Anda di halaman 1dari 7

PERILAKU ORGANISASI

PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU

Dosen Pengampu : I Made Chandra Mandira, S.E., M.Han

Oleh Kelompok 4:

Putu Bagus Narendra 121114150

Ida Ayu Ketut Weda Astuti 121114171

Made Dian Suputri Dewi 121114166

Bagus Okta Wiradnyana 121114148

I Gusti Agung Ngurah Manik Dharma 121114156

Ni Wayan Indira Krisnaputri 121114153

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

2022
GAYA KEPEMIMPINAN DELEGATIF
1.1. Definisi Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif adalah sebuah gaya kepemimpinan dimana pemimpin lebih sering
terlihat sedang berada di kursi belakang dari tim kerja yang dibentuk olehnya, baik dalam
menyelesaikan pekerjaan maupun dalam pengambilan sebuah keputusan. Jika dibandingkan
dengan aksi atau kerja langsung di lapangan, sebenarnya pemimpin delegatif ini akan lebih
memposisikan dirinya pada strategi manajemen. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa
pemimpin dengan gaya delegatif ini lebih banyak diam dan tidak melakukan apa-apa, namun
nyatanya mereka selalu berusaha agar bisa mengarahkan bawahannya agar mampu berbagi
tanggung jawab maupun pengetahuan, dan mengaplikasikannya dalam setiap tingkatan yang ada
dalam organisasi yang dipimpinnya. Setelah membentuk sebuah manajemen yang ia percaya,
maka hal selanjutnya yang akan dilakukan oleh para pemimpin delegatif ini ialah memberikan
kendali penuh akan proses kerja maupun hasil akhirnya kepada setiap anggota tim maupun
manajer yang telah ia tunjuk. Meskipun dalam organisasi tersebut mereka tetap memegang
jabatan sebagai seorang pemimpin, namun beberapa hal yang seharusnya menjadi tanggung
jawab dan hak dari seorang pemimpin akan mereka serahkan kepada orang-orang yang telah
mereka tunjuk tadi, seperti misalnya memberi izin dalam membuat sebuah keputusan.
Selain memberikan hak atau otoritas kepada bawahannya, pemimpin juga akan menyediakan
berbagai sumber daya maupun alat yang sekiranya akan mereka butuhkan. Bersamaan dengan
itu, orang kepercayaannya kerap akan memiliki kebebasan penuh dalam bekerja, dan sekaligus
dituntut agar bisa memecahkan dan menyelesaikan sendiri setiap masalah yang mereka alami
selama bekerja. Dari penjelasan tersebut, sekilas kita dapat melihat para pemimpin dengan gaya
kepemimpinan delegatif sebagai sosok yang kerjaannya hanya menyusun manajemen organisasi,
melimpahkan tanggung jawab dan wewenang, kemudian duduk santai sambil menunggu hasil
yang akan diberikan oleh bawahannya.
1.2. Karakteristik atau Ciri Gaya Kepemimpinan Delegatif
Gaya Kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan dengan kendali bebas. Gaya
kepemimpinan ini diterapkan karena adanya anggapan bahwa anggota kelompok akan bisa
melaksanakan tugas dan  mencapai tujuan dengan menggunakan teknik-teknik mereka sendiri,
sehingga akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Pendekatan ini bukan
berarti tidak adanya sama sekali pimpinan, hanya saja memang kurang dalam pengawasan dan
interaksi dengan pimpinan. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan ini hanya cocok diterapkan jika
anggota memiliki kompetensi dan keyakinan yang tinggi dalam mencapai hasil atau sasaran
tugas mereka.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan delegatif adalah sebagai berikut :

 Anggota memiliki kebebasan penuh untuk mengambil keputusan tanpa campur tangan
pimpinan
 Pemimpin tidak aktif pembahasan bersama kelompok
 Partisipasi pemimpin sangat minim, atau bahkan tidak ada sama sekali
 Pemimpin jarang memberikan komentar dan masukan, kecuali bila ditanya.
 Tidak ada usaha dari pemimpin untuk menilai atau mengatur jalannya organisasi.

1.3. Keunggulan dan Kelemahan Gaya Kepemimpinan Delegatif


A. Keunggulan
1. Menonjolkan Keahlian Tim Kerja
Dibawah kepemimpinan yang delegatif, setiap anggota berpotensi untuk memiliki
motivasi diri yang tinggi sehingga dapat bekerja secara mandiri dan berusaha untuk
menjadi individu-individu yang terampil sehingga dapat berkontribusi bagi tim kerja
dimana ia ditempatkan. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran pemimpin yang dapat
mengenali keahlian setiap bawahannya dengan baik, sehingga pemimpin dapat
memberikan posisi yang sekiranya tepat bagi setiap bawahannya untuk mengambil
tanggung jawab dan kendali atas bagian yang sesuai dengan keahlian mereka. Biasanya
kinerja tim ini akan menjadi lebih maksimal lagi dengan adanya beberapa bimbingan dari
pemimpin, dan ke depannya setiap anggota tim akan dapat secara mandiri menjalankan
perannya dengan baik. Terlebih lagi, sebagian besar orang pada dasarnya akan memiliki
inisiatif yang lebih dalam bekerja maupun dalam belajar ketika dirinya diberi sebuah
kewenangan.

2. Memanfaatkan Keahlian Tim untuk Menutupi Kekurangan Setiap Individu


Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pemimpin yang besar pun pastinya memiliki
beberapa kekurangan, karena memang tidak mungkin baginya untuk benar-benar
menguasai semua hal dengan sempurna. Bahkan bukan sesuatu yang aneh jika dalam
beberapa aspek bawahan memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada pemimpinnya.
Nah dengan menyadari hal ini, maka sang pemimpin dapat menggunakan delegasi untuk
mengandalkan kemampuan timnya sehingga hasil yang diterima akan lebih baik karena
dikerjakan oleh orang-orang yang berkompeten di bidang tersebut. Harus diakui bahwa
dengan kepemimpinan delegatif maka setiap kemampuan, pengetahuan, kualitas dan
pengalaman setiap individu yang ada dalam organisasi akan dikeluarkan sebanyak
mungkin, sehingga proyek-proyek yang dihasilkan oleh organisasi ini akan memiliki
kualitas yang jauh lebih baik. Dengan demikian, alih-alih hanya mengandalkan
kemampuan dan pengetahuan diri sendiri, pemimpin dapat memanfaatkan latar belakang
maupun pengalaman dari timnya yang berpengetahuan luas.

3. Tidak Perlu Mengurusi Hal-hal Kecil


Dengan gaya kepemimpinan delegatif, seorang pemimpin akhirnya tidak harus mengurus
dan mengatur hal-hal yang kecil lagi. Karena sudah memindahkan tugas dan tanggung
jawab ini kepada anggota tim tertentu dengan mendelegasikan tugas manajerial. Dalam
operasional sehari-hari perusahaan, pemimpin tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal-hal
kecil ini, meskipun disisi lain dia tetap harus memberikan masukan untuk menciptakan
kinerja tim yang lebih baik, serta memberikan bimbingan untuk menambah wawasan
setiap anggota timnya.

Apa sisi positifnya?

Tentu yang pertama pemimpin tidak akan dipusingkan lagi dengan masalah-masalah
yang sebenarnya sederhana, dan kemudian yang terpenting ialah pemimpin akan
memiliki lebih banyak waktu maupun energi untuk mengurusi hal-hal yang bersifat lebih
penting, seperti merancang strategi organisasi, membangun relasi dengan pihak lain,
hingga memikirkan regenerasi perusahaan.

4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Penuh Motivasi


Salah satu peran penting dari seorang pemimpin adalah memotivasi setiap bawahannya
sehingga mereka dapat mengeluarkan setiap potensi yang dimiliki. Bagi pemimpin
dengan gaya kepemimpinan delegatif tugas penting tampaknya akan dapat berjalan
dengan baik dan mengalir begitu saja. Dengan praktik pendelegasian yang dilakukan oleh
pemimpin, secara bersamaan kontribusi setiap individu akan menjadi lebih dihargai.
Dengan begitu para bawahan akan merasa bahwa setiap usaha yang mereka lakukan
benar-benar diperhatikan oleh atasannya. Hal ini akan menginspirasi lebih banyak
anggota, dan memotivasi mereka untuk menciptakan hasil kerja yang lebih baik lagi ke
depannya, dan memicu kreativitas setiap individu. Tentu saja perusahaan akan menerima
dampak yang positif apabila bawahannya bekerja dengan baik, mulai dari peningkatan
produksi hingga tercapainya tujuan inti perusahaan. Perlu disadari oleh pemimpin bahwa
ketika pemimpin memberikan sebuah tanggung jawab, maka secara tidak langsung
pemimpin juga sedang memberikan rasa memiliki, sehingga para bawahan atau tim kerja
ini akan memiliki rasa memiliki yang ekstra, dan pekerjaan yang ada akan dilakukan
dengan lebih baik lagi. Para bawahan dan penanggung jawab tugas ini pun tidak akan
sungkan untuk memberikan upaya maksimal dalam menjalankan perannya, serta akan
memberikan umpan balik yang akan menguntungkan perusahaan.

B. Kelemahan
1. Hilangnya Kendali
Kepemimpinan delegatif dan konsep pendelegasian yang dilakukannya ternyata dapat
mengakibatkan hilangnya kendali atas organisasi yang mungkin saja sudah ia bangun dan
besarkan dengan berbagai upaya, dan telah berinvestasi begitu banyak didalamnya.
Secara khusus bagi pemimpin yang bergerak dibidang bisnis, hal ini bisa menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit, maka dari itu mempertahankan kendali penuh terhadap bisnis
merupakan sesuatu yang harus diusahakan dengan sebaik-baiknya. Masalah utamanya
adalah pemimpin delegatif kerap mengambil peran di belakang proyek, sehingga tidak
jarang juga pemimpin delegatif tidak menekankan peran mereka kepada bawahan secara
langsung. Belum lagi dengan adanya harapan bahwa anggota tim akan mampu
menyelesaikan masalahnya secara mandiri, memungkinkan minimnya bimbingan yang
dilakukan oleh pemimpin. Hal ini akan memungkinkan beberapa oknum untuk
mengambil alih dan menjadikan dirinya sebagai pemimpin semu, dan mulai mencoba
mengarahkan tanggung jawab meskipun pada dasarnya mereka tidak memiliki hak untuk
memutuskan hal itu.

2. Dipandang Tidak Kompeten


Berhubung pemimpin delegatif lebih sering menyibukkan diri dalam hal-hal terkait
manajemen dan perencanaan, maka terkadang muncul pandangan bahwa mereka
sebenarnya tidak berkompeten dalam memimpin, karena sangat jarang terlihat bekerja.
Pada akhirnya bawahan akan melihat pemimpinnya sebagai seseorang yang sebenarnya
tidak terlalu tertarik dengan urusan organisasi, dan bahkan bisa memberi pandangan yang
meremehkan. Tentu saja hal ini akan memberi dampak yang tidak baik pula bagi
perkembangan organisasi, karena timbulnya ketidakpuasan dalam diri bawahannya.
Apabila tidak segera diatasi atau dicarikan solusinya, maka rasa tidak puas ini akan
mempengaruhi kinerja, semangat dan motivasi bawahan, sehingga operasional dan
produksi akan terganggu.

3. Sering Terjebak di Posisi Canggung


Hal ini mungkin sedikit aneh, namun faktanya ini lah masalah yang sering dihadapi oleh
para pemimpin delegatif, yakni rasa canggung kepada orang-orang yang telah menerima
otoritas. Ini bisa saja terjadi apabila si pemimpin memberikan tanggung jawab atau
mengalihkan otoritas dan hak pengambilan keputusan pada rekan atau bawahan yang
sebenarnya tidak mereka kenal dengan baik, atau pun pada rekan yang sebenarnya tidak
memiliki kualifikasi yang cukup untuk posisi tersebut. Akhirnya pemimpin perlu turun
tangan secara langsung, yang mana tindakan ini dapat memicu adanya kesulitan
interpersonal yang kemudian meredam seiringan moral yang seharusnya diberikan oleh
gaya kepemimpinan delegatif. Untuk mengatasi terjadinya hal ini, maka tugas wajib dari
seorang pemimpin delegatif sebelum mendelegasikan sebuah tanggung jawab dan
kekuasaan pada bawahannya ialah mencari tahu sebanyak mungkin mengenai bawahan
tersebut, dan mencari tahu apakah mereka memang memiliki kemampuan yang cukup
untuk tugas tersebut. Jika dalam hal ini pemimpin tidak dapat menentukan orang yang
tepat atau salah dalam memilih, maka alih-alih mengembangkan perusahaan, yang ada
pemimpin malah sedang menyiapkan “bom waktu” bagi dirinya dan perusahaannya
sendiri.
1.4. Dua Contoh Pemimpin dengan Gaya Kepemimpinan Delegatif
Salah satu pemimpin yang mengaplikasikan gaya kepemimpinan delegatif dalam
kepemimpinannya ini adalah salah seorang pengusaha, politisi, dan industrialis AS yang
bernama Andrew Mellon yang berstatus konglomerat, dan membangun kekuasaannya dengan
cara menaruh kepercayaan penuh kepada tim manajemennya, dan masing-masing tim ini
bertugas untuk menjalankan divisinya sendiri.
Lalu dari dunia ndustry keuangan muncul nama Warren Buffet yang juga dikenal sebagai
pemimpin delegatif yang lebih modern, yang mana hal ini tampak dalam transaksi investasi dan
bisnis yang dimilikinya. Dari pada manajemen tugas yang otoriter, Warren Buffet diketahui lebih
mengharapkan agar para karyawan dapat mengambil tanggung jawab atas keputusan yang
mereka buat sendiri. Dari beberapa sosok pemimpin hebat ini, sekali lagi terbukti bahwa
kepemimpinan delegatif yang dijalankan dengan cara yang tepat ternyata sangat mungkin untuk
menciptakan sebuah kepemimpinan yang kuat, serta mampu memicu pertumbuhan dari sebuah
organisasi.
Daftar Pustaka
https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-delegatif-pengertian-konsep-karakteristik/
https://haloedukasi.com/jenis-gaya-kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai