Anda di halaman 1dari 3

Resume Flebotomi dan Golongan Darah

NAMA : NIKEN IKA WULANDARI


NIM : N011211091
KELAS : BIOKIMIA KLINIK A
GOLONGAN : SELASA PAGI A

Golongan darah merupakan hal vital dalam proses transfusi darah dan identifikasi
keturunan, karena ketidaksesuaian golongan darah dapat menyebabkan suatu alergi tertentu
hingga kematian. Dalam proses pengambilan darah dapat dilakukan dengan teknik flebotomi.
Flebotomi adalah tindakan untuk mendapatkan spesimen darah dapat melalui vena
(venipuncture), melalui pembuluh darah arteri (arterial puncture) dan melalui kapiler (capillary
puncture) menggunakan spuit/tabung vakum untuk diperiksa secara laboratorium. Flebotomis
memiliki kemampuan dan kewenangan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, kemampuan ini
dapat diperoleh dari pelatihan, atau pendidikan baik dari institusi atau lembaga yang berwenang.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, flebotomis perlu mengidentifikasi darah apa yang akan
diambil dan peralatan apa yang seharusnya dipakai. Seluruh tindakan flebotomi harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan jumlah spesimen yang dibutuhkan (Amalia dkk, 2019).

Ada beberapa sistem penggolongan darah, seperti sistem penggolongan darah ABO dan
sistem rhesus. Sistem golongan darah ABO ditentukan oleh ada atau tidak adanya antigen (Ag)
A dan antigen B yang terekspresikan pada sel darah merah serta ada tidaknya antibodi (Ab) A
dan B dalam serum atau plasma. Kemudian, pada sistem penggolongan darah rhesus (faktor Rh)
yaitu penggolongan darah yang hasilnya positif atau negatif setelah mengetahui penggolongan
darah A, B, AB, O (Retyanto dkk, 2018). Oleh karena itu, dilakukannya praktikum flebotomi
specimen darah melalui pembuluh darah vena dan memeriksa hasil dan pemeriksaan golongan
darah ini untuk mengetahui teknik pengambilan golongan darah.

Flebotomi berasal dari bahasa Yunani, phlebos yang artinya vena dan tome yang artinya
memotong. Flebotomi merupakan teknik pengambilan darah untuk kepentingan tertentu seperti
diagnosis penyakit, terapi penyakit, pemantauan kesehatan, dan transfusi darah. Seseorang yang
melakukan flebotomi disebut dengan flebotomis seperti dokter, perawat, dan analis kesehatan
(Nurdianto dkk, 2021).

Seorang flebotomis tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang dan harus melewati
prosedur pelatihan terlebih dahulu. Selain itu, flebotomis juga harus memahami anatomi dan
fisiologi tubuh manusia, situasi pasien, mulai dari teknik komunikasi untuk memperoleh
persetujuan pengambilan darah hingga prosedur yang benar dan tepat. Metode flebotomi dapat
membawa resiko kesehatan bagi flebotomis yaitu tertular penyakit dari darah seperti, malaria,
hepatitis, HIV, dan beberapa penyakit lainnya (Susilowati, 2021). Selain itu, umumnya
komplikasi flebotomi terjadi karena adanya sinkop atau pingsan, hematoma, perdarahan yang
berlebih, reaksi alergi, petekie, hemolisis, tremor dan kejang, serta tersedak dan muntah (Manik
dan Haposan, 2021).

Teknik flebotomi dilakukan dengan memasang tourniquet kira-kira 10 cm diatas siku. Hal
ini bertujuan untuk menghentikan aliran darah sementara sehingga pembuluh vena vena terlihat.
Penggunaan tourniquet tidak boleh terlalu lama karena akan meningkatkan tekanan dinding
pembuluh darah sehingga memungkinkan plasma dan molekul kecil mengalir melalui dinding
kapiler ke dalam jaringan dan menyebabkan hemokonsentrasi (Lew, 2012). Selanjutnya
dilakukan perabaan untuk mengetahui posisi pembuluh vena. Jika pembuluh vena sudah
didapatkan, tangan yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan kapas yang diberi alkohol
70% dan diamkan hingga kering. Kemudian, vena ditusuk dengan jarum pada posisi 45 derajat.
Tourniquet dilepaskan saat darah mulai masuk ke dalam spuit. Letakkan kapas kering dan steril
saat volume darah sudah penuh. Spuit dilepaskan dan masukkan darah ke dalam vacutainer
(Rahman dkk, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, P., Kurniawan, E., Rahayu, I. G., dan Noviar, G. 2019. Analisis Faktor-Faktor
Kepatuhan Penerapan Standar Operasional Prosedur Pengambilan Darah Vena.
Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung. 11(2): 211-217.

Lew, K. 2012. Blood Sample Collection and Handling. Comprehensive Sampling and
Sample Preparation. New York: ELSEVIER.

Manik, S. E., dan Haposan, Y. 2021. Analisis Faktor-Faktor Flebotomi Pada


Pemeriksaan Trombosit. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. 12(01): 86-94.

Nurdianto, A. R., Setiawan, F., Anwari, F., Tena, H. A. B., dan Nurdianto, R. F. 2021.
Imunologi Forensik dan Imunohematologi. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Rahman, I., Darmawati, S dan Kartika, A. I. 2019. Penentuan Golongan Darah Sistem
ABO dengan Serum dan Reagen Anti-Sera Metode Slide. GASTER. 17(1): 77-85

Retyanto, B. D., Maghfiroh, D. I., dan Hidayah, I. 2018. Rancang Bangun Prototipe
Alat Ukur Golongan Darah Manusia Berbasis Arduino Uno. Jurnal Kajian
Pendidikan.

Susilowati, A. T. 2021. Buku Ajar Flebotomi Untuk Mahasiswa D4 Analisis Kesehatan


(Ahli Teknologi Laboratorium Medik/ALTM). Lamongan: Academia Publication.

Anda mungkin juga menyukai