Mkalah Ini Disusun Guna untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Pengantar Studi AL Qur’an dan Hadist
Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahka rahmat,taufik,dan
hidayahnya sehingga kami bisa menyusun tugas Al Qur an dan hadist ini dengan baik serta tepat
waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang ilmu naskh dan mansukh mudah
mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong untuk menaikan pengetahuan kita menjadi
lebih luas lagi. Kami menyadsri kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta saran anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan trimakasih kepada Ibu. Guru mata pelajaran AL Qur’an dan hadist dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih. kami
panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahka rahmat,taufik,dan hidayahnya sehingga kami
bisa menyusun tugas Al Qur an dan hadist ini dengan baik serta tepat waktu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 9
B. SARAN ............................................................................................................................ 10
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakamg
Secara umum Maqasid Al- Tasri’ adalah untuk kemaslahatan manusia. Maka dalam
pembentukan kemaslahatan manusia tidak dapat dielakkan, adanya Nasikh Mansukh
terhadap beberapa hukum terdahulu dan diganti dengan hukum yang sesiuai dengan
tuntutan realitas Zaman, waktu, dan kemaslahatan manusia. Proses serupa ini, disebut
dengan nasikh mansukh.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa nasikh mansukh terjadi karena Al-qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang mengiringinya. Oleh
karena itu untuk mengetahui Al-Qur’an dengan baik harus mengetahui ilmu nasikh
mansukh dalam Al-qur’an.
Demikian juga dengan masalah naskh mansukh kolerasinya dengan Al Qur’an merupakan
hal yang masih hanggat untuk di bicarakan. pendapat seputar konsep ini dalam fiqih,ushul
fikih, dan ulumur Qur’an masih di lingkup oleh perdebatan.
Diantara kajian islam tentang hukum (fiqih,ushul fiqih) yang sampai sekarang masih
kontroversial adalah persoalan naskh, terutama jika di hubungkan dengan kemungkinan
adanya naskh mansukh sesama internal ayat-ayat Al Qur’an.
bahkan ada juga yang menyatakan bahwa ide naskh adalah "min akbar ak-kawarits al-
fikriyyah" (salah satu malapetaka pemikiran terbesar) yang menjadikan ulama salaf
tergelincir dan tertipu. Mereka juga mengatakan bahwa itu merupakan ijma, bahkan mereka
menyatakan bahwa imam syafi i yang telah menyatakan sunnah tidak me naskh Al Qur’an
berdasarkan klaim mereka bahwa keduanya Al Qur’an dan Sunnah adalah wahyu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II PEMBAHASAN
Contohnya adalah ayat yang menerangkan jumlah susunan yang membuat adanya
hubungan mahram, sehingga di larang untuk menikah. yaitu sebanyak sepuluh kali
susunan kemudian ayat itu di hapus baik bacaanya maupun hukumnya.
Ayatnya tidak menjadi bagian dari Al Qur’an hukumnya pun tidak lagi berlakn.
Hal ini berdasarkan keterangan ibunda kaum mukminin ‘Aisyah radiyallahu ‘anha :
5
B. Tanggapan para ulama mengenai Nask -Mansukh
ِّعلَىِّ ُكل َِّ َن َءايَةِّ أَ ِّْو نُنس َها نَأْتِّ ب َخيْرِّ م ْن َهاِّ أَ ِّْو مثْل َهاِّ ِّۗ أَلَ ِّْم تَ ْعلَ ِّْم أ
ََِّ ن
َ ٱّلل ِّْ خ م
ِّْ س
َ َما نَن
ِّش ْىءِّ قَديرَ
Latin:
Ma nansakh min ayati au nunsiha na ti bikhairim min-ha au
misliha a lam ta lam annallah ala kulli syai ing qadir
6
C. Syarat dan ketentuan naskh dan mansukh
َللاُ بأ َ ْمرِّه
َِّ يَِّ ى َيأْت
ِّ َصفَ ُحوا َحت
ْ فَا ْعفُوا َوا
Ayat tersebut tidak mansuhk sebab dikaitkan dengan batas waktu, sedangkan
naskh tidak di kaitkan dengan batas waktu. Dengan memperhatikan syarat di
atas, maka jelas naskh tidak boleh di tetapkan sembarangan dan harus
mematuhi syarat yang ada.
Kecuali dalam berita tidak terjadi naskh dan Mansukhkarena
mustahil.Allah berdusta. Kemufian fua dalil yang nampak kontradiksi itu
datangnya tidak bersamaan, Naskh datang lebih akhir daripada Mansukh. Pada
hakikatnya naskh adalah untuk mengakhiri pemberlakuan ketentuan hukum yang
ada sebelumnya yang mana ketentuan tersebut tidak di batasi waktu.
Naskh hanya terdiri pada perintah dan larangan, baik yang di ungkapkan
dengan tegas dan jelas maupun yang di ungkapkan dengan kalimat berita
(kabar) yang bermakna amar (perintah) atau nahi ( larangan ). Jika hal tersebut
tidak terhubung dengan persoalan akidah, yang berfokus pada zat allah, sifat-
sifatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya dan hari kemudian, serta tidak berkaitan
pula dengan etika dan ahlak atau dengan pokok-pokoknya tersebut. sedang
dalam masalaah pokok (ushul) semua syari’at adalah sama. Nask tidak terjadi
dalam berita, yang jelas- jelas tidak bermakna tholab ( tuntutan,perintah atau
larangan ), seperti janji ( al-wa’d) dan ancaman ( al-wa ‘id ).
7
E. Pembagian naskh
“Apa saja yang kami nashk kan, atau kami jadikan ( manusia ) lupa kepadanya, kami
datangkan yang lebih baik atau yang sebanding dengan Al Qur’an.
Tiga bentuk pertama di perbolehkan, dalam bentuk ke empat terjadi silang pendapat
seperti halnya naskh qur’an dengan hadist ahad, yang tidak fi perbolehkan oleh
jumhur.
8
BAB III KESIMPULAN
A. PENUTUP
Naskh secara bahasa berarti izalah (menghilangkan),tabdil (mengganti atau menukar, tahwil
(memalingkan), menukilkan dari suatu tempat ke tempat lain. Secara istilah naskh adalah
Menghapuskan hukum syara dengan kitab syara pula, atau menghapuskan hukum ‘syara
dengan hukum syara’ lainnya. Menghapuskan disini memiliki arti terputusnya subtansi hukum
itu sendiri.
Syarat naskh dalam al qur’an ada 4, yaitu: dalil naskh harus terpisah dari dalil mansukh,
naskh harusdengan dalil syara dan mansukh itu tidak berwaktu, naskh sama kuat atau
lebih kuat dari mansukh, dalil yang di mansukhkan adalah dalil syara’ sedangkan jenis naskh
ada 3, yaitu: menghapus lafadznya saja, mengapus hukumnya saja, dan menghapus kedua-
duanya.
Sedangkan pendapat ulama mengenai naskh mansukh itu berbeda-beda antar suatu dengan
yang lainnya, dan perbedaan itu dilandasi oleh adanya dalil yang kuat.
9
B. SARAN
Makalah ini jauh sangat jauh dari kesempurnaan, makadari itu kami sebagai penyusun dari
makalah ini sangat mengharapkan kritik,saran dan masukan dari pembaca dan dosen
pengampu mata kuliah agar makalah ini jadi lebih sempurna. Semoga makalah ini membawa
manfaat bagi para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/pendidikan-agamislam/makalah-
ulumul-quran-nasikh-dan-mansukh/49036758
NR Munawaroh – 2020 - odf.io
A Alfazri – Al Furqan: jurnal ilmu Al qur’an dan Tafsir, 2023- ejournal iai-tabah.ac.id
https tafsi://tafsirweb.com
A Bakar – madania: jurnal ilmu limu keislaman,20016
https://etheses.uinsgd.ac.id/21405/41/BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/38475120/Makalah_Ulumul_Quran_Nasikh_dan_Mansukh_docx
11