Anda di halaman 1dari 2

CROWDING VS DENSITY

Crowding dan density adalah dua konsep yang terkait erat dengan arsitektur lingkungan perilaku.
Namun, meskipun terkadang digunakan secara bergantian, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan
yang signifikan.

Crowding mengacu pada situasi di mana terdapat kepadatan tinggi dalam sebuah lingkungan, sehingga
individu merasa terbatas dalam ruang gerak atau ruang pribadi. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku
individu, seperti meningkatkan agresi atau menurunkan kepuasan hidup. Crowding dapat terjadi
meskipun kepadatan secara fisik tidak terlalu tinggi, seperti dalam ruangan yang terlalu kecil atau terlalu
banyak orang di dalamnya.

Sementara itu, density mengacu pada kepadatan fisik dalam sebuah lingkungan, yaitu jumlah individu
atau objek dalam suatu ruang. Density dapat mempengaruhi perilaku individu, seperti menurunkan
kemungkinan interaksi sosial atau meningkatkan kecenderungan untuk mencari privasi. Density dapat
ditingkatkan atau dikurangi melalui perubahan dalam ukuran atau konfigurasi lingkungan.

Perbedaan antara crowding dan density penting untuk dipahami dalam arsitektur lingkungan perilaku,
karena keduanya dapat memiliki efek yang berbeda pada perilaku manusia. Sebagai contoh, sebuah
ruangan dengan density tinggi tetapi cukup ruang gerak mungkin tidak menghasilkan crowding,
sementara sebuah ruangan yang terlalu kecil dengan density yang sama dapat memicu crowding.

Sumber:

Evans, G. W. (2003). The built environment and mental health. Journal of urban health, 80(4), 536-555.
doi: 10.1093/jurban/jtg063

Link: https://doi.org/10.1093/jurban/jtg063

Crowding dan density adalah dua konsep yang erat kaitannya dengan kepadatan populasi. Crowding
merujuk pada perasaan atau persepsi individu bahwa mereka terlalu dekat dengan orang lain,
sedangkan density merujuk pada jumlah orang dalam suatu area tertentu. Kedua konsep ini memiliki
dampak yang signifikan pada kesejahteraan dan kesehatan manusia serta lingkungan di sekitarnya.

1. Teori Menurut teori psikologi sosial, crowding adalah perasaan individu bahwa lingkungan
mereka terlalu penuh dan mereka tidak memiliki kontrol atas situasi tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan stres, kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik. Sementara itu, teori geografi
menyatakan bahwa density merupakan hubungan antara jumlah orang dan ukuran area
tertentu. Density juga dapat berdampak pada kualitas hidup, kesehatan, dan lingkungan.

2. Jenis-jenis Crowding dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Objective crowding: terjadi ketika ada terlalu banyak orang dalam area tertentu
 Subjective crowding: terjadi ketika individu merasa terlalu dekat dengan orang lain, bahkan jika
jumlah orang di area tersebut tidak terlalu banyak

Sedangkan density dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Arithmetic density: jumlah orang per unit area

 Physiological density: jumlah orang per unit area lahan yang cocok untuk pertanian

 Agricultural density: jumlah petani per unit area lahan pertanian

3. Faktor-faktor Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat crowding dan density,
yaitu:

 Ukuran area: semakin kecil area, semakin tinggi tingkat crowding dan density

 Jumlah penduduk: semakin banyak penduduk dalam suatu area, semakin tinggi tingkat crowding
dan density

 Kepadatan hunian: semakin tinggi jumlah rumah dalam suatu area, semakin tinggi tingkat
crowding dan density

4. Indikator Beberapa indikator crowding dan density meliputi:

 Jumlah orang per unit area

 Jumlah rumah per unit area

 Jumlah lahan yang cocok untuk pertanian per unit area

 Kepadatan lalu lintas dan transportasi

5. Contoh Contoh tingkat crowding dan density yang tinggi adalah:

 Kawasan kumuh di kota-kota besar

 Transportasi publik pada jam sibuk

 Area pusat perbelanjaan pada hari-hari libur

Anda mungkin juga menyukai