Di susun oleh :
22001091054
JANUARI 2023
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................... Error! Bookmark not defined.
LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1
1. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 5
2. TUJUAN.................................................................................................................... 5
1. Pengetian Pengambilan Keputusan ........................................................................ 6
2. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan ....................................................................... 6
3. Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan............................................ 8
4. Prinsip-prinsip Pengambilan Keputusan dalam Organisasi ................................... 8
5. Dasar dalam Pengambilan Keputusan .................................................................... 9
ANALISIS STUDI KASUS ............................................................................................ 11
KESIMPULAN ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17
ii
LATAR BELAKANG
Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk
menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun
perekonomian Indonesia masih terseok mengikuti perkembangan perekonomian dunia,
akhirnya kebijakan kenaikan BBM tetap dilaksanakan mulai. Dengan berkembangnya
kontroversi yang ada terhadap kenaikan harga BBM tersebut, pemerintah berusaha
mengetahui dampak langsung peristiwa kenaikan BBM terhadap kondisi masyarakat
kecil di Indonesia. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang
peranan yang sangat vital dalam semua aktifitas ekonomiu, dengan kenaikan BBM
tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat dan berdampak menurunnya daya
beli masyarakat secara keseluruhan.
Pemerintah secara resmi telah mengumumkan penyesuaian harga BBM (Bahan
Bakar Minyak) jenis solar, pertalite dan pertamax. Masing-masing menjadi Rp
6,800/liter untuk solar, Rp 10.000/liter untuk pertalite dan Rp 16,500/liter untuk
pertamax. Kebijakan tersebut diambil karena susidi yang telah mencapai Rp502 triliun
dan tidak tetap sasaran.
Hal ini bergantung pada efek yang dirasakan oleh subjek kebijakan dan masing-
masing kebijakan pemerintah. Seringkali, kebijakan publik yang diberlakukan tidak
selalu menguntungkan rakyat melainkan hanya segelintir kelompok. Akibatnya,
pemerintah suatu kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi setiap masalah yang
dihadapi masyarakat harus didasarkan pada preferensi rakyat.
1
publik. Meskipun dilaksanakan selama siklus kebijakan publik, lapangan sering
menunjukkan bahwa kebijakan tersebut tidak mencapai tujuannya. Kepentingan politik
partai seringkali menghalangi proses penting seperti kebijakan publik. Akibatnya,
perumusan dan implementasi kebijakan bisa menyimpang dari apa yang sebenarnya
dibutuhkan masyarakat, yang baik nomor dua.
Begitu banyak masalah yang timbul dalam masyarakat setiap harinya, hal
tersebut menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui suatu
kebijakan publik. Salah satunya adalah tentang masalah pembangunan, baik secara fisik
maupun non-fisik. Pembangunan keduanya sangat penting bagi masyarakat karena
keduanya saling mendukung keberhasilan satu dengan lainnya. Walaupun pada
kenyataannya sering kali terjadi ketimpangan antar keduanya. Ketimpangan ini yang
menjadikan efektifitas suatu kebijakan menurun dan dapat menjadi faktor kegagalan
suatu kebijakan. Pembangunan memiliki pengertian sebagai proses perubahan yang
mencakup seluruh sistem sosial yang ditujukan untuk meningkatkan berbagai aspek
kehidupan dalam masyarakat dan dilaksanakan secara terencana. Sebagai suatu proses
tentu pembangunan tidak bisa dilaksanakan secara instan dan harus melalui berbagai
tahaptahap yang pada dasarnya memiliki kemiripan seperti proses kebijakan publik.
Pembangunan juga akan selalu berlanjut selama suatu bangsa masih ada dan
memiliki tahapan yang pada satu pihak sebagai independensi dan pada pihak lain
sebagai bagian dari sesuatu yang tidak akan pernah berakhir (Anggara dan Sumantri,
2016: 21). Oleh karena itu, pembangunan yang telah dilaksanakan oleh seluruh
komponen masyarakat sesuai dengan potensi yang dimilikinya perlu diawasi
pelaksanaan dan kesinambungannya. 3 Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dijelaskan bahwa bangsa Indonesia mempunyai tujuan untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan
tujuan nasional tersebut, maka diselenggarakan pembangunan nasional yang terencana,
menyeluruh, terpadu, terarah, dan berkesinambungan. Tujuan dari pembangunan
nasional tidak lain adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
pada Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2
yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat. Dalam tahapan mencapai
kesejahteraan umum maka akan dihadapkan dengan permasalahan yaitu mobilitas
dalam masyarakat. Mobilitas dalam masyarakat tentunya dapat dikatakan sebagai
masalah dalam bidang transportasi khususnya transportasi publik.
3
terminal tersebut karena ada jaminan dari pengelola terminal. Karena adanya sistem
yang terintegrasi dari satu terminal 5 maka, penumpang dapat menemukan angkutan
yang dapat membawanya sampai tujuan. Kemudahan juga akan dirasakan oleh para PO,
karena dengan adanya satu tempat di mana calon penumpang berkumpul maka akan
mudah untuk memasarkan jasanya dan mereka tidak perlu untuk membuka tempat
untuk menjual tiket di luar terminal. Karena adanya pengaturan yang sedemikian rupa
untuk merekayasa jaringan transportasi melalui terminal, maka akan terjadi keteraturan
dalam lalu lintas yang diharapkan dapat mengurai kemacetan di jalan-jalan. Di sisi lain,
pemerintah juga bisa mendapatkan pemasukan dari pengelolaan terminal yang pada
nantinya dapat digunakan untuk memperbaiki pelayanan dari terminal itu sendiri.
Proses mental atau kognitif yang mengarah pada pemilihan tindakan dari
berbagai pilihan dapat dianggap sebagai pengambilan keputusan. Selalu ada satu
keputusan akhir yang dibuat selama proses seleksi. Implementasi atau tindakan yang
dipilih untuk mencapai tujuan Ada perbedaan level level untuk setiap keputusan.
Jenis keputusan yang dibuat dengan cepat dan mudah disebut keputusan
otomatis. Misalnya, ketika seorang pengemudi mobil melihat lampu merah di
persimpangan jalan, dia secara otomatis mengambil keputusan untuk berhenti. Berbasis
keputusan Tingkat informasi yang diharapkan adalah tingkat keputusan yang sudah
mengandung sedikit informasi yang sedikit kompleks. Hal ini menandakan bahwa
informasi yang tersedia saat ini telah memberikan isyarat untuk mengambil keputusan.
Namun, karena kebutuhan untuk menyelidiki informasi terlebih dahulu, belum ada
keputusan yang diambil. Keputusan berdasarkan berbagai pertimbangan merupakan
tingkat keputusan yang lebih banyak membutuhkan informasi dan informasi tersebut
dikumpulkan serta dianalisis untuk dipertimbangkan agar menghasilkan keputusan.
4
1. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengambilan keputusan pemerintah dalam menangani kenaikan
harga BBM di Indonesia?
2. TUJUAN
5
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetian Pengambilan Keputusan
Kata “keputusan” berarti menentukan, mengakhiri, menyelesaikan, mengatasi.
Keputusan adalah pengakhiran daripada proses pemikiran tentang apa yang dianggap
sebagai “masalah” sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan daripada yang
dikehendaki, direncanakan atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu
alternatif pemecahannya (Atmosudirdjo, 1990: 45).
6
2) Consequential, keputusan-keputusan strategis yang memasukan
sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen dari instansi
terkait.
3) Directive, keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan
yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-
tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara
keseluruhan.
c. Keputusan Operasional
Keputusan Operasional adalah keputusan yang berkaitan dengan
kegiatan operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen
bawah. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan
strategis yang dimabil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995).
Keputusan operasional ini dilakukan untuk menjalankan kegiatan organisasi
sehari-hari atau dilakukan dalam rutinitas organisasi demi berjalannya
7
organisasi tersebut. Keputusan ini biasanya diputuskan tanpa meminta
pendapat dari pimpinan terlebih dahulu, jadi langsung diputusankan saat itu
juga. Contoh: customer service yang harus melayani setiap keluhan
pelanggan dan memberikan solusi saat itu juga.
8
c. Sebab pengambilan keputusan sering mengandung faktor mereka maka
selalu diperlukan data penunjang dan analisa yang konprehensif dalam
mengambil suatu keputusan.
d. Pinpinan tidak haya mau mengambil keputusan, tetapi juga bertanggung
jawab atas segala tindakan keputusan itu.
a. Intuisi.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan
yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan
keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk
mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan
seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar
pertimbangan lainnya.
b. Pengalaman.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang,
maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan
untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
c. Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil
keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan
memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas,
mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati
permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan
kekaburan.
d. Fakta.
9
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
e. Rasional.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya
dalam keadaan yang ideal.
10
ANALISIS STUDI KASUS
11
30 persen pada tahun 2001. Jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM sebesar 30
persen, subsidi BBM akan melonjak menjadi Rp 66 triliun pada tahun tersebut. BBM
merupakan bahan dasar untuk melakukan kegiatan di segala sektor dan kehidupan,
maka kenaikan harga BBM yang sangat drastis akan menaikkan harga barang dan jasa
termasuk harga kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat walaupun pada kenyataannya
biaya BBM hanya mencakup sekitar 6 persen dari rata-rata biaya produksi industri
pengolahan. Sementara itu bagi rumah tangga, pengeluaran untuk BBM hanya meliputi
sekitar 1,07 persen untuk kelompok miskin dan 0,15 persen untuk rumah tangga
kelompok tidak miskin, atau total 0,21 persen dari anggaran belanja keluarga. Namun
untuk pengeluaran transportasi rata-rata rumah tangga miskin dan tidak miskin
mengeluarkan sekitar 2,60 persen dari seluruh anggaran belanja rumah tangga. Oleh
karena itu, kelompok rumah tangga miskinlah yang paling terbebani oleh kenaikan
harga BBM, karena di samping kebutuhan bahan bakar dan transportasi, kebutuhan-
kebutuhan lainnya pasti naik juga harganya, sedangkan penghasilan mereka relatif kecil.
Berdasarkan kajian Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, ketidaktepatan sasaran
dari subsidi BBM dikarenakan oleh ketiadaan pengawasan dalam pendistribusian, baik
BBM bersubsidi maupun BBM tidak bersubsidi. Lemahnya pengawasan ini terjadi
karena tidak adanya koordinasi lintas sektoral antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Kurang efektifnya komunikasi ini menyebabkan kelangkaan BBM
dan penyalahgunaan BBM bersubsidi. Jika masalah ini terus berlanjut maka masalah-
masalah di sektor BBM dapat menghambat pertumbuhan ekonomi lintas sektoral.
Peranan pemerintah dalam bidang alokasi adalah untuk menjamin tercapainya
penggunaan sumber ekonomi yang efisien, yang tidak dapat dicapai melalui mekanisme
pasar bebas. Ekonomi membedakan efisiensi menjadi dua, yaitu efisiensi alokasi dan x-
efficiency. Efisiensi alokasi adalah alokasi sumber- sumber ekonomi sesuai dengan
kendala anggaran konsumen barang dan jasa. X- efficiency menunjukkan kondisi pada
sisi penawaran, yaitu apakah penyediaan suatu barang dan jasa sudah dilaksanakan
dengan biaya minimum. Selain berperan dalam bidang alokasi sumber daya, pemerintah
juga berperan dalam distribusi. Pemerintah dapat memengaruhi distribusi pendapatan
secara tidak langsung dengan kebijaksanaan pengeluaran pemerintah misalnya dengan
subsidi BBM jenis premium.
12
Besarnya subsidi BBM yang dikeluarkan oleh pemerintah bergantung pada harga
minyak dunia yang sering tidak stabil. Semakin tinggi harga minyak dunia maka
pemerintah akan menganggarkan dana yang makin banyak untuk dana subsidi.
Alternatif untuk menekan pengeluaran pemerintah adalah dengan menaikkan harga
BBM, khususnya jenis premium yang merupakan konsumsi energi tertinggi.
Terhadap penyesuaian harga BBM tersebut, Penulis mencoba untuk memberikan
pendapat melalui penjelasan yang sederhana. Masyarakat perlu mendapatkan
pemahaman secara benar terhadap kebijakan penyesuaian harga BBM.
APBN sebagai instrumen penting keuangan negara menjadi pelindung masyarakat yang
paling rentan. Ada 3 (tiga) aspek yang harus benar-benar kita pahami mengenai APBN
yaitu: 1. APBN dapat melindungi masyarakat yang paling rentan; 2. APBN adalah
instrumen untuk mengelola keuangan yang berkeadilan; 3. APBN adalah instrumen
pengelolaan keuangan negara yang harus dijaga kesehatannya.
Sebagai pelindung masyarakat, ketika pandemi covid melanda Indonesia, pada 2
(dua) tahun pertama, menimbulkan dampak yang luar biasa. Pandemi Covid
menimbulkan krisis kesehatan dan perekonomian masyarakat menurun drastis. APBN
hadir membantu masyarakat melalui anggaran covid, anggaran bansos dan anggaran
lainnya. Sebagai pengelola Keuangan Negara yang berkeadilan, saat adanya invasi
Rusia ke Ukraina, menyebabkan harga-harga cooking oil, gandum dan pupuk naik,
sebagai instrumen negara APBN harus tetap andal dan memberikan rasa keadilan bagi
masyarakat, dengan tetap memberikan subsidi agar daya beli masyarakat terjaga.
Kita pahami APBN terus bekerja tiada henti seiring bekerjanya instrumen
keuangan negara yang membiayai pembangunan. Terjadinya tekanan yang kuat saat
terjadi gangguan, misalkan pandemi covid, invasi Rusia ke Ukraina yang meningkatkan
beberapa harga komoditi bisa menyebabkan APBN sakit. Karena itu kita harus menjaga
kesehatannya. Namun disisi lain, APBN sebagai bantalan sosial tetap memberikan
perlindungan kepada masyarakat kurang mampu.
Perlu ditanamkan pemahanaman bahwa subsidi yang ditanggung APBN sudah
sangat memberatkan dan semakin menipis. Apabila subsidi BBM terus dilaksanakan
maka dana subsidi yang dianggarkan dalam APBN diperkirakan akan habis di bulan
Oktober tahun 2022. Bayangkan apabila subsidi BBM habis, maka di bulan Nopember
2022 penyesuaian BBM akan lebih tinggi lagi. Dan kenaikan BBM tersebut pastinya
13
akan berimbas kepada harga bahan pokok, transportasi, jasa dan lainnya. Subsidi BBM
tidak hilang, tapi dialihkan penggunaannya kepada golongan kurang mampu yang lebih
tepat sasaran.
Perlu dipahami, bahwa sejak awal tahun-tahun sebelumnya dunia dilanda
pandemi Covid 19 dan hal tersebut berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi di
seluruh dunia. Laju pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan cenderung menurun karena
negara-negara fokus pada penanganan pandemi, tidak terkecuali di Indonesia. Ada
pembatasan aktivitas dan ketatnya protokol kesehatan berimbas pada roda
perekonomian, tapi alhamdulillah Indonesia bisa bangkit dari pandemi Covid 19
dikarenakan Pemerintah cepat tanggap menjalankan program vaksin yang berjalan baik
di setiap propinsi. Hal tersebut juga didukung kesadaran masyarakat yang tinggi.
Berhasilnya program vaksin dan kesadaran menjalani protokol kesehatan yang tinggi,
membuat Indonesia cepat bangkit dan laju pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dengan
baik.
Pemulihan dari pandemi Covid-19 yang cepat mengakibatkan mobilitas dan kegiatan
usaha cendrung meningkat. Dampaknya, pemakaian BBM bersubsidi juga meningkat
yang akhirnya sangat membebani APBN. APBN sebagai instrumen keuangan negara
harus terjaga kesehatannya. Tugas Pemerintah untuk mengelola APBN secara
berkeadilan. Perlu kami sampaikan adanya invasi Rusia terhadap Ukraina berimbas
pada naiknya harga minyak dunia. Semula yang diasumsikan 64$ per barrel, sekarang
naik menjadi rata-rata 105$ per barrel dalam APBN. Belum lagi kenaikan harga batu
bara, nikel dan lainnya, semua itu ditangkap dalam Keuangan Negara.
Penyesuaian harga BBM sudah pasti akan berimbas terjadinya inflasi dengan
naiknya harga barang/jasa dan kita harus mengeluarkan uang lebih untuk memenuhinya.
Hendaknya kita tidak perlu panik dan tetap berpikir jernih dalam menghadapinya. Yang
perlu kita jalani adalah bergaya hidup hemat, sehat dan tetap bahagia.
Kita dapat menjalani hidup lebih hemat dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor. Misalkan untuk aktivitas dengan jarak tempuh yang dekat, kita bisa berjalan
kaki atau bersepeda. Selain mengurangi biaya BBM, lebih sehat dan dapat mengurangi
polusi udara.
14
Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari agar lebih selektif. Pembelian
barang/jasa didasarkan pada kebutuhan bukan keinginan. Pemakaian listrik, air, gas dan
lainnya lebih dihemat agar beban biaya pengeluaran tersebut dapat ditekan.
Penghematan lainnya terhadap pembiayaan kebutuhan sekunder seperti belanja pakaian,
sepatu, asesoris, liburan/tamasya, nonton bioskop. Barang-barang lama yang masih
bagus dan berfungsi baik, dapat dioptimalkan penggunaannya.
Dengan penyesuaian harga BBM, mari kita terapkan jiwa gotong royong,
diharapkan golongan mampu untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi, membayar
pajak dan kewajiban lainnya dengan kesadaran tinggi. Warga yang mampu membantu
warga yang tidak mampu agar tetap memiliki daya beli kebutuhan pokok. Akhirnya,
penulis sangat optimis dengan bersatu dan gotong royong, kita bersama mampu melalui
tekanan inflasi ini akibat penyesuain harga BBM.
15
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Rodani, Agus. 2022. "Menyikapi Harga BBM secara bijak. Artikel DJKN
Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15363/Menyikapi-
Kenaikan-Harga-BBM-secara-Bijak.html. diakses pada 17 November
2022
Basuki, Hery. (2013). Proses Pengambilan Keputusan di Organisasi
Kemasyarakatan. Jurnal Translitera, Edisi 3.
Imansyah, Yudi. (2017). Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga
Pendidikan. Pengambilan Keputusan, Vol.1, No.1.
17
18