Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN MAHASISWA WIRAUSAHA (P2MW)

Peningkatan Kualitas Produksi Produk Kopi Khas Malang Melalui Pasima Coffee

Oleh:
Ketua : Nihara Mian Intan Sari Pardede (1914026)
Anggota : Jati Fatkhul Adhim (1914014)
Tetuko Sigit Hanitanoyo (1914023)
Arya Nendra Nico Firmansyah (1911097)
Muchammad Syaiful Rizal (1911101)

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


KOTA MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha 2022

Judul Usaha :
Ketua Pengusul
a. Nama Lengkap : Nihara Mian Intan Sari Pardede
b. NIM/NPM : 1914026
c. Fakultas : Teknologi Industri (FTI)
d. Nomor HP : 081233696286
e. Alamat surel (email) : intanniharamian@gmail.com
Anggota Pengusul 1
a. Nama Lengkap : Jati Fatkhul Adhim
b. NIM/NPM : 1914014
c. Fakultas : Teknologi Industri (FTI)
Anggota Pengusul 2
a. Nama Lengkap : Tetuko Sigit Hanitanoyo
b. NIM/NPM : 1914023
c. Fakultas : Teknologi Industri (FTI)
Anggota Pengusul 3
a. Nama Lengkap : Arya Nendra Nico Firmansyah
b. NIM/NPM : 1911097
c. Fakultas : Teknologi Industri (FTI)
Anggota Pengusul 4
a. Nama Lengkap : Muchammad Syaiful Rizal
b. NIM/NPM : 19111101
c. Fakultas : Teknologi Industri (FTI)

Dana yang diusulkan : Rp. 19.917.250,00,-


Kota/Kabupaten 4 Juni 2022
Menyetujui
Pimpinan Perguruan Tinggi Ketua Pengusul,
Bidang Kemahasiswaan,

Ir. Fourry Handoko, ST., SS., MT.,Ph.D., IPU Nihara Mian Intan Sari Pardede
NIP.Y.1030100359 NIM 1914026
I. Latar Belakang
Profil Singkat Usaha

Gambar 1.1 Logo Pasima Coffee


Saat ini, perkebunan kopi di Indonesia masih didominasi oleh perkebunan rakyat
(Smallholders coffee). Disini Pasima Coffee berkeinginan membantu petani dalam
mengedukasi, mengolah, dan memasarkan kopi hasil petani, sehingga hasil kopi yang
dihasilkan pertain berkualitas dan mampu bersaing di pasaran dengan tetap menjujung tinggi
kopi khas Malang.
Pasima Coffee merupakan sebuah usaha dibidang kopi yang berfokus pada pengolahan
biji kopi menjadi produk kopi berkualitas. Kopi yang kami dapat berasal langsung dari petani
daerah Dampit dan Wonosantri. Banyaknya masalah yang dialami oleh petani kopi dalam
mendistribusikan kopi ke konsumen dan masalah bagi para pelaku UMKM dalam
mengembangkan bisnis mereka dikarenakan tidak adanya pemasok kopi sehingga sering kali
menyebabkan sebuah bisnis tidak berkembang. Maka dari itu, Pasima Coffee didirikan sebagai
jembatan untuk mendistribusikan kopi dari petani kepada para pelaku UMKM dan para pecinta
kopi.
Visi
Menjadikan usaha berbasis home industri yang tidak hanya berdampak pada keuntungan
pribadi namun juga berdampak pada lingkungan sekitar khususnya di industri pertanian kopi
agar dapat menjadi penghubung antara sektor hulu (Petani) dengan sektor hilir (Kedai kopi,toko
kopi, pasar, dsb.) agar roda industri kopi bisa berjalan dan saling berkesinambungan sehingga
industri pertanian kopi akan bisa terus berkembang besar.
Misi
- Meningkatkan keuntungan dari peningkatkan jumlah produksi
- Meciptakan produk kopi khas Malang yang lebih berkualitas
- Memperluas target market untuk penjualan produk
- Meningkatkan kompetensi untuk menguasai proses produksi secara professional
- Membangun relasi dengan para petani khusunya di sekitar Malang
Tujuan
- Tujuan ke petani antara lain untuk menjaga harga kopi dan menjaga nama baik lingkungan
tani dengan memproses kopi sebaik mungkin sehingga mendorong petani untuk
meningkatkan kualitas kopinya.
- Tujuan ke konsumen antara lain agar konsumen dapat menikmati kopi dengan kualitas
terjaga (harga sesuai dengan kualitas)
- Tujuan kepada kami sendiri selaku pelaku usaha untuk belajar sekaligus mengaplikasikan
langsung ilmu yang telah dipelajari sehingga harapan kedepannya wirausaha yang telah
terbentuk akan terus berkembang hingga besar
Indikator Cara Menentukan Kualitas
1. Kadar air
Pengukuran kadar air biji kopi dapat menggunakan alat smart sensor (AR991). Telah
ditetapkan bahwa jumlah kadar air maksimal biji kopi menurut meode ISO 6673
sebanyak 12,5%.
2. Perhitungan rasio kecacatan biji
Hasil paska panen akan dihitung banyaknya kecatan dari fisik biji kopi Greenbean.
Menurut jenis kopi nilai cacat dapat dihitung dari:
- Arabica : Nilai cacat 86 / 300 gram (Standart mutu Brazil / NewYork)
- Robusta : Nilai cacat 150 / 300 gram (SNI, Standart mutu Brazil / NewYork)
Klasifikasi mutu Grade:
- Grade I : Nilai cacat max 11
- Grade II : Nilai cacat max 12 - 25
- Grade III : Nilai cacat max 26 - 44
- Grade IVA : Nilai cacat max 45 - 60
- Grade IVB : Nilai cacat max 61 - 80
- Grade V : Nilai cacat max 81 - 150
- Grade VI : Nilai cacat max 150 – 225
3. Kualitas kopi pada petani
a. Pada proses pemetikan
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan
masak penuh. Kopi robusta memerlukan waktu 8–11 bulan sejak dari kuncup sampai
matang, sedangkan kopi arabika 6 sampai 8 bulan. Beberapa jenis kopi seperti kopi
liberika dan kopi yang ditanam di daerah basah akan menghasilkan buah sepanjang
tahun sehingga pemanenan bisa dilakukan sepanjang tahun. Kopi jenis robusta dan
kopi yang ditanam di daerah kering biasanya menghasil-kan buah pada musim tertentu
sehingga pemanenan juga dilakukan secara musiman. Musim panen ini biasanya
terjadi mulai bulan Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus/September
b. Pasca panen
Pengolahan cara basah dan semi basah. Tahapan pengolahan kopi cara basah adalah
sebagai berikut:
- Panen Pilih
- Pengupasan kulit kopi HS
- Sortasi Biji Kering
- Pengeringan
- Pencucian
- Fermentasi
- Pengupasan kulit buah merah
- Sortasi Buah
- Pengemasan dan penyimpanan.
Tahapan pengolahan kopi cara semi basah adalah sebagai berikut:
- Panen Pilih - Sortasi Buah
- Pengupasan kulit buah merah
- Fermentasi dan pencucian lendir
- Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 %
- Pengupasan kulit cangkang
- Penjemuran biji sampai KA 11-13 %
- Sortasi dan pengemasan
- Penyimpanan dan penggudangan. Basis usaha kopi rakyat umumnya terdiri atas
kebun-kebun kecil dengan luas areal rata-rata per petani berkisar 0,5 - 2 hektar.
Dengan jumlah buah per panen yang relatif kecil, yaitu antara 50-200 kg, maka
sebaiknya pengolahan hasil panen dilakukan secara berkelompok. Tahapan
pengolahan yang diusulkan adalah pengolahan semi-basah, karena kebutuhan air
untuk pengolahan ini lebih sedikit dari pengolahan basah secara penuh.
c. Sortasi kopi
Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan biji yang masak dan
bernas serta seragam dari buah yang cacat/pecah, kurang seragam dan terserang hama
serta penyakit. Sortasi juga dimaksudkan untuk pembersihan dari ranting, daun atau
kerikil dan lainnya. Buah kopi masak hasil panen disortasi secara teliti untuk
memisahkan buah superior (masak, bernas dan seragam) dari buah inferior (cacat,
hitam, pecah, berlubang, dan terserang hama penyakit). Kotoran seperti daun, ranting,
tanah dan kerikil harus dibuang karena benda-benda tersebut dapat merusak mesin
pengupas. Buah merah terpilih (superior) diolah dengan metode pengolahan secara
basah atau semi basah supaya diperoleh biji kopi HS (Haulk Snauk) kering dengan
tampilan yang bagus, sedang buah campuran hijau-kuning-merah diolah dengan cara
pengolahan kering
d. Pengupasan kulit kopi
Sebelum dikupas, biji kopi sebaiknya dipisahkan berdasarkan ukuran biji agar
menghasilkan pengupasan yang baik jika dilakukan dengan mesin pengupas. Mesin
pengupas kopi saat ini sudah tersedia dan mudah diperoleh dipasaran. Proses
pengolahan basah atau semi-basah diawali dengan pengupasan kulit buah dengan
mesin pengupas (pulper) tipe silinder untuk kemudian menghasilkan kopi HS, yaitu
biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk.
e. Fermentasi biji kopi
Fermentasi diperlukan untuk menyingkirkan lapisan lendir pada kulit tanduk kopi.
Fermentasi dilakukan biasanya pada pengolahan kopi arabika, untuk mengurangi rasa
pahit dan mempertahankan citarasa kopi. Fermentasi dapat dilakukan dengan cara
perendaman biji ke dalam air atau secara kering dengan memasukkan biji kopi ke
dalam kantong plastik dan menyimpannya secara tertutup selama 12 sampai 36 jam.
Setelah tahapan ini dapat dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan sisa
lendir setelah fermentasi. Proses fermentasi umumnya hanya dilakukan untuk
pengolahan kopi arabika, dan tidak banyak dipraktekkan untuk pengolahan kopi
robusta, terutama untuk kebun rakyat. Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan
lapisan lendir yang tersisa di lapisan kulit tanduk pada biji kopi setelah proses
pengupasan. Pada kopi arabika, fermentasi juga bertujuan untuk mengurangi rasa pahit
dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhannya. Prinsip
fermentasi adalah alami dan dibantu oleh oksigen dari udara. Proses fermentasi dapat
dilakukan secara basah (merendam biji dalam genangan air) dan secara kering (tanpa
rendaman air).
f. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih
menempel pada kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara
manual di dalam bak atau ember, sedang kapasitas besar perlu di bantu dengan mesin.
g. Proses pengeringan kopi
Pengeringan biji kopi dilakukan dengan suhu antara 45 – 500C sampai tercapai kadar
air biji maksimal sekitar 12,5%. Suhu pengeringan yang terlalu tinggi dapat merusak
citarasa, terutama pada kopi arabika. Pengeringan kopi robusta bisa diawali suhu yang
agak tinggi (sekitar 900C) dalam waktu singkat (sekitar 20-24 jam). Pengeringan dapat
juga dilakukan dua tahap, dengan pengeringan awal melalui penjemuran sampai kadar
air sekitar 20% dan selanjutnya dilakukan pengeringan mekanis sampai kadar air
12,5%. Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi
HS yang semula 60-65% sampai menjadi 12%. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif
aman untuk dikemas dalam karung dan disimpan di gudang pada kondisi lingkungan
tropis. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis dan
kombinasi keduanya. Buah kopi arabika mutu rendah (inferior) hasil sortasi di kebun
sebaiknya diolah secara kering. Cara ini juga banyak dipraktekkan petani untuk
mengolah kopi jenis robusta. Tahapan proses ini relatif pendek dibanding proses semi
basah. Jika cuaca memungkinkan dan fasilitas memenuhi syarat, penjemuran
merupakan cara pengeringan kopi yang sangat meng-untungkan, baik secara teknis,
ekonomis maupun mutu hasil. Namun, di beberapa sentra penghasil kopi kondisi yang
demikian sering tidak dapat dipenuhi. Oleh karena itu, proses pengeringan bisa
dilakukan dengan dua tahap, yaitu penjemuran untuk menurunkan kadar air biji kopi
sampai 20-25% dan kemudian dilanjutkan dengan pengering mekanis. Kontinuitas
sumber panas untuk proses pengeringan dapat lebih dijamin (siang dan malam)
sehingga buah atau biji kopi dapat langsung dikeringkan dari kadar air awal 60-65%
sampai kadar air 12% dalam waktu yang lebih terkontrol. Proses pengeringan mekanis
sebaiknya dilakukan secara berkelompok karena proses ini membutuhkan peralatan
mekanis yang relatif rumit, proses investasi yang relatif cukup besar dan tenaga
pelaksana yang terlatih. Kapasitas pengeringan mekanis dipilih antara 1,50 sampai 4
ton biji HS basah tergantung pada kondisi kelompok tani.
4. Roastering
Pihak rostery mengecek biji kopi yang akan diproses, ada beberapa rostery memakai
teknik membelah greenbean menjadi 2 bagian dengan tujuan untuk melihat kualitas inti
kopi yakni heart kopi,untuk melihat kopi tersebut padat atau rimpih. Karena hal tersebut
paling berpengaruh pada cita rasa kopi (selain fisik biji kopi). Menentukan tingkat hasil
Rosting biji kopi sebelum dirostery seperti light, medium, medum dark dan dark akan
mempengaruhi cita rasa kopi yang dibuat. Majunya teknologi dalam proses Rostery ada
alat Artisan / Chip (Moodbust) yang menghubungkan mesin Rostery dengan laptop dsb,
untuk menyimpan data dan mengontrol suhu dalam pengoprasian Rostery. Sehingga rasa
dan kualitas kopi yang dihasilkan akan konsisten.
Latar Belakang Bisnis Ddidirkan
Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat di minati oleh
masyarakat khususnya para petani dari masyarakat Malang. Dikarenakan Malang memiliki
karakteristik wilayah yang sangat cocok untuk ditanami tanaman kopi tepatnya di daerah
Dampit dan Gunung. Tanaman kopi yang dapat tumbuh di daerah Malang diantaranya kopi
Arabica, Robusta, dan lain-lain. Sehingga dengan beraneka ragam tanaman kopi yang tumbuh
di daerah Malang, maka mampu menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi di
beberapa wilayah diindonesia termasuk kabupaten malang karena sektor ini menjadi
penyokong ekonomi para petani kopi di beberapa wilayah di kabupaten malang.
Selama ini industri kopi adalah salah satu potensi besar yang bisa di minati oleh pemuda
dimana sekarang ini banyak anak muda yang sudah kurang berminat untuk menjalani pekerjaan
di sektor pertanian tapi industri kopi ini bisa menjadi salah satu harapan agar anak muda
berminat menjalani roda industri pertanian. Sesuai dengan program pemerintah untuk
meregenerasi pelaku di sektor pertanian indonesi, maka sector industri kopi yang bisa menjadi
potensi besar untuk menarik minat pemuda, industri ini harus terus di kembangkan dan di
dukung oleh pemerintah dari hulu (petani) sampai ke hilir (kedai kopi dsb) agar di setiap sektor
industri ini bisa saling berkesinambungan dan menjadikan industri ini menjadi lebih
berkembang besar.
Seiring meningkatnya konsumi kopi dunia, isu kualitas kopi dimunculkan oleh para
eksportir asing dengan melakukan sertifikasi produk kopi. Para petani kopi lokal keberatan
dengan penilaian tersebut, karena cenderung menilai rendah kualitas kopinya. Ini lantaran para
pelaku usaha kecil dan menengah belum memiliki teknologi pengolahan yang memadai.
Teknologi pengolahan dan kemasan pada industri skala kecil dan menengah masih sangat
sederhana. Masalah pengetahuan penanganan pascapanen juga jadi kendala yang serius. Petani
masih relatif menangani pascapanen secara tradisional. Akibatnya mutu kopi sebagai bahan
baku industri pengolahan kopi relatif rendah, atau paling tidak sulit diharapkan kekonsistenan
kualitasnya.
Kategori Usaha
Kategori usaha Pasima Coffee ini termasuk dalam wirausaha pengolahan dan produksi
produk turunan olahan kopi. Pengolahan biji kopi dari produk setengah jadi (Roastbean) hingga
produk jadi seperti serbuk kopi hingga Accesories. Kopi Pasmina ini disini berdiri antara petani
dan UMKM kopi serta pecinta kopi.
Kondisi Perkembangan Bisnis Saat Ini
Kondisi usaha saat ini dalam perancanaan yang kurang efektif dikarenakan terdapat
berbagai aspek yang kurang mendukung untuk pengembangan usaha seperti tidak adanya dana
dalam peningkatan kualitas produk dan pengembangan berbagai variasi produk berbasis kopi
seperti; produk roastbean, kopi powder, dan kopi siap minum dengan kopi yang bervariasi
(robusta, arabica, dan blend) agar dapat diterima oleh semua kalangan khususnya oleh para
pelajar SMP yang Sebagian besar masih awam terhadap berbagai jenis kopi sampai Mahasiswa
ataupun orang yang sudah bekerja. Oleh karena itu, dengan proposal ini Pasima Coffee berharap
dapat memperkenalkan produk kopi asli Malang sendiri sehingga dapat lebih dikenal oleh
masyarakat maupun dunia.
Struktur

Operasional Manager
Nihara Mian Intan S P

Purchasing Fainance Produksi Marketing &


Muchammad Jati Fathkul A Arya Nendra Branding
Saiful Rizal Nico F Tetuko Sigit H

Sejarah
Bisnis ini berdiri karena kegemaran kami kepada kopi dan Pasima Coffee dirikan dengan
harapan masyarakat dapat mengenal berbagai macam kopi terutama kopi dari daerah Malang
yang mempunyai cita rasa yang khas, dan menjadikan sebagai wadah dalam menyalurkan minat
masyarakat dari kalangan remaja maupun hingga orang tua sehingga terciptanya produk kami
mulai dari bubuk kopi, Roastbean, maupun dalam kemasan siap minum.
Nama Pasima itu sendiri berawal dari kata “Pagi, Siang, Malam” dikarenakan tidak ada
batasan waktu untuk menyeduh kopi. Kemudian kata “Malam” dipelesetkan menjadi nama kota
“Malang”, Jadi Pasima Coffee bermakna sebagai kopi khas malang yang dapat diseduh
kapanpun.
II. Deskripsi Usaha
a. Noble Purpose
Petani (Hulu)
- Semakin berkembangnya industri di sektor pengolahan (Roastery) semakin banyak
pula permintaan biji kopi mentah kepada petani. Semakin tinggi permintaan kopi
berkualitas semakin tinggi pula petani bersaing menyipkan biji kopi yg berkualitas.
- Menjaga nama baik lingkungan tani dengan memproses kopi sebaik mungkin
sehingga mendorong petani untuk meningkatkan kualitas kopinya.
- Membantu meregenerasi petani muda. Dikarenakan pada saat ini para petani
kesulitan dalam merangkul para remaja agar mau terjun didunia pertanian,
khususnya pada sector pertanian kopi
Hilir (Kedai kopi,toko kopi, pasar, dsb.)
- Mempermudah sektor Hulu untuk mendapatkan hasil pengolahan kopi setengah
jadi (roastbean) ataupun kopi jadi (bubuk) sesuai permintaan yang dinginkan.
Pemerintah
- Ikut serta melaksanakan visi misi pemerintah di sektor pertanian.
Para pelaku UMKM
- Menyampaikan aspirasi permasalahan yang dialami para pelaku UMKM kopi
dalam menyusun proposal usaha dengan tujuan seperti meningkatkan edukasi
tentan kopi diperdesaan dan peningkatan produk kopi serta mengembangkan usaha
dengan pengusulan ke Pemerintahan Daerah maupun tingkat Nasional. Sulitnya
menuju goals yang diinginkan dikarenakan ketidakmampuan dalam membentuk
atau pembuatan proposal.
- Bergotong royong meningkatkan dan pengembangan industry kopi.
Diri sendiri
- Mempunyai penghasilan sendiri sehingga membantu perekonomian pada keluarga.
- Meningkatkan kemampuan diri dalam menjalankan bisnis kopi.
- Memperluas koneksi dengan petani dan pebisnis kopi lainnya.
b. Konsumen Potensial
1. Karakteristik calon konsumen potensial
Pasima Coffee akan dipasarkan kepada semua kalangan,semua usia dan untuk pria
maupun wanita. Pasima Coffee berharap masyarakat menyukai produk kopi dan
melakukan pembelian ulang dengan tingkat yang tinggi.
- Segmentasi Konsumen
Kopi siap minum
Berbagai kalangan (usia 15 - 50) meliputi pelajar, mahasiswa, orang yang
sudah bekerja.
Kopi Powder
a. Remaja (usia 18 - 24), meliputi pelajar, mahasiswa, orang yang sudah
bekerja.
b. Pria (usia 25 - 60), meliputi orang dewasa, bapak-bapak, orang yang sudah
bekerja, lansia.
c. Wanita (usia 25 - 60), meliputi orang dewasa, ibu-ibu rumah tangga, orang
yang sudah bekerja, lansia.
Biji Kopi (Roastbean)
a. Remaja (usia 18-24), meliputi pelajar, mahasiswa, orang yang sudah
bekerja.
b. Para pelaku bisnis UMKM
- Segmentasi Geografis
Kopi dengan kualitas grade A
a. Coffee Shop area Malang Kota
b. Hotel, Restorant, Tempat oleh-oleh pariwisata
Kopi dengan kualitas grade B
a. Coffee Shop area Malang Kabupaten
2. Problem atau masalah calon konsumen potensial
- Tidak mengetahui kualitas kopi
- Tidak mengetahui cara menyeduh kopi dengan benar
- Kesulitan mencari produk lokal auntentik daerah
- Kopi berkualitas tinggi Over price
3. Potensi pasar
- Kondisi Pasar
Salah satu ciri perilaku konsumen di Indonesia, khususnya masyarakat di
Malang adalah suka berkumpul dengan teman, kerabat maupun rekan kerjanya.
Tempat berkumpul umumnya adalah kafe, arisan,mall dan lain sebagainya. Itu
sebabnya fasilitas-fasilitas seperti itu banyak didirikan sebagai tanggapan atas
perilaku konsumen yang demikian, Perilaku suka berkumpul merupakan ciri
atau indikator bahwa masyarakat Indonesia memiliki kehidupan sosial yang
kuat.
- Permintaan
Pasima Coffee menyediakan produk yang sesuai dengan selera pesanan
pelanggan dengan menawarkan produk kopi yang bervariatif. Pasima Coffee
berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan pelayanan yang baik.
- Penawaran
Kapasitas Pesaing Utama: Kapasitas dari pesaing utama sangat besar dan
kompetitif untuk itu kami berusaha untuk melakukan planning yang baik dalam
usaha bisnis ini.
- Pangsa Pasar
Pangsa pasar kita ditujukan untuk semua kalangan yang menyukai minuman
berbahan dasar kopi .Pasima Coffee berharap masyarakat menyukai produk kopi
dan menu pelengkap kami dan melakukan pembelian ulang dengan tingkat yang
tinggi.
c. Produk
1. Keunikan dan diferensiasi produk
Biji kopi yang kami dapat berasal langsung dari petani daerah Malang yakni
Dampit dan Wonosantri yang dimana kualitasnya pasti terjaga dari hulu samppai ke
hilir untuk menghasilkan produk kopi yang berkualitas. Petani sendiri berperan
penting dalam menghasilkan biji kopi (Greenbean) berkualitas sebelum diolah para
Roastery untuk menghasilkan Roastbean dan diolah menjadi produk kopi jadi (kopi
bubuk) sesuai permintaan yang diinginkan konsumen.
Pasima Coffee bekerja sama dengan petani kopi sehingga dapat menentukan
harga pasar awalsendiri tergantung daripada kualitas kopi yang dihasilkan berdasarkan
grade mutu kopi. Pasima Coffee juga bekerja sama dengan para Roastery untuk
menekan biaya pengolahan kopi yang dapat mengurangi dari segi keuntungan berdampak
pada persaingan harga di lapangan. Pemesanan produk Pasima Coffee dapat melalui sistem
Cash on Delivery untuk wilayah tertentu dan gratis ongkos kirim ke seluruh area
Malang
Gambar 2.1. Produk Roastbean Arabica Gambar 2.2. Produk kopi powder
Arabica

Gambar 2.3. Desain label untuk minuman kopi dengan berbagai rasa
2. Permasalahan dan kebutuhan konsumen
Kendala dan resiko pertama di lapangan kualitas kopi yang dihasilkan oleh
petani berbeda dari segi kualitas kopi. Terkadang ketidak sesuaiaan produk kopi yang
dihasilkan petani dengan permintaan konsumen membuat putusnya rantai bisnis antara
petani dan pelaku usaha. Adanya perbedaan antara kelompok tani kopi satu dengan
yang lainnya berdasarkan proses budidaya kopi seperti perbedaan pupuk yang
digunakan, proses pemetikan kopi, dan keadaan kebun petani.
Kendala seusaha pengolahan kopi (roastery) adalah keterbatasan tidak memiliki
alat produksi utama (mesin roaster) sehingga biaya produksi membengkak berimbas
pada persaingan harga dengan para pesaing di lapangan. Upaya pencegahannya selama
ini kita harus mencari suplay bahan baku bijimentah yang harganya lebih murah serta
jasa Roastery yang bisa di negosiasi untuk mendapatkan harga jasa yg lebih murah.
Konsumen segment di kota dan di desa berbeda sehingga permintaan bentuk
produk kopi berbeda (bubuk / Roastbean), karena sebagian besar masyarakat desa
tidak tahu menau tentang jenis dan cara pengolahan kopi sehingga berfikir semua jenis
kopi itu sama.
Kendala terakhir disebabkan adanya kesalahan dalam proses penyajian kopi
yang dilakukan para pembuat dimana tidak memperhatikan prosedur penyajian kopi
dengan benar dan teliti. Akibatnya banyak konsumen yang kapok dalam mencoba dan
eksplor jenis jenis kopi baru karena rusaknya cita rasa kopi.
d. Sumber Daya
1. Keahlian masing-masing anggota tim
Operasional Manager : Nihara Mian Intan
Tugas :
- Mengkoordinasikan dan mengendalikan aktivitas produksi, purchasing,
produksi dan keuangan serta distribusi unit operasional
- Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan sistem dan prosedur berkaitan
dengan produksi dan distribusi
- Melakukan analisis proses bisnis secara detail di bidang produksi dan distribusi
unit operasional
- Monitoring penerimaan atau pembayaran piutang hasil penjualan
Purchasing : Muchammad Saiful Rizal
Tugas :
- Menyusun list pembelian barang / jasa yang dibutuhkan seluruh anggota
perusahaan
- Mengkategorikan list pembelian antara; pembelian barang bulanan & sekali
beli
- Menyusun list vendor penyedia barang / jasa
- Meminta approval pembelian kepada manajemen / bagian keuangan untuk
anggaran
- Menghubungi supplier & vendor untuk mendapatkan quotation / penawaran
harga
- Melakukan negosiasi harga, fitur, servis, waktu, yang diperoleh dari supplier
- Pengecekan kualitas barang / jasa sesuai dengan kontrak penjualan
- Dokumentasi dokumen-dokumen penjualan
Produksi : Arya Nendra Nico F
Tugas :
- Mengaturalur jalannya produksi dari bahan mentah ke produk jadi
- Menyiapkan peralatan dan mengoperasikan peralatan produksi
Fainance : Jati Fatkhul Adhim
Tugas :
- Melakukan pengaturan keuangan usaha
- Melakukan penginputan semua transaksi keuangan ke dalam program
- Melakukan transaksi keuangan
- Membuat anggran belanja kebutuhan produksi
- Membuat rekapitulasi keuangan bulanan
Marketing & Branding : Tito Sigit Hanitanoyo
Tugas :
- Mengelolah sosial media usaha
- Mendesain produk dan konten untuk sosial media
- Membuat iklan serta promosi
2. Sumber daya fisik dan non fisik serta strategi pemasaran produk
- Sumber daya fisik
Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan
barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor
yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material).
- Sumber daya non fisik
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung
maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi
tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor
produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan
yang dimiliki oleh tenaga kerja.
b. Modal
Modal berasal dari peralatan produksi kopi antara lain sealer, sendok takar,
timbangan digital untuk packing.
c. Kewirausahaan
Mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan produk kopi
dengan mengedepankan kualitas dan kuantitas kopi.
d. Sumber daya informasi
Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.
- Strategi pemasaran produk secara online
Melalui sosial media (Instagram, Whatsapp, Facebook), E-commerce (Shopee,
Tokopedia), Call by phone, dan Website.
- Strategi pemasaran produk secara offline
Melalui gerai Coffee Shop yang telah diajak bekerjasama dalam memasarkan
produk dengan sistem bagi hasil pernjualan.
3. Keuangan usaha
Tabel 3.1. Data Produk
Berat
No Produk Satuan Kemasan Ukuran kemasan
Produk
Kopi powder
1 200 gram pack 13x20 cm
Arabica grade A
Kopi powder
2 200 gram pack 13x20 cm
Arabica grade B
Kopi powder robusta
3 200 gram pack 13x20 cm
grade A
Kopi powder robusta
4 200 gram pack 13x20 cm
grade B
5 Kopi powder blend 200 gram pack 13x20 cm
6 minuman Kopi botol 250 mL botol 250 mL
Biji kopi Arabica
7 1 kg pack 18 x 26 cm +8cm
grade A
Biji kopi Arabica
8 1 kg pack 18 x 26 cm +8cm
grade B
Biji kopi Robusta
9 1 kg pack 18 x 26 cm +8cm
grade A
Biji kopi Robusta
10 1 kg pack 18 x 26 cm +8cm
grade B
Tabel 3.2. Perkiraan Biaya Produksi dan Keuntungan
End user
No Produk HPP Satuan
Margin Jual
1 Kopi powder Arabica grade A 26,670 pack 10% 29,338
2 Kopi powder Arabica grade B 23,670 pack 10% 26,038
3 Kopi powder robusta grade A 19,670 pack 10% 21,638
4 Minuman Kopi botol 15,818 botol 10% 17,400
5 Kopi powder robusta grade B 16,670 botol 10% 18,338
6 Kopi powder blend 19,287 gram 10% 21,216
7 Biji kopi Arabica grade A 87,879 pack 10% 96,667
8 Biji kopi Arabica grade B 72,879 pack 10% 80,167
9 Biji kopi Robusta grade A 52,879 pack 10% 58,167
10 Biji kopi Robusta grade B 37,879 pack 10% 41,667
III. Rencana Kegiatan dan Penggunaan Anggaran
Rencana kegiatan pengembangan pasar dan saluran distribusi
- Melakukan kegiatan Edorsment di sosial media
- Bagi-bagi brosur dan Voucher potongan harga
- Memberi Tester produk kopi kepada calon konsumen
Rencana kegiatan pengembangan produk
- Mockup desain kemasan produk kopi
Jadwal Kegiatan
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan P2MW ITN Malang adalah 6 bulan,
rincian dari jadwal kegiatan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November
Persiapan
1. dan
koordinasi
Persiapan
2
peralatan
Produksi 1
3
&2
Promosi
4
produk
5 Produksi 3
Sosialisasi
6 dan edukasi
di kampus
7 Evaluasi
8 Produksi 4
Promosi
9
produk
10 Produksi 5
11 Promosi
12 Produksi 6
13 Evaluasi
14 Produksi 7
15 Promosi
16 Produksi 8
17 Evaluasi
18 Produksi 9
19 Promosi
20 Produksi 10
21 Evaluasi
22 Webinar
Evaluasi
23
keseluruhan
24 Monitoring
Pembuatan
25
laporan
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan dan Penggunaan Anggaran

Rencana
Kegiatan Penanggun
Jenis Kuantitta g Jawab
Utama Kegiatan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Target Capaian
Barang s
A V C D E= C x D F= Output A
Memperluas
a. Jasa Endorsment
Jasa 2 kali Rp 250.000,00 Rp 500.000,00 pasar
Mempertahanka
Pengembanga n konsumen agar
b. Cetak voucher Rp 500,00 Rp 100.000,00
n pasar dan menjadi
saluran Voucer 200 pcs pelanggan tetap Tetuko Sigit
distribusi Survei minat Hanitanoyo
pasar dan
c. Testering Rp 30.000,00 Rp 90.000,00
Produk mecapai target
kopi 3 kali pasar
Mendapatkan
Pengembanga Mockup desain photo tampilan
Rp 400.000,00 Rp 400.000,00
n produk shoot kemasan produk
Jasa 1 kali yang baik
Bahan baku
a. Green been Grade A Bahan Produksi
Arabica baku 60 kg Rp 80.000,00 Rp 4.800.000,00 maksimal
b. Green been Grade B Bahan Produksi
Arabica baku 30 kg Rp 65.000,00 Rp 1.950.000,00 maksimal
c. Green been Grade A Bahan Produksi Muchamma
Produksi robusta baku 60 kg Rp 45.000,00 Rp 2.700.000,00 maksimal d Syaiful
d. Green been Grade B Bahan Produksi Rizal
robusta baku 30 kg Rp 30.000,00 Rp 900.000,00 maksimal
Bahan Produksi
e. Sirup
baku 10 pcs Rp 150.000,00 Rp 1.500.000,00 maksimal
Bahan Produksi
f. Fresh milk/UHT
baku 5 karton Rp 178.000,00 Rp 890.000,00 maksimal
Produksi
g. Kemasan 200 gram
Kemasan 250 pcs Rp 2.000,00 Rp 500.000,00 maksimal
Produksi
h. Kemasan 1000 gram
Kemasan 100 pcs Rp 3.000,00 Rp 300.000,00 maksimal
i. kemasan botol 250 Produksi
mL Kemasan 150 pcs Rp 1.000,00 Rp 150.000,00 maksimal
j. Sticker kemasan 200 Produksi
gram Label 250 pcs Rp 380,00 Rp 95.000,00 maksimal
k. sticker kemasan Produksi
1000 gram Label 100 pcs Rp 500,00 Rp 50.000,00 maksimal
l. sticker kemasan Produksi
botol 250 mL Label 150 pcs Rp 650,00 Rp 97.500,00 maksimal
Peralatan Penunjang
Produksi
m. Sealer
Peralatan 1 pcs Rp 150.000,00 Rp 150.000,00 maksimal
Produksi
n. Timbangan digital
Peralatan 2 pcs Rp 100.000,00 Rp 200.000,00 maksimal
o. Wadah kontainer Produksi
box 70L Peralatan 4 pcs Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 maksimal
Produksi
p. Sendok takar
Peralatan 3 pcs Rp 10.000,00 Rp 30.000,00 maksimal
Produksi
q. Toples besar
Peralatan 3 pcs Rp 50.000,00 Rp 150.000,00 maksimal
Jasa
Produksi yang
r. Roasting
Jasa 200 kg Rp 12.000,00 Rp 2.400.000,00 maksimal
Mencapai target
s. Grinding produksi yang Arya Nendra
Jasa 200 kg Rp 5.000,00 Rp 1.000.000,00 maksimal Nico
mendapat Firmansyah
tambahan
Pengembanga
Webbinar pengetahuan
n sumber daya
tentang bisnis
1 kali Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 kopi
Menandapatkan
Legalitas, Perizina surat resmi
perizinan, a. perizinan UMK n 0 Sertifikat Rp - Rp - usaha
sertifikasi, dan Mendapatkan
standarisasi Perizina izin pendirian
b. izin PIRT n 1 Sertifikat Rp 65.000,00 Rp 65.000,00 UMK pangan
a. Buku pembukuan Memperjelas Jati Fatkhul
keuangan ATK 2 pcs Rp 20.000,00 Rp 60.000,00 arus khas usaha Adhim
Belanja ATK Mempermudah
dan peralatan pendataan arus
penunjang b. Bulpoin ATK 5 pcs Rp 2.500,00 Rp 12.500,00 khas
maksimal 5% Mempermudah
pendataan arus
c. Stipo ATK 2 pcs Rp 5.000,00 Rp 10.000,00 khas
Total Rp 20.000.000,00
IV. Penutup
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih suatu usaha perlu
mengetahui terlebih dahulu berbagai macam hal yang berhubungan dengan usaha yang
didirikan. Seperti mengetahui konsumen potensial, pemasaran produk dan aspek-aspek lain
yang menunjang kesuksesan dalam pendirian sebuah usaha, sehingga usaha yang akan
dijalankan dapat berjalan dengan baik. Pasima Coffee ini merupakan suatu usaha yang dapat
membantu para petani mencari pangsa pasar dan para pecinta kopi dalam menikmati kopi khas
malang. Serta sebagai penghubung antara petani kopi ke konsumen sehingga dapat terhubung
satu sama lain. Usaha ini diharap dapat menjadi harapan besar untuk mengenalkan kopi khas
Malang agar dikenal secara luas.
V. Lampiran (Business Model Canvas)
Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Relationships Customer Segments
 Coffee shop  Pengolahan sosial media dan  Produk khas daerah  Promo (Voucher)  Kopi siap minum : berbagai
a. Teras kopi Website Malang (Dampit)  Endorsment (Selebgram) kalangan usia (15-50) pelajar,
(M.Iffan)  Pemberian promo  Biji kopi diambil  Edukatif (Workshop) mahasiswa, pekerja
b. dll  Workshop langsung dari petani  Customer friendly  Kopi Powder :
 Kelompok tani  Iklan (Green Bean) a. Remaja (usia 18-24) pelajar,
Wonosantri  Partnership dengan Coffee  Kualitas terjaga dari mahasiswa, pekerja
 Petani kopi Dampit Shop hulu ke hilir (petani ke b. Pria (usia 25-60) dewasa,
 Meracik kopi konsumen) bapak-bapak, pekerja,
 Packing  Harga terjangkau lansia
 Check kualitas kopi  Distribusi dapat COD c. Wanita (usia 25-60),
(Cash on Delivery) meliputi orang dewasa,
Key Resources  Gratis ongkos kirim Channels
ibu-ibu, pekerja
area Malang  Biji Kopi (Roastbean)
 SDM  Sosial media (Instagram, Remaja (usia 18-24) pelajar,
 Kendaraan Whatsapp, Facebook) mahasiswa, Pekerja, UMKM
 Media elektronik (Laptop &  E-commerce (Shopee,  Kopi grade A
Handphone) Tokopedia) Coffee Shop area Kota Malang,
 Mesin Roaster  Call by phone Hotel, Restorant, Tempat
 Mesin Greender  Website oleh-oleh pariwisata
 Kopi grade B
Coffee Shop area Kabupaten
Malang

Cost Structure Revenue Streams


 Biaya logistik  Edukasi tentang kopi lewat sosial media
 Biaya pengemasan produk  Penjualan kopi
 Biaya sewa alat (Roaster & Greender)

Anda mungkin juga menyukai