Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-An’am: 2,
Q.S. Al-Hajj: 5 dan Q.S. Ali Imran: 59).
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin dengan bantuan beberapa
media untuk referensi makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Karena keterbasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami harap
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A. Q.S. AL-AN’AM AYAT 2...............................................................................................6
1. Ayat Dan Terjemahan Q.S. Al-An’am Ayat 2...............................................................6
2. Asbabun Nuzul Qs. Al-An’am.......................................................................................6
3. Pendapat Mufassir Mengenai Q.S. Al-An’am Ayat 2....................................................8
4. Munasabah Q.S. Al-An’am Ayat 2..............................................................................10
B. Q.S AL-HAJJ AYAT 5...................................................................................................12
1. Ayat Dan Terjemahan Q.S. Al-Hajj Ayat 5.................................................................12
2. Asbabun Nuzul Q.S. Al-Hajj Ayat 5............................................................................12
3. Pendapat Mufassir Mengenai Q.S. Al-Hajj Ayat 5......................................................13
4. Munasabah Q.S. Al-Hajj Ayat 5..................................................................................14
C. Q.S. AL- IMRON AYAT 59...........................................................................................14
1. Ayat Dan Terjemahan Q.S Al-Imron Ayat 59.............................................................14
2. Asbabun Nuzul Qs.Al-Imron Ayat 59.........................................................................15
3. Pendapat Beberapa Mufassir Mengenai QS. Surat Al-Imran Ayat 59.........................17
4. Munasabah/Korelasi Dari QS. Surat Al-Imran Ayat 59..............................................19
D. Makna Isi Kandungan.....................................................................................................21
E. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan korelasinya dengan ilmu psikologi..............22
BAB III PENUTUP..................................................................................................................24
A. Kesimpulan......................................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara sunnatullah setiap organisme tak terkecuali manusia pasti mengalami
perkembangan yang mencakup seluruh bagian yang dimiliki organisme tersebut baik
yang bersifat jasmani maupun yang bersifat ruhani. Secara sederhana perkembangan
dapat diartikan dengan proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju.
Dapat dikatakan bahwa perkembangan merupakan istilah yang menunjukkan pada
pertumbuhan yang lebih maju aspek jasad dan ruhani yang dalam pandangan Islam
merupakan karunia Allah. Dalam hal ini, fase hidup manusia berjalan mengalami
perubahan pada dua besaran gerak tersebut. Begitu pentingnya pengetahuan akan
fase-fase perkembangan manusia yang kemudian disebut “daur kehidupan manusia”,
Al-Qur’an berulang kali mengungkapkannya dengan beragam redaksi, yang pada
intinya bahwa perkembangan itu terjadi sejak pembuahan sel ovum oleh sel sperma
hingga manusia dibangkitkan kembali ke alam keabadian.1
Berdasarkan paparan diatas maka pemakalah ingin memberikan pembahasan
mengenai ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan proses terjadinya atau
terciptanya manusia berdasarkan tafsir ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dipaparkan
oleh pemakalah. Banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai proses
penciptaan manusia, maka dari itu pemakalah hanya membahasa berdasarkan QS. Al-
An’am ayat 2, QS. Al-Hajj ayat 5 dan QS. Al-Imran ayat 59.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembahasan mengenai QS. Al-An’am ayat 2?
2. Bagaimana pembahasan mengenai QS. Al-Hajj ayat 5?
3. Bagaimana pembahasan mengenai QS. Al-Imran ayat 59?
4. Apa isi kandungan ayat-ayat tersebut?
5. Bagaimana aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan korelasinya dengan ilmu
psikologi?
1
Nurwadjah Ahmad dan Roni Nugraha, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Bandung: Penerbit Marja, 2018),
hal. 9-10
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembahasan mengenai QS. Al-An’am ayat 2
2. Untuk mengetahui pembahasan mengenai QS. Al-Hajj ayat 5
3. Untuk mengetahui pembahasan mengenai QS. Al-Imran ayat 59
4. Untuk mengetahui isi kandungan ayat-ayat tersebut
5. Untuk mengetahui aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan korelasinya dengan
ilmu psikologi
5
BAB II
PEMBAHASAN
َ ض ٰ ٓى َأ َجاًل ۖ َوَأ َج ٌل م َُّس ًّمى عِ ندَ هُۥ ۖ ُث َّم َأن ُت ْم َتمْ َتر
ُون َ ين ُث َّم َق
ٍ ِه َُو ٱلَّذِى َخلَ َق ُكم مِّن ط
Artinya:
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menteapkan ajal
(kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya.
Namun demikian kamu masih meragukannya.” (QS. 6:2)
2
Motivasee, “QS. Al-An’am (Hewan Ternak)- surah 6 ayat 2 (QS. 6:2)”
https://risalahmuslim.id/quran/al-an-aam/6-2/ (diakses pada tanggal 6 Maret 2021, pukul 19.30 WIB)
6
menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan
kepada kami Hajjaj ibnu Minhal, telah menceritakan kepada kami Hamma
d ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Ibnu
Abbas yang mengatakan bahwasurat Al-An'am diturunkan di Mekah di
malam hari sekaligus, di sekelilingnya terdapat tujuh puluh ribu malaikat,
semuanya mengumandangkan tasbih di sekitarnya.
b. Sufyan AsSauri telah me r iwaya tkan dari Lais, dari Syahr ibnu Hausyab,
dari Asma binti Yazid yang mengatakan, "Surat Al An'am diturunkan
kepada Nabi Saw. sekaligus, sedangkan saat itu aku memegang tali
kendali untanya. Sesungguhnya hampir saja surat ini mematahkan
tulangtulang unta yang dinaikinya karena beratnya surat Al-An'am yang
sedang diturunkan."
c. Syarik telah meriwayatkan dari Lais, dari Syahr, dari Asma yang
mengatakan bahwa "surat Al An'am diturunkan kepada Rasulullah Saw.
ketika beliau sedang dalam perjalanannya dengan diiringi oleh sejumlah
besar malaikat; jumlah mereka menutupi semua yang ada di antara langit
dan bumi" .
d. Imam Hakim di dalam kitab Mustadraknya mengatakan bahwa telah
menceritakan kepada kami Abu Abdullah Muhammad ibnu Ya 'qub Al-
Hafiz dan Abui Fadl, yaitu Al-Hasan ibnu Ya'qub Al-Adi; keduanya
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul
Wahhab Al-Abdi, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aun,
telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abdur Rahman AsSaddi,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir
yang mengatakan bahwa ketika surat Al An'am diturunkan, Rasulullah
Saw. membaca tasbih, kemudian bersabda: Sesungguhnya surat ini
diiringi oleh para malaikat (yang jumlahnya) menutupi cakrawala langit.
Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat Imam
Muslim. Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Ma'mar, telah menceritakan kepada kami
Ibrahim ibnu Durustuwaih AlFarisi, telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar ibnu Ahmad ibnu Mu h amma d ibnu Salim, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abu Fudaik, telah menceritakan kepadaku Umar ibnu
Talhah ArRaqqasyi, dari Nafi’ ibnu Malik ibnu Abu Suhail, dari Anas ibnu
7
Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Surat A-
lAn'am diturunkan dengan diiringi oleh sejumlah malaikat yang
banyaknya menutupi semua yang ada di cakrawala timur dan barat.
Suara gemuruh tasbih mereka terdengar, dan bumi bergetar karenanya.
Sedangkan Rasulullah Saw. sendiri mengucapkan: Mahasuci Allah Yang
Mahaagung, Mahasuci Allah Yang Mahaagung.
e. Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Imam Tabrani, dari Ibrahim ibnu
Nailah, dari Ismail ibnu Uma r , dari Yusuf ibnu Atiyyah, dari Ibnu Aun,
dari Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Surat Al-An’am diturunkan kepadaku sekaligus, dan diiringi
oleh tujuh puluh ribu malaikat, dari mereka terdengar suara
gemuruh karena bacaan tasbih dan tahmid.3
8
yang tertentu namun hanya Dia yang mengetahuinya, yaitu ajal hari
kiamat. Kemudian setelah ini kalian meragukan kekuasaan Allah dalam
membangkitkan setelah kematian.
c. Tafsir Jalalain oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi
(Dialah Yang menciptakanmu dari tanah) dengan diciptakan-Nya ayah
kamu Adam dari tanah. (sesudah itu ditentukan-Nya ajal) bagi kamu,
setelah sampai pada ajal itu kamu akan mati. (dan ajal lain yang
ditentukan) ditetapkan (di sisi-Nya) untuk membangkitkan kamu dari
keatian (kemudian kamu) hai orang-orang kagir (masih tidak percaya
tentang berbangkit itu) kamu masih meragukan tentang adanya hari
berbangkit padahal sebelumnya kamu telah mengetahui, bahwa Dialah
yang mulai menciptakanmu. Dan siapa yang mampy menciptakan berarti
Dia lebih mampu untuk mengembalikan ke asalnya.
d. Tafsir Kemenag oleh Kementrian Agama Republik Indonesia
Pada ayat ini Allah lebih merinci dalam penciptaan-Nya pada makhluk
yang banyak memiliki kekuasaan dalam hidupnya di muka bumi ini, yaitu
manusia. Allah telah menciptakan nenek moyang manusia,
yaitu Adam dari bahan yang sederhana yaitu tanah. Manusia yang
sekarang ini menjadi besar dan dewasa juga dari saripati tanah, dan
berbagai zat makanan yang ditumbuhkan dari tanah.
Kemudian Allah menetapkan waktu hidupnya di dunia sampai datang
waktu ajal dan kematiannya, dan selanjutnya Allah juga menetapkan
perjalanan sesudah kematian, yaitu waktu dibangkitkan dari kubur pada
hari kebangkitan, meskipun banyak di antara manusia yang masih ragu-
ragu. Manusia yang ragu tentang dibangkitkannya nanti pada hari Kiamat
adalah didasarkan pada jalan pikirannya yang pendek dan sederhana, yaitu
bagaimana mungkin manusia yang sudah mati dan tubuhnya hancur
menjadi satu dengan tanah, atau bahkan menjadi zat bagi tumbuh-
tumbuhan dan buah-buahan kemudian dimakan menusia generasi
berikutnya dan menjadi daging ataupun kekuatan bagi manusia lain,
bagaimana ini semua dapat dibangkitkan seperti sediakala ketika seseorang
itu masih hidup dengan tubuh yang segar dan sehat.
Mestinya apabila kemampuan pikirannya tidak dapat mencapai atau
tidak dapat memahami kekuasaan Allah dalam membangkitkan manusia
9
yang sudah mati, seharusnya menyadari bahwa ilmu dan kemampuan
pikirannya memang terbatas.4
4
Motivasee, “QS. Al-An’am (Hewan Ternak)- surah 6 ayat 2 (QS. 6:2)”
https://risalahmuslim.id/quran/al-an-aam/6-2/ (diakses pada tanggal 5 Maret 2021, pukul 20.30 WIB)
10
Dari Ibnu Abbas dan Mujahid disebutkan sehubungan dengan firman-
Nya: sesudah itu ditentukan-Nya ajal. (Al-An’am: 2) Yakni usia dunia. dan
ada lagi suatu ajal yang ditentukan yang ada di sisi-Nya. (Al-An'am: 2)
Yakni usia seseorang sampai saat kematiannya.
Seakan-akan takwil ini berpangkal kepada pengertian yang terkandung
pada ayat berikutnya yang menyebutkan:
َو ُه َو الَّ ِذي يَتَ َوفَّا ُك ْم ِباللَّ ْي ِل َويَ ْعلَ ُم َما َج َر ْحتُ ْم بِالنَّ َها ِر
Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari. Dan Dia mengetahui apa
yang kalian kerjakan pada siang hari. (Al-An'am: 60), hingga akhir ayat.
Atiyyah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: sesudah itu ditentukan-Nya ajal. (Al-An'am: 2) Yakni tidur. Di
dalam tidur roh seseorang dimatikan, kemudian kembali lagi kepadanya saat ia
terbangun dari tidurnya. dan ada lagi suatu ajal yang ketentuannya ada di
sisi-Nya. (Al-An'am: 2) Yakni batas usia seorang manusia. Tetapi pendapat ini
berpredikat garib.
Makna firman-Nya:
}ُ{ ِع ْن َده
ada di sisi-Nya. (Al-An'am: 2)
Dengan kata lain, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah.
Perihalnya sama dengan makna dalam firman-Nya:
}{ِإنَّ َما ِع ْل ُم َها ِع ْن َد َربِّي اَل يُ َجلِّي َها لِ َو ْقتِ َها ِإال ُه َو
Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;
tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain
Dia. (Al-A'raf: 187)
Sama pula dengan pengertian yang terdapat di dalam ayat lainnya:
}ساهَا فِي َم َأ ْنتَ ِمنْ ِذ ْك َراهَا ِإلَى َربِّ َك ُم ْنتَ َهاهَا
َ سا َع ِة َأيَّانَ ُم ْر
َّ سَألُونَ َك ع َِن ال
ْ َ {ي
Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari
berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (maka) dapat
menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan
kesudahannya (ketentuan waktunya). (An-Nazi'at: 4244)
12
bentuk aslinya seperti proses kematian manusia, dari dikubutrkan beratus-ratus
tahun lamayna hingga menjadi tulang-belulang yang berserakan, atau menjadi abu
setelah dibakar tidak akan dapat kembali seperti semula. Menurutnya bagaimana
mungkin hal itu akan terjadi?
Secara logika, memang hal itu mustahil akan terjadi. Hal yang demikianlah
yang akan menjadikan seseorang meragukan akan wahyu Ilahi. Bahkan keraguan
itu akan bertambah manakala fikiran selalu bertumpu pada kesanggupan yang
terbatas. Oleh karena itu, dalam beberapa ayat al-Qur’an kita disuruh untuk
merenungkan hal yang selalu kita hadapi, bahkan tentang diri kita masing-
masing.6
13
Ibnu Katsir di dalam karyanya kitab tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, menjelaskan
bahwa bukti kekuasaan Allah SWT pada ayat ini terdapat pada kalimat “wataral
ardha haamidatan”. Seperti halnya Allah SWT menurunkan hujan agar tanah di
muka bumi menjadi subur hingga melahirkan pundi-pundi keberkahan bagi umat
manusia.7
Artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.( Q.S Al-Mu'minun ayat 12)8
ٖ ِإ َّن َمثَ َل ِعي َس ٰى ِعن َد ٱهَّلل ِ َك َمثَ ِل َءا َد ۖ َم َخلَقَ ۥهُ ِمن تُ َر
٥٩ ُاب ثُ َّم قَا َل لَ ۥهُ ُكن فَيَ ُكون
Artinya:
7
Muhamad Yoga Firdaus, “Tafsir Surat Al-Hajj Ayat 5: Penciptaan Manusia” https://tanwir.id/tafsir-
surat-al-hajj-ayat-5-penciptaan-manusia/ (diakses pada tanggal 6 Maret 2021, pukul 20.16 WIB)
8
Bachrul Ilmi, 𝘗𝘦𝘯𝘥𝘪𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 A𝘨𝘢𝘮𝘢 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘮, (Bandung : PT Grafindo Media Pratama, 2018) hal. 5
14
Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan)
Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya,
“Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.
17
d. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah
59. Sesungguhnya perbandingan 'Isa di sisi Allah adalah seperti adam;
la jadikan dia dari tanah, kemudian la berkata kepadanya: "Jadilah" lalu
jadilah la.
e. Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad
14 H
Adam 'alaihis salam diciptakan tanpa bapak dan ibu. Oleh karena itu,
dakwaan bahwa Nabi Isa adalah tuhan karena diciptakan tanpa bapak
merupakan dakwaan yang batil. Nabi Adam 'alaihis salam diciptakan tanpa
bapak dan ibu, dan semua sepakat bahwa dia adalah hamba Allah.
f. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al
Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
59 Sesungguhnya permisalan penciptaan Isa di sisi Allah, adalah
seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian
Allah berfirman kepadanya: “Jadilah seorang manusia! Maka jadilah dia.
Namun kondisi penciptaan Adam adalah lebih tidak seperti biasanya sebab
dia ada tanpa ayah dan ibu, yang diciptakan dari tanah. Seorang dari dua
tukang kayu berkata kepada Nabi: Apa gerangan engkau menyumpahi
teman kami? Nabi menjawab: Apa yang aku katakan? Mereka menjawab:
Kamu berkata bahwa dia adalah seorang hamba. Nabi berkata: Ya, dia
adalah hamba Allah, rasul Allah dan kalimat Allah yang diciptakan kepada
adzra’ dan batul. Kemudian mereka marah dan berkata: Apakah engkau
mengetahui manusia yang lahir tanpa peran ayah? Jika kamu memang
benar maka tunjukkan kami permisalah seperti itu. Maka Allah
menurunkan ayat ini.10
Dan masih banyak lagi beberapa pendapat lainnya mengenai tafsir dari
QS. Surat Al-Imran Ayat 59 ini.
10
Anonymous, “Tafsir Qur’an Surat Ali ‘Imran Ayat 59” https://tafsirweb.com/1191-quran-surat-ali-
imran-ayat-59.html (dikases pada tanggal 5 Maret 2021, pukul 14.20 WIB)
18
Korelasi dari ayat 59 ini terdapat pada ayat selanjutnya pada surat yang sama
pula yaitu pada ayat 60-63. Ayat ini masih berhubungan/ penjelasan lanjutan dari
ayat 59.
٦٠ َك فَاَل تَ ُكن ِّمنَ ۡٱل ُممۡ ت َِرين ُّ ۡٱل َح
َ ِّق ِمن َّرب
Artinya:
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari
Rabb-mu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu. (60)
Tafsir dari ayat tersebut juga menjelaskan bahwa: (Itulah yang benar yang
datang dari Tuhanmu) menjadi khabar bagi mubtada yang dibuang berbunyi,
'Peristiwa Isa.' (Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu!)
atau menyangsikannya.
19
kenabiannya, dan tidak suatu pun kaum yang mengadakan mubahalah dengan
seorang nabi kecuali mereka akan celaka." Ditinggalkannyalah orang tadi, lalu
mereka berpaling. Mereka datang lagi menemui Nabi saw. yang ketika itu
sudah keluar siap bermubahalah bersama Hasan, Husein, Fatimah dan Ali.
Nabi saw. berkata kepada orang-orang Nasrani Najran, "Jika saya berdoa,
aminkanlah." Tetapi ternyata pihak lawan tidak bersedia berkutuk-kutukan itu
hanya minta berdamai dengan membayar upeti. Riwayat Abu Na`im dan
diterima dari Ibnu Abbas, katanya, "Seandainya orang-orang Nasrani Najran
itu bersedia meneruskan mubahalah niscaya mereka akan kembali ke
negerinya sedangkan harta dan keluarganya tiada lagi." Diriwayatkan pula
bahwa sekiranya mereka bermubahalah niscaya akan terbakar.
Artinya:
Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesungguhnya Allah
Mahamengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.” (63)
Tafsir ayat tersebut yaitu: (Jika mereka berpaling) tidak mau beriman
(maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang berbuat
kerusakan) mereka akan diberi-Nya balasan. Di sini kata-kata lahir
ditempatkan pada kata-kata mudhmar.11 Dilihat dari surat tersebut terbukti
11
Anonymous, “Surat Ali ‘Imran Ayat 61-63 dengan Tafsir dan Terjemahannya”
https://ibnothman.com/quran/surat-ali-imran-dengan-terjemahan-dan-tafsir/1 (diakses pada tanggal 5 Maret
2021, pukul 15.16 WIB)
20
bahwa dari surat 60-63 adalah penjelasan lanjutan mengenai QS. Surat Al-
Imran Ayat 59. Dapat dikatakan bahwa QS. Surat Al-Imran Ayat 60-63
dengan QS. Surat Al-Imran Ayat 59 sangat berhubungan.
12
Anonymous, “Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 1-3”
http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/936-tafsir-al-quran-surat-al-anam-ayat-1-3- (diakses pada tanggal
6 Maret 2021, pukul 21.00 WIB)
13
Ahmad Mas’ud Nurur Rohmat, “PAI: Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 5”
https://memoribelajarku.blogspot.com/2018/09/pai-kandungan-surah-al-hajj-ayat-5.html (diakses pada tanggal 6
Maret 2021, pukul 21.35 WIB)
14
Anonymous, “Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 59-64” http://www.hajij.com/id/the-noble-
quran/item/586-tafsir-al-quran-surat-ali-imran-ayat-59-64- (diakses pada tanggal 6 Maret 2021, pukul 21.45
WIB)
21
E. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan korelasinya dengan ilmu psikologi
Pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali yang dapat diterapkan,
ada beberapa yaitu sebagai berikut: pertama, salah satu cara yang dipergunakan oleh
al-Qur'ân dalam mengantarkan manusia untuk menghayati petunjuk-petunjuk Allah
adalah dengan cara memperkenakan jati diri manusia itu sendiri, bagaimana asal
kejadiannya dan darimana datangnya. Hal ini sangat perlu diingatkan oleh manusia
melalui proses pendidikan, sebab gelombang hidup dan kehidupan seringkali
menyebabkan manusia lupa diri.
Kedua, ayat-ayat yang proses kejadian manusia tersebut secara implisit
mengungkapkan pula kehebatan, kebesaran dan keagungan Allah swt. dalam
menciptakan manusia, sebagaimana di tunjukan pula oleh Allah pada ayat-ayat lain
tentang kebesaran dan kehebatan-Nya dalam menciptakan alam semesta ini.
Pendidikan dalam Islam antara lain di arahkan kepada peningkatan iman,
pengembangan wawasan atau pemahaman serta penghayatan secara mendalam
terhadap tanda-tanda keagunan dan kebesaran-Nya sebagai sang Maha Pencipta.
Ketiga, proses kejadian manusia menurut al-Qur'ân pada dasarnya melalui dua
proses dan enam tahap yaitu proses fisik/materi/jasad (dengan lima tahap),dan proses
non-fisik/immateiri (dengan satu tahap tersendiri) Secara fisik manusia berproses dari
nuthfah, kemudian ‘alaqah, mudlghah. ‘idham dan lahm yang membungkus ‘idham
yang mengikuti bentuk rangka yang menggambarkan bentuk manusia. Sedangkan
secara non-fisik atau immateri, yaitu merupakan tahap penghembusan/peniupan roh
pada diri manusia, sehingga ia berbeda dengan makhluk lainnya. Pada saat itu
manusia memiliki beberapa potensi, fitrah dan hikmah yang hebat dan unik, baik lahir
maupun batin, bahkan pada setiap anggota tubuhnya, yang dapat di kembangkan
menuju kemajuan peradaban manusia.
Keempat, proses kejadian manusia yang tertuang dalam al-Qur'ân tersebut
ternyata semakin diperkuat oleh penemuan-penemuan ilmiah, sehingga lebih
memperkuat keyakinan manusia dan kebenaran al-Qur'an sebagai wahyu dari Allah
swt., bukan bikinan atau ciptaan Muhammad saw.15
Seluruh para ahli psikologi sepakat bahwa perbedaan manusia dengan hewan
karena manusia terdiri dari dua unsur dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang
15
Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid XVII (Mesir: Mustafa al-Bab al-Halabi wa Auladuh, 1965), hal.
19.
22
lain, yaitu dimensi Jasmani (tubuh) dan dimensi rohani (psikis) walaupun berbeda
pada cara pandang keduanya. Mengenai persoalan tubuh manusia tidak ada
pembahasan yang yang krusial, namun memasuki wilayah rohani (psikis) yang
immaterial menimbulkan banyak perbedaan, tetapi keduanya dalam satu hubungan
yang harmonis dan saling kait mengkait sehingga ketiadaan salah satu akan
menghilangkan wujud yang lainnya.
Secara psikis, manusia memiliki aspek-aspek dan dimensi-dimensi psikis yang
membentuk suatu struktur atau komposisi totalitas psikis manusia. Totalitas diri
manusia memiliki tiga aspek dan lima dimensi. Ketiga aspek tersebut adalah, aspek
jismiah, nafsiyah, dan ruhaniah. Sedangkan kelima dimensi psikis manusia adalah al-
nafs, al`aql, al-qalb, al-ruh, dan alfithrah. Dimensi al-nafs, al-`aql dan al-qalb berada
pada aspek nafsiyah, sedangkan dimensi al-ruh dan al-fithrah berada pada aspek
ruhaniyah. Itulah aspek dan dimensi manusia yang membentuk struktur dan
komposisi psikis manusia.16
16
Zaenal Arifin, “Psikologi dan Kepribadian Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an” Hikmah, Vol. 12
No. 2, 2016, hal 342-346
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang dipergunakan oleh al-Qur'ân dalam
mengantarkan manusia untuk menghayati petunjuk-petunjuk Allah adalah dengan
cara memperkenakan jati diri manusia itu sendiri, bagaimana asal kejadiannya dan
darimana datangnya. Hal ini sangat perlu diingatkan oleh manusia melalui proses
pendidikan, sebab gelombang hidup dan kehidupan seringkali menyebabkan manusia
lupa diri. Ayat-ayat yang proses kejadian manusia tersebut secara implisit
mengungkapkan pula kehebatan, kebesaran dan keagungan Allah swt. dalam
menciptakan manusia, sebagaimana di tunjukan pula oleh Allah pada ayat-ayat lain
tentang kebesaran dan kehebatan-Nya dalam menciptakan alam semesta ini.
Pendidikan dalam Islam antara lain di arahkan kepada peningkatan iman,
pengembangan wawasan atau pemahaman serta penghayatan secara mendalam
terhadap tanda-tanda keagunan dan kebesaran-Nya sebagai sang Maha Pencipta.
Mengenai persoalan tubuh manusia tidak ada pembahasan yang yang krusial, namun
memasuki wilayah rohani (psikis) yang immaterial menimbulkan banyak perbedaan,
tetapi keduanya dalam satu hubungan yang harmonis dan saling kait mengkait
sehingga ketiadaan salah satu akan menghilangkan wujud yang lainnya.
B. Saran
Dari makalah kami yang sangat singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
kita semua umumnya kami pribadi. Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari
kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran
dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah
selanjutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi. (1965). Tafsir al-Maraghi, Jilid XVII. Mesir: Mustafa al-Bab al-Halabi wa
Auladuh.
Anonymous. (2015, Mei 7). Tafsir Surat Al-An’am, Ayat 1-3. Retrieved from Tafsir Ibnu
Katsir: http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anam-ayat-1-3.html
Anonymous. (n.d.). Asbabun Nuzul Surah Al-An’am Menurut Para Ulama Ahli Tafsir.
Retrieved from Gudang Ilmu: https://www.ilmusaudara.com/2017/04/asbabun-nuzul-
surah-al-anam-menurut.html
Anonymous. (n.d.). Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 1-3. Retrieved from Hajij:
http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/936-tafsir-al-quran-surat-al-anam-ayat-
1-3-
Anonymous. (n.d.). Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 59-64. Retrieved from Hajij:
http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/586-tafsir-al-quran-surat-ali-imran-
ayat-59-64-
Arifin, Z. (2016). Psikologi dan Kepribadian Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Hikmah
Vol. 12 No. 2, 342-346.
Firdaus, M. Y. (2021, Januari 2). Tafsir Surat Al-Hajj Ayat 5: Penciptaan Manusia. Retrieved
from Tanwir.id: https://tanwir.id/tafsir-surat-al-hajj-ayat-5-penciptaan-manusia/
katsir, t. i. (2015, april 29). asbabun nuzul al-imran ayat 5. Retrieved from Tafsir Surat Ali
Imran, ayat 59-63: http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imran-
ayat-59-63.html
Motivasee. (n.d.). QS. Al-An’am (Hewan Ternak)- surah 6 ayat 2 (QS. 6:2). Retrieved from
Risalah Muslim: https://risalahmuslim.id/quran/al-an-aam/6-2/
othman, i. (n.d.). Surat Ali 'Imran Ayat 61 - 70 dengan Tafsir dan Terjemahannya. Retrieved
from Surat Ali 'Imran Ayat 61 - 70 dengan Tafsir dan Terjemahannya:
25
https://ibnothman.com/quran/surat-ali-imran-dengan-terjemahan-dan-tafsir/1
Rohmat, A. M. (2018, September 11). PAI: Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 5. Retrieved from
Memori Belajar Ku: https://memoribelajarku.blogspot.com/2018/09/pai-kandungan-
surah-al-hajj-ayat-5.html
tafsirweb. (n.d.). surat al-imran ayat 59. Retrieved from qur'an surat ali'imran ayat 59:
https://tafsirweb.com/1191-quran-surat-ali-imran-ayat-59.html
26