Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AYAT-AYAT TENTANG DASAR MANAJEMEN DIANTARANYA Q.s


10:3, Q.s 32: 5

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat dan Hadits
Manajemen

Oleh:

Kelompok 01

1. Muhammad Irfan Hadi

Nim: 2120504014

Kelas : 2156A

Dosen Pengampuh : Dr. Kusnadi, M.A.

PRODI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji bagi Allah Swt, karena atas izin


dan rahmat-Nya serta kekuatan-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Ayat-Ayat Tentang Dasar
Manajemen. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan
kita baginda nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat serta
pengikutnya yang in syaa Allah istiqomah dalam mengikuti sunnah-sunnah nya
hingga akhir zaman. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Dr.
Kusnadi., M.A. selaku dosen pada mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadits
Manajemen di UIN Raden Fatah Palembang dan penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada bapak Dr. Kusnadi., M.A. selaku dosen pada mata kuliah
Tafsir Ayat dan Hadits Manajemen.

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwasanya makalah ini
masih ada kekurangan, dan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga apa yang telah kami susun ini bermanfaat bagi kita semua,
Aamiin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, 13 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang Masalah......................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................7

C. Tujuan Penulisan Makalah................................................8

BAB II PEMBAHASAN........................................................................8

A. Ayat-ayat yang terdapat di dalam manajemen.

B. Manajemen dalam Pandangan Islam menurut tafsir(Q.s 10:3, Q.s 32: 5).

C. Ayat-ayat Al-Quran yang Terkait dengan Konsep-Konsep Manajemen.

D. Fungsi-fungsi Manajamen

BAB III PENUTUP...............................................................................9

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai suatu agama yang mengatur kehidupan umat manusia agar selamat dunia dan
akhirat, Islam telah menggariskan prinsip-prinsip dasar manajemen bagi manusia. Di dalam
kitab suci al-Quran banyak ayat-ayat yang berbicara tentang manajemen, mulai dari planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) sampai kepada tahap
controlling (pengawasan). Bahkan banyak dari teori-teori manajemen yang muncul dewasa
ini justru telah dijelaskan oleh al-Quran semenjak 14 abad yang lalu. Sebab Islam
menghendaki segala sesuatu itu terlaksana dengan baik, jauh dari kesia-siaan dan
kemubaziran. Dengan mengkaji ayat tersebut satu persatu akan semakin menegaskan akan
kesempurnaan al-Quran sebagai kitab petunjuk dan hidayah bagi seluruh umat manusia.

Al-Quran merupakan pedoman hidup manusia. Di dalamnya terdapat petunjuk dan arahan
menyangkut kehidupan umat manusia, mulai dari tujuan penciptaan, fungsi dan peranan
manusia serta amalan-amalan yang mesti dikerjakan selama hidup di dunia. Ini semua
merupakan bukti kasih sayang Allah kepada umat manusia. Dimana dengan mengikuti
petunjuk manusia akan hidup bahagia dan selamat sampai tujuan. Sebaliknya menjalani hidup
jauh dari petunjuk akan membawa kesengsaraan dan kesesatan bagi manusia itu sendiri.
Diantara petunjuk Allah di dalam Al-Quran adalah petunjuk tentang manajemen.

Manajemen dalam hal ini berarti mengatur atau mengelola sesuatu hal agar menjadi
baik. Manajemen merupakan sesuatu yang urgen dalam Islam, sebab dalam agama Islam
segala sesuatu harus dilakukan secara terencana dan teratur. Tanpa perencanaan yang
matang tak jarang segala sesuatu berakhir dengan kesia-siaan. Semuanya harus diatur,
mulai dari urusan yang kecil sampai urusan yang besar. Pengaturan yang baik, tepat dan
terarah akan membawa kepada hasil yang maksimal.

1
Untuk itu di dalam makalah ini akan dibahas beberapa petunjuk Ilahi di dalam Al-Quran
terkait manajemen, semoga bisa menjadi pedoman dan pijakan bagi kita umat Islam dalam
rangka menjadikan seluruh aktifitasnya bernilai ibadah di sisi Allah swt.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja ayat-ayat yang terdapat di dalam manajemen?


2. Bagaimana manajemen dalam pandangan Islam menurut tafsir terkait(Q.s 10:3,
Q.s 32: 5)?
3. Apa saja ayat-ayat Al-Quran yang Terkait dengan Konsep-Konsep Manajemen?
4. Apa saja fungsi-fungsi manajamen?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui ayat-ayat manajemen.


2. Untuk mengetahui manajemen dalam pandangan Islam menurut tafsir terkait(Q.s
10:3, Q.s 32: 5).
3. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Quran tentang konsep-konsep manajemen.
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat-Ayat Yang Terdapat Di Dalam Manajemen

Ayat-ayat dalam Al-quran, ternyata terbagi menjadi dua jenis. Tentu sebagai muslim,
penting untuk mengenali kedua jenis ayat tersebut berikut perbedaannya. Sebab, hal ini akan
membantu seorang muslim dalam memahami isi kandungan ayat tersebut.

Pembagian dua jenis ayat Al-Quran ini di antaranya telah dijelaskan dalam surat Al Imran
ayat 7, yang artinya kurang lebih adalah sebagai berikut.

‫بِ ٰ َهتٌ ۖ فََأ َّما‬J‫َش‬َ ٰ ‫ب َوُأخَ ُر ُمت‬ ِ َ‫هُ َءا ٰيَتٌ ُّم ْح َك ٰ َمتٌ هُنَّ ُأ ُّم ٱ ْل ِك ٰت‬J‫ب ِم ْن‬
َ َ‫نز َل َعلَ ْيكَ ٱ ْل ِك ٰت‬ َ ‫ى َأ‬ ٓ ‫ه َُو ٱلَّ ِذ‬
َ ٰ َ‫ون َما ت‬
‫شبَهَ ِم ْنهُ ٱ ْبتِ َغٓا َء ٱ ْلفِ ْتنَ ِة َوٱ ْبتِ َغٓا َء تَْأ ِويلِ ِۦه ۗ َو َما يَ ْعلَ ُم‬ َ ‫ين فِى قُلُوبِ ِه ْم َز ْي ٌغ فَيَتَّبِ ُع‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
َّ ‫ون فِى ٱ ْل ِع ْل ِم يَقُولُونَ َءا َمنَّا بِ ِهۦ ُك ٌّل ِّمنْ ِعن ِد َربِّنَا ۗ َومَا‬
‫يَذ َّك ُر‬ َ ‫س ُخ‬ ِ ‫تَْأ ِويلَ ٓۥهُ ِإاَّل ٱهَّلل ُ ۗ َوٱل ٰ َّر‬
‫ب‬ ۟ ُ‫ِإٓاَّل ُأ ۟ول‬
ِ َ‫وا ٱَأْل ْل ٰب‬
Artinya: Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka
mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk
menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal(Q.S. Al-
Imran ayat 7).

 Ayat Muhkamat

Salah satu jenis tersebut yaitu ayat muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat Alquran yang isi
kandungan maknanya jelas atau disampaikan secara langsung. Sehingga, seorang muslim bisa
dengan mudah memahami. Umumnya, ayat muhkamat terdiri atas ayat-ayat yang berisi
tentang perintah, larangan, peringatan, dan janji Allah SWT.

Contoh Ayat Muhkamat:

3
1. Surat Al-Baqarah ayat 183:
‫ين ِمنْ قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
َ ‫ب َعلَى الَّ ِذ‬ ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬
َ ِ‫يَا ُم َكمَا ُكت‬J ‫الص‬ َ ‫يَا َأ ُّي َها الَّ ِذ‬
َ ِ‫ين آ َمنُوا ُكت‬
‫ون‬َ ُ‫تَتَّق‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

2. Surat Asy-Syura ayat 11:


ْ ۖ ‫ ا‬J‫ ا َو ِم َن ٱَأْل ْن ٰ َع ِم َأ ْز ٰ َو ًج‬J‫س ُك ْم َأ ْز ٰ َو ًج‬
‫يَذ َرُؤ ُك ْم‬ ِ ُ‫ض ۚ َج َع َل لَ ُكم ِّمنْ َأنف‬
ِ ‫ت َوٱَأْل ْر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ِ َ‫ف‬
َّ ‫اط ُر ٱل‬
‫صي ُر‬ َّ ‫س َك ِم ْثلِ ِهۦ ش َْى ٌء ۖ َوه َُو ٱل‬
ِ َ‫س ِمي ُع ٱ ْلب‬ َ ‫فِي ِه ۚ لَ ْي‬
Artinya: (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya
kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.

3. Surat Al-Ikhlas ayat 4 :

‫َولَ ْم يَ ُكن لَّهۥُ ُكفُ ًوا َأ َح ۢ ٌد‬


Artinya: Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

*Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14
H
“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia,” baik dalam nama-namaNya,
sifat-sifatNya maupun perbuatan-perbuatanNya. Mahasuci dan Mahatinggi Allah.
Surat ini mencakup tauhid asma’ dan sifat.

 Ayat Mutasyabih

Selain ayat muhkamat, jenis ayat lainnya dalam Alquran adalah ayat mutasyabih. Arti ayat
mutashyabih berkebalikan dengan ayat mukhamat. Ayat mutasyabih merupakan ayat yang
maknanya masih terbilang samar, ambigu atau memiliki makna lain. Sehingga, untuk
memahami ayat mutasyabih dibutuhkan penafsiran menggunakan ayat lain atau hadits
penjelas.
4

Contoh ayat mutasyabih, pada surat Az-zumar Ayat 53 :

۟ Jُ‫ ِه ْم اَل تَ ْقنَط‬J ‫س‬


‫ ُر‬J ِ‫وا ِمن َّر ْحمَ ِة ٱهَّلل ِ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ يَ ْغف‬J ۟ ُ‫ َرف‬J ‫س‬
ِ ُ‫وا َعلَ ٰ ٓى َأنف‬ ْ ‫ين َأ‬ َ ‫ ْل ٰيَ ِعبَا ِد‬J ُ‫ق‬
َ ‫ى ٱلَّ ِذ‬
‫وب َج ِمي ًعا ۚ ِإنَّ ۥهُ ُه َو ٱ ْل َغفُو ُر ٱل َّر ِحي ُم‬ ُّ
َ ُ‫ٱلذن‬
Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat tersebut, kemudian diperjelas dalam ayat lain yaitu, pada Surat At Taha ayat 82, yang
berbunyi :

َ ٰ ‫َاب َو َءا َم َن َو َع ِم َل‬


‫صلِ ًحا ثُ َّم ٱ ْهتَ َد ٰى‬ َ ‫َوِإنِّى لَ َغفَّا ٌر لِّ َمن ت‬
Artinya: Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.

B. Manajemen dalam Pandangan Islam Menurut Tafsir(Q.s 10:3, Q.s 32: 5)


Defenisi manajemen dalam terminologi Islami menurut Yunus (1973) dimaknai dari
istilah bahasa Arab kata "Yudabbiru" diartikan “mengarahkan", mengelola, melaksanakan,
menjalankan, mengatur atau mengurusi". Asal katanya adalah dari "dabbara," yang artinya
"mengaturkan" dan "mudabbir" artinya "orang yang pandai mengatur" atau "pengatur" dan
"mudabbar" yang "diatur".1

Ramayulis juga menyatakan bahwa yang sama dengan hakikat manajemen adalah at-tadbir
(pengaturan)."2 Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak
terdapat dalam Al-Quran seperti firman Allah Swt dalam

 QS. As-Sajdah ayat 5 yang berbunyi :

‫نَ ٍة‬J‫س‬
َ ‫ف‬ َ J‫ َدا ُر ٗۤه اَ ۡل‬J‫كَان ِم ۡق‬ ِ ‫س َمٓا ِء اِلَى ااۡل َ ۡر‬
ۡ ‫ ِه ِف ۡى‬J‫ض ثُ َّم يَ ۡع ُر ُج اِلَ ۡي‬
َ ‫يَو ٍم‬ َّ ‫يُ َدبِّ ُر ااۡل َمۡ َر ِم َن ال‬
‫ ِّم َّما تَ ُعد ُّۡو َن‬3
Artinya : Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-
Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

1
Mesiono, Islam dan Manajemen (Medan: Perdana Publishing, 2019), h. 69.
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 362.
3
Q.S. As-Sajadah/2: 5.
5

 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al


Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

ِ ‫س َمآ ِء ِإلَى اَأْل ْر‬


‫ض‬ َّ ‫( يُ َدبِّ ُر اَأْل ْم َر ِم َن ال‬Dia mengatur urusan dari langit ke bumi)
Yakni Allah mengatur urusan dengan ketetapan dan takdirnya dari langit ke bumi.

Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Allah mengatur urusan bumi dengan perantara
langit, berupa para malaikat dan lainnya yang menurunkan ketetapan-ketetapannya ke bumi.

َ ‫سنَ ٍة ِّم َّما تَ ُعد‬


‫ُّون‬ َ ‫ان ِم ْق َدا ُر ٓۥهُ َأ ْل‬
َ ‫ف‬ َ ‫( ثُ َّم يَ ْع ُر ُج ِإلَ ْي ِه فِى يَ ْو ٍم َك‬kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu).
Yakni kemudian urusan itu naik kembali kepada Allah dalam satu hari yang masanya sama
dengan seribu tahun.

Pendapat lain mengatakan yakni Allah mengatur kejadian yang terjadi setiap harinya dengan
mencantumkannya di Lauhul Mahfudh, kemudian para malaikat menurunkan ketetapan itu
dan kembali kepada-Nya dalam masa yang setara dengan seribu tahun dalam hitungan dunia.

 Q.S. Yunus(Nabi Yunus) surah 10 ayat 3 [Q.S. 10:3]

ؕ ‫ َر‬JJۡ‫ش یُ َدبِّ ُر ااۡل َم‬ِ ‫است َٰوی َعلَی ۡال َع ۡر‬ ۡ ‫ستَّ ِۃ اَیَّ ٍام ثُ َّم‬ِ ‫ض فِ ۡی‬ َ ‫ت َو ااۡل َ ۡر‬ ِ ‫سمٰ ٰو‬ َ َ‫ک ُم ہّٰللا ُ الَّ ِذ ۡی َخل‬
َّ ‫ق ال‬ ُ َّ‫اِنَّ َرب‬
َ‫اعبُد ُۡوہُ ؕ اَفَاَل تَ َذ َّک ُر ۡون‬ ُ ‫ک ُم ہّٰللا ُ َر ُّب‬
ۡ َ‫کمۡ ف‬ ُ ِ‫شفِ ۡی ٍع اِاَّل ِم ۡۢن بَ ۡع ِد اِ ۡذنِ ٖہ ؕ ٰذل‬
َ ‫َما ِم ۡن‬
Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan.
Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu,
maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? QS. Yunus [10]: 3

 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah

Wahai Nabi, beritahu mereka bahwa Tuhan kalian adalah Allah yang menciptakan
langit dan bumi dalam 6 hari, lalu beristiwa’ di atas ‘Arsy, yaitu istiwa’ yang sesuai dengan
keagungan dan kebesaranNya. ‘Arsy adalah makhluk agung yang sesuai denganNya dan kita
tidak mengetahui hakikat Arys. Dia (Allah) mengatur sendiri urusan semua makhluk. Tidak
ada satupun pada hari kiamat yang bisa memberi syafaat kepada orang lain kecuali dengan
dua syarat yaitu dengan seizinNya kepada yang memberi syafaat. Dan izin itu hanya untuk
orang yang diridhaiNya sesuai ketentuan dan kebijaksanaanNya. Ini adalah dalil tentang
kebebasan Allah dalam mengatur segala urusan.
6

Itulah Allah satu-satunya Tuhan kalian, Tidak ada satupun yang menyertainya dalam
urusan ketuhanan dan pengaturan. Maka menyembahlah hanya kepadaNya. Apakah kalian
tidak berpikir bahwa sang pencipta lagi mengatur inilah yang satu-satunya disembah?

 Tafsir Lengkap Kemenag Kementrian Agama RI

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dialah yang mengatur perjalanan planet dan
benda-benda angkasa lainnya, sehingga satu sama lain tidak saling berbenturan. Dia pula
yang menciptakan bumi dan segala isi yang terkandung di dalamnya, sejak dari yang kecil
sampai kepada yang besar, semuanya diciptakan dalam enam masa yang hanya Allah sendiri
yang mengetahui berapa lama waktu enam masa yang dimaksud itu. Setelah menciptakan
langit dan bumi, Dia bersemayam di atas Arsy (singgasana), dan dari Arsy ini Dia mengatur
dan mengurus semua makhluk-Nya.

Ketika Rasulullah saw ditanya tentang Arsy, beliau mengatakan: Bersabda Rasulullah,
"Dahulu, Allah telah ada, dan belum ada sesuatupun sebelum-Nya dan adalah Arsy-Nya di
atas air, kemudian Dia menciptakan langit dan bumi, dan menulis segala sesuatu di Lauh
Mahfudh." (Riwayat al-Bukhari dalam Kitab at-Tauhid)

Selanjutnya Allah menerangkan bukti lainnya yang membantah pendapat orang-orang kafir
bahwa Al-Quran itu adalah sihir, yaitu Dialah yang memiliki dan menguasai segala sesuatu
dengan kekuasaan yang tidak terbatas. Dia dapat berbuat sesuai dengan apa yang dikendaki-
Nya. Tidak ada sesuatu makhluk pun”walaupun ia seorang rasul atau malaikat”dapat
memberikan syafaat kecuali dengan izin-Nya.

Yang dimaksud dengan "syafaat" disini ialah pertolongan para malaikat, nabi dan
orang-orang saleh kepada manusia pada Hari Kiamat untuk mendapatkan keringanan atau
kebebasan dari azab Allah jika Allah memerintahkan atau mengizinkannya.

Ayat ini membantah dakwaan orang-orang kafir bahwa berhala yang mereka sembah selain
Allah dapat memberi syafaat kepada mereka di Hari Kiamat. Hal ini ditegaskan oleh firman
Allah: yang Artinya : Dan betapa banyak malaikat di langit, syafaat (pertolongan) mereka
sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan (dan hanya) bagi siapa
yang Dia kehendaki dan Dia ridai. (an-Najm/53: 26)

Syafaat yang paling dirasakan manfaatnya oleh seseorang hamba ialah syafaat yang diberikan
oleh Nabi Muhammad saw, kepada seseorang yang hati dan jiwanya mengakui keesaan
Allah. Abu Hurairah menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw, lalu Rasulullah
menjawab:

Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku pada Hari Kiamat, ialah orang-orang yang
mengucapkan: "La ilaha illallah" yang timbul dari hati dan jiwa yang bersih." (Riwayat al-
Bukhari dari Abu Hurairah)
7

Allah menegaskan kepada orang-orang kafir, apakah mereka tidak ingat dan tidak
memperhatikan dalil-dalil dan bukti-bukti yang nyata ini, bahwa yang menciptakan alam ini
adalah Allah sendiri, Dia yang mengatur segala urusan dari atas Arsy-Nya, dan Dia yang
memberikan syafaat kepada orang yang dikehendaki-Nya. Itulah Tuhan yang wajib
disembah, tidak ada tuhan yang lain selain Dia. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun, baik dalam penciptaan langit dan bumi, maupun dalam penyembahan-Nya.

Walaupun orang-orang Jahiliyah mengakui bahwa Allah sendirilah yang menciptakan alam
ini, tidak bersekutu dengan siapapun, tetapi mereka mempersekutukan Allah dengan yang
lain dalam menyembah-Nya. Mereka menyembah berhala di samping menyembah Allah.

Ada enam karakteristik atau ciri-ciri manajemen dalam Islam Menurut Effendy4, yaitu
sebagai berikut:

1. Manajemen berdasarkan Akhlakul Karimah

Akhlak yang luhur (Akhlak mulia) merupakan nilai fundamental dalam ajaran Islam,
bahkan kehadiran Islam yang dibawa Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak manusia.
Untuk itu, para pemimpin atau manajer harus mengamalkan akhlak mulia atau luhur (jujur,
adil, sabar, rendah hati, amanah, saling menghormati, dll), dan penyelenggaraan manajemen
dalam organisasi tentu saja harus berpedoman kepada perilaku akhlakul karimah.

2. Manajemen Terbuka

Manajemen Islami sangat memperhatikan keterbukaan, karena berkaitan dengan nilai


kejujuran, pengelolaan yang sehat, dan terbuka atau tranparansi. Karena jabatan sebagai
pimpinan atau manajer adalah amanah yang harus dipelihara dengan baik dan penuh
keadilan. Firman Allah swt yang berbunyi :

‫وا‬JJ‫س َأنْ ت َْح ُك ُم‬


ِ ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْي َن النَّا‬ ِ ‫َؤ دُّوا اَأْل َمانَا‬JJُ‫ِإنَّ هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأنْ ت‬
‫صي ًرا‬ِ َ‫س ِمي ًعا ب‬ َ ‫بِا ْل َعد ِْل ۚ ِإنَّ هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإنَّ هَّللا َ َك‬5
َ ‫ان‬
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya

kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat(Q.S.
An-Nisa ayat 58).

4
Didin Hafifuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syar’ah (Jakarta: Gema Insani, 2003), h.2.
5
Q.S. An-Nisa/4: 58.
8

 Seorang manajer muslim yang menjalankan manajemen Islami adalah orang yang
memiliki sifat jujur dan terbuka setiap saat untuk diperiksa apa yang dikerjakannya
untuk organisasi dalam ranagka kebaikan umat.

3. Manajemen yang Demokratis

Konsekuensi dari sikap terbuka dalam manajemen, maka pengambilan keputusan atas
musyawarah untuk kebaikan organisasi. Bahkan dengan musyawarah, setiap personil akan
merasa bertanggungjawab dan memiliki komitmen dalam menjalankan semua keputusan.
Firman Allah swt yang berbunyi :

‫ َواَ ْم ُر ُه ْم ش ُْو ٰرى بَ ْينَ ُه ۖ ْم‬6


Artinya: Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka(Q.S. Asy-
Syura:38).

 Tafsir dari Kemenag:

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyambut baik panggilan Allah
kepada agama-Nya seperti mengesakan dan menyucikan Zat-Nya dari penyembahan selain
Dia, mendirikan salat fardu pada waktunya dengan sempurna untuk membersihkan hati dari
iktikad batil dan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar, baik yang tampak maupun yang
tidak tampak, selalu bermusyawarah untuk menentukan sikap di dalam menghadapi hal-hal
yang pelik dan penting, kesemuanya akan mendapatkan kesenangan yang kekal di akhirat.

Dalam ayat yang serupa, Allah berfirman yang artinya: Dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu(Q.S. Ali 'Imran/3: 159). Demikian pula menginfakkan rezeki di
jalan Allah, membelanjakannya di jalan yang berguna dan bermanfaat bagi pribadi,
masyarakat, nusa, dan bangsa. Mereka juga akan mendapatkan kesenangan yang kekal di
akhirat. Dalam ayat lain Allah berfirman yang artinya: Wahai orang-orang yang beriman!
Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu(Q.S. Al-Baqarah/2:
254). Dan firman lain-Nya, yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. (Q.S. Al-Baqarah/2: 267).

Hal yang sama juga dinyatakan dalam ayat lainnya yaitu:

‫ َوشَا ِو ْر ُه ْم ِفي اَأْل ْم ِر‬7


Artinya: “dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”(Q.S. Ali Imran ayat 159).

6
Q.S. As-Syura/42: 38.
7
Q.S. Al-Imran/3: 159.
9

 Dengan semakin tinggi keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan, maka


mereka semakin berdaya dalam menjalankan pekerjaannya dan mendorong
munculnya kepuasan. Serta kerja dengan dibersamai imbalan yang sesuai dengan
kebutuhan hidup, kemampuan organisasi dan ketentuan yang berlaku.

4. Manajemen Berdasarkan Ilmiah

Dalam Islam setiap pekerjaan harus dikerjakan dengan dasar pengetahuan atau
kebenaran. Karena itu, aktivitas manajemen yang dijalankan oleh pimpinan atau manajer
organisasi haruslah mengamalkan prinsip pengetahuan, bukan asal dikerjakan saja secara
sembarangan. Firman Allah swt yang berbunyi :
ٓ
َ ‫ص َر َو ۡٱلفَُؤ ا َد ُك ُّل ُأ ْو ٰلَِئ َك َك‬
‫ان َع ۡنهُ َم ۡسـُٔواٗل‬ َ َ‫سمۡ َع َو ۡٱلب‬
َّ ‫س لَكَ بِ ِۦه ِع ۡل ۚ ٌم ِإنَّ ٱل‬
َ ‫َواَل ت َۡقفُ َما لَ ۡي‬
﴾8
[ 36 :‫]اإلسراء‬

Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.

 Jadi pimpinan dan manajer haruslah orang yang berilmu pengetahuan karena di yang
akan merencanakan, mengarahkan, mengambil keputusan dan mengawasi pekerjaan
tentu memerlukan ilmu pengetahuan yang luas tentang organisasi, manajemen dan
bidang pekerjaannya.

5. Manajemen Berdasarkan Tolong Menolong (Ta'awun)

Salah satu ciri utama kehidupan muslim berdasarkan ajaran Islam adalah prinsip ta'awun
(tolong menolong). Dalam Al-Quran Allah menjelaskan :

َ ‫وا هَّللا َ ۖ ِإنَّ هَّللا‬JJُ‫ ْد َوا ِن ۚ َواتَّق‬J‫اونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َوا ْل ُع‬
َ ‫اونُوا َعلَى ا ْلبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َع‬
َ ‫َوتَ َع‬
‫ب‬ِ ‫ش ِدي ُد ا ْل ِعقَا‬ َ
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya(Q.S. Al-Ma’idah ayat 2).

8
Q.S. Al-Isra’/17: 36.
10

 Mengamalkan prinsip tolong menolong atau kerjasama adalah mengamalkan


sunnatullah, dan hal itu sejalan dengan fitrah penciptaan manusia. Bahwa manusia
diciptakan antara satu dengan yang lain memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga
ada yang menjadi pemimpin dan ada yang menjadi anggota untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Bagaimanapun, kebutuan hidup yang harus dipenuhi mencakup
bidang ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan keagamaan. Jadi prinsip ta'awun
adalah sesuai fitrah manusia dalam menjalankan hidupnya sebagai makhluk sosial
yang diciptakan Allah swt.

6. Manajemen Berdasarkan Perdamaian

Allah memerintahkan umat Islam untuk selalu memelihara perdamaian, sesuai dengan
hakikat Islam yang berisikan keselamatan dan kedamaian. Dalam aktivitas apapun, termasuk
manajemen dalam organisasi.

Umat Islam harus mengamalkan dan menciptakan suasana perdamaian dan keharmonisan,
karena hanya dengan iklim seperti itu, berbagai usaha dan kegiatan akan dapat dijalankan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia menuju
kebahagiaan akhirat.

Allah Swt berfirman yang berbunyi:

ْ‫ و ُك ْم ِمنْ ِديَا ِر ُك ْم َأن‬JJ‫ِّين َولَ ْم يُ ْخ ِر ُج‬ َ ‫اَل يَ ْنهَا ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّ ِذ‬
ِ ‫د‬JJ‫ين لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي ال‬
‫ين‬
َ ‫س ِط‬ ِ ‫سطُوا ِإلَ ْي ِه ْم ۚ ِإنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْق‬ِ ‫تَبَ ُّرو ُه ْم َوتُ ْق‬9
Artinya: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Dalam ayat lain tentang perilaku yang penuh perdamaian dijelaskan dalam Al-Quran :

۟ ‫ض‬
‫ ِد َها َوقَ ْد َج َع ْلتُ ُم ٱهَّلل َ َعلَ ْي ُك ْم‬J ‫وا ٱَأْل ْي ٰ َم َن بَ ْع َد ت َْو ِكي‬ ۟ ُ‫َوَأ ْوف‬
ُ ُ‫وا بِ َع ْه ِد ٱهَّلل ِ ِإ َذا ٰ َع َهدتُّ ْم َواَل تَنق‬
‫ون‬َ ُ‫ َكفِياًل ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْف َعل‬10
Artinya: Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah
menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat(Q.S. An-Nahl ayat 91).

11
9
Q.S. Al-Mumtahinah/60: 8.
10
Q.S. An-Nahl/16: 91.
C. Ayat-Ayat Al-Quran Yang Terkait dengan Konsep-Konsep Manajemen
Ayat-ayat tentang manajemen dikompilasi melalui klasifikasi-klasifikasi berdasarkan
pada teoritis manajemen yang bermula dari pengertian atau arti manajemen, unsur-unsur
manajemen, prinsip-prinsip manajemen dan fungsi-fungsi manajemen. Adapun ayat-ayat
Alquran tersebut diuaraikan sebagai berikut:

1. Arti Manajemen
Berdasarkan arti manajemen tersebut, ditemukan banyak ayat yang terkait. Banyak
ayat Alquran yang menerangkan tentang arti manajemen secara tidak langsung.
Adapun diantara ayat-ayat tersebut yaitu:
a. Q.S. Yunus/10: 31

‫ ِر ُج ٱ ْل َح َّى‬J‫ َر َو َمن يُ ْخ‬J‫ص‬ َ ٰ ‫س ْم َع َوٱَأْل ْب‬


َّ ‫ض َأ َّمن يَ ْملِ ُك ٱل‬ِ ‫س َمٓا ِء َوٱَأْل ْر‬ َّ ‫قُ ْل َمن يَ ْر ُزقُ ُكم ِّم َن ٱل‬
‫ ْل َأفَاَل‬JJُ‫ون ٱهَّلل ُ ۚ فَق‬
َ ُ‫يَقُول‬JJ‫س‬َ َ‫ر ۚ ف‬JJ َ ‫ َدبِّ ُر ٱَأْل ْم‬JJُ‫ ِر ُج ٱ ْل َميِّتَ ِم َن ٱ ْل َح ِّى َو َمن ي‬JJ‫ت َويُ ْخ‬
ِ ِّ‫ِم َن ٱ ْل َمي‬
‫ون‬ َ ُ‫تَتَّق‬11
Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan
siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka
katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"

 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah/Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

Allah memerintahkan rasul-Nya untuk mengingatkan orang-orang musyrik tentang


keimanan rububiyah yang mereka yakini, agar dapat menjadi hujjah atas keimanan uluhiyah
yang mereka ingkari: “Siapa yang memberi kalian rezeki dari langit dan bumi? Yang
menciptakan pendengaran dan penglihatan bagi kalian? Yang mengeluarkan makhluk hidup
dari makhluk mati, seperti tanaman dari biji kering? Yang mengeluarkan makhluk mati dari
makhluk hidup, seperti air mani dari manusia? Dan yang mengatur segala urusan makhluk?”
Niscaya mereka akan menjawab dan mengakui bahwa yang melakukan hal-hal tersebut
adalah Allah. Dan katakanlah kepada mereka: “Apakah kalian tidak takut dari azab-Nya jika
kalian menyembah selain-Nya?”12

12

Q.S. Yunus/10: 31.


11

Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib alAmali ath-Thabari, Jami'
12

al-Bayan fi Ta'wil al-Qur'an (Beirut: Muassastu alRisalah, 2000), h. 212.


b. Q.S. Ar-Ra’d/13: 2

‫س‬ َ ‫ش ْم‬ َّ ‫س َّخ َر ٱل‬


َ ‫ش ۖ َو‬ ِ ‫ستَ َو ٰى َعلَى ٱ ْل َع ْر‬ ْ ‫ت بِ َغ ْي ِر َع َم ٍد ت ََر ْونَ َها ۖ ثُ َّم ٱ‬ َّ ‫ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذى َرفَ َع ٱل‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
ِ َ‫ ُل ٱ ْل َءا ٰي‬J ‫ص‬
‫ت لَ َعلَّ ُكم بِلِقَٓا ِء َربِّ ُك ْم‬ َ J‫ َدبِّ ُر ٱَأْل ْم‬J ُ‫ ّمًى ۚ ي‬J ‫س‬
ِّ َ‫ر يُف‬J َ ‫ ِرى َأِلجَ ٍل ُّم‬J‫ ٌّل يَ ْج‬J‫مَر ۖ ُك‬ َ َ‫َوٱ ْلق‬
‫ون‬ َ ُ‫تُوقِن‬
Artinya: Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-
masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan
Tuhanmu.

 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14
H

“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah,” yaitu suara yang terdengar dari
mendung, yang mengagetkan manusia. Ia tunduk kepada Rabbnya, melantunkan tasbih
dengan memujiNya “dan” bertasbih “para maalaikat karena takut kepadaNya,” dalam
keadaan khusyu’ kepada Rabb mereka dan takut dari kemurkaanNya “dan Allah melepaskan
halilintar,” yaitu percikan api yang muncul dari sela-sela awan mendung “lalu
menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki,” dari kalangan manusia, tergantung pada
kehendak dan iradahNya. “Dan Dialah Rabb Yang Mahakeras siksaNya,” maksudnya Dia
sangat dahsyat daya dan kekuatanNya. Tidaklah Dia berkehendak berbuat sesuatu melainkan
pasti merealisasikannya. Tidak ada urusan yang sulit bagiNya. Tidak terlewatkan dariNya
obyek yang telah melarikan diri. Apabila Allah semata yang mendatangkan hujan bagi
hamba-hambaNya, dan mendung yang berisi sumber rizki mereka, (dan Dia-lah yang
mengatur segala urusan), semua makhluk yang besar yang ditakuti dan membuat orang-orang
terusik, semuanya sangat tunduk patuh kepadaNya, Dia sangat dahsyat kekuatanNya), maka
Dia-lah yang berhak untuk diibadahi semata, tidak ada sekutu bagiNya.

2. Unsur-Unsur Manajemen

Informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur manajemen yang terdapat di dalam ayat
Alquran dapat diuaraikan sebagai berikut: a. Q.S. Al Hujurat/49: 13

ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم‬


ِ ‫ش ُعوبًا َوقَبَٓاِئ َل ِلتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل‬ ُ َّ‫ٰيََٓأيُّ َها ٱلن‬
‫َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬13

13

13
Q.S. Al Hujurat/49: 13.
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.

 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari satu bapak, yaitu Adam dan
satu ibu yaitu Hawwa. Maka janganlah merasa lebih utama di antara sebagian kalian atas
sebagian yang lain dari sisi nasab. Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku melalui proses berketurunan, agar sebagian dari kalian mengenal sebagian yang lain.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling
bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa
dan Maha teliti terhadap mereka.

D. Fungsi-Fungsi Manajemen
Proses manajemen adalah kegiatan di mana organisasi membuat sumberdaya
manusiawi dan materi tersedia dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi suatu
organisasi tidak mungkin bekerja dengan baik tanpa ada proses manajemen yang baik pula.
Namun proses manajemen hanya mungkin berjalan baik bila tersedia sumberdaya manusiawi
yang baik dan profesional dalam bidang-bidang tugas yang ada dalam organisasi. Seorang
manajer atau pemimpin menjalankan fungsi-fungsi manajemen dan unsur-unsur manajemen
secara terpadu (integratif) dan menyeluruh (komprehensif), artinya dalam mencapai tujuan
manajer membuat perencanaan, pengorganisasian, mengendalikan semua unsur manajemen
secara bersamaan dalam satu kesatuan gerak secara simultan. Tahapan manajemen yaitu:

1. Perencanaan (Planning) terhadap: Tenaga, Anggaran, Bahan, Peralatan, Metode dan


Pemasaran.

2. Pengorganisasian (Organizing) terhadap: Tenaga, Anggaran, Bahan, Peralatan, Metode


dan Pemasaran.

3. Penggerakkan (Action), terhadap: Tenaga, Anggaran, Bahan, Peralatan, Metode dan


pemasaran.

4. Penganggaran (Budgeting) terhadap: Tenaga, Anggaran, Bahan, Peralatan, Metode dan


Pemasaran.

5. Pengendalian (Controlling) terhadap: Tenaga, Anggaran, Bahan, Peralatan, Metode dan


Pemasaran.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Allah swt menurunkan Al-Quran adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia.
Dengan petunjuk tersebut manusia akan selamat hidup di dunia maupun di akhirat.
Sebaliknya celaka dan kesengsaraan bagi mereka yang berpaling dari petunjuk tersebut.
Prinsip-prinsip manajemen yang dikembangkan oleh para ilmuan dewasa ini pada
hakikatnya telah diajarkan oleh Allah swt kepada umat manusia di dalam kitab
suciNya. Memang Al-Quran tidak menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan
manajemen secara rinci, akan tetapi dasar-dasar manajemen itu seperti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, telah ada dan tercantum dalam al-Quran,
tinggal kemudian bagaimana umat manusia menggali, memahaminya secara dalam/lebih rinci
dan menafsirkannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis, Manajemen Investasi Syari’ah (Bandung: Alfabeta,2010).

Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib.

al-Amali ath-Thabari, Jami' al-Bayan fi Ta'wil al-Qur'an (Beirut:Muassastu al-Risalah, 2000).

Akesh Khurana, From Higher Aims to Hired Hands: The Social Transformation of American
Business Schools and the Unfulfilled Promise of Management as Profession (NewYork:
Princeton, 2007).

B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).

Batmang, “Pendekatan Transdisipliner (Suatu Alternatif Pemecahan Masalah Pendidikan)”,


dalam Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 9 No. 2, Juli-Desember, 2016.

C.S. George Jr. The History of Management Thought, ed. 2nd. (Upper Saddle River: NJ.
Prentice Hall, 1972).

Anda mungkin juga menyukai