▰ Seorang laki-laki, usia 39 tahun, datang dengan keluhan nodul berukuran 2 cm di paha kanan
sejak tiga tahun yang lalu. Keluhan kulit tersebut semakin bertambah besar dan dirasakan
semakin gatal. Riwayat trauma atau gigitan serangga sebelumnya tidak diketahui. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan dimple sign dan hasil pemeriksaan dermoskopi menunjukkan
peripheral pigment network dan central white area. Dari pemeriksaan histopatologis terdapat
collagen bundle dengan infiltrasi limfosit. Pasien didiagnosis banding dengan
dermatofibroma, keloid, dan dermato- fibrosarkoma protuberans. Diagnosis kerja pasien
adalah dermatofibroma dan diterapi dengan injeksi TA 10 mg/ml setiap minggu. Perbaikan
klinis terlihat dalam satu minggu setelah terapi dan setelah tujuh minggu terapi lesi kulit
menjadi rata meninggalkan bercak hiperpigmentasi dan gatal menghilang. Pasien dapat
mentoleransi pengobatan dengan baik dan merasa sangat puas.
2
Foreground Question:
Apakah injeksi triamsinolon asetonid intralesi merupakan pengobatan efektif dengan prognosis
baik untuk dermatofibroma?
Komponen PICO
Population : Laki-laki dengan diagnosis dermatofibroma
Intervention : Tidak diterapi
Comparison : Diterapi dengan injeksi triamsinolon asetonid intralesi
Outcome : Diterapi dengan injeksi triamsinolon asetonid intralesi efektif untuk mengurangi
gatal dan meratakan lesi kulit pasien dermatofibroma
3
Kata Kunci
Dermatofibroma AND intralesional injection AND corticosteroid AND triamcinolone acetonide
Pemilihan Situs
https://www.researchgate.net
Hasi Pencarian
Kata Kunci : terapi dermatofibroma
Limitasi : 2019
Hasil Pencarian :3
1. DERMATOFIBROMA YANG DITERAPI DENGAN INJEKSI TRIAMSINOLON ASETONID
INTRALESI
2. [BUKU] Surgery Mapping 1: Dasar-dasar Onkologi
3. [BUKU] Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium Pada Penyakit Kulit dan Kelamin
4
Artikel yang dipilih :
DERMATOFIBROMA YANG DITERAPI DENGAN INJEKSI TRIAMSINOLON ASETONID
INTRALESI
5
I. APAKAH HASILNYA VALID?
1. Apakah ada sampel pasien yang representatif dan didefinisikan
secara jelas pada titik yang sama/similar point dalam perjalanan
penyakit/course of the disease?
6
2. Apakah follow-up lengkap dan cukup lama/sufficiently long
and complete?
7
3. Apakah digunakan kriteria outcome yang obyektif dan tidak
berbias?
8
4. Apakah ada penyesuaian/adjustment terhadap faktor
prognostik yang penting?
▰ Tidak ada
9
II. APAKAH HASIL PENELITIAN INI PENTING?
10
6. Seberapa tepat perkiraan prognosis ?
11
III. APAKAH HASIL PENELITIAN INI DAPAT DIAPLIKASIKAN?
▰ Ya, serupa
12
8. Apakah simpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat apabila
disampaikan kepada pasien dalam tatalaksana secara keseluruhan ?
13