PENDAHULUAN
Selama bertahun-tahun, penggunaan biologis (faktor pertumbuhan) sangat
penting dalam praktik sehari-hari. Sejumlah besar penelitian in vitro, in vivo,
dan uji klinis tersedia untuk protein matriks email (EMPs) yang sekarang
mencakup lebih dari dua dekade. tujuan dari bab 14 adalah untuk
memperkenalkan latar belakang biologis dari enamel matrix derivative (EMD),
bab ini memberikan indikasi yang relevan secara klinis untuk penggunaan EMD
dalam terapi regeneratif periodontal.
Regenerasi periodonsium yang hilang tetap menjadi tujuan akhir dalam
terapi regeneratif periodontal. Sejumlah besar teknik termasuk modifikasi
permukaan akar, pencangkokan tulang, dan regenerasi jaringan terpandu (GTR)
telah digunakan untuk sebagai terapi periodontal regeneratif. Pada tekhnik ini,
banyak Keterbatasan dan komplikasi yang terkait, walaupun tidak
mengherankan bahwa pencarian biomaterial ideal yang mampu benar- benar
meregenerasi jaringan periodontal terus berlanjut. EMD diperkenalkan ke
kedokteran gigi 20 tahun yang lalu.
Pada bab ini merangkum penelitian klinis sejak dan menyediakan
algoritma berbasis bukti untuk indikasi klinis EMD yang digunakan sendiri atau
dalam kombinasi dengan bahan pencangkokan tulang atau membran
penghalang.
Keamanan EMD
Keselamatan pasien adalah yang terpenting dalam pengaturan klinis.
Penting untuk dicatat bahwa amelogenin dikodekan oleh gen yang sangat lestari
di berbagai spesies termasuk babi dan manusia. Akibatnya, tidak ada
ketidakcocokan atau reaksi alergi setelah pengobatan dengan EMD telah
dilaporkan hingga saat ini dalam pengaturan klinis apa pun.
Mengikuti studi multisenter yang mengevaluasi potensi sensitisasi setelah
dua aplikasi EMD, 376 pasien di 11 program berbasis universitas dan 5 praktik
swasta dirawat dengan open flap debridement , pengkondisian akar, dan
pengaplikasian EMD. Tidak ada komplikasi yang merugikan yang dilaporkan
akibat penerapan EMD. Hasil dari penelitian ini lebih lanjut menunjukkan
bahwa pengobatan defek intrabony dengan EMD menghasilkan pengurangan
kedalaman poket (PD) yang signifikan dan peningkatan tingkat perlekatan klinis
(CAL).5 Setelah studi pendahuluan pada manusia, EMD kini telah digunakan
untuk pengobatan berbagai defek di lebih dari 60 uji klinis acak (RCT). Tidak
ada reaksi alergi pasien atau efek samping yang pernah dilaporkan selama
periode 20 tahun ini.
b c
Gambar 15-3 Situs dengan defek intraboni tipe melingkar yang dalam, besar,
diobati dengan kombinasi EMD dan NBM. (a) Radiografi pra operasi dengan
kehilangan tulang yang parah dengan nilai CAL 10 mm. (b) Selama
pembedahan, ditemukan defek intraboni tipe sirkumferensial yang dalam dan
besar. (c) Setelah aplikasi EMD pada permukaan akar, defek diisi dengan
campuran EMD dan NBM. (d) Pada 1 tahun, radiografi pasca operasi
mengungkapkan peningkatan kepadatan komponen intrabony. Beberapa partikel
NBM masih dapat dibedakan dengan nilai CAL dari 6 mm.
Gambar 15-4 Penggunaan Emdogain untuk pengobatan resesi Miller Kelas II.
(a)Foto dasar yang menggambarkan beberapa resesi Miller Kelas II.
(b)Hasil dua tahun setelah cakupan resesi dengan EMD dan cangkok
jaringan ikat. (Kasus dilakukan oleh Dr Anton Sculean).
Hasil Klinis pada Cacat Resesi Menggunakan EMD Tunggal atau sebagai
Tambahan untuk Cangkok Jaringan Lunak
Penggunaan EMD telah diteliti dalam beberapa studi klinis terkontrol
untuk perawatan resesi gingiva Miller Kelas I dan Kelas II pada bukal dengan
menggunakan coronal apikal flap (CAF). Pada sebagian besar kasus,
penggunaan tambahan EMD menyebabkan pembentukan jaringan yang lebih
terkeratinisasi dan stabilitas dengan hasil jangka panjang dibandingkan dengan
CAF tunggal. (Gbr 15-4). Satu studi klinis terkontrol acak yang
membandingkan pengobatan resesi Miller Kelas I dan Kelas II menunjukkan
bahwa setelah periode penyembuhan 2 tahun, penutupan akar lengkap dapat
dipertahankan pada 53% pasien yang diobati dengan EMD versus 23% pada
kelompok kontrol. Hasil yang sebanding dilaporkan dari berbagai kelompok lain
untuk pengobatan cacat resesi Kelas I atau Kelas II Miller, dengan aplikasi
topikal EMD yang mengarah ke hasil yang lebih baik. Studi lain
membandingkan penggunaan EMD untuk graft jaringan ikat (CTG) untuk
pengobatan bukal Miller Kelas I dan Kelas II resesi dengan CAF dan
menunjukkan hasil yang sangat mirip untuk rata-rata penutupan akar setelah 1
tahun. Sebuah penelitian baru- baru ini menyimpulkan bahwa untuk resesi
tunggal, penambahan CTG atau EMD autogenous di bawah CAF meningkatkan
penutupan akar yang lengkap dan dapat dipertimbangkan sebagai prosedur
pilihan untuk gigi anterior dan premolar rahang atas.
Gambar 15-5 Perawatan resesi gingiva menggunakan CAF plus Emdogain.
(a)Pandangan pra operasi kaninus kanan rahang atas dengan resesi
Miller Kelas I.(b) 10 hari setelah perawatan dengan CAF plus
Emdogain.(c)kondisi setelah 3 minggu.(d)kondisi setelah 3 bulan.
(e)kondisi setelah 7 tahun. (Dicetak ulang dengan izin dari Sculean).
Hasil yang berpusat pada pasien, penyembuhan luka pasca operasi yang
dinilai dengan kuesioner tentang rasa sakit dan pembengkakan lebih unggul
setelah aplikasi EMD.
Pada defek furkasi kelas II proksimal, penggunaan EMD menyebabkan
tingkat konversi yang lebih tinggi menjadi kelas I bila dibandingkan dengan
OFD saja, meskipun penutupan furkasi lengkap jarang ditemukan. Dalam
percobaan lain pada pengobatan defek furkasi kelas II proksimal, efek OFD plus
pengisian dengan hidroksiapatit (HA)/β-trikalsium fosfat (β-TCP) atau OFD plus
HA/β-TCP plus EMD dievaluasi. Tidak ada perbedaan signifikan yang
dilaporkan antara modalitas pengobatan 6 bulan setelah terapi.
Singkatnya, data terbatas tentang efek EMD dalam terapi furkasi
regeneratif sangat menggembirakan, tetapi lebih banyak bukti dari studi
terkontrol lebih lanjut jelas diperlukan.
Pedoman Perawatan Klinis untuk EMD
Kesimpulan