Anda di halaman 1dari 30

Critical Book Report

CRITICAL BOOK REVIEW


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Disusun Oleh :

NAMA : Silvia Sales Saragih


NIM : 4183111043
KELAS : Matematika Dik E 2018

Dosen Pengampu :

Budi Halomoan Siregar S. Pd, M. Sc


(198112172008121001)

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REVIEW”. Tugas ini di buat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah Saya yaitu “Strategi Belajar Mengajar”.

Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khusunya dalam hal menentukan strategi belajar mengajar. Saya
menyadari bahwa tugas critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan, Apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas,karena keterbatasan ilmu dan pemahaman
saya yang belum seberapa.Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas
critical book review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khususnya, Atas
perhatiannya Saya mengucapkan terimakasih.

Medan, November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

1.1. Latar belakang .................................................................................................. 4


1.2. Permasalahan ...................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6

2.1 Identitas Buku ...................................................................................................... 6


2.2 Perbandingan Isi Buku ........................................................................................ 6
2.3 Kelebihan ............................................................................................................. 9
2.4 Kekurangan ......................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 11


3.2 Saran .................................................................................................................... 11

LAMPIRAN .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang akan
datang. Terutama bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan percaya kepada Tuhan yang
Maha Esa. Di dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik
yang berkualitas sehingga dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar
mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar,
dibutuhkan seorang pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat
mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan
cita-cita bangsa. Untuk itu, guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pelajaran
semata, akan tetapi guru juga harus pandai menciptakan suasana belajar yang baik, serta
juga mempertimbangkan pemakaian metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai
dengan materi pelajaran dan sesuai pula dengan keadaan anak didik.

1.2 Permasalahan
1. Apakah penulisan definisi, pengertian, konsep, teori, dll dalam kedua buku yang
dikritisi saling bertentangan atau tidak selaras?
2. Bagaimana kedalaman penjelasan materi baik konsep, definisi, pengertian, dll ditinjau
dari variasi contoh soal, media, grafik, gambar, dan ilustrasi dalam kedua buku yang
dikritisi?
3. Adakah kesamaan dan perbedaan mengenai konsep, definisi, pengertian, teori, dll
dalam kedua buku yang dikritisi?
4. Bagaimana kelengkapan dan variasi penjelasan konsep dan teori-teori pada kedua
buku yang dikritisi?
5. Apakah kekurangan atau kelebihan kedua buku yang dikritisi?

3
1.3 Tujuan
Setelah memahami dan mengkaji isi buku ini, ada beberapa harapan menjadi tujuan
menulis laporan buku ini yaitu :
1. Lebih memiliki pemahan yang lebih luas tentang Strategi Belajar Mengajar yang
baik.
2. Menambah wawasan tentang bagaimana menerapkan Strategi Belajar Mengajar
dan Metode-metode KBM agar tercapainya tujuan yang diharapkan.
3. Memberikan suatu tulisan yang menjadi bahan perbandingan untuk pembelajaran
di dalam kelas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku


Buku 1
Judul Buku : Strategi Belajar Matematika
Penulis : Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag dan Drs.Aswan Zain
Penerbit : Rineka Cipta
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Bab : 10 BAB
Jumlah Halaman : 226

Buku 2
Judul buku : Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching
Pengarang : Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd
Penerbit : Quantum Teaching
Tahun terbit : 2010
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : ketiga
Tebal : 170 halaman
Bahasa : Indonesia

2.2 Perbandingan Isi Buku


2.2.1 ISI BUKU 1
A. BAB I PENDAHULUAN
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini
merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan
5
anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga
sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga
aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek
intelektual, psikologis,dan biologis.

B. BAB II KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

PENGERTIAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah
laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan
hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam
menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik penyempurnaan
sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

C. BAB III HAKIKAT, CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR


Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan.
Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan
anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif
dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran
diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum
pengajaran dilaksanakan.

HAKIKAT BELAJAR MENGAJAR

6
Dalam kegiatan belajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan
pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik
dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai
jika anak didik berusaha sacara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak
hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif,
tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran
tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan
perubahan pada dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di
dalam seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.

D. BAB IV BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR


Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaks yang
bertujuan. Guru dan anak didik lah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu
disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai
edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru berusaha menjadi pembimbing
yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang
harmonis antara dua guru dengan anak didik.

1. Pendekatan Individual
2. Pendekatan Kelompok
3. Pendekatan Bervariasi
4. Pendekatan Edukatif
5. Pendekatan Keagamaan
6. Pendeatan Kebermaksnaan
E. BAB V KEDUDUKAN PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE DALAM
PENGAJARAN
KEDUDUKAN METODE DALAM BELAJAR MENGAJAR

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan
kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpipkir yang demikian bukanlah suatu hal yang yang
aneh, tapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru.

Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode
sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Berikut adalah penjelasannya:

1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

7
2. Metode Sebagai Strategi Pengajaeran
3. Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan
MACAM-MACAM METODE BELAJAR

Patut diketahui, bahwa metode-metode mengajar yang dibahas di sini belumlah


semuanya dibicarakan dan untuk selanjutnya pembaca dapat meemukannya di dalam literatur
lain. Metode-metode mengajar yang diuraikan berikut adalah:

1. Metode Proyek
2. Metode Eksperimen
3. Metode tugas dan resitasi
4. Metode diskusi
5. Metode sosiodrama
6. Metode demontrasi
7. Metode problem solving
8. Metode karyawsata
9. Metode tanya jawab
10. Metode latihan
11. Metode ceramah
F. BAB VI KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR
PENGERTIAN KEBERHASILAN

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil,
setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun, untuk
menyamakan persepsi, sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang
telah disempurnakan, antara lain bahwa “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan
pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai”.

INDIKATOR KEBERHASILAN

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah
hal-hal sebagai berikut:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) yang telah
dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
PENILAIAN KEBERHASILAN

1. Tes Formatif
8
2. Tes Subsmatif
3. Tes Sumatif
PROGRAM PERBAIKAN

Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar ini
ternyata berperan penting. Karena itu, pengukurannya harus betul-beul valid, reliabel, dan
objektif. Hal ini mungkin tercapai bila alat ukurnya disusun berdasarka kaidah, aturan, hukum
atau ketentuan penyusunan butir tes.

Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Mengulang pokok bahasan seluruhnya.


2. Mengulang bagiian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.
3. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama.
4. Memberikan tugas-tugas khusus.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN

Berbagai faktor tersebut yakni sebagai berikut:

1. Tujuan.
2. Guru.
3. Anak Didik.
4. Kegiatan Pengajaran.
5. Bahan dan Alat Evaluasi.
6. Suasana Evaluasi.
G. BAB VII PENGGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR
PENGERTIAN MEDIA

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menhadirkan media sebagai perantara. Namun perlu diingat, bahwa peranan
media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu
pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

9
MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu
tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada anak didik.

MEDIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Media pendidikan sebagai sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang
digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik.

PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA

Sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa setiap media pengajaran memiliki


keampuhan masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai
dengan kebutuhan pada saat suatu kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan jangan sampai
penggunaan media menjadi penghalang proses belajar mengajar yang anak guru lakukan di
kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media menjadi alat bantu yang dapat
mempercepat/mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.

H. BAB VIII BEBERAPA TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK


Dalam kegiatan pengajaran tidak lain yang harus guru capai, kecuali bagaimana anak
didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Masalah ini tetap aktual untuk
dibicarakan dari dulu hingga sekarang. Untuk sampai ke sana, yaitu anak didik dapat
menguasai semua bahan yang diberikan, tidak gampang; karena hal ini akan terpulang pada
masalah bagaimana umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pengajaran
berlangsung.

Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang
sesuai dan tepat dengan ddiri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini
diuraikan beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.

1. Memancing Apersepsi Anak Didik


2. Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptabel
3. Memilih Bnetuk Motivasi yang Akurat
I. BAB IX PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya.
Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Bila guru dalam

10
proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa,
perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal
ini guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar siswa.

TUJUAN VARIASI MENGAJAR

Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatia siswa, motivasi, dan belajar
siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah:

1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevansi Proses Belajar


Mengajar.
2. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi.
3. Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah.
4. Memberikan Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual.
5. Mendorong Anak Didik Untuk Belajar.
PRINSIP PENGGUNAAN

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu ke arah itu adalah dengan
cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip
penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna
mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi
mengajar itu adalah sebagai berikut:

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain
juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu untuk
mencapai tujuan belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment pproses
belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak
terganggu.
3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.
J. BAB X PENGELOLAAN KELAS
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengebalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar.

PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru
selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan
11
untuk menciptakan ligkungan belajar yang kondusif bagi anak didik, sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.

TUJUAN PENGELOLAAN KELAS

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasillitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan
sikap serta apresiasi pada siswa (Sudirman N, 1991,311),

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya kerja sama di antara anak
didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung
dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan
tersebut adalah dalam uraian berikut:

1. Pendekatan kekuasaan.
2. Pendekatan ancaman.
3. Pendekatan kebebasan.
4. Pendekatan resep.
5. Pendekatan pengajaran.
6. Pendekatan perubahan tingkah laku.
7. Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial.
8. Pendekatan proses kelompok.
9. Pendekatan elektis atau pluralistik.
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KELAS

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pegelolaan kelas, prinsip-prinsip


pengelolaan kelas dapat digunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan
menguasai prinsip-prinsip pngelolaan kelas yang akan diuraikan berikut ini.

1. Hangat dan antusias.


2. Tantangan.
3. Bervariasi.
4. Keluwesan.
5. Penekanan pada hal-hal yang positif.
6. Penanaman disiplin diri.
12
2.2.2 ISI BUKU 2

Pengertian Strategi Belajar Mengajar


Strategi Belajar mengajar adalah tindakan guru dalam melasanakan rencana
pembelajaran dengan menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan,
metode, dan alat serta evaluasi untuk mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang ditetapkan.
Newman dan Logan mengatakan strategi meliputi empat masalah yaitu:
1. Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik,p mebelajaran yang dianggap tepat
dan efektif.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar
keberhasilan.
Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi
mengajar. Pertama adalah tahapan mengajar, kedua adalah penggunaan model, dan ketiga
penggunaan prinsip mengajar.
1. Tahapan Mengajar
Tahapan mengajar terdiri dari tiga tahapan pokok yaitu tahapan pemula (pra
instruksinal), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
2. Pendekatan Mengajar
Inti dari tahapan instruksional adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi rendahnya kadar
kegiatan belajarbanyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang digunakan guru.
Beberapa model atau pendekatan mengajar adalah:
a. Pendekatan Ekspositeri atau Model Informasi
b. Pendekatan Inquiry/Discovery
c. Pendekatan Interaksi Sosial
d. Pendekatan Tingkah Laku
B. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan, ada berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar
mengajar yang dapat digolongkan sebagai berikut
1. Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar
2. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
3. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
4. Hakikat Proses Belajar
5. Entering Behavior Siswa

13
6. Pola Belajar Siswa
7. Memilih Sistem Belajar Mengajar
BAB II : Hakikat Pembelajaran
Belajar dan mengajar meruipakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar
menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran,
mengajar menunjukkan apa yang dilakukan guru sebagai pengajar.
A. Komponen-Komponen Pembelajaran
Seorang guru harus melakukan empat komponen dalam proses pembelajaran agar
tujuan dari proses pembelajaran tercapai. Empat komponen itu adalah:
1. Menentukan Tujuan yang Spesifik
2. Mengadakan Penilaian Pendahuluan
3. Merencanakan Program Pengajaran
4. Evaluasi
B. Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar
Komunikasi dibutuhkan agar interaksi belajar mengajar antara guru dan murid bisa
terlangsung dengan baik. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk membangun
interaksi antara guru dengan siswa.
1. Komunikasi sebaai aksi komunikasi satu arah
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
3. Komunikasi yang tidak hanya melibatkan sebagai transaksi
C. Kriteria Keberhasilan Pembelajaran
Banyak guru merasa sulit menjawab pertanyaan yang diajukan kepada dirinya
mengenai “Apakah pengajaran yang dilakukan telah berhasil, dan apa buktinya?” dan “Apa
yang menjadi ukuran dalam menentukan keberhasilan tersebut?”. Untuk menjawab kedua
pertanyaan tadi, kita harus menentukan apa yang menjadi kriteria dari keberhasilan
pengajaran.
Ada dua kriteria yang bersifat umum yaitu kriteria ditinjau dari sudut proses (by
process) dan kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya (by product).
1. Pengajaran ditinjau dari segi proses
Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut proses dapat dikaji melalui
beberapa persoala
a. Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan
melibatkan siswa secara sistematik atau suatu proses yang bersifat otomatis dari guru
disebabkan telah menjadi pekerjaan rutin?

14
b. Apakah kegiatan siswa mengajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan kegiatan belajar
dengan penuh kesadaran, kesungguhan, dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat
penguasaan pengetahuan kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari pengajaran itu
sendiri?
c. Apakah siswa menempuh beberapa kegiatan belajar sebagai akibat penggunaan multimedia
yang dipakai guru atau terbatas kepada satu kegiatan belajar saja?
d. Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai hasil belajar yang
dicapainya atau ia tidak mengetahui apakah yang ia lakukan itu benar atau salah?
e. Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas atau hanya siswa
tertentu yang aktif belajar?
f. Apakah suasana pengajaran atua proses belajar mengajar cukup menyenangkan dan
merangsang siswa belajar atau suasana mencemaskan dan menakutkan?
g. Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya sehingga menjadi laboratorium
belajar atau kelas yang hampa dan miskin dengan sarana belajar sehingga tidak
memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar yang optimal?
2. Pengajaran Ditinjau dari Hasil
Disampung tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi
hasil. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai makin besar usaha
untuk menciptakan kondisi proses pengajaran maka makin tinggi pula hasil atau produk dari
pengajaran.
Berikut adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan
keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil yang dicapai siswa yaitu :
a. Apakah hasil belajar yang diperoleh ssiwa dari porses pengajaran Nampak dalam bentuk
perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang terdiri atas kognitif, afektif, dan
psikomotorik scara terpadu pada diri siswa atau hasil belajar yang bersifat tunggal?
b.Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran mempunyai daya guna dan
dapat diaplikasikan mempunyai daya guna dan diaplikasikan dalam kehidupan siswa,
terutama dalam pemecahan masalah yang dihadapi atau suatu hasil yang samar-samar
sehingga tak banyak dan tak dapat diterapkan?
c. Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam pikiran
serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya atau bersifat incidental masuk dari telinga kiri
keluar dari telinga kanan?
d. Apakah yakin bahwa perubahan yang ditujukan oleh siswa merupakan akibat dari proses
pengajaran atau perubahan sebagai akibat lain diluar proses pengajaran?

15
D. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor lingkungan dan
faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Clark mengemukakan bahwa hasil belajar siswa
disekolah 70 persen dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 persen dipengaruhi oleh
lingkungan.
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, faktor lain seperti motivasi, minat,
sikap dan kebiasaan, ketekunan, sosial, ekonomi, dan faktor fisik dan psikis berpengaruh
kepada hasil belajar.
BAB III : Metode Pembelajaran
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang
digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran baik secara individual atau secara
kelompok.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru dalam penggunaan metode
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut
3. Metode yang digunakan harus dapat memeberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya
4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa
5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap
siswa dalam kehidupan sehari-hari
B. Macam-Macam Metode Mengajar dan Penggunaannya
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
menarik. Di bawah ini beberapa metode belajar dan penggunaannya.
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Diskusi
4. Metode Tugas Belajar dan Resitasi
5. Metode Kerja Kelompok
6. Metode Demontrasi dan Eksperimen
16
7. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
8. Metode Problem Solving
9. Metode Sistem Regu
10. Metode Latihan
11. Metode Karyawisata

BAB IV : Tugas, Peranan, dan Kompetensi Guru


A. Tugas Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Seorang guru memiliki banyak tugas. Jika dikelompokan tugas guru berupa tugas
dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Tugas guru dalam proses belajar meliputi tugas pedagogis dan tugas administrasi.
Pedagogois adalah tugas membimbing dan memimpin. Tugas guru sebagai profesi meliputi
mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru dalam kemanusiaan di sekolah harus
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Tugas kemasyarakatan guru adalah guru
berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berdasarkan Pancasila.
B. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Peran guru dalam proses belajar dapat dikaslifikasikan sebagai berikut
1. Guru sebagai Demonstrator
2. Guru sebagai Pengelola Kelas
3. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
4. Guru sebagai Evaluator
5. Peran guru dalam pengadministrasian
6. Peran guru secara Pribadi
7. Peran Guru secara psikologis
C. Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan
profesi keguruan. Melihat tugas, peran, dan tanggung jawab guru, maka kompetensi seorang
guru dibagi menjadi tiga bidang yaitu :
1. Kompetensi Kognitif
2. Kompetensi sikap
3. Kompetensi Perilaku
BAB V : Keterampilan Dasar Mengajar

17
Guru merupakan penentu keberhasilan proses belajar mengajar, oleh sebab itu seorang
guru harus memiliki beberapa keterampilan agar tujuan dari proses belajar mengajar yang
telah dirumuskan dapat tercapai.
A. Keterampilan bertanya
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat akan menjadi alat
komunkasi antara guru dan murid yang ampuh. Guru harus menguasai berbagai teknik
bertanya dan guru harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan oleh
siswa dan mempberi tanggapan positif terhadap siswa
B. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan atau reinforcement adalah bentuk respons bersifat verbal yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik bagi penerima atas perbuatan sebagai suatu dorongan
atau koreksi.
C. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar. Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar
D. Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan cirri utama
kegiatan menjelaskan.
E. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang diinformasi dengan berbagai pengalaman atau
informasi pengambilan kesimpuilan atau pemecahan masalah. Tidak semua guru mampu
membimbing para siswa untuk berdiskusi dan calon giri mampu membimbing para siswa
berdiskusi tanpa mengalami kesulitan.
F. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulasi adlaah kegiatan guru dalam mengenal konteks interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar
mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, dan partisipasi.
G. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

18
Guru harus bisa membuka pelajaran unuk menyiapkan kondisi mental murid agar
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut memberikan efek
positif terhadap kegiatan belajar.
H. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran yang dihadapi guru terbatas, yaitu antara 3-8 orang
untuk kelompok kecil dan seorang untuk perseorangan. Guru tidak hanya menghadapi satu
orang atau satu kelompok saja sepanjang waktu. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri
dari beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa kelompok.

BAB VI : Media Pembelajaran


A. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Association For Education and Communication Technology (AECH), media
adalah bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi. Medua
merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar mengajar.
B. Fungsi dan Nilai Media
Ada enam fungsi pokok media dalam proses belajar mengajar
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu
2. Penggunaan media merupakan bagian yang terintegral dari keseluruhgan situasi mengajar
3. Media dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan fungsi
4. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan hanya sebagai alat hiburan, media digunakan
untuk melengkapi proses belajar
5. Penggunaan Media dalam pembelajaran membantu untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian dan pemahaman dari penjelasan
yang diberikan guru
6. Penggunaan media diutamakan untuk meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar
C. Macam-Macam Media
Media dalam proses belajar dibedakan menjadi alat peraga dua dan tiga dimensi serta
alat peraga yang diproyeksi.
1. Alat peraga dua dan tiga dimensi
a. Baga
b. Grafik
c. Poster
d. Gambar
19
e. Peta datar
f. Peta timbul
2. Media yang diproyeksi
a. Film
b. Slide dan Filmstrip
D. Penerapan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip penggunaan media menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan
media, meliputi:
1. Prinsip-prinsip penggunaan media
2. Persiapan guru
3. Persiapan kelas
4. Langkah penyajian pelajaran dan media
5. Langkah kegiatan belajar
6. Langkah kegiatan evaluasi pelajaran dan media
BAB VII : Pengelolaan Proses Pembelajaran
A. Perencanaan Pembelajaran
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran karena
tikiam uamg domokegiatan yang direncanakan dengan matang akan lebih terarah dan tujuan
yang diinginkan lebih mudah tercapai.
Rencana pembelajaran dibuat oleh guru untuk setiap kali pertemuan atau bisa juga
untuk 4 atau 5 kali pertemuan sekaligus. Dalam membuat rencana pembelajaran harus
memuat lima unsure.
1. Tujuan instruksional
2. Bahan pembelajaran
3. Kegiatan belajar
4. Metode dan alat bantu
5. Evaluasi/penilaian
B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar
mengajar di sekolah yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan.
Tahap yang harus ditempuh oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah:
1. Tahap Pra Instruksional, tahap yang ditempuh saat memulai proses pembelajran
2. Tahap Instruksional atau tahap pemberian bahan pelajaran
3. Tahap evaluasi, tahap ini bertujuan untuk engetahui keberhasilan tahap instruksional

20
C. Strategi Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar
secara aktif. Menurut Hisyam Zaini dkk Strategi Pembelajaran aktif antara lain:
1. Critical Incident (Pengalaman Penting)
2. Prediction Guide (Tebak Pelajaran)
3. Group Resume (Resume Kelompok)
4. Assesment Search (Menilai Kelas)
5. Questions Student Have (Pertanyaan dari Siswa)
6. Active Knowledge Sharing (Saling tukar pengetahuan)
7. Listening Teams (Team pendengar)
8. Synergetic Teaching (Pengajaran sinergis)
9. Active Debate (Debat aktif)
10. Card Sort (Sortir Kartu)
11. Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)
12. Everyone is A Teacher (Setiap orang adalah guru)
BAB VIII : Evaluasi Pembelajaran
A. Pengertian, Kedudukan, dan Syarat-Syarat Umum Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu berdasarlam lroteroa
tertentu melalui penilaian.
Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar
dan pembelajaran.
2. Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses
pendidikan adalah.
a. Kesahihan (Validitas)
b. Keterandalan
c. Kepraktisan
B. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar
Fungsi kegiatan evaluasi hasil belajar adalah
1. Untuk diagnostic dan pengembangan
2. Seleksi
3. Kenaikan kelas
4. Penempatan
21
C. Teknik-Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi digunakan untuk menilai siswa yang lulus dan bekerja atau
menempati pekerjaan tertentu untuk itu diperlukan data pada waktu yang bersangkutan masih
di bangku lembagap endidikan dan data setelah ia bekerja.
Teknik pengukuran dalam konteks latihan meliputi:
1. Teknik Pengukuran Langsung
2. Pengukuran dampak secara tak langsung
3. Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua
4. Teknik mengukur reaksi dalam jangka panjang
Pengukuran secara langsung tentang permintaan pada pendidikan dan kuesioner serta
wawancara.
1. Teknik-teknik evaluasi akhir pengajaran
2. Teknik evaluasi keterampilan reproduksi
3. Teknik keterampilan produktif
4. Teknik menilai pengetahuan
BAB IX : Pembelajaran Modul
Model pembelajaran modul merupakan salah satu metode yang baru yang membuka
kemungkinan memberikan pengajaran kepada sejumlah besar siswa dan memberi kesempatan
bagi pengajaran individu
A. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran
1. Pengertian
Modul adalah unit lengkap yang terdiri dari rangkaian kegiatna belajar yang disusun
untuk memmbantu siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2. Tujuan Pembelajaran Modul
Sistem pembelajaran modul dipandang lebih efektif karena pembelajaran modul
merupakan salah satu bentuk pembelajaran mandiri yang dapat membimbing siswa untuk
belajar sendiri mengenai materi pelajaran tanpa adanya campur tangan guru. Tujuan dari
pembelajaran modul adalah:
a. Siswa dapat belajar sesuai dengan cara masing-masing
b. Siswa mempunyai kesempatan belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing
c. Siswa dapat memilih topic pelajaran yang diminati
d. Siswa diberi kesempatan untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya
B. Langkah-Langkah Penyusunan Modul
Langkah dalam penyusunan modul adalah:
22
1. Merumuskan tujuan secara jelas dan spesifik
2. Urutan tujuan-tujan menentukan langkah diikuti dalam modul
3. Teks diagnotik untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa
4. Menyusun alasan pentingnya modul bagi siswa
5. Kegiatan belajar direncanakan untuk membantu siswa
6. Menyusun post-test untuk mengukur hasil belajar
7. Menyiapkan sumber bacaan yang dibutuhkan siswa
C. Prinsip Pembelajaran Modul
Pembelajaran modul memiliki karakteristik tersendiri yang luas dan berebda dengan
pembelajaran individual, yaitu:
1. Prinsip fleksibilitas
2. Prinsip feedback
3. Prinsip penguasaan tungtas
4. Prinsip remedial
5. Prinsip motivasi
6. Prinsip pengayaan
BAB X : Pembelajaran Micro Teaching
A. Pengertian, Tujuan, Dan Penggunaan Micro Teaching
1. Pengertian
Micro Teaching adalah kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara
menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Dengan memperkecil jumlah murid, menyingkat
waktu, mempersempit sasaran dan mebatasi keterampilan, maka perhatian dapat sepenuhnya
dilakukan untuk pembinaan dan penyempurnaan keterampilan khusus yang dipelajari.
Unsur-unsur penting dalam micro teaching:
Tujuan dan sasaran keterampilan
Struktur dan Organisasi
Perencanaan dan Jadwal
Pembinaan
Feedback
Siswa
Saran kegiatan

2. Tujuan Micro Teaching

23
Tujuan umum micro taching adalah mempersiapkam mahasiswa calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar spepenuhnya di muka kelas dengan memiliki pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru professional.
3. Penggunaan Micro teaching
Micro teaching dapat digunakan dalam :
a. Latihan pre service
b. Latihan in service
c. Latihan bagi kelompok perdamaian
d. Latihan bagi guru-guru/dosen perguruan tinggi
e. Penyulihan Mikro
f. Latihan bagi supervisor
g. Pembelajaran mikro
4. Pola dasar operasional
Pola ini berdasarkan prinsip :
Prinsip efisiensi
Prinsip koordinasi
prinsip kooperasi/komunikasi
Prinsip prioritas
5. Pola organisasi
Organisasi yang baik dengan susunan personal serta tata kerja yang tepat akan ikut
menentukan berhasilnya kegiatan micro teaching. Organisasi micro teaching merupakan
satuan kerja yang terdiri dari:
a. Pimpinan
b. Sekretaris
c. Biro pelaksanaan program
d. Staf ahli teknis
e. Staf ahli penelitian
f. Dewan yang terdiri
g. Mahasiswa sebagai subyek micro teaching
6. Pola Sarana
Pola ini disesuaikan dengan fasilitas yang ada
Tanpa menggunakan alat
Menggunakan alat
Tape recorder
VTR (Vidio Tape Recorder)
24
7. Pola Pembiayaan
Kategori pembiayaan
a. Pembiayaan minimal
b. Pembiayaan menggunaan Video Tape Recorder
B. Program Pendidikan dan Pengajaran dalam Micro Teaching
1. Tujuan Operasional Micro Teaching
a. Mengembangkan kemampuan diri
b. Memungkinkan adanya perbaikan
c. Menanamkan rasa percaya diri
d. Mengembangkan sikap kritis
e. Menanamkan kesadaran akan nilai keterampilan
f. Menyiapkan bekal mahasiswa dalam menghadapi praktek keguruan
g. Mengenal kelemahan dan kekeliruan dalam penampilan keterampian
h. Memungkinkan melihat model cara mengajar
i. Memungkinkan banyak orang yang dapat mengikuti proses mengajar
j. Merupakan medan baru untuk mencoba system atau metode baru
k. Memberi kesempatan pendekatan analitis mengenaik eterampilan dan strategi mengajar
2. Materi kegiatan
Materi kegiatan yang dimaksud adalah keterampilan yang akan dilatih dalam micro
teaching :
a. Keterampilan member motivasi
b. Keterampilan presentasi dan komunikasi
c. Keterampilan mengemukakan pertanyaan
d. Keterampilan memimpin
e. Mengembangkan kegiatan berpikir murid
f. Keterampilan mengadakan evaluasi
3. Prosedur Micro Taching
a. Diskusi dan analisa macam-macam keterampilan
b. Model
c. Tugas untuk micro taching dan penyusunan persiapan
d. Praktek micro teaching
e. Feedback
f. Mengubah/memperbaiki persiapan mengajar
g. Praktek micro teaching ulang
25
h. Observasi dan pencatatan dilakukan lagi
i. Menyoroti perbaikan yang telah dicapai calon guru

B. Langkah-Langkah Pembelajaran Micro Teaching


1. Pengenalan
2. Penyajian model
3. Persiapan
4. Praktek pengajaran
5. Diskusi
C. Evaluasi dalam Micro Teaching
Dalam micro teaching evaluasi dibagi atas:
1. Siapa yang menilai
2. Apa yang dinilai
3. Guna penilaian
4. Contoh format penilaian
D. Umpan Balik
1. Maksud dari Umpan Balik
Umpan Balik adalah data ntuk feedback yang didiskusikan, dilihat, kembali keterampilan
dalam micro teaching.
2. Pelaksanaan Umpan Balik
Pelaksanaan feedback dilakukan setelah micro teaching dan murid-murid yang dipinjam
kembali ke kelasnya.
3. Guna Feedback
Feedback berguna untuk:
a. Mengaktifkan seluruh orang yang tersangkut dalam micro teaching
b. Merupakan arena yang memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat
c. Ksempatan mengenali diri
d. Mengetahui kelemahan sendiri
e. Mempunyai sikap terbuka
f. Mengembangkan rasa percaya diri
g. Merupakan usaha bersama
h. Untuk menyempurnakan keterampilan guru
i. Dapat dijadikan bahan penelitian/riset praktek

E. Persiapan Micro teaching


26
1. Waktu bila mana diadakan micro teaching
2. Tempat dilakukan micro teaching
3. Orang-orang dalam micro teaching
4. Pola micro teaching
5. Rencana kegiatan dan prosedur kegiatan
6. Sarana dan prasarana
7. Follow Up
F. Penyelenggaraan Micro Teaching
1. Penyelenggaraan di pusat micro teaching di kampus
2. Penyelenggaraan di pusat micro teaching di sekolah

2.3 KELEBIHAN BUKU


BUKU 1:

Pada buku yang telah penulis laporkan, amat sangat banyak materi, teori mengenai
pendekatan, metode, sistem penilaian, hingga pengelolaan kelas yang baik dan agar mencapai
tujuan dari pembelajaran tersebut. Buku ini sangat cocok untuk dipelajari bagi kalian yang
akan atau yang sedang menempuh pendidikan menjadi seorang Guru yang kompeten dan
profesional tentunya.
Pada saat melaporkan isi dari buku ini buku ini sangat detail dalam membahas materi
bab per bab sehingga enak untuk dibaca dan mudah untuk dipahami. Buku ini sangat cocok
untuk dijadikan pedoman, dan sumber referensi yang lengkap untuk menunjang dan
menambah wawasan anda bagi yang sedang menempuh pendidikan keguruan.

BUKU 2 :
Dalam buku karangan Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd ini materi yang di sediakan cukup
luas dan terdapat konsep-konsep dan kata kata kunci di setiap materinya yang di bahas. Buku
ini juga mengupas tuntas semuanya dan juga membahas semuanya satu persatu sehingga
pembaca dapat memilah-milah satu persatu dari materi tersebut.
Sampul /cover yang di gunakan pada buku ini kelihatan simple tetapi tetap menarik
dan sederhana. Buku ini cocok di gunakan untuk para mahasiswa sebagai panduan dan
pedoman untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi tentang strategi belajar mengajar
dan micro teaching dan bisa juga menjadi referensi untuk melanjutkan perkulihan di semester
berikutnya. Dalam buku ini dijelaskan banyak hal-hal yang menyangkut bagaimana strategi
belajar mengajar yang dapat digunakan dalam acuan untuk merencanakan sebuah proses

27
pembelajaran. Buku dilengkapi pula dengan metode pembelajaran, media pembelajaran,
keterampilan dasar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Sehingga dapat mengetahui tingkat
keberhasilan suatu system pembelajaran. Dan dapat diperbaiki dimana letak kesalahan yang
dilakukan apabila output tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut pendapat saya buku ini sudah cukup memberikan kepuasan kepada seseorang
yang akan membuat suatu perencanaan pengajaran dan pembelajaran. Namun sedikit lagi
harus dilengkapi dengan contoh yang jelas bagaimana perencanaan pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan metode pendekatan system.

2.4 KEKURANGAN
Buku 1 :
Menurut penulis buku ini sudah sangat bagus, mungkin kurangnya di tiap akhir bab
tidak dibuat ringkasan atau kesimpulan yang bisa memudahkan pembacadalam memahami isi
bab tersebut

Buku 2 :
Pada buku karangan Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd kajian konsep kata dan kalimat yang
di sajikannya masih ada yang kurang di pahami saat di baca. Hampir persamaan yang di
ulang-ulang dan katanya sangat baku.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang kami dapatkan dari membandingkan kedua buku, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa buku yang lebih mudah dipahami adalah buku pertama yang
berjudul : Strategi Belajar Mengajar Karangan dari Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag dan
Drs.Aswan Zain. Dalam buku ini, penulis membuat beberapa sub judul dalam satu bab
sehingga materi yang dibahas lebih rinci. Berbeda dengan buku yang kedua, penulis memberi
penjelasan denga menggunakan kata-kata baku yang sedikt sulit untuk dipahami.
Kedua buku juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dimana kedua buku
sama-sama memiliki kelebihan dalam menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa
yang ringan dan tidak membingungkan serta terdapat contoh aplikasi dari materi pendekatan
kontekstual tersebut. Sedangkan kekurangan kedua buku terletak pada tidak ditemukannya
materi yang disajikan.

3.2 Saran
Saran kami kepada mahasiswa khusunya calon guru yang diharuskan memahami
berbagai pendekatan pembelajaran dapat menggunakan buku kedua buku untuk menambah
referensi. Namun, kami lebih menyarankan untuk buku Strategi Belajar Mengajar Karangan
dari Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag dan Drs.Aswan Zain. sebab dalam buku ini penulis
membuat beberapa sub judul dalam satu bab sehingga materi yang dijelaskan lebih terperinci.
Saran kami kepada penulis buku pertama yang berjudul Judul buku Strategi Belajar
Mengajar & Micro Teaching karangan Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd, sebaiknya penulis lebih
banyak menjelaskan materi yang berhubungan dengan strategi belajar sebab ada beberapa
materi yang tidak terdapat pada buku ini namun terdapat buku pertama Strategi Belajar
Mengajar Karangan dari Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag dan Drs.Aswan Zain.. Selain
itu, alangkah lebih baik lagi jika penulis memberikan kesimpulan diakhir materi

29

Anda mungkin juga menyukai