Anda di halaman 1dari 14

) Surah

An-Nisa’ Ayat 5 & 25


“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah : Tafsir Muamalat
Dosen : Dra.Hj.Kamaliah.R,S.Pd.I,M.H.I
Jurusan : Perbankan Syariah (II-A)

Di susun Oleh
Kelompok 2 ( Dua)

Winda Yanti Siregar


Zelvira
Thahara Ulfa Az
M.Irfan
Zulham
Zulkarnain

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH


MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2015- 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan makalah Tafsir Muamalat
yang membahas “ Tafsir Surah An-Nisa’ Ayat 5 & 25 ”.Secara khusus
pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang
disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan
dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi .
oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dosen mata kuliah Tafsir Muamalat Dra.Hj.Kamaliah.R,S.Pd.I,M.H.I yang


telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan
menyelesaikan tugas makalah ini.
2.  Orang tua, teman dan kerabat  yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak


kesalahan.Untuk itu kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas
makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah  yang
punya dan maha kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat
memberikan manfaat tersendiri bagi generasi muda islam yang akan datang,
khususnya dalam bidang Tafsir Muamalat.

Tanjung Pura, Maret, 2016

Tim Penyusun

Kelompok 2 (Dua

DAFTAR IS

i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. An – Nisa’ Ayat 5.........................................................................................2

1. Terjemahan An-Nisa’ Ayat 5....................................................................2

2. Makna Umum An Nisa’ Ayat 5:...............................................................2

3. Tafsir An-Nisa’ Ayat 5..............................................................................2

4. Asbabun Nuzul An - Nisa Ayat 5..............................................................4

B. Surah An Nisa Ayat 25.................................................................................5

1. Terjemahan Surah An-Nisa Ayat 25.........................................................5

2. Makna Umum Surah An-Nisa Ayat 25.....................................................6

3. Penafsiran Surat An-Nisa Ayat 25............................................................6

BAB III....................................................................................................................9

PENUTUP................................................................................................................9

A. Keimpulan.....................................................................................................9

DAFTAR FUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sumber penggalian dan pengembangan ajaran Islam


dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Untuk melakukan penggalian dan
pengembangan pemahaman Ayat-ayat Al-Qur’an. kemampuan tertentu guna
menghasilkan pemahaman yang baik mengenai berbagai perilaku kehidupan
manusia, termasuk dalam bidang penggunaan harta dan penyerahan harta
hendaknya dikelooa kepada siapa agar menjadi manfaat yang baik.
Pengembangan ilmu ekonomi Qur’an pada dasarnya mempunyai peluang yang
sama dengan pengembangan ilmu-ilmu lain dalam tradisi keilmuan Islam. Maka
dari itulah kami membuat makalah ini yang mencoba untuk mentafsirkan An nisa
ayat 5
Pernikahan adalah sesuatu yang sangat sakral, bukan hanya sekedar
membahas tentang jasmani akan tetapi juga rohani. Walaupun manusia diciptakan
berpasang-pasangan kita tidak boleh sembarangan dalam memilih pasangan
didalam pernikahan. Bagaimana jika seorang tidak cukup dalam hartanya untuk
menikah. Maka dari itulah kami membuat makalah ini yang mencoba untuk
mentafsirkan An nisa ayat 25
Sebagai metodologi atau rumusan dalam makalah ini, kami akan sedikit
menyampaikan agar dalam penulisannya lebih baik dari sebelumnya untuk lebih
memahami dan lebih fokus pada pembahasannya, maka ada beberapa hal yang
dipaparkan dalam makalah ini yakni :Ayat dan artinya, kandungan ayat secara
umum, Asbabul Nuzul, Tafsir, Kandungan Ayat, dan Kesimpulan. Inilah yang
nantinya kami akan menguraikan satu persatu demi untuk melatih pemahaman
kita tentang ayat-ayat tentang Surah An-Nisa ayat 5 dan ayat 25?

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kandungan Surah An-Nisa Ayat 5 ?

2. Bagaimana Kandungan Surah An-Nisa Ayat 25 ?

1
3. Bagaimana Penafsiran Surah An-Nisa Ayat 5 ?

4. Bagaimana Penafsiran Surah An-Nisa Ayat 25 ?


BAB II
PEMBAHASAN
A. An – Nisa’ Ayat 5

1. Terjemahan An-Nisa’ Ayat 5

‫سو ُه ْم‬ ْ ‫سفَ َها َء أَ ْم َوالَ ُك ُم الَّتِي َج َع َل هَّللا ُ لَ ُك ْم قِيَا ًما َو‬
ُ ‫ار ُزقُو ُه ْم فِي َها َوا ْك‬ ُّ ‫َواَل ت ُْؤتُوا ال‬
)5( ‫َوقُولُوا لَ ُه ْم قَ ْواًل َم ْع ُروفًا‬

Artinya:

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang bodah, harta (mereka
yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah untukmu sebagai penegak.
Berikanlah rizki dan sandangilah mereka dari harta-harta tersebut dan berkatalah
kepada mereka dengan perkataan yang baik.1

2. Makna Umum An Nisa’ Ayat 5:

Kita dilarang menyerahkan harta, uang, atau barang yang berharga yang
diamanatkan kepada kita kepada orang yang tidak mampu mengelolanya
(menunaikan hak-hak harta tersebut), baik karena masih kecil seperti anak yatim
atau orang yang memang bodoh tentang pengelolaan harta secara benar seperti
orang gila atau sejenisnya. Dan menjadi kewajiban bagi kita untuk memberi
nafkah kepada mereka, memberi pakaian, dan mencukupi kebutuhan mereka dari
hasil pengelolaan harta tersebut, dan berbicara kepada mereka dengan perkataan
yang bagus. Kita tidak boleh menyakiti mereka baik dengan kata-kata atau lebih
dari itu, dengan perlakuan fisik.

1 Al Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Departemen Agama RI,2004)

2
3. Tafsir An-Nisa’ Ayat 5

2
‫َواَل ت ُْؤتُوا‬ (Dan janganlah kamu serahkan) hai para wali ‫سفَ َها َء‬
ُّ ‫( ال‬kepada
orang-orang yang bebal) bentuk jamak dari kata safih artinya orang-orang yang
boros dari kalangan laki-laki, wanita dan anak-anak , orang yang bodoh. Banyak
penafsirannya, di antaranya anak kecil, anak yang belum berakal, orang gila, dsb.
Orang yang mubadzirkan hartanya juga bisa masuk dalam kategori safih.

‫أَ ْم َوالَ ُك ُم‬ (harta kamu) maksudnya harta mereka yang berada dalam tanganmu
sebenarnya itu harta yang dititipkan pada kita. Ini tujuannya supaya yang
mendapatkan amanah untuk mampu menjaga harta anak yatim itu seperti serasa
miliknya sendiri sehingga tidak menggunakannya semaunya atau melakukan
berbagai penyelewengan.

‫قِيَا ًما‬ ‫ َل هَّللا ُ لَ ُك ْم‬::‫الَّتِي َج َع‬ (yang dijadikan Allah sebagai penunjang hidupmu)
qiyaaman mashdar dari qaama; artinya penopang hidup dan pembela
kepentinganmu karena akan mereka habiskan bukan pada tempatnya. Menurut
suatu qiraat dibaca qayyima jamak dari qiimah; artinya alat untuk menilai harga
benda-benda,3 Artinya, kamu diberi hak atau tugas untuk mengelola, menjaganya
dengan baik agar tidak tersia-sia. Hal ini meninjukkan kepada kita, bahwa untuk
menyerahkan harta itu harus kepada orang yang benar-benar bisa amanah dan
mengelola terhadap harta tersebut dengan baik. Kalau mau investasi, harus tahu
bahwa orang tsb bisa mengelola harta dengan baik, sehingga harta kita akan terus
berkembang. Artinya orang yang mendaptkan amanah untuk menjaga harta anak
yatim itu dianggap mampu mengelola dan mengembangkan harta tersebut, supaya
bisa memberi rizki kepada mereka.

. ‫ار ُزقُو ُه ْم فِي َها‬


ْ ‫( َو‬hanya berilah mereka belanja daripadanya) maksudnya
beri makanlah mereka daripadanya Penggunaan kata ‫“ فِي َها‬fiha”, bukan “minha”,
padahal secara maksud pengertian adalah penuhilah kebutuhan anak-anak yatim

2 Jalalud– Din – Al-Mahalliy dan Jalalud– Din – Al-Mahalliy,Tafsir Jalalain Berikut


Asbabun Nuzul Terjemahan Mahyudin Syaf dan Bahrun Abubakar ( Bandung:Sinar Baru,Cet
1,1990)hal.342
3 Jalalud– Din – Al-Mahalliy dan Jalalud– Din – Al-Mahalliy, Op.cit. hal 325

3
tadi dari harta yang dititipkan kepadamu. Menurut Imam Zamakhsyari, 4 lafal ini (‫ف‬

‫)ِي َها‬ menunjukkan bahwa wali anak yatim diharapkan tidak memberi nafkah
kepada mereka dari pokok harta mereka, tetapi dari hasil pengembangan harta
anak yatim. Karena kalau diambil dari pokok harta, lama kelamaan harta mereka
akan habis sebelum mereka dewasa. Beginilah Islam itu mengajrkan tentang masa
depan. Pemikiran ini juga yang dilakuakn Nabi Yusuf. Dia menyuruh untuk
menanan dan disimpan untuk periode 7 th.

‫سو ُه ْم َوقُولُوا لَ ُه ْم قَ ْواًل َم ْع ُروفًا‬


ُ ‫َوا ْك‬ (dan pakaian dan ucapkanlah kepada
mereka kata-kata yang baik) misalnya janjikan jika mereka telah dewasa, maka

harta mereka itu akan diberikan semuanya kepada mereka. Pernyataan “ ‫َوقُولُوا‬

‫واًل َم ْع ُروفًا‬:
ْ َ‫( ”لَ ُه ْم ق‬dan berkatalah kepada mereka dengan perkataan yang baik),5
karena terkadang terjadi dari segi materi sudah dicukupi, tapi omongannya
menyakitkan. Disamping itu, hal ini karena umumnya reaksi yang mudah diumbar
dan sulit dikendalikan ketika orang yang marah adalah ucapan yang keluar dari
mulut. Karena itu, penyebutan perkataan dalam ayat ini lebih dipertegas. Namun
yang jelas, perintah berbuat baik tidak hanya terbatas pada ucapan, tetapi segala
bentuk ucapan dan tindakan harus membuat nyaman bagi anak yatim.
Ayat ini merupakan pengajaran bagi kita untuk menjaga harta. Kalau
punya rizki banyak, dapat investasikan. Jangan hanya dibiarkan menumpuk.
Karena kalau hanya disimpan saja tidak akan membawa manfaat pada orang lain.
Makanya kalau menyimpan harta, harus dizakati agar membawa manfaat kepada
orang lain. Dengan demikian Islam tidak hanya mengurusi masalah ibadah ritual
seperti shalat saja –sebagaimana disalah pahami oleh musuh Islam dan sebagian
umat Islam-, melaikan juga masalah investasi harta dan lainnya. Wallahu `alam
bish shawab.

4 Fathur Rahman, Tafsir Ibnu Katsir, http://pemudapersis32. blogspot. co.id/2015/ 05/


an-nisa-ayat-24-31.html. Diakses, 2 April 2016 pukul 09.00 Wib.

5 Ibid. hal 325

4
4. Asbabun Nuzul An - Nisa Ayat 5

Diriwayatkan oleh Al-Tsa’labi dari al-Hadlrami, bahwa seorang laki-laki


mempercayakan pengelolaan seluruh hartanya kepada istrinya. Ternyata istrinya
itu menggunakan harta suaminya secara tidak semestinya. Qs.4:5 turun sebagai
peringatan kepada suami supaya hati-hati mempercayakan pengelolaan harta pada
istrinya. Menurut Abu Musa al-Asy’ari, Qs.4:5 ini turun berisi larangan
menyerahkan harta pada semua yang kurang mampu mengelolanya.

B. Surah An Nisa Ayat 25

1. Terjemahan Surah An-Nisa Ayat 25

Artinyaa:
Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup
perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh
mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah
mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain,
karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin
mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara

5
diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai
piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian
mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman
dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini
budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri
(dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.6

2. Makna Umum Surah An-Nisa Ayat 25

Apabila ada seseorang ingin menikah dengan wanita yang merdeka tetapi
dia tidak mampu untuk itu, maka Allah memberikan solusi berupa menikah
dengan budak. Dengan syarat budak tersebut harus beriman, harus izin tuannya,
harus memberikan mahar dan budak tersebut bukan budak pezina.

Allah juga menerangkan di sini bahwa seorang budak apabila dia berzina,
maka hukumannya adalah setengah dari hukuman orang merdeka. Jika orang
merdeka belum menikah secara syar`I dan melakukan zina hukumannya
dicambuk  100x, maka bagi budak walupun ia telah menikah (muhshon) maka
hukumannya adalah cukup 50x. Dan tidak ada rajam bagi budak. Hal Ini
dikarenakan status sosial mereka yang berada di bawah orang merdeka.  

Akan tetapi di samping Allah memberikan solusi dengan menikahi budak,


Allah ta’ala masih tetap mengatakan bahwa kalau seseorang yang mau menikah
itu bersabar dengan tidak terburu menikahi budak, itu adalah lebih baik.
Hendaknya bersabar dengan melakukan ikhtiyar agar dapat menikahi wanita
merdeka. Karena dengan menikahi wanita budak, anak yang lahir otomatis akan
menjadi budak. Dan ini sungguh tidak diharapkan dalam Islam. Karena manusia
pada hakekatnya dilahirkan dalam kondisi merdeka. Dalam hal ini umar berkata,
“Apabila seorang hamba sahaya laki-laki menikahi wanita merdeka, maka ia telah

6 Al Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Departemen Agama RI,2004)

6
memerdekakan separuh dirinya, tetapi apabila seseorang laki-laki merdeka
menikahi budak wanita, ia telah menjadikan separuh dirinya hamba sahaya.

3. Penafsiran Surat An-Nisa Ayat 25

‫ت‬ َ ْ‫ ْال ُمح‬  ‫يَن ِك َح‬  ‫أَن‬  ‫وْ اًل‬UUَ‫ط‬  ‫ ِمن ُك ْم‬  ‫ت َِط ْع‬UU‫يَ ْس‬  ‫لَّ ْم‬  ‫ َو َمن‬  (Dan
ِ ‫ ٰن‬UU‫ص‬ siapa yang tidak

cukup biayanya untuk mengawini wanita-wanita merdeka) bukan budak ِ ‫ ْال ُم ْؤ ِم ٰن‬7
‫ت‬
(lagi beriman) ini yang berlaku menurut kebiasaan sehingga mafhumnya tidak

berlaku ‫أَ ْيمٰ نُ ُكم‬  ‫ت‬


ْ ‫ َملَ َك‬  ‫ َّما‬  ‫ فَ ِمن‬  (maka hamba sahaya yang kamu miliki) yang
ٰ ‫ۚ و‬  ‫ؤم ٰنت‬U
ْ َ‫أ‬  ُ‫اللّـه‬
akan dikawininya ‫إِيمٰ نِ ُكم‬U ِ‫ب‬  ‫علَ ُم‬ َ ِ ِ ْ U‫ ْال ُم‬  ‫فَت َٰيتِ ُك ُم‬  ‫ ِّمن‬ ۚ    (yakni dari
golongan wanita-wanita kamu yang beriman. Dan Allah lebih mengetahui
keimananmu) maka cukuplah kamu lihat lahirnya saja sedangkan batinnya
serahkanlah kepada-Nya karena Dia mengetahui seluk-beluknya. Dan berapa
banyaknya hamba sahaya yang lebih tinggi mutu keimanannya daripada wanita
merdeka; ini merupakan bujukan agar bersedia kawin dengan hamba sahaya

ٍ ‫بَع‬  ‫ ِّم ۢن‬  ‫ ُكم‬UUU‫ْض‬


‫ْض‬ ُ ‫ بَع‬ ۚ   (sebagian kamu berasal dari sebagian yang lain)
maksudnya kamu dan mereka itu sama-sama beragama Islam maka janganlah

merasa keberatan untuk mengawini mereka ‫أَ ْهلِ ِه َّن‬  ‫بِإ ِ ْذ ِن‬  ‫ فَان ِكحُوهُ َّن‬  (karena itu
kawinilah mereka dengan seizin majikannya)8 artinya tuan dan pemiliknya

‫أُجُو َرهُ َّن‬  ‫ َو َءاتُوهُ َّن‬  (dan berikanlah kepada mereka upah) maksudnya mahar

atau maskawin mereka ‫ُوف‬ ْ Uِ‫( ب‬secara


ِ ‫ال َم ْعر‬U baik-baik) tanpa melalaikan atau

menguranginya ٍ ‫ص ٰن‬
‫ت‬ َ ْ‫ ُمح‬  (sedangkan mereka pun hendaknya memelihara diri)
menjadi hal  ‫ت‬ٍ ‫ ُم ٰسفِ ٰح‬  ‫ َغي َْر‬  (bukan melacurkan diri) atau berzina secara terang-
ِ ‫ ُمتَّ ِخ ٰذ‬  ‫ َواَل‬ ۚ   (serta tidak pula mengambil gundik) selir untuk
ٍ ‫أَ ْخدَا‬  ‫ت‬
terangan ‫ن‬

berbuat zina secara sembunyi-sembunyi. ِ ْ‫أُح‬  ‫ فَإ ِ َذٓا‬  (Maka jika mereka telah
‫ص َّن‬
menjaga diri) artinya dikawinkan; dalam suatu qiraat dibaca ahshanna artinya
7 Jalalud– Din – Al-Mahalliy dan Jalalud– Din – Al-Mahalliy,Tafsir Jalalain Berikut
Asbabun Nuzul Terjemahan Mahyudin Syaf dan Bahrun Abubakar ( Bandung:Sinar Baru,Cet
1,1990)hal.340

8 Ibid.hal . 340

7
telah kawin ‫ ٍة‬UU‫بِ ٰف ِح َش‬  َ‫أَتَ ْين‬  ‫إ ِ ْن‬UUَ‫ ف‬  (lalu mereka melakukan perbuatan keji)
maksudnya berzina ‫ت‬ ِ ‫ ٰن‬U‫ص‬َ ْ‫ ْال ُمح‬  ‫ َعلَى‬  ‫ا‬UU‫ َم‬  ‫ف‬ ْ ِ‫ن‬  ‫ فَ َعلَ ْي ِه َّن‬  (maka atas mereka
ُ U‫ص‬
separuh dari yang berlaku atas wanita-wanita merdeka) yakni yang masih perawan

jika mereka berzina ِ ‫ ْال َع َذا‬  َ‫ ِمن‬ ۚ   (berupa hukuman) atau hudud yaitu dengan
‫ب‬
didera 50 kali dan diasingkan setengah tahun. Dan kepada mereka ini dikiaskan
hukuman bagi budak lelaki. Dan kawinnya hamba sahaya itu tidaklah dijadikan
syarat untuk wajibnya hukuman, tetapi hanyalah untuk menunjukkan pada

dasarnya mereka itu tidak menerima hukum rajam. َ‫ك‬UUِ‫ ٰذل‬  (Demikian itu)
maksudnya diperbolehkannya mengawini hamba sahaya sewaktu tak ada biaya itu

َ‫ ْال َعنَت‬  ‫خَ ِش َى‬  ‫ لِ َم ْن‬  (ialah bagi orang yang takut akan berzina) `anat artinya yang
asli ialah masyaqqat atau kesulitan. Dinamakan zina demikian ialah karena dialah
yang menyebabkan seseorang menerima hukuman berat di dunia dan siksa pedih

di akhirat ‫ ِمن ُك ْم‬ ۚ   (di antara kamu).Imam Syafi’I berkata 9hukum menikahi budak
itu adalah bagi orang yang takut kesulitan dari menjaga dir (dari perbuatan zina)
daintara kalian dan kesabaran itu leebih baik bagi kalian. Ini berarti berbeda bagi
orang yang tidak merasa khawatir dirinya akan jatuh dalam perzinaan, maka tidak
halal baginya mengawini hamba sahaya itu. Demikian pula orang yang punya
biaya untuk mengawini wanita-wanita merdeka. Pendapat ini juga dianut oleh
Syafii. Hanya dalam firman Allah, "... di antara wanita-wanitamu yang beriman,"
menurut Syafii tidak termasuk wanita-wanita kafir sehingga tidak boleh kawin
walau ia dalam keadaan tidak mampu dan takut dirinya akan jatuh dalam
۟ ‫بر‬UU‫َص‬
perbuatan maksiat. ‫ُوا‬ ِ ْ ‫ت‬  ‫ َوأَن‬  (Dan jika kamu bersabar) artinya tidak

mengawini hamba sahaya‫لَّ ُك ْم‬  ‫ خَ ْي ٌر‬ ۗ   (itu lebih baik bagi kamu) agar kamu tidak
ٰ
mempunyai anak yang berstatus budak atau hamba sahaya. ‫َّحي ٌم‬ ِ ‫ر‬  ‫ َغفُو ٌر‬  ُ‫َواللّـه‬
(Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)10 dengan memberikan
kelapangan dalam masalah itu.

9 Ahmad mustaffa al – farran, Tafsir Imam Asy –Syafi’I, Terjemahan Fedrian Hasmand,
dkk, Jilid 2, (Jakarta: Almahira,2008)hal.107
10Jalalud– Din – Al-Mahalliy dan Jalalud– Din – Al-Mahalliy, op.cit, hal. 341

8
9
BAB III
PENUTUP
A. Keimpulan

Surah An-Nisa ayat 5 menerangkan bahwasanya kita dilarang


menyerahkan harta, uang, atau barang yang berharga yang diamanatkan kepada
kita kepada orang yang tidak mampu mengelolanya (menunaikan hak-hak harta
tersebut), baik karena masih kecil seperti anak yatim atau orang yang memang
bodoh tentang pengelolaan harta secara benar seperti orang gila atau sejenisnya.
Dan menjadi kewajiban bagi kita untuk memberi nafkah kepada mereka, memberi
pakaian, dan mencukupi kebutuhan mereka dari hasil pengelolaan harta tersebut,
dan berbicara kepada mereka dengan perkataan yang bagus. Kita tidak boleh
menyakiti mereka baik dengan kata-kata atau lebih dari itu, dengan perlakuan
fisik.

Surah An – Nisa ayat 25 menerangkan bahwa Allah memberikan solusi


berupa menikah dengan budak. Dengan syarat budak tersebut harus beriman,
harus izin tuannya, harus memberikan mahar dan budak tersebut bukan budak
pezina. Akan tetapi di samping Allah memberikan solusi dengan menikahi budak,
Allah ta’ala masih tetap mengatakan bahwa kalau seseorang yang mau menikah
itu bersabar dengan tidak terburu menikahi budak, itu adalah lebih baik.
Hendaknya bersabar dengan melakukan ikhtiyar agar dapat menikahi wanita
merdeka. Karena dengan menikahi wanita budak, anak yang lahir otomatis akan
menjadi budak. Dan ini sungguh tidak diharapkan dalam Islam. Karena manusia
pada hakekatnya dilahirkan dalam kondisi merdeka. Dalam hal ini umar berkata,
“Apabila seorang hamba sahaya laki-laki menikahi wanita merdeka, maka ia telah
memerdekakan separuh dirinya, tetapi apabila seseorang laki-laki merdeka
menikahi budak wanita, ia telah menjadikan separuh dirinya hamba sahaya.

10
DAFTAR FUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Departemen Agama RI,2004)
Al-Mahalliy , Jalalud– Din –dan Jalalud– Din – Al-Mahalliy. 1990.Tafsir Jalalain
Berikut Asbabun Nuzul. Terjemahan Mahyudin Syaf dan Bahrun
Abubakar Cet 1. Bandung:Sinar Baru.
Rahman, Fathur Tafsir Ibnu Katsir, http://pemudapersis32. blogspot. co.id/2015/
05/ an-nisa-ayat-24-31.html. Diakses, 2 April 2016 pukul 09.00 Wib.
al – farran, Ahmad mustaffa. 2008. Tafsir Imam Asy –Syafi’I, Terjemahan
Fedrian Hasmand, dkk, Jilid 2. Jakarta: Almahira.

11

Anda mungkin juga menyukai