Jadi menurut pandangan ini atau dapat di definisikan dengan mudah bahwa
konstruktivisme adalah sebuah teori yang mempercayai bahwa faktor eksternal yaitu
pengalaman dan lingkungan sangat mempengaruhi peserta didik dalam memandang suatu
masalah yang dihadapi nya. Menurut teori ini juga dapat diketahui bahwa pengajaran juga
dapat diraih melalui konsep sosial, refleksi dan pengalaman secara langsung atau pengalaman
yang dialami.
Teori ini juga mengungkapkan bahwa peserta nya atau individu yang berpacu atau
berpatokan pada teori ini memperbolehkan ia berpikir secara bebas dengan melakukan
refleksi dan interaksi dengan lingkungan nya saat itu. Karena dengan pengalaman biasanya
seseorang akan merasakan sesuatu yang lebih membekas dan mudah diingat.
Tokoh Konstruktivisme dan Pemikirannya
Ada banyak sekali tokoh yang pro atau menganggap bahwa teori ini sangat masuk
akal dan patut diterapkan, beberapa tokoh diantaranya memiliki perbedaan pendapat namun
tetap menjelaskan arti konstruktivisme. Berikut adalah tokoh tokoh konstruktivisme beserta
pemikiran atau gagasan mereka :
1. Lev Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial. Dia
mengembangkan teori zona perkembangan proximal (ZPD), yang menyatakan bahwa
anak-anak dapat melakukan tugas-tugas yang lebih sulit dengan bantuan orang dewasa
atau teman sebaya yang lebih terampil. Teori ini jelas mengangkat teori konstruktivisme
karena menganggap bahwa faktor eksternal menjadi pengaruh besar terhadapa suatu
individu termasuk anak anak, pendapat diatas menyatakan bahwa anak anak akan lebih
mudah melakukan tugas sulit dengan dorongan atau bantuan orang dewasa
2. Jerome Bruner
Bruner menekankan pentingnya struktur dalam pembelajaran. Dia
mengembangkan teori pembelajaran konstruktivis sosial, yang menekankan pentingnya
konteks sosial dalam proses pembelajaran. Bruner memiliki pendapat bahwa teori
konstruktivisme adalah teori yang menekankan pada konteks sosial, dengan cara
seseorang bersosialisasi atau memasuki dunia sosial itu akan mempengaruhi kinerjanya
atau cara pemikirannya terhadap suatu hal yang ia hadapi dan temui.
3. John Dewey
Dewey berpendapat bahwa pembelajaran harus dilakukan melalui pengalaman
langsung dan refleksi. Dia mengembangkan teori pembelajaran eksperiential, yang
menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pembelajaran. Dalam teori
konstruktivisme, Dewey mengembangkan teori pembelajaran yang berlandaskan
eksperiental yang berarti belajar ditaih dari suatu pengalaman atau sebuah oengalaman
akan menambah pembelajaran bagi seseorang. Beliau juga sangat menekankan
bagaimana atau mengapa pengalaman begitu penting dalam sebuah pengalaman.
4. Seymour Papert
Papert memperkenalkan konsep “construal,” yang berarti cara seseorang
membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia. Dia mengembangkan bahasa
pemrograman Logo, yang dirancang untuk membantu anak-anak belajar
pemrograman dengan cara yang menyenangkan dan konstruktif. Papert,
memperkenalkan dan mengembangkan konsep kontrak dengan membangun
pemahaman seseorang anak atau membiarkan anak dan membantu mereka mengenal
dunia diluar sana. Anak anak akan mengenali dunia nya dengan pengalaman yang dia
dapatkan, mereka dipacu untuk mengolah data berdasarkan kejadian yang dialaminya.
3. Pembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif mendorong siswa untuk bekerja sama dalam
kelompok untuk membangun pemahaman bersama. Siswa dapat saling berbagi
pengetahuan dan pengalaman mereka, dan belajar satu sama lain.
5. Penggunaan teknologi