Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA KELUARGA

YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN ANGKA

KEJADIAN BHP (Bronchopneumonia) PADA ANAK USIA 0 – 2

TAHUN DI RUANGAN IGD RSUD DR SLAMET GARUT

Disusun Oleh :

Nama : Ria Laelasari Amd.Kep

NIP : 198609162019032004

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

BAPELKES DIY

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan

judul ”Gambaran Perilaku Merokok Pada Keluarga Yang Mempengaruhi

Peningkatan Angka Kejadian BHP (Brochopneumonia) Pada Anak Usia 0-2

Tahun Di Ruangan IGD RSUD dr. Slamet Garut”. Sholawat serta salam semoga

tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, teladan, dan panutan

sepanjang masa.

Penulis menyadari bahwa tulisan dalam proses penyusunan karya tulis

ilmiah ini tidak terlepas dari keluarga dan rekan kerja. Adapun karya tulis ilmiah

ini juga mengandung kekurangan dan kelebihan. Maka dari itu, penulis memohon

kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Garut, Agustus 2022

Penulis

Ria Laelasari Amd.Kep

NIP. 19860916201903200

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian................................................................... 3

1. Tujuan Umum............................................................... 3

2. Tujuan Khusus............................................................. 3

D. Manfaat Penelitian................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 5

2.1 Konsep Penyakit................................................................... 5

2.1.1 Definisi...................................................................... 5

2.1.2 Etiologi..................................................................... 5

ii
2.1.3 Manifestasi Klinis.................................................... 7

2.2 Konsep Perilaku.................................................................... 8

2.2.1 Definisi Perilaku...................................................... 8

2.2.2 Pengukuran Perilaku.............................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 9

3.1 Rancangan Penelitian........................................................... 9

3.2 Variabel Penelitian............................................................... 9

3.3 Definisi Konseptual............................................................... 9

3.4 Subjek Penelitian.................................................................. 9

3.5. Prosedur Pengumpulan Data.............................................. 10

3.6 Instrumen Penelitian............................................................ 11

3.7 Teknik Analisa Data............................................................. 11

3.8 Pengolahan Data.................................................................. 12

3.9 Etika Penelitian..................................................................... 12

3.10 Tempat Penelitian............................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia yang menyebabkan

infeksi dan peradangan pada saluran udara (bronkus) dan kantung udara

(alveolus). Kondisi ini membuat saluran udara menyempit dan area

pertukaran udara dengan darah menjadi berkurang. Akibatnya, penderita

bronkopneumonia menjadi kesulitan bernapas.

Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Berli Hamdani mengatakan jumlah

kasus pneumonia di Jabar paling banyak terjadi pada anak balita yang

berusia kurang dari 5 tahun. Jumlah kasusnya, mencapai 114.753 kasus.

Sementara kasus pada pasien usia lebih dari 5 tahun, ada  28.730 kasus.

Menurut pengumpulan data pada SIMRS, kunjungan pasien selama

3 (tiga) bulan di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.Slamet Garut

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari

data kunjungan pada bulan mei 2020 terdapat 1664 Pasien, pada bulan

Juni 2022 terdapat 1882 Pasien, dan pada bulan Juli 2022 terdapat 2472

Pasien. Dimana dalam kunjungan pasien tersebut 73% merupakan

kunjungan pada IGD Anak.

1
Data kejadian Bronchopneumonia bulan Juli 2022, didapatkan 41%

dari jumlah total kunjungan pasien anak ke Instalasi Gawat Darurat RSUD

dr.Slamet Garut.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, dan merupakan

lingkungan terdekat dengan seorang anak. Pola perilaku kesehatan yang

diterapkan didalam keluarga sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan

anak, seperti orang tua yang merokok di dalam lingkungan rumah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Anggiani et al.,

2016) menyatakan bahwa perilaku kejadian Bronchopneumonia pada

balita adalah keberadaan anggota keluarga yang merokok di

dalam rumah, ada hubungan yang signifikan antara keberadaan

perokok dengan kejadian bronchopneumonia pada balita. Balita

yang tinggal di rumah yang terdapat keberadaan perokok

mempunyai risiko lebih besar menderita bronchopneumonia

dibandingkan dengan balita yang tinggal di rumah dengan tidak terdapat

keberadaan perokok dalam rumah. Keberadaan orang perokok

termasuk faktor dominan yang mempengaruhi kejadian

bronchopneumonia pada balita.

Penelitian yang dilakukan oleh (Aulina et al., 2017)

menyatakan bahwa salah satu yang berhubungan dengan

bronchopneumonia pada balita adalah polutan udara yang dapat

membahayakan kesehatan khususnya pada sistem pernapasan, dan jika

terhirup oleh manusia maka dapat menyebabkan adanya reaksi


2
peradangan pada saluran pernapasan, kondisi yang lebih buruk dapat

terjadi bila terhirup oleh balita dan anak-anak yang imunitas tubuhnya

masih rendah.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan


masalah penulisan yaitu bagaimana Gambaran Perilaku Merokok Pada
Keluarga Yang Mempengaruhi Peningkatan Angka Kejadian BHP
(Brochopneumonia) Pada Anak Usia 0-2 Tahun Di Ruangan IGD RSUD
dr. Slamet Garut

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui

Gambaran perilaku merokok pada keluarga yang mempengaruhi

peningkatan angka kejadian Bronchopneumonia pada anak usia 0-2

tahun di IGD RSUD dr.Slamet garut

b. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik orang tua berdasarkan tingkat

umur,pendidikan, dan pekerjaan.

b. Mengidentifikasi perilaku merokok pada orang tua

c. Mengetahui pengertian bronchopneumonia

d. Mengetahui tanda dan gejala penyakit bronchopneumonia

3
D. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

keperawatan khususnya keperawatan anak mengenai Gambaran

perilaku merokok pada keluarga yang mempengaruhi peningkatan angka

kejadian bronchopneumonia pada anak usia 0-2 tahun di IGD RSUD

dr.Slamet Garut

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit

2.1.1 Definisi

Bronkopneumonia adalah istilah medis yang digunakan untuk

menyatakan peradangan yang terjadi pada dinding bronkiolus dan

jaringan paru di sekitarnya. Bronkopeumonia dapat disebut sebagai

pneumonia lobularis karena peradangan yang terjadi pada parenkim paru

bersifat terlokalisir pada bronkiolus berserta alveolus di sekitarnya

(Muhlisin, 2017).

Bronkopneumonia adalah peradangan umum dari paru-paru, juga

disebut sebagai pneumonia bronkial, atau pneumonia lobular. Peradangan

dimulai dalam tabung bronkial kecil bronkiolus, dan tidak teratur

menyebar ke alveoli peribronchiolar dan saluran alveolar (PDPI Lampung

& Bengkulu, 2017).

2.1.2 Etiologi

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) secara umum

bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan

tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan

sehat memiliki mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ

pernafasan yang terdiri atas reflek glotis dan batuk, adanya lapisan

mukus, gerakan silia yang menggerakan kuman dari organ dan sekresi

humoral setempat.

5
Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus dan

jamur, antara lain :

a. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella

b. Virus : Legionella Pneumoniae

c. Jamur : Aspergillus Spesies, Candida Albicans

d. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru

e. Terjadi karena kongesti paru yang lama

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya

disebabkan oleh virus penyebab Bronkopneumonia yang masuk ke

saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan bronkus dan alveolus.

Inflamasi bronkus ini ditandai dengan adanya penumpukan sekret,

sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila

penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang

terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.

Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak

napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi

paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi

untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau

pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis

mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis

6
respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan

yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas (PDPI Lampung &

Bengkulu, 2017)

2.1.3 Manifestasi Klinis

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran

napas bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik secara

mendadak sampai 37,6-40°C dan kadang disertai kejang karena

demam yang tinggi. Selain itu, anak bisa menjadi sangat gelisah,

pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan

sianosis di sekitar hidung dan mulut. Sedangkan, batuk biasanya tidak

dijumpai pada awal penyakit, seorang anak akan mendapat batuk

setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering

kemudian menjadi produktif.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

a. Inspeksi: Pernafasan cuping hidung (+), sianosis sekitar hidung

dan mulut, retraksi sela iga.

b. Palpasi: Stem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit.

c. Perkusi: Sonor memendek sampai beda.

d. Auskultasi: Suara pernapasan mengeras (vesikuler mengeras)

disertai ronki basah gelembung halus sampai sedang

7
2.2 Konsep Perilaku

2.2.1 Definisi Perilaku

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang

dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan

karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah

tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat

diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat

diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari

luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan

bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi

dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain

sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara

langsung (Adventus, dkk, 2019).

2.2.2 Pengukuran Perilaku

Menurut Notoatmodjo dalam Damayanti (2017) ada dua cara dalam

melakukan pengukuran perilaku yaitu :

a. Perilaku dapat diukur secara langsung yakni wawancara terhadap

kegiatan yang dilakukan beberapa jam, hari, bulan yang lalu (recall)

b. Perilaku yang diukur secara tidak langsung yakni, dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian tentang gambaran perilaku merokok pada keluarga yang

mempengaruhi peningkatan angka kejadian BHP di IGD RSUD dr Slamet

Garut menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana data diperoleh

berdasarkan hasil wawancara secara langsung.

3.2 Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki 2 variabel yaitu, Perilaku merokok keluarga

(Independen), dan Peningkatan angka kejadian BHP di IGD RSUD dr Slamet

Garut (Dependen)

3.3 Definisi Konseptual

Perilaku merokok yang dilakukan oleh keluarga sangat mempengaruhi

kondisi kesehatan lingkungan sekitarnya, terutama pada anak atau bayi yang

memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan. Asap dari rokok tersebut dapat

membuat kualitas udara lingkungan terdekat menjadi tidak baik.

Bronkopneumonia pada anak disebabkan beberapa factor, salah

satunya oleh perilaku atau kebiasaan merokok yang sering dilakukan oleh

orang tua anak.

3.4 Subjek Penelitian


Penelitian kualitatif tidak mengguanakan instilah populasi karena
berawal dari kasus tertentu yang ada pada situasi social tertentu dan hasil
kajiannya tidak diberlakukan ke populasi tetapi ditransferkan ke temapt lain
9
dengan situasi social yang memiliki kesamaan dengan situasi social yang
dipelajari. Spradley (dalam Sugiyono, 2009) mengatakan bahwa penelitian
kualitatif tidak menggunakan populasi tapi dengan istilah social situation
atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi


narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Selain itu,
disebut juga sampel teoritis karena tujuannya menghasilkan teori. Penentuan sampel
dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian
berlangsung.

Subjek penelitian ini adalah keluarga atau orang tua dari pasien anak dengan
BHP sebagai informan utama. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara memilih
sampel keluarga pasien anak dengan kriteria inklusi yaitu usia pasien anatar 0 – 2
tahun dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2022 , didapatkan subjek penelitian
berjumlah 10 orang.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data


1. Persiapan
Peneliti mengurus izin penelitian ke Bagian Diklat dan Komite Medik RSUD dr.
Slamet Garut. Peneliti melakukan pertemuan dengan Kepala Ruangan IGD untuk
membicarakan dan menjelaskan prosedur pengambilan data yang dilakukan dengan
metode pembagian kuosioner dan wawancara secara langsung

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data


Data awal pasien BHP didapatkan dari rekam medis pasien dan catatan
administrasi Ruang IGD RSUD dr. Slamet Garut. Subjek penelitian yang diambil berjumlah
10 keluarga pasien anak dengan kriteria usia pasien 0-2 tahun.
Peneliti mengunjungi bed informan dan memberikan penjelasan tentang tujuan
kedatangan. Kemudian melakukan informed concent dan lembar ketersediaan menjadi
informan. Apabila keluarga bersedia maka peneliti menanyakan identitas informan
termasuk usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Setelah itu, pasien diwawancara terkait
kebiasaan merokok di dalam keluarga.

10
3. Tahap Akhir
Setelah informan dilakukan wawancara, maka peneliti menganalisis data dengan
cara content analysis dan dikolaborasikan dengan data sekunder dengan hasil radiologi

3. 6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode wawancara.

3. 7 Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara

content analysis dan dikolaborasikan dengan data sekunder dengan hasil

radiologi

3. 8 Pengolahan Data

1. Editing

Peneliti melakukan pengecekan kembali kebenaran data yang sudah

diperoleh atau dikumpulkan dan dilakukan pada saat pengumpulan data

atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Peneliti memberikan kode numerik (angka) terhadap informan.

3. Entri Data

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam tabel

Microsoft Excel kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana dan

kesimpulan.

4. Tabulating

Tahap pengolahan data hasil penelitian yaitu:

11
1. Peneliti memeriksa ulang setelah melakukan entry data setiap

informan dengan melakukan pemeriksaan kembali jawaban yang

kurang lengkap.

2. Peneliti menghitung ulang jumlah atau frekuensi responden dari

masing – masing karakteristik yang didapat.

3. 9 Etika Penelitian

1. Informed consent, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian..

2. Anonimity, peneliti memberikan jaminan kepada keluarga pasien dengan

cara tidak mencantumkan nama pada lembar atau alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Beneficience, keuntungan bagi keluarga pasien BHP yaitu mendapatkan

pengetahuan mengenai perilaku merokok dapat membahayakan anak

4. Justice, peneliti bersikap adil serta jujur dengan tidak membeda – bedakan

keluarga pasien BHP atas dasar apapun.

3. 10 Tempat Penelitian

Ruang IGD RSUD dr. Slamet Garut bulan Maret – Mei 2022

12

Anda mungkin juga menyukai