Oleh Kelompok 4:
JURUSAN MANAJEMEN
2022
GAYA KEPEMIMPINAN DELEGATIF
1.1. Definisi Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif adalah sebuah gaya kepemimpinan dimana pemimpin lebih sering
terlihat sedang berada di kursi belakang dari tim kerja yang dibentuk olehnya, baik dalam
menyelesaikan pekerjaan maupun dalam pengambilan sebuah keputusan. Jika dibandingkan
dengan aksi atau kerja langsung di lapangan, sebenarnya pemimpin delegatif ini akan lebih
memposisikan dirinya pada strategi manajemen. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa
pemimpin dengan gaya delegatif ini lebih banyak diam dan tidak melakukan apa-apa, namun
nyatanya mereka selalu berusaha agar bisa mengarahkan bawahannya agar mampu berbagi
tanggung jawab maupun pengetahuan, dan mengaplikasikannya dalam setiap tingkatan yang ada
dalam organisasi yang dipimpinnya. Setelah membentuk sebuah manajemen yang ia percaya,
maka hal selanjutnya yang akan dilakukan oleh para pemimpin delegatif ini ialah memberikan
kendali penuh akan proses kerja maupun hasil akhirnya kepada setiap anggota tim maupun
manajer yang telah ia tunjuk. Meskipun dalam organisasi tersebut mereka tetap memegang
jabatan sebagai seorang pemimpin, namun beberapa hal yang seharusnya menjadi tanggung
jawab dan hak dari seorang pemimpin akan mereka serahkan kepada orang-orang yang telah
mereka tunjuk tadi, seperti misalnya memberi izin dalam membuat sebuah keputusan.
Selain memberikan hak atau otoritas kepada bawahannya, pemimpin juga akan menyediakan
berbagai sumber daya maupun alat yang sekiranya akan mereka butuhkan. Bersamaan dengan
itu, orang kepercayaannya kerap akan memiliki kebebasan penuh dalam bekerja, dan sekaligus
dituntut agar bisa memecahkan dan menyelesaikan sendiri setiap masalah yang mereka alami
selama bekerja. Dari penjelasan tersebut, sekilas kita dapat melihat para pemimpin dengan gaya
kepemimpinan delegatif sebagai sosok yang kerjaannya hanya menyusun manajemen organisasi,
melimpahkan tanggung jawab dan wewenang, kemudian duduk santai sambil menunggu hasil
yang akan diberikan oleh bawahannya.
1.2. Karakteristik atau Ciri Gaya Kepemimpinan Delegatif
Gaya Kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan dengan kendali bebas. Gaya
kepemimpinan ini diterapkan karena adanya anggapan bahwa anggota kelompok akan bisa
melaksanakan tugas dan mencapai tujuan dengan menggunakan teknik-teknik mereka sendiri,
sehingga akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Pendekatan ini bukan
berarti tidak adanya sama sekali pimpinan, hanya saja memang kurang dalam pengawasan dan
interaksi dengan pimpinan. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan ini hanya cocok diterapkan jika
anggota memiliki kompetensi dan keyakinan yang tinggi dalam mencapai hasil atau sasaran
tugas mereka.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan delegatif adalah sebagai berikut :
Anggota memiliki kebebasan penuh untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan
pimpinan
Pemimpin tidak aktif pembahasan bersama kelompok
Partisipasi pemimpin sangat minim, atau bahkan tidak ada sama sekali
Pemimpin jarang memberikan komentar dan masukan, kecuali bila ditanya.
Tidak ada usaha dari pemimpin untuk menilai atau mengatur jalannya organisasi.
Tentu yang pertama pemimpin tidak akan dipusingkan lagi dengan masalah-masalah
yang sebenarnya sederhana, dan kemudian yang terpenting ialah pemimpin akan
memiliki lebih banyak waktu maupun energi untuk mengurusi hal-hal yang bersifat lebih
penting, seperti merancang strategi organisasi, membangun relasi dengan pihak lain,
hingga memikirkan regenerasi perusahaan.
B. Kelemahan
1. Hilangnya Kendali
Kepemimpinan delegatif dan konsep pendelegasian yang dilakukannya ternyata dapat
mengakibatkan hilangnya kendali atas organisasi yang mungkin saja sudah ia bangun dan
besarkan dengan berbagai upaya, dan telah berinvestasi begitu banyak didalamnya.
Secara khusus bagi pemimpin yang bergerak dibidang bisnis, hal ini bisa menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit, maka dari itu mempertahankan kendali penuh terhadap bisnis
merupakan sesuatu yang harus diusahakan dengan sebaik-baiknya. Masalah utamanya
adalah pemimpin delegatif kerap mengambil peran di belakang proyek, sehingga tidak
jarang juga pemimpin delegatif tidak menekankan peran mereka kepada bawahan secara
langsung. Belum lagi dengan adanya harapan bahwa anggota tim akan mampu
menyelesaikan masalahnya secara mandiri, memungkinkan minimnya bimbingan yang
dilakukan oleh pemimpin. Hal ini akan memungkinkan beberapa oknum untuk
mengambil alih dan menjadikan dirinya sebagai pemimpin semu, dan mulai mencoba
mengarahkan tanggung jawab meskipun pada dasarnya mereka tidak memiliki hak untuk
memutuskan hal itu.