Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Umum Bimbingan Konseling

Oleh : Alifda Selvita Nurcahya

Istilah bimbingan konseling (BK) sudah tidak asing lagi dan populer hingga saat
ini, bahkan peranannya sangat penting dalam setiap instansi pendidikan. Bimbingan
konseling merupakan seperangkat program pelayanan bantuan perorangan maupun
kelompok untuk membantu peserta didik agar dapat menjalani kehidupan sehari-hari
secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta mengatasi masalah yang
dialamminya (Aip Badrujama, 2014). Hal inilah yang mendasari pentingnya keberadaan
bimbingan konseling di lingkup sekolah dan tentu saja memiliki sejumlah tujuan. Secara
umum, tujuan bimbingan dan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2008) adalah
untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan,
status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Adapun
tujuan bimbingan dan konseling secara umum menurut Dr. Rifda El Fia (2015) ialah
untuk membantu peserta didik agar menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya
yang memiliki berbagai pandangan, wawasan, penyesuaian, interpretasi, pilihan,
keterampilan serta dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Tujuan umum bimbingan dan konseling juga untuk membantu peserta didik
mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial dan
pribadi. Lebih lanjut tujuannya adalah membantu individu dalam mencapai kebahagiaan
hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan kehidupan yang produktif dan efektif dalam
masyarakat, hidup bersama dengan individu-individu lain, harmoni antara cita-cita
mereka dengan kemampuan yang dimiliki (Wardati dan Mohammad Jauhar, 2011).
Selain itu, tujuan bimbingan dan konseling ialah dapat membantu seseorang dalam
menemukan jati diri sehingga dapat memahami kelebihan serta kekurangan pada dirinya,
dapat menerima dan menyikapi secara positif, sehingga dapat mengembangkan dan
mengaktualisasikannya dalam kehidupan. Seperti halnya, apabila individu merasa kurang
memiliki motivasi dan prestasi dalam belajar, diharapkan individu tidak memiliki rasa
minder maupun putus asa namun sebaliknya ia harus lebih bersemangat untuk
memperbaiki kekurangan yang ada. Demikian pula, adanya kelebihan pada diri
seseorang tidak lantas menjadikan dirinya sombong. Untuk mencapai tujuan tersebut, Dr.
Rifda El Fiah (2015) kembali mengemukakan bahwa individu harus mendapatkan
beberapa kesempatan, diantaranya sebagai berikut :
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas – tugas perkembangannya.
2. Mengenal dan memahami potensi maupun peluang yang ada di lingkungannya.
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana hidupnya dan
rencana pencapaian tujuan tersebut.
4. Memahami dan mengatasi kesulitan – kesulitannya sendiri.
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga
tempat bekerja serta masyarakat.
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya, dan
7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat, teratur
dan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aip Badrujama. 2014 .Teori dan Aplikasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta : PT.
Indeks.

Dr.Rifda El Fiah. 2015. Dasar - dasar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Idea Press.

Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar - dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.

Wardati dan Mohammad Jauhar. 2011. Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta : Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai