Renita Bab Ii
Renita Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing” (Ngastiyah, 2005). “Pneumonia
merupakan peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak dan sering
terjadi pada bayi” (Hidayat, 2006). “Bronchopneumonia adalah radang pada saluran nafas
bagian bawah yang ditandai dengan demam, batuk, sesak nafas, peningkatan frekuensi
pernafasan, nafas cuping hidung, retraksi dinding dada, dan kadang-kadang syanosis
dengan terjadinya infiltrate atau konsolidasi jaringan interstinal dan parenkim paru oleh
parenkim paru disebabkan oleh bakteri, virus, jamur maupun benda asing” (Hidayat,
pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
ataupun, benda asing) yang menyebar membentuk bercak-bercak diruang alveoli yang
mengenai bronchus.
1. Anatomi
hidung, faring, laring, trachea dan bronchi, saluran saluran itu relative kaku dan tetap
karbondioksida, masih ada fungsi tambahan lain, yaitu tempat menghasilkan suara,
meniup (balon, kopi/ teh panas, tangan, alat music, dan lain sebagainya). Tertawa,
1) Hidung/naso : Nasal
dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi), terdapat bulu-bulu yang berguna
untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung
2) Faring
Merupakan tempat persimpanan antara jalan makan, yang berbentuk seperti pipa
yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai dengan
suara yang diapaki berbicara dan bernyanyi, terletak didepan dibagian faring
sampai ketinggian vertebrata servikalis dan masuk kedalam trachea dan tulang-
tulang bawah yang berfungsi pada waktu kita menelan makan dan menutup laring.
lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh
dilapisi oleh jenis sel yang sama, bronchus kanan lebih pendek dan lebih besar
6) Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel endotel.
eksternal, oksigen diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung disampaikan
2. Fisiologi
terdapat tiga tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi (Guyton, 1997)
a. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam
alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa
dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
b. Difusi Gas
CO2kapiler dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktor
Kedua, tebal membrane respirase/ permeabilitas yang terdiri dari epitel alveoli
c. Transportasi gas
C. Etiologi
Menurut pendapat Ngastiyah pada tahun (2005) etiologi pneumonia ada 7 yaitu :
Loeffler.
a. Bakteri
b. Virus
e. Aspirasi
f. Pneumonia hipostatik
Disebabkan karena terus-menerus berada dalam posisi yang sama. Gaya tarik bumi
menyebabkan darah tertimbun pada bagian bawah paru-paru, dan infeksi membantu
timbulnya pneumonia.
Disebabkan karena terus menerus terpapar oleh radiasi sehingga terjadi infeksi pada
h. Pneumonia hipersensitivitas
benda asing yang masuk, reaksi sensitifitas tersebut dapat mengakibatkan infeksi
D. Klasifikasi
1. Pneumonia Lobaris
Biasanya gejala penyakit secara mendadak, tapi kadang didahului oleh infeksi
Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa
hari.Suhu tubuh 39º-40ºC dan kadang disertai kejang demam yang tinggi.Anak
sangat gelisah, dyspneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping
hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut.Kadang disertai muntah dan
Pneumonia yang terjadi pada jaringan interstisial. Pada jaringan ini ditemukan
infiltrat sel radang, juga dapat ditemukan edema dan akumulasi mukus serta
eksudat karena adanya edema dan eksudat maka dapat terjadi obstruksi parsial
lain:
a. Pneumonia lobaris
Terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua
b. Pneumonia interstitial
c. Bronchopneumonia
1. Demam
makanan pada bayi yang mempunyai gangguan pernafasan dengan didukung ambat
cepat dapat juga disertai dengan cairan (ninorea), kental bernanah, tergantung dari
5. Bunyi nafas
6. Tenggorokan luka
7. Anoreksia
Anak mudah muntah jika sakit, hal ini menunjukan ada serangan infeksi biasanya
9. Diare
Biasanya ringan kemudian berat, sering menyertai infeksi pernafasan dan dapat
menyebabkan dehidrasi
Spasme otot mungkin disebabkan karena faktor muntah, takut, gelisah, dan
Menurut Rahajoe (2008) tanda dan gejala aspirasi benda asing kedalam
saluran respiratori yang timbul dapat dibagi berdasarkan urutan dari perjalanan
gejala. Berdasarkan perjalalan dan urutannya, gejala yang timbul dapat dibagi
1. Gejala Awal
Gejala awal yang timbul berupa tersedak, serangan batuk keras dan tiba-tiba sesak
nafas, rasa tidak enak didada, mata berair, rasa perih diitenggorokan, dan
dikerongkongan.
Setelah gejala awal dilalui ikuti periode bebas gejala yang disebut masa laten.
Gejala susulan tidak spesifik, sebagai perubahan fisiologi atau patologis yang
adanya inflamasi dan virus, bakteri atau mikroba yang terhirup atau masuk melalui
system vaskularisasi dari nasofaring terbawa kedalam bronckus sampai pada seluruh
bagian alveoli sehingga agent penyebab membuat granulasi leukosit yang dapat
memanifestasikan tachipnea dan tampak yang koleps atau amti akan timbul eksudat fibrin
penumpukan O2.
Bila keadaan tersebut dapat dikompensasikan oleh paru-paru maka tidak muncul
oleh paru-paru maka tidak muncul gangguan pengetahuan atau proses pernafasan berjalan
selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39,5 0C-40,5oC dan
kadang disertai demam yang tinggi, anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan
dangkal disertai cuping hidung serat cyanosis disekitar hidung dan mulut. Kadang-
kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan
penyakit tetapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian produktif, pada
auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah, nyaring, halus atau sedang.
Eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi
dan bocor.
Eksudat
Ketidakseimba ngan Nutrisi Kurang fibrin
dari Kebutuhan
terhambtuabt uphe sepanjang bronchus
1. Empiema
pleura.Pada fase awal, timbul cairan pleura yang jumlahnya sedikit dan berlanjut
Adanya infeksi pada saluran nafas dapat menyebar sampai ke telinga tengah
3. Atelektasis
paru terus terjadi. Penumpukan sekret ini akan menyebabkan obstruksi bronchus
alveolus.
4. Empisema
keluarnya udara.
sentral. Penyebarannya juga bisa dimulai saat terjadi infeksi saluran pernafasan
I. Pemeriksaan Penunjang
Untuk melihat adanya infeksi di paru dan status pulmones (untuk mengkaji
pengobatan.
6. Jumlah leukosit
7. Bronkoskopi
J. Penatalaksanaan
antara lain :
1. Terapi Medis
seperti ampisilin.
b. Pemberian oksigen dan cairan IV D5% dan NaCl 0,9% dengan perbandingan
pengeluaran dahak).
2. Keperawatan
Pada anak agak besar berikan sikap baring setengah duduk, longgarkan
oksigen 2 liter/menit.
baiknya.
Apabila sesak sudah berkurang pasien diberikan makanan lunak dan susu.
Bujuklah agar anak mau makan, dan waktu menyuapi harus sabar karena
keadaan sesak anak mudah lelah waktu mengunyah. Pada bayi yang masih
minum ASI, bila tidak terlalu sesak ia boleh menetek. Pada waktu menetek
(Hidayat, 2006)
2013)
L. Rencana Keperawatan
Kriteria hasil :
3 : Kadang menunjukan
4 : Sering menunjukan
5 : Selalu menunjukan
ekspektoran.
(Hidayat, 2006)
Kriteria hasil :
2 : Jarang menunjukan
3 : Kadang menunjukan
4 : Sering menunjukan
5 : Selalu menunjukan
1) Pertahankan jalan nafas yang paten dengan memberikan posisi semi fowler.
Kriteria hasil :
2 : Jarang menunjukan
3 : Kadang menunjukan
4 : Sering menunjukan
5 : Selalu menunjukan
2013)
Kriteria hasil :
benar.
3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan
2 : Jarang menunjukan
3 : Kadang menunjukan
4 : Sering menunjukan
5 : Selalu menunjukan
3) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisinya dengan cara yang tepat.