ulama tentang makna masjidil haram. Kata masjidil haram jika
ditelusuri dalam literatur-literatur klasik mempunyai beberapa makna, yaitu ka’bah, masjidil
haram secara keseluruhan, mekah, dan tanah haram seluruhnya. Para mufassirin berbeda
pendapat dalam menafsirkan kata al-masjidil haram yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat
144 antara makna ka’bah dan makna masjidil haram. Persoalan arah kiblat yang diperintahkan
sesungguhnya menghadapkan muka ke masjidil haram atau persis ke ka’bah? Para ulama
mazhab berbeda pendapat dalam keharusan menghadap kiblat. Ulama Syafi'iyah dan
Hanabilah berpandangan, bahwa yang wajib adalah menghadap ke ainul ka’bah. Ulama
Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat, bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah kiblat
bagi orang yang tidak melihat ka’bah (cukup menghadap ke arahnya).7

B. Dasar hukum menghadap arah kiblat

Para fuqaha‟ dan semua mujtahid sepakat bahwa menghadap Kakbah atau mengarah ke
Kakbah ketika melaksanakan salat adalah wajib dan merupakan syarat sahnya salat. Banyak
ayat al-qur‟an dan hadis yang menjelaskan dasar hukum menghadap kiblat, diantaranya yaitu:

1. Dasar Hukum dari Al-Qur’an


a. Firman allah dalam al-qur’an surah al-baqarah ayat 142

ِ ‫اس َمِا َو ٰل ِ ُهىمِ َعنِ لقبلَِتل ل ُِم ال َّ ل‬


ِ‫ت ََكنُوا عَلَْيَِاِۗ قُلِ ل ِ ٰ ِ لّل‬ ِ ‫الس َفهَ ۤا ُِء لم َِن النَّ ل‬
ُّ ‫َس َي ُقو ُِل‬
ِ ‫ِص م‬
‫اط ُّمس تَ لق مِي‬ ُِۗ ‫ْش ُ ِق َوال َمغ لر‬
َ ‫ب َيَ لديِ َمنِ يَّشَ ۤا ُِء لا ٰ ِل ل‬ ‫ال َم ل‬
Artinya : “ Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata,
“Apakah yang memalingkan mereka (Muslim) dari kiblat yang dahulu mereka
(berkiblat) kepadanya?” Katakanlah (Muhammad), “Milik Allah-lah timur dan

7
Achmad Mulyadi, “Akurasi arah kiblat masjid-masjid di kabupaten pamekasan,” Nuansa, 10.1 (2013),
71–100.

7
barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang
lurus.”

b. Firman allah dalam al-qur’an surah al-baqarah ayat 144

ِ‫ك َشط َر‬ َِ ‫ك لقب َةِل تَر ٰضهىَِاِۖ فَ َو ِلِل َو َْج‬َِ َّ‫الس َم ۤا لِء فَلَ ُن َو ل ِ َين‬ َِ ُّ ‫قَدِ نَ ٰرى تَقَل‬
َِ ‫ب َو لْج‬
َّ ‫ك ل ِف‬
‫ال َمسجل لِد ال َح َرا لِمِۗ َو َحي ُثِ َمِا ُكن ُِت فَ َولُّوا ُو ُجوه َُكِ َشط َرهِِۗ َوا َِّلن َّ لاَّلي َِن ُاوتُوا‬
ِ‫اّلِ لبغَا لف مِل َ ََّعِا يَع َملُون‬ ُِّ ‫ب لَ َيعلَ ُمو َِن َان َُِّه ال َح‬
ُ ِ ٰ ‫ِق لمنِ َّر ل ِ لّبمِِۗ َو َمِا‬ َِ ‫ال لك ٰت‬
Artinya : “ Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit,
maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka
hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada,
hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi
Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran
dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
c. Firman allah dalam al-qur’an surah al-baqarah ayat 149

ِ‫ك َشط َِر ال َمسجل لِد ال َح َرا لِمِۗ َولان َّهِ لَل َح ُّقِ لمن‬ ُِ ‫َو لمنِ َحي‬
َِ ‫ث خ ََرجتَِ فَ َو ِلِل َو َْج‬
ِ‫اّلِ لبغَا لف مِل َ ََّعا تَع َملُو َن‬
ُ ِ ٰ ‫لكِۗ َو َمِا‬
َِ ِ ‫َّرب‬
Artinya : “Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu
ke arah Masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu.
Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
d. Firman allah dalam al-qur’an surah al-baqarah ayat 150

ِ‫ث َمِا ُكن ُت‬


ُِ ‫ك َشط َِر ال َمسجل لِد ال َح َرا لِمِۗ َو َحي‬ ُِ ‫َو لمنِ َحي‬
َِ ‫ث خ ََرجتَِ فَ َو ِلِل َو َْج‬
‫اس عَلَي ُِك ُح َّجةِ لا َِّّل َّ لاَّلي َِن َظلَ ُموا‬ِ ‫َك َشط َرهِِۙ لئَ َّ ِّل يَ ُكو َِن للنَّ ل‬ُِ ‫فَ َولُّوا ُو ُجوه‬
ِۙ‫لم ُْنمِ فَ َ ِّل ََتشَ و ُِه َواخشَ و ل ِن َو ل ُّل ل َّتِ لنع َم لتِ عَلَي ُِك َولَ َعلَّ ُِك َتَ َتدُ و َِن‬
Artinya : “ Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah
wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, maka

8
hadapkanlah wajahmu ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk
menentangmu), kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah
kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan
nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.
2. Dasar Hukum Berdasarkan Hadis
a. Hadis yang di riwayatkan imam muslim
‫ج‬
‫ث طهةخ مِع ثبثت‬‫م‬ ُ ُ
ِ ‫شخ حذثب عفبِ حذثب ةحبد‬ٛ ِ‫اث اث‬ ِ‫حذثُب اثِ ثكز م‬
‫مِع َاض اِ رطل هلّل صىل هللا عليه وسمل كبِِصهَِِ ِح ثجت ان ةمذصِ فُشنت‬
‫َّلَِزِ متهتِٔ ٓجك فِ ا ةنظبء فهُ جن ُُك جلهخ تزضبِب فلِٔ ٓجك شطز ان ةظجذ‬
ِ ُ‫احنزاو فةز رمج ميِ ُثُِ طهةخِى ركع فِ َّصلح انفجزَِّٔل صهِا ركعخِ ف‬
‫بد‬
‫ ح‬٤٦ ‫أِلِ امنجهخ َّل‬
Artinya: “Menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Syaibah, menceritakan
kepada kami Affan, menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, dari Tsabit
dari Anas bin Malik RA Sesungguhnya Rasulullah saw (pada suatu hari) sedang
shalat menghadap ke Baitul Maqdis. Kemudian turunlah ayat Al-Quran:
„Sesungguhnya Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjid alHaram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah
mukamu ke arahnya‟. Kemudian seorang lelaki dari Bani Salamah bepergian,
menejumpai sekelompok sahabat sedang ruku' pada shalat subuh dan sudah
mendapat satu rakaat. Lalu ia menyeru, „sesungguhnya Kiblat telah berubah‟.
Lalu mereka berpaling seperti kelompok nabi ke arah Kiblat”. (HR. Muslim)

Dasar hukum menghadap kiblat dalam syariat islam hukumnya wajib akan tetapi dalam
hal sperti bagi seseorang yang membaca al-qur an,berdzikir,tidur (bahu kanan dibawah) dan
lain-lain yang berkaitan dengan disunnahkan nya menhadap qiblat.

9
Kemudian hukumnya haram ketika kita membuang air besar atau kecil di tanah lapang
tanpa ada dinding penghalang dari segalah samping arah.

Kapan hal tersebut tergolong makruh,ketika membelakangi arah kiblat dalam setiap
seperti membuang air besar atau kecil dalam keadaan berdinding,tidur menelentang sedang
kaki selunjur ke arah kiblat dan sebagainya.8

C. Perspektif Ulama tentang Arah Kiblat


Berikut adalah definisi kiblat menurut para ahli:

1. Muhyiddin Khazin mendefinisikan kiblat sebagai arah atau jarak terdekat sepanjang
lingkaran besar yang melewati kota Makkah (Kakbah) dengan tempat kota yang bersangkutan.

2. Muhammad Ma‟rufin Sudibyo dalam bukunya yang berjudul Sang Nabi pun berputar
mendefinisikan arah kiblat sebagai arah menuju ke Kakbah.

3. Dalam Ensiklopedi Hukum Islam kiblat diartikan sebagai bangunan Kakbah atau arah
yang dituju kaum muslimin dalam melaksanakan sebagian ibadah.

4. Harun Nasution mengartikan kiblat sebagai arah menghadap pada waktu shalat.

5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kiblat sebagai arah menuju
Kakbah di Makkah.

6. Menurut Ahmad Izzuddin yang dimaksud dengan kiblat adalah Kakbah atau paling
tidak masjid al-Haram dengan mempertimbangkan posisi lintang bujur Kakbah dengan
demikian pendefinisian menghadap kiblat adalah menghadap kearah Kakbah atau paling tidak
masjid al-Haram dengan mempertimbangkan posisi arah dan posisi terdekat dihitung dari
daerah yang kita kehendaki.

7. Menurut Abdul Jamil persoalan Kiblat adalah persoalan azimuth, yaitu jarak dari titik
utara ke lingkaran vertikal melalui benda langit atau melaluisatu tempat diukur sepanjang
lingkaran horizon menurut arah perputaran jarum jam.

8. Menurut Slamet Hambali, arah kiblat adalah arah terdekat menuju Kakbah melalui
lingkaran besar (great circle) bola bumi. Lingkaran bola bumi yang dilalui oleh kiblat dapat

8
., “journal pengertian arah kiblat UIN Maulana malik ibarhim,” 2008, 7–20.

10
disebut dengan lingkaran kiblat. Lingkaran kiblat dapat didefinisikan sebagai lingkaran bola
bumi yang melalui sumbu atau poros kiblat.9

D. Intrumen Alat Pengukuran Berbasis Softwar Sun Compas

Gambar 1.1”instrumen pengukuran arah kiblat di anroid ataupun coputer dll.

Instrumen softwar sun compas merupakan sebuah program aplikasi pada android yang
berfungsi untuk mendapatkan nilai azimut matahari kapanpun yang kita inginkan.

Aplikasi ini memudahkan dalam menentukan arah iblat menggunakan qiblat tracker.
Qiblat tracker terkenal dengan efisiensi waktu yang di gunakan dalam menentukan arah kiblat
,sehingga dalam menunjang kinerja qiblat tracker kita membutuhkan aplikasi sun compas
sebagai informasi nilai azimut matahari dengan cepat.

Untuk menentukan azimuth kiblat diperlukan beberapa data, yaitu :

1. Lintang tempat
Lintang tempat adalah jarak dari suatu tempat ke katulistiwa diukur melalui
meridian bumi. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan
titik di selatan dinamakan Lintang Selatan. Garis lintang 000 dimulai dari
Katulistiwa, ke arah utara wilayah Lintang Utara (+) sedangkan ke arah selatan
wilayah Lintang Selatan (-). Wilayah Lintang Utara +000 s/d 900 (Kutub Utara).
Wilayah Lintang Selatan -000 s/d -900 (Kutub Selatan).
2. Bujur tempat

9
ZAHROTUN.

11
Bujur tempat adalah jarak dari tempat yang dikehendaki ke garis bujur yang
melalui kota Greenwich dekat London, berada di sebelah barat kota Greenwich
sampai 1800 disebut Bujur Barat (BB) dan di sebelah timur kota Greenwich sampai
1800 disebut Bujur Timur (BT). Garis bujur (λ) 000 dimulai dari Greenwich daerah
di selatan London, Inggris. Ke arah barat wilayah Bujur Barat, ke arah timur wilayah
Bujur Timur. Garis bujur 1800 disebut International Date Line (Garis Batas Tanggal
Internasional). BT 1800 lebih awal selisih satu hari dibanding BB 1800 .
3. Lintang ka’bah
Di dalam buku Almanak Hisab Rukyat disebutkan Ka’bah berada pada BT 390
50’ dengan lintang + 210 25’. Pada tahun 1994, Nabhan Masputra melaksanakan
ibadah haji dengan membawa GPS (Global Position System)44, diperoleh bujur
Ka’bah 390 49’ 40” dan lintang Ka’bah + 210 25’ 14.7”. H. Ibrahim juga melakukan
hal yang sama dan memperoleh BT Ka’bah 390 49’ 39” dan lintang Ka’bah + 210
25’ 25”.45 Sedangkan jika menggunakan Google Earth versi 1.2 dan cursor
diletakkan tepat di tengah-tengah Ka’bah maka akan memperoleh BT Ka’bah 390
49’ 34.33” dan lintang Ka’bah + 210 25’ 21.04”.10

10
Fakhruddin Muhammad, “Analisis proses penentuan arah kiblat masjid baitul makmur pt indofood
cbp sukses makmur tbk fooed ingreient division tugurejo,” Photosynthetica, 2018
<http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-76887-8%0Ahttp://link.springer.com/10.1007/978-3-319-
93594-2%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-409517-5.00007-
3%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jff.2015.06.018%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/s41559-019-0877-3%0Aht>.

12
BAB III

METODOLOGI DALAM PENELITIAN


A. Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian kualitatif dan pengambilan data
melalui lapangan artinya data-data yang dikumpulkan dari lapangan meliputi metode
penentuan arah kiblat dari satu masjid dengan itu melalui teknik penggalian data dengan
wawancara dan observasi. Kemudian data dianalisis dengan teknik deskriptif untuk
memaparkan data hasil penelitian mengenai metode hisab dan metode pengukuran yang
digunakan dalam menentukan arah kiblat di suatu masjid dan teknik verifikatif untuk
memverifikasi selisih arah kiblat arah kiblat masjid yang sekarang dengan arah kiblat Masjid
yang berdasarkan metode pengukuran menggunakan perangkat lunak softwar sun compas,baik
anroid ,media internet,maupun koputer.

Dalam penpenelitian penelitian ini data yang di proleh dari hasil (observasi langsung

B. Sumber Data penelitian

sumber data dari penelitian ini ada dua macam,

1. sumber data primer diproleh dari hasil observasi menggunakan aplikasi digital
falak,(softwar sun compas).
2. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari wawancara dan juga dokumentasi
dari buku-buku ,tulisan,artikel,jurnal dan lainnya yang berkaitan secara langsung
maupun tidak langsung dengan penggunaan compas dalam penentuan arah kiblat dan
bahan kajian lain yang akan di telitih.
C. Tehnik pengumpulan data
data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian di mana tujuan
penelitian, adalah mendapatkan data, untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis anatar lain:
1. Observasi
Dalam penelitian kualitatif, observasi (pengamatan) sangat penting
sebagaimana dikemukakan10 yaitu: pertama, teknik ini didasarkan atas pengalaman
secara lansung sehingga data yang didapatkan terpercaya dan dapat diyakini secara
pasti bahwa data itu benar, namun data itu masih ada keraguan atau kurang
menyakinkan, maka peneliti dapat melakukan pengamatan. Kedua, tekinik

13
pengamatan memungkinkan dapat melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencata kejadian yang diteliti dalam hal ini keakuratan arah Masjid Miftahul khair
yang sebenrnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan mencatat peristiwa dalam
situasi dalam yang berkaiatn dengan penelitian salah satunya adalah respon
masyarakat
Oleh karena itu teknik observasi (pengamatan) ini menggunakan observasi
partisipan. partisipan11 adalah pengamatan yang dilaksanakan peneliti dengan
bertindak langsung sebagai anggota dan berperan serta dalam kehidupan masyarakat.
Pertama, peran sebagai anggota peserta dalam kehidupan masyarakat. Kedua, peran
sebagai peneliti yang mengumpulkan data tentang sejarah dan keakuratan Masjid
miftahul khair dn respon masyarakat.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh
dua orang yaitu „pewawancara‟ adalah orang yang mengajukan pertanyaan dan
„terwawancara‟ adalah orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan. Apa yang disampaikan oleh Moleong tidak jauh beda dengan pendapat
Hasan yaitu, wawancara dapat didefinisikan sebagai komunikasi antara dua orang
yang saling berhadapan satu sebagai penanya dan satu sebaggai informan terhadap
yang mempunyai suatu pendapat terhadap gejala atau objek kajian yang diteliti.
Dalam melakukan wawancara harus mempunyai tujuan tertentu agar tidak
menjadi suatu percakapan yang tidak sistematis atau melakukan pengamatan yang
tidak mempunyai ujung pangkal.
Oleh Karena itu, peneliti mempunyai tiga kewajiban yaitu pertama,
memberitahu informan hakikat penelitian dan pentingnysa kerja sama dengan peneliti
sehingga arah pembicaraan bisa terfokus. Kedua, menghargai informan atas kerja
samanya atas informasi yang diberikan. Ketiga, memperoleh informasi dari data yang
diinginkan.11
Wawancara memiliki sifat:--sifat penting dalam memperoleh data obyektif dalam
penelitian sosial. Apalagi bila didukung oleh schedule yang tersusun baik, maka akan
dapat menghasilkan banyok inforamasi fleksibel dan dapat disesuaikan dengan

11
Muhammad.

14
situasi-situasi individual serta dapat pula digunakan untuk mengganti teknik lain
yang tidok memungkinkan untuk digunakan.12
Dalam proses wawancara ini,penelitih memilih narasumber yang sangat erat
hubungan nya dengn masjid miftahul khair atau bisa di katakan dia mengetahui
sejarah dari pembangunan masjid begitupun peletakan batu pertama ,yang terpenting
peneliti mewawancarai si narasumbernya baik itu lewat telefon maupun secara
langsung.
3. Dekomentasi
Disamping observasi dan wawancara, peneliti kualitatf dapat juga menggunakan
berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan tersistematis. Diharapkan pula
dokumen-dokumen tersebut dapat memberi pemahaman tambahan atau informasi
untuk peneliti.
Dokumen-dokumen yang mungkin tersediah berupa ,foto ,deskripsi browser
informasi dan website berupa arsip dan lain sebagainya.
D. Sistematika penulisan
Secara garis besar, penulisan proposal penelitian ini disusun per bab,yang terdiri
atas 3 bab. Didalam stiap bab terdapat sub-sub pembahasan,dengan sistematika sebagai
berikut.
Bab I adalah pendahuluan,dimana bab ini menjelaskan latar belakang penelitian
yang dilakukan, tujuan dan manfaat penelitian. Selain itu bab ini juga membahas
tentang permasalahan penelitian dan rumsan masalah
Bab II merupakan bab yang membahas khusus arah kiblat sendiri. Bab ini
memnjelaskan konsep kajian umum tentang arah kiblat yang meliputi penegertian arah
kiblat,dasar hukum menhadap arah kiblat,persfektif ulama tentang arah kiblat, dan
instrumen alat falak berbasis softwar sun compas.
Bab III yaitu bab yang menyajikan metodologi dan analisi penelitian
menggunakan isntrumen alat falak berbasis softwar,kelemahan instrumen dari aplikasi
softwar sun compas itu sendiri. Dimana poin-poin tersebut memiliki tinjaun pustaka per
bab sudah jelas sumber nya pula,sehingga dapat lebih kuat dalam memahami analisis
hasil penelitian.

12
siregar nina siti Salmaniah, “Metode dan Teknik Wawancara,” Journal of Direktorat Pengembangan
Kemahasiswaan, 2002, 1–47.

15
DAFTAR PUSTAKA

journal pengertian arah kiblat UIN Maulana malik ibarhim,” 2008, 7–20

Churotin, Nurizzah, Universitas Islam, Negeri Sunan, Jurusan Hukum, Perdata Islam, Program
Studi, et al., “( Studi Analisis dengan Acuan Metode Hisab Vincenty ),” 2019

Muhammad, Fakhruddin, “Analisis proses penentuan arah kiblat masjid baitul makmur pt
indofood cbp sukses makmur tbk fooed ingreient division tugurejo,” Photosynthetica,
2018

Mulyadi, Achmad, “Akurasi arah kiblat masjid-masjid di kabupaten pamekasan,” Nuansa, 10.1
(2013), 71–100

Salmaniah, siregar nina siti, “Metode dan Teknik Wawancara,” Journal of Direktorat
Pengembangan Kemahasiswaan, 2002, 1–47

ZAHROTUN, NISWAH, “UJI AKURASI KOMPAS DALAM APLIKASI


ANDROD"DIGITAL FALAK"VERSI 2.0.8 KARYA AHMAD THOLHAH MA’RUF,”
Bitkom Research, 2018
<http://forschungsunion.de/pdf/industrie_4_0_umsetzungsempfehlungen.pdf%0Ahttps://
www.dfki.de/fileadmin/user_upload/import/9744_171012-KI-Gipfelpapier-
online.pdf%0Ahttps://www.bitkom.org/ sites/default/files/ pdf/Presse/Anhaenge-an-PIs/
2018/180607 -Bitkom>

Zaini, mohammad ali, “Analisi ilmu falak terhadap akurasi arah kiblat masjid,” 2020

16

Anda mungkin juga menyukai