Analisis Tingkat Manajemen Kas Daerah - Wahyu Imam Prayoga - C30121040
Analisis Tingkat Manajemen Kas Daerah - Wahyu Imam Prayoga - C30121040
NIM : C30121040
1. Aktivitas operasi
-Arus masuk kas
jumlah arus masuk kas sebesar Rp962.134.794.308,82, jumlah ini disumbangkan
paling besar melalui pendapatan transfer yaitu sebesar Rp650.903.335.236,00 atau sekitar
67,65% dari total arus kas masuk. Hal ini bisa dikatakan bahwa kota probolinggo terlalu
bergantung pada pemerintah pusat atau provinsi dan memiiki jumlah pendapatan asli
daerah (PAD) yang rendah. Menurut saya,hal ini disebabkan pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sangat rendah yaitu hanya sebesar
Rp1.327.277.131,47 atau menyumbang sekitar 0,013% dari total arus kas yang masuk.
Solusi dari hal ini adalah seperti:
- Meningkatkan pengawasan terhadap kekayaan daerah yang dipisahkan, dapat
membantu mengurangi praktik-praktik yang merugikan keuangan daerah.
- Mengoptimalkan kinerja BUMD melalui peningkatan manajemen, peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM), dan perbaikan system tata kelola.
- Meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta
- Meningkatkan infrastruktur dan sarana prasarana di sekitar lokasi kekayaan daerah
yang dipisahkan.
Jumlah total nya sebesar 877.137.187.463,66, jumlah ini terpaut lebih kecil dari
arus kas masuk, menurut saya hal ini merupakan manajemen kas daerah yang baik,
karena pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara efektif dan efisien, pemerintah
memprioritaskan pada belanja pegawai serta barang dan jasa.
2. Aktivitas investasi
Jumlahnya tidak ada atau nol, hal ini berarti tidak ada penjualan aset tetap sama
sekali.
3. Aktivitas pendanaan
Jumlah arus masuk dan keluar kas tidak ada atau nol, ini berarti tidak ada aktivitas
pendanaan dalam periode ini, sebab aktivitas operasional telah cukup ditutupi oleh
pendapatan daerah. Tetapi tetap harus dilakukan perencanaan keuangan jangka panjang
untuk mengantisipasi kebutuhan pendanaan di masa depan.
4. Aktivitas Transitoris
Jumlah arus masuk dan keluar kas sama, yaitu sebesar Rp86.496.051.248,68. Hal
ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah melakukan manajemen kas daerah dengan
efektif dan efisien, sehingga menghindari risiko likuiditas dan ketidakmampuan untuk
memenuhi kewajiban keuangan.
Menurut saya tujuan daripada peraturan walikota tersebut telah diwujudkan dengan baik,
yang mana pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah telah dilaksanakan secara tertib
berdasarkan asas efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas manajemen kas.