Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISIS STRUKTURAL DALAM PUISI


Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Puisi Indonesia

Dosen Pengampu :

Dra. Sunarti Mustamar, M.Hum.


Disusun oleh :

Desi Aprilia

220110201046

FAKULTAS ILMU BUDAYA – SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS JEMBER

2022
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah dengan judul Analisis Struktural dalam Puisi.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Ibu Dra. Sunarti Mustamar,
M.Hum. pada bidang studi Sastra Indonesia mata kuliah Pengantar Puisi Indonesia

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Sunarti Mustamar, M.Hum. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Puisi Indonesia yang telah membimbing saya dalam
penyusunan makalah ini. Serta kepada semua pihak yang telah saya jadikan referensi sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Harapan saya semoga makalah ini bisa menambah wawasan tentang topik penganalisisan
puisi bagi para pembaca juga bagi para penulis serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi
untuk perkembangan dan peningkatan penelitian yang selanjutnya.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sastra diketahui sebagai unsur yang memiliki nilai seni. Sastra juga diartikan sebagai
ekspresi jiwa manusia yang mampu memberikan rasa indah dan melahirkan rasa kagum bagi
orang yang menikmatinya, tetapi sering kali karya sastra itu tidak mampu dinikmati dan
dipahami sepenuhnya oleh sebagian masyarakat (Mulasih, 2017:52). Sastra erat kaitannya
dengan kehidupan, karena sastra dianggap hidup dalam jiwa manusia dan sastralah yang
berperan sebagai media pengungkapannya.
Karya sastra disebut sebagai wadah dari ekspresi dan jiwa seseorang. Salah satu karya sastra
yang dikenal yaitu puisi. Puisi merupakan sebuah karangan sastra yang memiliki sifat singkat
dan padat. Namun, puisi bukan hanya sekedar bacaan, lebih dari itu puisi merupakan bentuk dari
luapan ekspresi penyair yang membentuk dunia baru, tidak hanya lahir tetapi juga batin. Dunia
baru tersebut dibentuk melalui pengalaman yang dibumbui dengan imajinasi si penyair.
Salah satu penyair yang terkenal di Indonesia adalah W.S. Rendra. Penyair dengan nama
lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra merupakan seorang penyair ternama kelahiran Solo
pada tanggal 7 November 1935. Beliau sudah memulai ketertarikkannya terhadap sastra disaat
masa mudanya, seperti sering menulis puisi, skenario drama, menulis cerpen, dan esai sastra di
media massa. Rendra juga merupakan pendiri Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967,
yang sayangnya Bengkel Teater tersebut harus dipindahkan ke Depok di tahun 1985 karena
tekanan politik. Bengkel Teater tersebut berhasil melahirkan banyak seniman terkenal.
Penyair yang kerap dijuluki “Burung Merak” tersebut juga memiliki karya sastra puisi yang
luar biasa. Salah satu puisi Rendra yang melegenda berjudul Sajak sajak Rajawali . Puisi tersebut
menitikberatkan pada bahasan mengenai
1.2 Permasalahan
Untuk melakukan sebuah analisis, diperlukan sebuah permasalahan yang akan dikaji dan
dibahas guna menemukan jawabannya. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja struktur fisik dan struktur batin yang ada di dalam puisi Sajak Sajak Rajawali?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mendeskripsikan struktur fisik dan struktur batin
yang ada di dalam puisi Sajak Sajak Rajawali karya W.S. Rendra. Sedangkan manfaat dari
penelitian unsur struktural puisi ini dapat dijadikan bahan pengembangan pembelajaran
penelitian berikutnya.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif
merupakan suatu metode yang mengungkapkan, menggambarkan, mendeskripsikan,
menguraikan, dan memaparkan objek penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis struktural. Pendekatan struktual sering juga dinamakan pendekatan objektif,
pendekatan formal, atau pendekatan analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra
kreatif memiliki otonomi yang penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri
terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya.
Data berupa nilai yang terkandung dalam karya sastra yaitu teks yang menunjukkan nilai
yang melingkupi karya sastra tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi data adalah teks puisi
Sajak Sajak Rajawali berhubungan dengan struktur fisik dan struktur batin. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis dan menginterpretasikan data yang
telah diklasifikasikan sesuai dengan masalah penelitian
BAB 2
PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas tentang struktur fisik dan struktur batin yang ada pada puisi
menggunakan teori struktural. Analisis tersebut menggunakan objek analisis salah satu puisi
karya W.S. Rendra yang berjudul Sajak Sajak Rajawali. Menurut Waluyo (1995:28), puisi
terbangun oleh unsur fisik dan unsur batin. Struktur fisik puisi tampak ketika dibaca atau ditulis.
Unsur ini termasuk unsur luar. Struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian (citraan), majas,
kata konkret, tipografi, dan versifikasi (rima, ritma, metrum). Struktur batin puisi adalah makna
yang hendak dikemukakan oleh penyair sesuai dengan suasana jiwanya. Struktur batin puisi
terdiri atas perasaan (feeling), tema (sense), nada (tone), dan amanat (intention).
1. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi Sajak Sajak Rajawali karya W.S. Rendra sebagai berikut:
a. Diksi
Diksi merupakan pengolahan atau pemilihan kata yang digunakan sehingga puisi memiliki
nilai estetika yang tinggi. Analisis diksi puisi Sajak Sajak Rajawali karya W.S. Rendra sebagai
berikut:

Sajak Rajawali
(W.S. Rendra)

sebuah sangkar besi


tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri

rajawali adalah pacar langit


dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti
langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara

rajawali terbang tinggi memasuki sepi


memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya

hidup adalah merjan-merjan kemungkinan


yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat fatamorgana

rajawali terbang tinggi


membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka.

Pemilihan kata dalam puisi Sajak Sajak Rajawali lebih mengacu pada makna konotatif.
Beberapa diksi yang memiliki makna konotatif pada puisi tersebut seperti sangkar besi, langit,
rajawali dan burung nuri. Sangkar besi dapat diartikan sebagai tempat yang tidak diinginkan
oleh rajawali untuk ditempati (penjara). Kata langit diartikan sebagai tempat yang dijunjung
oleh rajawali. Kata rajawali tidak bisa diubah menjadi burung nuri memiliki makna bahwa
walaupun rajawali terpaksa berada ditempat yang tidak ia inginkan, ia akan tetap kuat dan hal
tersebut tidak menjadikannya lemah. Diksi yang ditemukan tersebut memiliki makna estetika
untuk memperindah isi dari puisi.
b. Citraan
Citraan merupakan cara yang diguanakan oleh seorang penyair dalam penggunaan indera
manusia. Citra visual amat dominan dalam Sajak Rajawali. Dengan citra penglihatan ini,
pembaca atau pendengar akan membayangkan sekaligus membandingkan burung rajawali yang
ada di dalam sangkar besi dan burung rajawali yang ada di alam bebas.Citra gerak dapat
ditemukan dalam bait keempat dan ketujuh.
rajawali terbang tinggi
memasuki sepi
memandang dunia.
rajawali di sangkar besi (bait ke-4)

rajawali terbang tinggi


membela langit dengan setia.
dan ia akan mematuk kedua matamu. (bait ke-7)
c. Kata Konkret
Kata konkret yaitu suatu kata yang nyata untuk membangkitkan imajinasi pembaca sehingga
pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair.
Seperti contohnya pada puisi Sajak Sajak Rajawali, kata langit, sangkar burung dan terbang
meskipun masuk ke dalam diksi namun juga dapat meningkatkan imajinasi para pembaca untuk
membayangkan apa yang digambarkan oleh penyair
d. Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan yang menimbulkan makna kias yang akan
membangkitkan kesenangan imajinatif dan kekayaan perspektif. Puisi Sajak Sajak Rajawali
adalah puisi berisi kiasan bagi orang yang berpandangan luas, berpikiran maju, memiliki
keberanian luar biasa, dan seorang pembela kebenaran. Puisi ini diceritakan secara kias seorang
pejuang kemerdekaan/kebebasan. Hal tersebut tercermin dari bait terakhir :
rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
Dalam puisi ini terdapat juga bahasa kiasan berupa personifikasi/pengorangan. Hal ini
ditunjukkan bait kedua :
rajawali adalah pacar langit

dan bait keempat :


rajawali di sangkar besi
duduk bertapa mengolah hidupnya.

Bahasa kiasan dalam puisi ini dipergunakan untuk menyampaikan ide meraih kebebasan
berbuat dan menyampaikan buah pikiran meskipun berisiko masuk penjara (sangkar burung)
e. Versifikasi
Dalam versifikasi terdapat rima. Rima merupakan pengulangan bunyi yang berselang seperti
pada puisi Sajak Sajak Rajawali berikut:
langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
Rima yang digunakan adalah pola sajak berselang yaitu abab. Pada baris pertama dan ketiga
terdapat vokal i, sedangkan baris kedua dan empat dengan bunyi vokal a.
Dalam data berikut juga digunakan pola sajak akhir yang sama yaitu berbunyi i,
rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti
f. Tipografi
Tipografi merupakan aspek visual puisi dengan mengetahui tata hubungan dan tata baris
dalam sebuah puisi. Pada puisi Sajak Sajak Rajawali penulisannya kta depan tiap baris tidak
menggunakan huruf kapital tetapi dibubuhi dengan tanda kome sebagai penjedaan kalimat
(namun beberapa bait juga ada yang tidak menggunakan koma)

2. Struktur Batin
Struktur batin puisi Sajak Sajak Rajawali karya W.S. Rendra sebagai berikut:
1. Tema
Tema merupakan sebuah garis besar yang dikembangkan melalui sajak-sajak berupa
makna dari keseluruhan isi puisi tersebut. Dalam puisi Sajak Sajak Rajawali mengusung
tema sebagai berikut:
1) Tema Kehidupan Membela Kebenaran

rajawali terbang tinggi


membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka.

Dalam data tersebut menunjukkan bahwa puisi Sajak Sajak Rajawali mengandung tema
membela kebenaran. Rajawali akan tetap setia membela kebenaran yang diibaratkan
sebagai langit dan siap melawan seorang yang mencemarkan kebenaran.

2. Rasa
Rasa merupakan penyair membuat puisi dengan menyelipkan suatu sikap terhadap
permasalahan yang terdapat dalam puisi. Analisis rasa puisi Sajak Sajak Rajawali sebagai
berikut:

sebuah sangkar besi


tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti

Pada data tersebut menunjukkan bahwa penyair menghadirkan perasaan pantang


menyerah dan berpegang teguh pada prinsip membela kebenaran.
3. Tone
Tone atau nada merupakan penyaluran suatu sikap kepada pembaca yang berhubungan
dengan tema dan rasa yang disampaikan, seperti pada puisi Sajak Sajak Rajawali berikut:

rajawali terbang tinggi


membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka.
Data tersebut menggambarkan penggunaan nada intimidasi guna memberi rasa tertohok
(sindiran) kepada si pencemar kebenaran

4. Amanat
Amanat merupakan menyampaikan maksud dan tujuan yang disampaikan kepada
pembaca melalui pesan tersirat yang terdapat dalam isi puisi. Pada puisi Sajak Sajak
Rajawali amanat yang diberikan oleh penyair adalah tetaplah junjung tinggi nilai
kebenaran walaupun harus mendapat kenyataan yang pahit bahkan hingga di penjara kita
harus senantiasa percaya bahwa kebenaran akan selalu menanti dan berpihak pada kita.
BAB 3

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa puisi memiliki struktur fisik dan batin
karena strutur puisi sangat berpengaruh terhadap kualitas puisi yang akan dibuat. Struktur fisik
puisi merupakan struktur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam bentuk
susunan kata-katanya atau bisa dikatakan sebagai sarana yang digunakan oleh seoarang penyair
untuk mengungkapkan hakikat puisi. Sedangkan strutur batin puisi merupakan merupakan
struktur pembangun puisi yang membangun dari dalam. Kedua struktur itu memiliki keterkaitan
yang bersifat saling membangun untuk membentuk keutuhan puisi. Puisi Sajak Sajak Rajawali
diciptakan dengan sangat indah dan memiliki ketersiratan perihal sebuah pembelaan pada
kebenaran.

Hasil dari analisis struktur fisik puisi berdasarkan diksinya terdapat empat diksi berkaitan
dengan pemilihan kata yang digunakan penyair. Berdasarkan imaji terdapat dua imaji yang
berkaiatan dengan alat indera manusia. Berdasarkan kata konkret terdapat dua kata yang
berkaiatan dengan pemaknaan kata secara menyeluruh. Berdasarkan bahasa figuratif terdapat
tiga data yang membuktikannya. Berdasarkan rima atau irama terdapat dua berkaitan dengan
sajak. Berdasarkan tipografi terdapat dua berkaitan dengan tata penulisan larik dan puisi. Hasil
dari analisis struktur batin berdasarkan tema terdapat satu tema yang berkaitan dengan masalah
yang diangkat dari puisi. Berdasarkan nada terdapat satu nada. Berdasarkan rasa terdapat satu
rasa yang diuriakan penyair. Terdapat satu amanat mengenai pesan yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, G. 2016. Analisis Struktural Antologi Puisi Hujan Lolos di Sela Jari Karya
Yudhiswara. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 2 September
2016. Page 39-44.

Anggraini ,N. & Aulia, N. 2020. ANALISIS STRUKTURAL PADA PUISI MALU AKU JADI
ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL (PENDEKATAN STRUKTURAL). Jurnal
Sasindo Unpam, Volume 8, Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai