Anda di halaman 1dari 9

SISTEM REPRODUKKSI DAN STRUKTUR TERKAIT

Uterus

Proses involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamilsetelah melahirkan disebut involus proses
ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot – otot polosuterus

Pada akhir tahap ke tiga persalinan, uteruys berada di garis tengah kira – kira 2 cm di bawah
umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis pada saat ini besar uterus
kira – kira sama besar dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (sebesar grape
fruit (eruk asam) dan beratnya kira- kira 1000g

Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Dalam
beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira
sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di
pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa di palpasi pada abdomen pada
hari ke-9 pasca partum.

Uterus yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil ber involusi menjadi
kira-kira 500 G satu minggu setelah melahirkan kan dan 350 G 2 minggu setelah lahir. Seminggu
setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu ke-6 beratnya
menjadi 50 sampai 60 G.

Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggungjawab untuk pertumbuhan masif uterus
selama masa hamil. Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada hiperplasia pembesaran sel-sel
yang sudah ada. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon hormon ini menyebabkan
terjadinya autolisis perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit
lebih besar setelah hamil. Subinvolusi ialah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak
hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering ialah tertahan fragmen plasenta dan infeksi.

Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir diduga terjadi
sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Homeostasis
pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intra miometrium bukan oleh
agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon Oksigen yang dilepas dari kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus mengkompresi pembuluh darah dan
membantu homeostasis. Selama 1 sampai 2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus
Bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan
kontraksi uterus selama masa ini biasanya suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskular
diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya dianjurkan
membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara
perangsang pelepasan oksitosin.

Afterpains

Pada primipara tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tidak kencang. Relaksasi
dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan
sepanjang masa awalpeurperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu
melahirkan di tempat uterus selalu terenggang misalnya pada bayi besar kembar. Menyusui dan
oksitosin tambah biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi
uterus.

Tempat plasenta

Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan kontraksi vaskular dan trombosis menurut 4
plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium
keatas menyebabkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut
yang menjadi karakteristik penyembuhan luka. Proses penyembuhan yang unik Inimemampukan
endometrium
Menjalankan siklusnya seperti biasa dan memungkinkan Implantansi dan Plasentasi untuk
kehamilan di masa yang akan datang. Regenerasi Endometrium selesai pada akhir minggu ketiga
masa Pascapartum. Tempat ini biasanya tidak selesai sampai enam minggu setelah melahirkan

Lokia

Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut Lokia, mula-mula berwarna
merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas ini dapat mengandung
bekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus
tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang keluar setelah menstruasi. Setelah waktu tersebut,
aliran Lokia yang keluar harus semakin berkurang.

Lokia Rubra terutama mengandung darah dan debris desidua serta debris trofoblastik.
Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3 atau 4 hari(lokia serosa). Lokia
serosa terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit dan debris jaringan. Sekitar 10 hari
setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih (Lokia alba).

Lokia alba mengandung Leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum, dan bakteri. Lokia
alba bias bertahan selama dua sampai enam minggu setelah bayi lahir.
Kan akibat otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein didalam sel otot uterus
juga menyebabkan proleunia (-1) selama satu sampai dua hari setelah wanita melahirkan. Hal ini
terjadi pada sekitar 50% wanita. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang tidak mengalami
komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama dan disertai dehidrasi.

Pengkajian jumlah aliran lokia berdasarkan observasi tampon perineum sulit dilakukan. Jacobson
(1985) menganjurkan suatu metode untuk memperkirakan kehilangan darah pasca partum secara
objektif dengan mengkaji jumlah cairan yang menodai tampon premium. Cara mengukur lokia
yang objektif ialah dengan menimbang tampon perineum sebelum dipakai dan setelah dilepas.
Setiap peningkatan berat besar 1 gram setara dengan sekitar 1 ml darah. Seluruh perkiraan cairan
lokia tidak akurat bila faktor waktu tidak dipertimbangkan. Seorang wanita yang mengganti satu
tampon premium dalam waktu 1 jam atau kurang mengeluarkan lebih banyak darah daripada
wanita yang mengganti tampan setelah 8 jam.

Apabila wanita mendapat pengobatan oksitosin tanpa memandang cara pemberiannya lokia yang
mengalir biasanya sedikit sampai efek Obat hilang. Setelah operasi sesaria lokia yang keluar
biasanya lebih sedikit. Cairan lokia biasanya meningkat jika klien melakukan ambulasi dan
menyusui. Setelah berbaring di tempat tidur selama kurun waktu yang lama wanita dapat
mengeluarkan sumbatan darah saat ia berdiri tetapi hal ini tidak sama dengan perdarahan.

Lokia rubra yang menetap pada awal periode pasca partum menunjukkan perdarahan berlanjut
sebagai akibat fragmen plasenta atau membran yang ketinggal. Terjadinya perdarahan ulang lahir
ke-10 pascapartum menandakan adanya perdarahan pada bekas tempat plasenta yang mulai
memulih. Namun setelah tiga sampai empat minggu perdarahan mungkin disebabkan oleh
infeksi atau subinvolusi. Lokia serosa atau lokia Alba yang berlanjut bisa menandakan
endometritis terutama jika disertai demam rasa sakit atau nyeri tekan pada abdomen yang
dihubungkan dengan pengeluaran cairan. Bau lokia menyerupai bau cairan menstruasi bau yang
tidak sedap biasanya menandakan infeksi.

Perlu diingat bahwa tidak semua perdarahan pervaginam pasca partum adalah lokia. Laserasi
vagina atau serviks yang tidak diperbaiki dan perdarahan bukan lokia.

Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pascapartum serviks memendek
dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Servis setinggi sakman
bawah uterus tetap edematosa tipis dan rapuh setelah beberapa hari setelah ibu melahirkan.
Ektoserviks terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil kondisi yang optimal untuk
perkembangan infeksi. Muara serviks yang ber dilatasi 10 cm waktu melahirkan menutup secara
bertahap. Dua jari mungkin masih padat dimasukkan ke dalam Muara serviks pada hari keempat
sampai keenam pascapartum Tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada
akhir minggu kedua. Muara serviks eksternal tidak akan terbentuk lingkaran seperti sebelum
melahirkan. Tetapi terlihat memanjang seperti suatu celah sering disebut seperti mulut ikan.
Laktasi menunda produksi esterogen yang mempengaruhi muskulus dan mukosa.

Vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya
reggae. Vagina yang semula sangat tegang akan kembali secara bertahap keunggulan sebelum
hamil 6 sampai 8 Minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar Minggu
ke-4 walaupun tidak akan bisa menonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya rugi akan
memipih secara permanen. Mukosa tetap atrophic pada wanita yang menyusui sekurang-
kurangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring
pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas
vagina dan penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus
menetapsampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi . Biasanya wanita
dianjurkan menggunakan pelumas pelarut air sangat melakukan hubungan seksual untuk
mengurangi nyeri.

Pada awal lah introitus mengalami eritematosa dan edematosa terutama pada daerah episiotomi
atau jahitan laserasi. Perbaikan yang cermat pencegahan atau pengobatan Dini hematoma
hygiene yang baik selama 2 minggu pertama setelah melahirkan biasanya membuat introitus
dengan mudah dibedakan dari ritus pada wanita nulipara.

Pada umumnya episiotomi hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring miring dengan
bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi. Penerangan yang baik diperlukan supaya
episiotomi dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi
lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri merah panas bengkak atau rabas)atau tepian insisi tidak saling
mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.

Hemoroid umumnya terlihat wanita sering mengalami gejala terkait seperti rasa gatal tidak
nyaman dan perdarahan an-nur warna merah yang terang pada waktudefakator. Ukuran hemoroid
biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi lahir.

Topangan otot panggul

Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera sewaktu melahirkan dan masalah
ginekologi dapat timbul di kemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul yang robek atau
tenggang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai 6 bulan Untuk Kembali ke tonus
semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya atau
pangan permukaan struktur panggul. Struktur ini terdiri atas uterus dinding vagina posterior atas
uretra kandung kemih dan rektum. Walaupun relaksasi dapat terjadi pada setiap wanita tetapi
biasanya merupakan komplikasi langsung yang timbul Terlambat terlambat akibat melahirkan.

SISTEM ENDOKRIN

Hormon plasenta

Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon yang besar. Pengeluaran plasenta
menyebabkan kan penurunan signifikan hormon-hormon yang diproduksi oleh organ tersebut.
Penurunan hormon HPL estrogen dan kortisol serta plasenta enzim inulinase membalik
efekdiabetagonik kehamilan l, sehingga kadar gula darah meniUrunsecara yabg bermakna pada
masa puerperinum. Ibu diabetic biasanya membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih
kecil selama beberapa hari. Karena perubahan hormon normal ini membuat masapeurperinum
menjadi suatu periode transisi untuk metabolisme karbohidrat interpretasi tes toleransi glukosa
lebih sulit pada saat ini.

Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok setelah plasenta keluar kadar
terendahnya dicapai kira-kira 1 minggu pasca partum. Penurunan kadar estrogen berkaitan
dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi
selama masa hamil. Pada wanita yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada
minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang menyusui pada pasca
partum hari ke 17.

Hormon hipofisis dan fungsi ovarium

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda.
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan
ovulasi. Karena kadar follicle stimulating Hormone fsh terbukti sama pada wanita menyusui dan
tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi fsh ketika kadar
prolaktin meningkat (bowes 1991)

Kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa hamil. Pada wanita menyusui kadar
prolaktin tetap meningkat sampai Minggu ke-6 setelah melahirkan (bowes 1991). Kadar
prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui lama setiap kali menyusui dan banyak
makanan tambahan yang diberikan. Perbedaan individual dalam kekuatan menghisap
kemungkinan juga mempengaruhi kadar prolaktin. Hal ini memperjelas bukti bahwa menyusui
bukanlah bentuk KB yang baik. Setelah melahirkan wanita tidak menyusui Mengalami
penurunan kadar prolaktin mencapai rentang sebelum hamil dalam 2 minggu.

Pada wanita tidak menyusui ovulasi terjadi di ini ya ini dalam 27 hari setelah melahirkan dengan
waktu rata-rata 70 sampai 75 hari. Pada wanita menyusui waktu rata-rata terjadinya ovulasi
sekitar 190 hari (bowes 1991). Diantara wanita yang menyusui 15% mengalami menstruasi
dalam 6 minggu dan 45% dalam 12 minggu. Diantara wanita yang tidak menyusui 40%
mengalami menstruasi dalam 6 minggu 65% dalam 12 minggu dan 90% dalam 24 Minggu. Pada
wanita menyusui 80% siklus menstruasi pertama tidak mengandung ovum. Pada wanita tidak
menyusui 50% siklus pertama tidak mengandung ovum (scott, dkk; 1990).

Cairan menstruasi pertama setelah melahirkan biasanya lebih banyak daripada normal. Dalam
tiga sampai empat siklus jumlah cairan menstruasi wanita kembali seperti sebelum hamil.

SISITEM URINARIUS

Perubahan hormonal pada masa hamil turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal sedangkan
penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan
fungsi ginjal selama masa pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan
setelah wanita melahirkan. Diperlakukan kira-kira 2 sampai 8 Minggu supaya hipotonia pada
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali keadaan sebelum hamil (cuningham,
dkk 1993). Pada sebagian kecil wanita dilatasi traktus urinarius bisa menetap selama 3 bulan.

Komponen urin

Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Lacto Surya positif pada ibu
menyusui merupakan hal yang normal. BUN (bloodnitrogent) yang meningkat selama masa
pascapartum merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di
dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan selama 1 sampai 2 hari setelah wanita
melahirkan. Hal ini terjadi pada sekitar 50% wanita. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang
tidak mengalami komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama dan disertai
dehidrasi.

Uretra dan kandung kemih

Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan yakni sewaktu
bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapatmengalami hiperemis dan edema
seringkali disertai daerah-daerah kecil hemoragi. Pengambilan urine dengan cara bersih atau
melalui kateter sering menunjukkan adanya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus
urinarius bisa juga mengalami edema.

Kombinasi trauma akibat kelahiran peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir dan
efek induksi anestesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu rasa nyeri
pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan laserasi vagina atau menurunkan atau
mengubah refleks berkemih. Penurunan berkemih seiring diuresis pasca partum bisa
menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah
wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat
uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa pasca partum tahap lanjut distensi yang berlebihan
ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga mengganggu proses
berkemih normal (cunningham l, dkk, 1993). Apabila terjadi distensi berlebih pada kandung
kemih dalam jangka waktu lama dinding kandung kemih dapat mengalami kerusakan lebih
lanjut. Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat tonus kandung kemih biasanya
akan pulih kembali dalam 5 sampai 7 hari setelah bayi lahir.

Anda mungkin juga menyukai