DULSUKUR
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
3.8. Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.8. Membuat prototype produk barang/jasa
3.8.1. Mengurutkan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak
3.8.2 Menerapkan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak
4.8.1 Membuat rangkaian kerja pembuatan contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak
4.8.2 Menyusun jadwal kerja pembuatan contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak
4.8.3 Membuat contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak yang sesuai SNI.
4.8.4 Mendemonstrasikan contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tayangan video peserta didik dapat mengurutkan proses kerja pembuatan
contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak sesuai SOP dengan benar.
2. Setelah membaca teks power point, peserta didik dapat menerapkan proses kerja
pembuatan contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak sesuai SOP dengan benar.
3. Setelah peserta didik dan guru berdiskusi, peserta didik dapat membuat rangkaian
kerja pembuatan contoh produk barang/jasa/olahan hasil ternak sesuai SOP dengan
tepat.
4. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menyusun jadwal kerja pembuatan
contoh produk barang/jasa/hasil olahan ternak sesuai SOP dengan teliti.
E. Materi Pembelajaran
Sabun mandi susu adalah salah satu contoh produk olahan hasil ternak perah yang
manfaatnya bukan hanya sekedar pembersih seperti halnya sabun mandi biasa. Selain
membersihkan kulit sabun mandi susu juga dapat menjaga keawetan kulit.
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang
diinginkan konsumen.
Pada dasarnya tahapan proses produksi melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan,
pengorganisasian produksi dan pengendalian produksi.
Perencanaan produksi sangat penting dilakukan agar fungsi produksi berjalan dengan baik.
Routing adalah usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan alat-alat yang
digunakan, sebelum produksi dimulai semua komponen produksi harus disusun terlebih
dahulu dalam route sheet.
Scheduling adalah jadwal untuk menentukan kapan produksi dimulai dan kapan selesai
sehingga siap untuk didistribusikan.
Dispatching adalah surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan
produksi dalam bentuk dispatching sheet yang memuat beberapa hal tentang pembuatan
barang seperti : jumlah, desain, ukuran, bahan, mesin, alat, petugas, waktu produksi,
kepada siapa produk dijual.
Dasar teori pembuatan sabun cair maupun sabun padat adalah reaksi saponifikasi yang
merupakan reaksi hidrolisis asam lemak/minyak oleh adanya basa kuat (NaOH atau KOH)
atau dikenal dengan larutan alkali, sehingga menghasilkan sabun berupa garam natrium
dari asam lemak/minyak.
Curing merupakan fase waktu tunggu setelah sabun menjadi padat, memakan waktu
kurang lebih 2 – 4 minggu.
Sabun yang baru dibuat, biasanya proses saponifikasi masih belum selesai sehingga masih
ada kandungan alkali bebasnya.
Susu dapat digunakan untuk bahan sabun sebagai sumber vitamin dalam memelihara
kesehatan kulit dan memberikan kelembaban kulit.
F. Model Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific Approach
2. Model Pembelajaran : Project Base Learning
H. Sumber belajar :
Hendro, 2010. Kewirausahaan, Jakarta Erlangga.
Dulsukur, 2022. Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI. SMK Muhammadiyah
Kajen. Pekalongan.
Modul PKK KD. 3.8 pada link di bawah ini.
https://drive.google.com/file/d/1GKtVzvNtm220ynZpjexRYXEhnLegpZ2A/view?usp
=share_link
Artikel jurnal penelitian pembuatan sabun mandi berbahan susu
https://www.google.com/search?q=jurnal+penelitian+pembuatan+sabun+mandi+berba
han+susu&rlz=1C1YTUH_idID1002ID1002&oq=jurnal+&aqs=chrome.0.69i59l4j69i
57j69i59j69i61l2.5498j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Artikel pengaruh suhu dan pengadukan pada pembuatan sabun
https://drive.google.com/file/d/1JiLRakbdJQodKAJzHdX8Ygk6mRhCaF5_/view?usp=share_link
I. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1.
2 x 45 menit
Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru menyampaikan
kesimpulan pembelajaran terkait rancangan Guru mengingatkan agenda
dan jadwal pembuatan sabun. pertemuan selanjutnya yaitu
pembuatan sabun susu.
Siswa menyampaikan refleksi meliputi hal
apa yang didapat dan perasaannya selama
kegiatan pembelajaran.
Pertemuan 2
2 x 45 menit.
Pendahuluan
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
(15 menit)
kegiatan pembelajaran berupa pembuatan
sabun susu.
Kegiatan Inti Guru memberikaninformasi
Siswa membuat sabun susu dan menuliskan
Monitoring proyek waktu pengerjaan proyek.
pada lembar LKPD.
siswa.
(55 menit)
Menguji hasil Siswa saling berkunjung ke kelompok lain Guru memberi tanggapan atau
untuk menguji organoleptik sabun. saran atas pelaksanaan
Evaluasi Siswa mempresentasikan hasil presentasi pembuatan sabun
pembuatan sabun secara berkelompok dan susu.
saling menanggapi presentasi kelompok
lainnya.
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (< 70)
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial.
bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;
belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% - 50%;
pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
Lampiran
Lkpd
Rubrik Penilaian/Kisi-Kisi.
Materi Ajar
Power Point pada link berikut ini :
https://docs.google.com/presentation/d/1erRn55E0ntaefKzDsI3c9qrEpl-
nrl7o/edit?usp=share_link&ouid=109734314240417182181&rtpof=true&sd=true
Kajen, Nopember 2022
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Tujuan Pembelajaran :
Petunjuk Pengisian : Isilah identitas (Nama dan kelas) pada kolom yang disediakan
Bacalah dengan cermat dan pahamilah LKPD ini !
Jika ada hal-hal yangsulit dipahami tanyakan kepada guru
Kerjakan soal pada LKPD dengan diskusi kelompok
1. Pada kegiatan pertanyaan mendasar, Anda diberikan informasi pembuatan prototype sabun susu kambing dan
Anda diminta untuk mengamati / memahami.
2. Pada kegiatan mendesain perencanaan proyek, Anda diminta membentuk beberapa kelompok untuk
melakukan diskusi/membaca modul/literatur, membuat desain prototype sabun susu kambing dan
mempresentasikan desain proyek.
3. Pada tahap menyusun jadwal, Anda diminta menyusun jadwal pelaksanaan proyek dan pembagian tugas dan
mempresentasikan hasil penyususnan jadwal.
4. Pada tahap memonitor keaktifan dan perkembangan proyek, Anda diminta melaksanakan proyek yang akan
dipresentasikan serta mrnyajikan hasil diskusi dan aktif berkomunikasi secara lisan.
5. Pada tahap menguji hasil Anda diminta mengolah informasi yang didapatkan dari diskusi kelompok yang
telah dilakukan serta menganalisis
6. Pada tahap evaluasi pengalaman belajar Anda diminta mengevaluasi pemahaman dan proses pelaksanaan
proyek.
Tahap-tahap model
PjBL
Pertanyaan Susunlah pertanyaan yang ada di pikiran kalian mengenai video yang sudah kalian
mendasar simak.
Tahap PjBL
Merancang
proyek. Pelajari modul berikut untuk menambah wawasan mengenai sabun mandi susu
Berselancarlah di internet untuk menjawab pertanyaan-pertanyaaan berikut ini!
Ambillah sabun mandi yang biasa kalian pakai. Ambil sampel 1 gram ukurlah pH-
nya.
Tulislah :
Bahan dan sifat bahan.
Alat yang dibutuhkan.
Cara pembuatan.
Hasil yang diharapkan: pH =.............Kadar air =..............
Keistimewaan sabun yang diharapkan...............................
Menyusun jadwal
Susunlah jadwal pelaksanaan pembuatan sabun susu
Persentasikan di depan kelas.
Menguji hasil Presentasikan hasil rancangan sabun dan jadwal pelaksanaan pembuatan sabun yang
Anda buat di depan kelas untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain.
Evaluasi Buatlah kesimpulan terkait rancangan sabun dan jadwal pembuatan sabun yang Anda
buat.
Tuliskan apa saja yang menarik dari hasil pembelajaran dan perasaannya selama
mengikuti pembelajaran.
Tahap PBL
Monitoring
.Tulislah bahan, alat dan cara kerja pembuatan sabun susu.
Tulislah hasil penilaian organoleptik.
Tulislah kendala dalam pembuatan sabun susu.
Tulislah kelebihan dan kelemahan sabun hasil praktikum kelompok Anda.
Bahan :
Alat :
Cara Kerja :
Hasil :
Kendala selama pembuatan yang dihadapi.............
Tahap PjBL
Persentasikan hasil pembuatan sabun kelompok Anda di depan kelas untuk mendapat
tanggapan kelompok lainnya.
Tahapan PjBL
Evaluasi
Pengalaman
Tulislah kesulitan dan cara mengatasi kesulitan selama kegiatan belajar dan tulis
belajar.
juga perasaan Anda.
A. Kisi – Kisi Soal
D. Kelas XI
Lembar ini diisi oleh observer untuk menilai keterampilan kolaborasi siswa dengan kriteria sebagai berikut
(Greenstein, 2012):
Petunjuk Penskoran: Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir
menggunakan rumus:
Sesuai Permendikbud No. 81A Tahun 2013 siswa memperoleh nilai sebagai berikut:
Sangat baik : apabila memperoleh skor 3,33< skor≤4,00
Berilah tanda (√) pada kolom skor untuk aktivitas siswa aspek sikap berdasarkan rubrik yang
disediakan
NO Aspek Keterangan
Skor
1 Kerjasama 1 Siswa keluar ruangan tidak ikut serta pada saat percobaan dan
kelompok diskusi kelompok
2 Siswa ikut terlibat dalam percobaan sambil main-main pada saat
percobaan dan diskusi kelompok
3 Siswa ikut terlibat dalam percobaan dengan tidak semangat
untuk melakukan percobaan
4 Siswa ikut terlibat dalam percobaan dengan penuh semangat
untuk melakukan percobaan
2 Tanggung jawab 1 Siswa tidak mengumpulkan laporan
pengumpulan 2 Siswa mengumpulkan laporan kurang rapih dan terlambat
laporan 3 Siswa mengumpulkan laporan dengan kurang rapi tetapi tepat
4 waktu Siswa mengumpulkan laporan dengan benar, rapi, dan
tepat waktu
3 Menghargai 1 Tidak mau menerima saran dan masukan atau pendapat dari
pendapat orang teman satu kelompok maupun kelompok lain
lain 2 Menerima saran dan masukan atau pendapat dari teman satu
kelompok maupun teman lain tetapi sambil marahmarah
3 Menerima saran dan masukan atau pendapat dari teman satu
kelompok atau kelompok lain dengan kurang suka
4 Menerima saran dan masukan atau pendapat dari teman satu
kelompok maupun kelompok lain dengan baik
4 Kesopanan 1 Menyampaikan pendapat dengan marah-marah
menyampaikan 2 Menyampaikan pendapat dengan bahasa yang kurang sopan
pendapat 3 Menyampaikan pendapat dengan bahasa yang biasa-biasa saja
4 Menyampaikan pendapat dengan bahasa yang halus, sopan, dan
tidak marah-marah
Nama Pernyataan
Pengungkapan gagasan Kebenaran Konsep Ketepatan Penggunaan Dan lain lain
orisinil Istilah
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Sabun mandi batang adalah kosmetik yang mengandung campuran bahan yang digunakan pada bagian
luar badan, dengan tujuan untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
tubuh supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan suatu penyakit.4 Susu sapi mengandung vitamin, mineral, antioksidan, protein, enzim
dan lemak. Selain digunakan sebagai bahan pangan, susu sapi sering ditambahkan dalam pembuatan sabun
mandi. Salah satu kandungan susu sapi, yaitu kasein. Kasein mempunyai gugus amfoter yang dapat
menurunkan tegangan antar muka antara lemak dan air. Sifat kasein tersebut dapat digunakan untuk
pembentukan dan penstabil emulsi, busa dan gel. 5,6 Struktur amfoter pada kasein yang terkandung dalam
susu juga dapat meningkatkan ketahanan pada epidermis kulit dan membantu regenerasinya. 6 Keunggulan
lain penggunaan sabun mandi yang mengandung susu karena susu mempunyai kemampuan retensi air yang
tinggi dan mempunyai efek antibakteri. Efek antibakteri pada susu sapi dikarenakan kandungan protein dan
enzim didalamnya (lisozim, laktoferin dan laktoperoksidase).6
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat adalah diversifikasi produk
olahan. Usaha susu perah di Indonesia juga melakukan diversifikasi untuk meningkatkan keuntungan, antara
1,2
lain dengan membuat yoghurt, kefir, ataupun sabun batang yang mengandung susu. Beberapa usaha kecil
dan menengah (UKM) di Kota Cimahi melakukan diversifikasi produk susu, salah satunya dengan
menghasilkan sabun mandi batang. Pemilihan produk diversifikasi sabun mandi batang berdasarkan
pertimbangan tingginya daya jual dan ketersimpanan
• Susu sapi mengandung vitamin, mineral, antioksidan, protein, enzim dan lemak. Selain digunakan sebagai
bahan pangan, susu sapi sering ditambahkan dalam pembuatan sabun mandi.
Susu sapi sering ditambahkan dalam pembuatan sabun mandi. Salah satu kandungan susu sapi, yaitu kasein.
Kasein mempunyai gugus amfoter yang dapat menurunkan tegangan antar muka antara lemak dan air. Sifat
kasein tersebut dapat digunakan untuk pembentukan dan penstabil emulsi, busa dan gel.5,6 Struktur amfoter
pada kasein yang terkandung dalam susu juga dapat meningkatkan ketahanan pada epidermis kulit dan
membantu regenerasinya.6 Keunggulan lain penggunaan sabun mandi yang mengandung susu karena susu
mempunyai kemampuan retensi air yang tinggi dan mempunyai efek antibakteri. Efek antibakteri pada susu
sapi dikarenakan kandungan protein dan enzim didalamnya (lisozim, laktoferin dan laktoperoksidase).6
Di Indonesia, kosmetik yang berupa sabun mandi, termasuk sabun mandi batang mengandung susu
harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No 3532:2016
Kualitas dan kuantitas susu sapi hasil perahan sangat ditentukan oleh jenis sapi, jenis makanan, umur
sapi, proses memerah susu, dan perawatan sapi. Daya simpan susu sapi segar cenderung singkat. Oleh
karena itu perlu dicari cara untuk memperpanjang daya simpan susu sapi segar, salah satunya dengan
mengolah susu sapi segar menjadi produk lain, semisal sabun padat. Tugas Akhir ini diawali dengan studi
eksplorasi untuk memilih metode penyabunan yang tepat. Metode yang diperbandingkan adalah metode
proses dingin (cold process) dan proses panas (hot process). Berdasarkan penampakan fisik (warna dan
tekstur) dari hasil sabun yang diperoleh, metode proses dingin lebih tepat untuk penyabunan susu sapi segar.
Selanjutnya dilakukan uji pengaruh jenis minyak nabati yang akan digunakan sebagai bahan utama kedua.
Minyak nabati yang digunakan adalah campuran minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit.
Karakter yang dilihat adalah kekerasan, tekstur, dan pembusaan dari sabun yang dihasilkan. Minyak zaitun
menghasilkan sabun yang lembut di kulit dan terasa lembab, minyak kelapa menghasilkan sabun dengan
busa yang banyak, dan minyak kelapa sawit menghasilkan sabun yang padat/keras. Jumlah basa yang
digunakan dalam proses penyabunan ditentukan berdasar uji bilangan penyabunan. Proses selanjutnya
adalah menentukan formula bahan utama pembuat sabun, yaitu komposisi susu sapi segar, minyak nabati,
dan basa NaOH. Hasil sabun yang diperoleh kemudian dilakukan ujilaboratorium dan uji penerimaan
produk oleh calon konsumen. Uji laboratorium meliputi uji derajat keasaman (pH), kadar air, kadar alkali
bebas, dan stabilitas busa. Berdasarkan serangkaian percobaan laboratorium yang telah dilakukan, dipilih
proses penyabunan dengan proses dingin, komposisi optimum minyak zaitun (11%), minyak kelapa (22%),
minyak sawit (22%), susu sapi segar (33%), dan NaOH pelet (12% - setara 9,2 N). Uji terhadap sabun padat
yang dihasilkan dari komposisi optimum menunjukkan pada curing 24 jam: pH 10,8, kadar air 0,77%, kadar
alkali bebas 1,24%, dan stabilitas busa 66,67%. Pada waktu curing 26 hari diperoleh kadar alkali bebas telah
turun menjadi 0,56%. Hasil evaluasi ekonomi sederhana menunjukkan biaya produksi untuk menghasilkan
sabun dengan 80 gram sebanyak 2000 sabun/bulan adalah Rp 6.711,22 Sabun dijual seharga Rp 7.000,00
yang akan memberikan ROI sesudah pajak 87,96%, POT 11,7 bulan, dan BEP 65,31%.