A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat ;
Menyimpulkan Makna Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Menjelaskan arti Penting Kebangkitan Nasional Dalam Perjuangan Kemerdekaan
Menganalisis peran Tokoh Kebangkitan Nasional Dalam Perjuangan Kemerdekaan Nasional
Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang makna Kebangkitan Nasional 1908 dengan
percaya diri
Mensimulasikan peran tokoh kejuangan Kebangkitan Nasional
C. Langkah-langkah Pembelajaran
KEGIATAN PENDAHULUAN
a. Pembukaan dengan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta
didik. Setelah berdoa guru mengkondisikan murid untuk diajak melaksanakan teknik STOP untuk
melatih pengenalan emosi (Kesadaran diri) langkah yang dilakukan yaitu guru meminta murid
menghentikan seluruh kegiatan apapun, setelah itu meminta murid untuk merelaksasi dan
memusatkan pikirannya dengan cara memejamkan mata kemudian menarik nafas dalam kemudian
menghembuskannya langkah ini dilakukan secara berturut-turut sebanyak 5 kali.
b. Membuat kesepakatan/komitmen kelas dalam sistem pembelajaran tatap muka terbatas
c. Menyampaikan dan motivasi tentang apa tujuan dan manfaat dengan mempelajari materi: Kondisi
Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908
d. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang
akan ditempuh.
KEGIATAN INTI
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati gambar, membaca dan
Literasi menuliskan kembali hal-hal yang tidak dipahami mengenai materi Kondisi Bangsa
Indonesia Sebelum Tahun 1908
Siswa diminta menyaksikan vidio yang membahas mengenai Kondisi Bangsa Indonesia
Sebelum Tahun 1908
Peserta didik diberikan kebebasan dalam mengakses serta mencari informasi tentang materi
yang dibahas, kegiatan tersebut dapat berupa menyimak gambar, membaca materi,
menyimak vidio dan bahkan menyimak penjelasan guru dari PPT (Diferensiasi proses
kesiapan belajar/readiness)
Berpikir Kritis 1 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami,
dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat praduga dalam vidio,
materi PPT guru, buku paket siswa serta materi yang dibagikan guru berkaitan dengan
Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908, melalui kertas post it.
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian
materi yang disuguhkan guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet
atau sumber lainnya yang berkaitan dengan materi kedudukan dan fungsi Pancasila
(Diferensiasi proses berdasarkan minat)
Kolaborasi 1 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang)
untuk mempelajari materi Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 (Diferensiasi
proses berdasarkan minat)
2 Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar
informasi mengenai hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya
tentang materi yang dibahas.
Setiap kelompperwakilan
P kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal penting yg dibahas
Komunikasi sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan dalam kertas plano
kemudian dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara
lisan ataupun tertulis atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang
membingungkan berdasarkan hasil presentasi yang telah disajikan oleh setiap kelompok.
(Diferensiasi produk berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat
komentar dan tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman
audio, maupun audio visual. Jika tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan
yang dalam bentuk rekaman audio maupun audio visual bisa melalui WA pada pertemuan
Kreativitas berikutnya. (Diferensiasi produk berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
a. Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan
berempati) guru meminta murid membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah
mereka pelajari, peminatan yang disukai pada kegiatan pembelajaran, dan hambatan/kendala yang
dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala/hambatan.
b. Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau
mengirimkan tugas.
Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang Kondisi Bangsa Indonesia
Sebelum Tahun 1908
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
Kondisi bangsa Indonesia sebelum 1908 sangat memprihatinkan, hidupnya sengsara karena penjajahan,
bukan hanya orang luar saja yang menyebabkan penderitaan, namun sesama bangsa kita sendiri juga
terjadi pertikaian disebabkan aduh domba dari Belanda. Penderitaan bangsa Indonesia semakin parah
ketika deandles yang berkuasa di Indonesia, rakyat Indonesia dipaksa kerja rodi, dan berlanjut diadakan
tanam paksa. Bangsa Indonesia diperas oleh Belanda bukan hanya tenaganya saja, namun kekayaan juga.
Adapun sifat perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 masih bersifat kedaerahan. Adapun
perbedaan perjuangan bangsa Indonesia sebelum 1908 dengan setelah 1908 adalah.
1. Sebelum Tahun 1908, perjuangan melawan penjajah dilakukan dengan perlawanan fisik.
Sesudah tahun 1908, perjuangan dilakukan dengan pergerakan politik dan non-fisik melalui
organisasi mdoern.
2. Sebelum tahun 1908, perjuangan bersifat kedaerahan, hanya dilakukan di beberapa wilayah.
Sesudah tahun 1908, perjuangan bersifat nasional, dengan tujuan kemerdekaan Indonesia.
3. Sebelum tahun 1908, perjuangan dipimpin tokoh daerah seperti raja dan bangsawan. Sesudah
tahun 1908, perjuangan dipimpin kalangan cerdik cendekia yang memiliki latar belakang
pendidikan modern.
Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah Kondisi bangsa Indonesia sebelum 1908 sangat
memprihatinkan, hidupnya sengsara karena penjajahan selain itu sifat perjuangan bangsa Indonesia
sebelum tahun 1908 masih bersifat kedaerahan
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran berdiferensiasi siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan Pancasila
sebagai dasar negara
Menyajikan hasil telaah tentang materi Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun
1908.
Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1
kelompok terdiri dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang
dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908? (Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan perilaku
Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908? (Nilai 25)
3. Bagaimana Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908? (Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan Kondisi Bangsa Indonesia
Sebelum Tahun 1908?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KSE DIPERENSIASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat ;
Menyimpulkan Makna Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Menjelaskan arti Penting Kebangkitan Nasional Dalam Perjuangan Kemerdekaan
Menganalisis peran Tokoh Kebangkitan Nasional Dalam Perjuangan Kemerdekaan Nasional
Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang makna Kebangkitan Nasional 1908 dengan percaya diri
Mensimulasikan peran tokoh kejuangan Kebangkitan Nasional
Berpikir Kritis 1 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat praduga dalam vidio, materi PPT guru,
buku paket siswa serta materi yang dibagikan guru berkaitan dengan Perintis Kebangkitan
Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, melalui kertas post it.
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian materi yang
disuguhkan guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet atau
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi kedudukan dan fungsi Pancasila (Diferensiasi
proses berdasarkan minat)
Kolaborasi 1 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang) untuk
mempelajari materi Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik
Indonesia (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
2 Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi
mengenai hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya tentang materi yang
dibahas.
Setiap kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal penting yg dibahas sesuai
Komunikasi dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan dalam kertas plano kemudian
dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara lisan
ataupun tertulis atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang membingungkan
berdasarkan hasil presentasi yang telah disajikan oleh setiap kelompok. (Diferensiasi produk
berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat komentar
dan tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman audio, maupun audio
visual. Jika tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan yang dalam bentuk rekaman
audio maupun audio visual bisa melalui WA pada pertemuan berikutnya. (Diferensiasi produk
Kreativitas berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan berempati) guru
meminta murid membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah mereka pelajari, peminatan yang
disukai pada kegiatan pembelajaran, dan hambatan/kendala yang dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk
mengatasi kendala/hambatan.
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan
tugas.
Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang Perintis Kebangkitan Nasional dalam
Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
Catatan;
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
Tanggal/
Tanggal/ Tanggal/ Catatan Tanggal/ Tanggal/
Nama Murid Catatan Sikap Catatan Sikap Sikap Catatan Sikap Catatan Sikap
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
PERTEMUAN 2
Kebangkitan Nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Otomo (Boedi Oetomo). Budi Utomo merupakan
organisasi pertama Indonesia yang bersifat nasional dan bersifat modern, yaitu organisasi dengan pengurus yang
tetap ada anggota, tujuan dan program kerja. Budi Otomo di dirikan oleh Dr.Soetomo pada tanggal 20 mei
1908. Pendirian Budi Otomo tidak terlepas dari pendorong atau penggagas Budi Otomo yaitu dr.Wahidin
Soedirrohusodo.
dr.Wahidin Soedirrohusodo merupakan dokter lulusan STOVIA (Sekolah kedokteran Jawa) yang menyadari
bagaimana terbelakangnya dan tertindasnya masyarakat Indonesia akibat penjajahan Belanda. Menurutnya cara
teerbaik untuk mengakhiri penderitaan bangsa Indonesia adalah dengan mencerdaskan masyarakatnya. Sehingga
muncul gagasan untuk meembentuk organisasi untuk memajukan pendidikan dan meningkatkan martabat bangsa
sehingga tepat tanggal 20 mei 1908 lahirlah Budi Utomo.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran berdiferensiasi siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan Perintis Kebangkitan
Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
Menyajikan hasil telaah tentang materi Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan
Kemerdekaan Republik Indonesia Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia? (Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan perilaku Perintis
Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia? (Nilai 25)
3. Bagaimana Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia? (Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan Perintis Kebangkitan Nasional dalam
Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KSE DIPERENSIASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat ;
Menyimpulkan Makna Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Menjelaskan arti Penting Kebangkitan Nasional Dalam Perjuangan Kemerdekaan
Menganalisis peran Tokoh Kebangkitan Nasional Dalam Perjuangan Kemerdekaan Nasional
Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang makna Kebangkitan Nasional 1908 dengan percaya diri
Mensimulasikan peran tokoh kejuangan Kebangkitan Nasional
Berpikir Kritis 1 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat praduga dalam vidio, materi PPT guru,
buku paket siswa serta materi yang dibagikan guru berkaitan dengan Mewujudkan persatuan dan
Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan Nasional, melalui kertas post it.
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian materi yang
disuguhkan guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet atau
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi kedudukan dan fungsi Pancasila (Diferensiasi
proses berdasarkan minat)
Kolaborasi 1 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang) untuk
mempelajari materi Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 (Diferensiasi proses
berdasarkan minat)
2 Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi
mengenai hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya tentang materi yang
dibahas.
Setiap kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal penting yg dibahas sesuai
Komunikasi dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan dalam kertas plano kemudian
dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara lisan
ataupun tertulis atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang membingungkan
berdasarkan hasil presentasi yang telah disajikan oleh setiap kelompok. (Diferensiasi produk
berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat komentar
dan tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman audio, maupun audio
visual. Jika tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan yang dalam bentuk rekaman
audio maupun audio visual bisa melalui WA pada pertemuan berikutnya. (Diferensiasi produk
Kreativitas berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan berempati) guru
meminta murid membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah mereka pelajari, peminatan yang
disukai pada kegiatan pembelajaran, dan hambatan/kendala yang dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk
mengatasi kendala/hambatan.
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan tugas.
Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang Mewujudkan persatuan dan Kebanggaan
sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan Nasional
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
Tanggal/
Tanggal/ Tanggal/ Catatan Tanggal/ Tanggal/
Nama Murid Catatan Sikap Catatan Sikap Sikap Catatan Sikap Catatan Sikap
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
PERTEMUAN 3
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, pengertian persatuan Indoneia adalah sebagai sumber semangat,
motivasi dan penggerak perjungan Indonesia supaya terlepas dari bayang-bayang peenjajah. Hal ini tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-3.
Faktor-faktor pendorong persatuan Bangsa Indonesia adalah :
Persamaan Nasib
Perasaan senasib ini muncul karena faktor keterikatan terhadap teeempat kelahiran atau menghadapi situasi
tertentu. Dalam sejarah, bangsa indonesia pernah menjadi bangsa jajahan yang mendorong perasaan senasib
bangsa Indonesia.
Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional Indonesia dipelopori dengan kelahiran Budi Utomo pada tahun 1908, yang menjadi ciri
kebangkitan nasional adalah perjuangan bangsa Indonesia untuk kepentingan nasional bukan daerah.
Sumpah Pemuda
Sumpah pemuda adalah penegas bagi bangsa Indonesia untuk meujudkan sebuah negara yang memiliki identitas
dan dicintai rakyatnya.
Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia
Pristia proklamasi kemerdeekaan dan penegasan UUD 1945 merupakan konsensus kesepakatan bangsa Indonesia
bahwa pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Pancasila dan
UUD 1945 merupakan konsensus nasional yang menjadi panduan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
Di sisi lain kita juga dapat menyaksikan mulai lemahnya semangat pemuda dalam melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945. Menurut laporan dari Kemenpora RI da 10 masalah pada generasi muda :
Masih maraknya tingkat kekerasan di kalangan pemuda
Adanya kecendrungan sikaf ketidak jujuran yang semakin membudaya
3. Berkembangnya rasa tidak hormat pada orang tua, guru dan pemimpin
4. Sikaf saling curiga dan kebencian antar sesama
5. Penggunaan bahasa Indonesia yang semakin memburuk
6. Berkembangnya prilaku mnyimpang dikalangan pemuda (narkoba, pornografi, dll)
7. Kecendrungan meengadopsi nilai-nilai asing
8. Melemahnya idealisma, patriotisma, serta semangat kebangsaan
9. Meningkatnya sikap pragmatisma dan hedonisma
10. Makin kabur pedoman dan sikap yang berlaku acuh tak acuh terhadap ajaran agama
Dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara , kita perlu meningkatkan kembali nilai-nilai semangat juang
khususnya nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 seperti :
Nilai Religius 5. Nilai demokrasi
Nilai kemanusiaan 6. Nilai Kesamaan Drajat
Nilai Produktivitas 7. Nilai Ketaatan Hukum
Nilai Keseimbangan
KEBANGGAAN SEBAGAI BANGSA INDONESIA
Apakah kalian bangga menjadi bangs indonesia ?
Bagaimana Prilaku kalian yang menunjukan rasa bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia ?
Kita bangga menjadi bangsa Indoneisa alasanya adalah karena kita lahir dan besar di negeri Indonesia. Oleh
karena itu harus mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia. Selain itu keunggulan yang di miliki
Indonesia adalah :
Jumlah dan potensi penduduk Indonesia sangat banyak yaitu menempati urutan ke empat didunia setelah RRC,
India dan Amerika Serikat.
Semangat kebangkitan nasional dan sumpah pemuda mendorong indonesia pertama lepas dari tangan penjajah
setelah di jajah selama 3,5 abad.
Memiliki keanekarangaman dalam berbagai aspek kehidupan sosial budaya seperti adat istiadat, agama, bahasa
dan kesenian.
Semboyan Bhenika Tunggal Ika menyatukan Indonesia sehingga walau terdapat banyak keberagaman namun tetap
bisa bersatu.
Memiliki tata krama yang tidak dimiliki oleh bangsa lain sehingga menarik bangsa-bangsa lain di dunia.
Letak wilyah yang aman sangat strategis
Keindahan alam yang tidak perlu diragukan lagi
Wilayah daratan dan lautan sangatlah luas
Tanahnya sangat subur dengan matahari yang bersinar sepnjang tahun
Selain di dukung dengan SDA (Sumber daya alam yang melimpah dan keanikaragaman budaya. Indonesia juga
memiliki SDM (Sumber daya Manusia) yang tidak kalah saing dengan negara-negara maju di dunia. Itu dibuktikan
dengan segudang prestasi yang di peroleh anak muda Indonesia di ajang bergengsi Internasional baik di bidang
akademik maupun non akademik.
Sebagai pelajar penerus perjuangan bangsa Indonesia yang membaa bangsa ke arah yang lebih baik, kita bisa
menciptakan dan meraih prestasi itu dengan cara kalian sendiri yang dapat membanggakan keluarga sekolah dan
masyarakat.
Selain itu, di masa media sosial sekarang ini kita sebagai generasi muda seringkali dihadapkan dengan
pemberitaan negtif dan menjelek-jelekan satu sama lain. Sehingga kita harus lebih cermat lagi dalam memilih berita
yang ada sehingga kita tidak terbawa arus yang menimbulkan perpecahan yang mengancam persatuan dan
persatuan bangsa.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran berdiferensiasi siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Mewujudkan persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud Nilai
Kebangkitan Nasional
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan persatuan dan Kebanggaan
sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan Nasional.
Menyajikan hasil telaah tentang materi Mewujudkan persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud
Nilai Kebangkitan Nasional.
Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Mewujudkan persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan Nasional
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Mewujudkan persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud Nilai
Kebangkitan Nasional? (Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan perilaku Mewujudkan
persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan Nasional? (Nilai 25)
3. Bagaimana Mewujudkan persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan Nasional?
(Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan Mewujudkan persatuan dan Kebanggaan
sebagai Bangsa Wujud Nilai Kebangkitan Nasional?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KSE DIPERENSIASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat ;
Meneyimpulkan makna Sumpah Pemuda dari berbagai sumber informasi
Menjelaskan arti penting Sumpah Pemuda bagi prjuangan Indonesia
Memproyeksikan semangat dan komitmen sumpah pemuda bagi bangsa dan Negara Indonesia
Menyusun laporan hasil telaah tentang makna Sumpah Pemuda dan menyajikan hasil telaah di depan
kelas dengan semangat saling menghargai dan menghormati
Mensimulasikan peran tokoh Sumpah Pemuda
Berpikir Kritis 1 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat praduga dalam vidio, materi PPT guru,
buku paket siswa serta materi yang dibagikan guru berkaitan dengan Arti dan Makna Sumpah
Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, melalui kertas post it.
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian materi yang
disuguhkan guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet atau
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi kedudukan dan fungsi Pancasila (Diferensiasi
proses berdasarkan minat)
Kolaborasi 1 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang) untuk
mempelajari materi Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik
Indonesia (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
2 Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi
mengenai hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya tentang materi yang
dibahas.
Setiap kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal penting yg dibahas sesuai
Komunikasi dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan dalam kertas plano kemudian
dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara lisan
ataupun tertulis atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang membingungkan
berdasarkan hasil presentasi yang telah disajikan oleh setiap kelompok. (Diferensiasi produk
berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat komentar
dan tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman audio, maupun audio
visual. Jika tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan yang dalam bentuk rekaman
audio maupun audio visual bisa melalui WA pada pertemuan berikutnya. (Diferensiasi produk
Kreativitas berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan berempati) guru
meminta murid membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah mereka pelajari, peminatan yang
disukai pada kegiatan pembelajaran, dan hambatan/kendala yang dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk
mengatasi kendala/hambatan.
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan tugas.
Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam
Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
Catatan;
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
Tanggal/
Tanggal/ Tanggal/ Catatan Tanggal/ Tanggal/
Nama Murid Catatan Sikap Catatan Sikap Sikap Catatan Sikap Catatan Sikap
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
PERTEMUAN 1
Dalam pertemuan yang berlangsung pada 27 hingga 28 Oktober 1928 di Jakarta menghasilkan tiga isi Sumpah
Pemuda, yaitu:
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah suatu pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan oleh para pemuda-
pemudi Indonesia dengan menyatakan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.
Janji dalam Sumpah Pemuda tersebut membangkitkan semangat rakyat Indonesia, terurama para anak muda untuk
menegaskan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sumpah Pemuda memiliki cerita sejarah dan tujuan yang sakral bagi Bangsa Indonesia. Sumpah
Pemuda merupakan sebuah tekad dan semangat para pemuda dan pemudi Indonesia dalam menegakkan
kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajahan negara asing.
Sejarah tersebut yang membuat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober. Hari spesial dan
bersejarah di mana para pemuda dan pemudi menggelorakan semangat untuk meraih kemerdekaan pada 1928.
Di sisi lain, dalam isi Sumpah Pemuda terdapat kandungan makna yang dalam bagi bangsa Indonesia. Itulah
mengapa perlunya setiap warga Indonesia mengetahui arti penting dari Sumpah Pemuda.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada 27 hingga 28 Oktober 1928 di Jakarta menghasilkan tiga isi Sumpah
Pemuda, yaitu:
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran berdiferensiasi siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan Arti dan Makna
Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
Menyajikan hasil telaah tentang materi Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan
Kemerdekaan Republik Indonesia
Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan
Kemerdekaan Republik Indonesia (Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan perilaku Arti dan
Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia? (Nilai 25)
3. Bagaimana Arti dan Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia?
(Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan Arti dan Makna Sumpah Pemuda
dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KSE DIPERENSIASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat ;
Meneyimpulkan makna Sumpah Pemuda dari berbagai sumber informasi
Menjelaskan arti penting Sumpah Pemuda bagi prjuangan Indonesia
Memproyeksikan semangat dan komitmen sumpah pemuda bagi bangsa dan Negara Indonesia
Menyusun laporan hasil telaah tentang makna Sumpah Pemuda dan menyajikan hasil telaah di depan
kelas dengan semangat saling menghargai dan menghormati
Mensimulasikan peran tokoh Sumpah Pemuda
Berpikir Kritis 1 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat praduga dalam vidio, materi PPT guru,
buku paket siswa serta materi yang dibagikan guru berkaitan dengan Kondisi Bangsa Indonesia
Sebelum Tahun 1908, melalui kertas post it.
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian materi yang
disuguhkan guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet atau
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi kedudukan dan fungsi Pancasila (Diferensiasi
proses berdasarkan minat)
Kolaborasi 1 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang) untuk
mempelajari materi Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 (Diferensiasi proses
berdasarkan minat)
2 Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi
mengenai hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya tentang materi yang
dibahas.
Setiap kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal penting yg dibahas sesuai
Komunikasi dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan dalam kertas plano kemudian
dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara lisan
ataupun tertulis atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang membingungkan
berdasarkan hasil presentasi yang telah disajikan oleh setiap kelompok. (Diferensiasi produk
berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat komentar
dan tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman audio, maupun audio
visual. Jika tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan yang dalam bentuk rekaman
audio maupun audio visual bisa melalui WA pada pertemuan berikutnya. (Diferensiasi produk
Kreativitas berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan berempati) guru
meminta murid membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah mereka pelajari, peminatan yang
disukai pada kegiatan pembelajaran, dan hambatan/kendala yang dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk
mengatasi kendala/hambatan.
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan
tugas.
Pengetahuan : Memaknai Semangat Kejuanagn Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
Catatan;
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
Tanggal/
Tanggal/ Tanggal/ Catatan Tanggal/ Tanggal/
Nama Murid Catatan Sikap Catatan Sikap Sikap Catatan Sikap Catatan Sikap
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
PERTEMUAN 2
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, para pemuda telah mampu memanfaatkan fase gejolak kepemudaan
untuk diarahkan menjadi daya dorong dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah mencatat organisasi pergerakan nasional pertama, yaitu Boedi Oetomo, didirikan oleh mahasiswa Stovia di
Batavia.
Gelora untuk berjuang juga diwujudkan dalam bentuk organisasi pemuda lainnya seperti Jong Java, Jong Celebes,
Jong Sumateranen Bond, dan lain-lain.
Makin banyaknya organisasi pemuda yang bermunculan seperti Budi Utomo mendorong kaum intelektual turut
ambil bagian dalam sejarah pergerakan nasional.
Berawal dari aktivis Perhimpuan Pelajar di negeri Belanda dan klub belajar (Aglemen Studie Club) yang dipimpin
Soekarno di Bandung, dibentuklah Partai Nasional Indonesia.
Selain itu, ada juga Partai Bangsa Indonesia yang kemudian berubah menjadi Partai Indonesia Raya yang berasal
dari Indische Studie Club di Surabaya.
Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan pada tahun 1927.
Digawangi oleh tokoh-tokoh besar seperti Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Sartono SH, Budiarto
SH, dan Dr. Samsi, PNI menjadi partai politik berpengaruh pada saat itu.
Tahun 1927,
PNI membentuk sebuah badan koordinasi dari berbagai macam aliran untuk menggalang kesatuan aksi melawan
penjajahan.
Badan tersebut diberi nama PPPKI atau Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
Selanjutnya, pada tahun 1929, PNI melakukan kongres dan mencetuskan cita-cita sosialisme dan semangat
nonkooperasi.
Berita ini pun mulai memicu reaksi dari pemerintahan kolonial Belanda.
Pemerintah Belanda menangkap para pemimpin PNI, yakni Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan
Suriadinata.
Kemudian, keempat tokoh tersebut disidangkan di pengadilan Bandung pada tahun 1930.
keempat tokoh itu dinyatakan bersalah dan Pengadilan Negeri Bandung menjatuhkan hukuman pidana kepada Ir.
Soekarno dengan 4 tahun penjara,
Maskun 2 tahun penjara, Gatot Mangkupraja 1 tahun 8 bulan penjara, dan Suriadinata 1 tahun 3 bulan penjara.
Sejarah mencatat beberapa pejuang nasional yang berjuang dan meninggal di usia muda. Para pahlawan tersebut
di antaranya sebagai berikut.
1. Wage Rudolf Supratman
Wage Rudolf Supratman lahir pada tanggal 19 Maret 1903, di Purworejo, dan wafat pada tanggal 17 Agustus 1938
ketika berusia 35 tahun.
Pada saat penutupan Kongres Pemuda II di Gedung Indonesische Clubhuis.
Supratman mem perdengarkan lagu ciptaannya ber-judul ”Indonesia” melalui gesekan biola.
Semua peserta kongres yang hadir menyambut dengan luar biasa serta memberikan ucapan selamat.
Hingga saat ini, lagu ciptaan Supratman berjudul ”Indonesia Raya” menjadi lagu kebangsaan negara Indonesia.
2. Chairil Anwar
Chairil Anwar adalah penyair Angkatan ‘45 yang terkenal dengan puisinya yang berjudul ”Aku”. Berkat puisinya itu,
ia memiliki julukan ‘Si Binatang Jalang’. Beliau lahir di Medan, 26 Juli 1922.
Chairil Anwar menciptakan karya yang sangat terkenal bahkan sampai saat ini seperti ”Krawang Bekasi” dan ”Aku”.
Belum genap 27 tahun, Chairil meninggal dunia. Walaupun hidupnya di dunia sangat singkat, Chairil Anwar dan
karya-karyanya sangat melekat pada dunia sastra Indonesia.
3. Wolter Monginsidi
Wolter Monginsidi merupakan Pahlawan Nasional Indonesia yang ikut memper juangkan kemerdekaan
Indonesia.
Beliau lahir di Manado, pada 14 Februari 1925 dan wafat di usia 24 tahun pada 5 September 1949. Semangat
Juang Wolter Muda muncul karena melihat penjajahan di Bumi
Pertiwi yang tiada berkesudahan dan makin menjadi-jadi.
Wolter divonis hukuman mati pada tanggal 26 Maret 1949.
Banyak rangkaian kata penuh makna yang menunjukkan kesetiaannya terhadap Ibu Pertiwi.
”Raga Boleh Mati, Tapi Perjuangan Jalan Terus”,
”Jangan takut melihat masa yang akan datang. Saya telah turut membersihkan jalan bagi kalian meskipun belum
semua tenagaku kukeluarkan.”
”Memang betul, bahwa ditembak bagi saya berarti kemenangan batin dan hukuman apa pun tidak membelenggu
jiwa….”
4. I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ngurah Rai lahir di Badung, 30 Januari 1917. I Gusti Ngurah Rai merupakan anak dari seorang camat
Petang, I Gusti Ngurah Palung.
Tertarik dengan dunia militer sejak kecil, Ngurah Rai bergabung dengan HIS Denpasar, lalu melanjutkan dengan
MULO yang ada di Malang.
Tak cukup sampai di sana, ia kemudian bergabung dengan sekolah kader militer, Prayodha Bali, Gianyar.
Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian melanjutkan pendidikan di Corps Opleiding
Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan pendidikan Artileri, Malang.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, I Gusti Ngurah Rai diangkat menjadi Komandan Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) Sunda Kecil.
I Gusti Ngurah Rai mengobarkan “perang Puputan” di Margarana Bali pada tanggal 20 November 1946.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran berdiferensiasi siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Memaknai Semangat Kejuanagn Pemuda dalam Perjuangan
Kemerdekaan Republik Indonesia
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan Memaknai
Semangat Kejuanagn Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
Menyajikan hasil telaah tentang materi Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908.
Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Memaknai Semangat Kejuanagn Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Memaknai Semangat Kejuanagn Pemuda dalam Perjuangan
Kemerdekaan Republik Indonesia? (Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan perilaku Semangat
Kejuanagn Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia Kondisi Bangsa Indonesia
Sebelum Tahun 1908? (Nilai 25)
3. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
4. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan Semangat Kejuanagn Pemuda dalam
Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia?
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat ;
Meneyimpulkan makna Sumpah Pemuda dari berbagai sumber informasi
Menjelaskan arti penting Sumpah Pemuda bagi prjuangan Indonesia
Memproyeksikan semangat dan komitmen sumpah pemuda bagi bangsa dan Negara Indonesia
Menyusun laporan hasil telaah tentang makna Sumpah Pemuda dan menyajikan hasil telaah di depan
kelas dengan semangat saling menghargai dan menghormati
Mensimulasikan peran tokoh Sumpah Pemuda
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan tugas.
Pengetahuan : Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
Catatan;
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
Tanggal/
Tanggal/ Tanggal/ Catatan Tanggal/ Tanggal/
Nama Murid Catatan Sikap Catatan Sikap Sikap Catatan Sikap Catatan Sikap
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
Keterampilan
Aktif dalam berdiskusi
Mampu memberikan komentar
konstruktif dan menyusun pertanyaan
yang spesifik (terarah)
Kreativitas Membuat Produk
Hasil Belajar Sesuai Peminatan
(Vidio/Audio/PPT/Poster, dll)
PERTEMUAN 3
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas : VIII (Delapan)
Materi : Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang
Bulan Oktober menjadi salah satu bulan istimewa di Indonesia selain bulan Agustus. Pasalnya, pada bulan inilah
terjadi salah satu peristiwa yang menggugah semangat persatuan dan kesatuan, yakni peristiwa Sumpah Pemuda
yang diselenggarakan dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928.
Pada saat itu, para pemuda dari berbagai penjuru tanah air mengikrarkan diri untuk bersatu demi bangsa dan
bernegara. Poin utama dari Sumpah Pemuda ini adalah bertanah air satu Indonesia, berbangsa satu bangsa
Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Meneladani semangat Sumpah Pemuda saat ini tidak harus
berperang di medan juang. Namun, kamu bisa melakukan hal positif yang berguna bagi bersama berikut ini.
Toleransi terhadap sesama
Indonesia dianugerahi Tuhan dengan keanekaragaman yang luar biasa. Mulai dari budaya, suku, ras, maupun
agama. Hidup dalam perbedaan bukanlah sebagai halangan untuk berkreasi bersama. Justru dengan keberagaman
inilah kita bisa belajar untuk saling menghargai dan saling menghormati.
Bukankah dengan bersatu kita akan menjadi bangsa yang tangguh? Kemudian, hindarilah sikap egois yang bisa
membuat perseslisihan. Pada akhirnya, perselisihan inilah yang memecah belah bangsa. Kemudian yang tak kalah
pentingnya adalah jangan mudah termakan berita bohong atau hoax yang menyesatkan dan membawamu
kehilangan toleransi.
Modern bukan berarti melupakan budaya dan sejarah
Era digital membuat seseorang mau tak hidup dalam dunia yang modern. Apalagi dengan koneksi internet yang
tanpa batas, budaya dari luar pun bisa masuk dengan mudah ke negara kita. Menjadi modern sah-sah saja untuk
hidup yang lebih baik. Namun, kamu bukan berarti melupakan budaya dan sejarah bangsa.
Dengan semangat Sumpah Pemuda ini, kamu bisa berkarya dengan memperhatikan aspek budaya. Seperti
misalnya terinspirasi oleh para pejuang di masa lalu. Sebagai generasi muda, kamu pun perlu untuk menjaga dan
mengetahui sejarah maupun budaya agar tidak diklaim oleh bangsa lain.
Menambah wawasan ini bisa dengan mengunjungi museum, membaca buku, dan melihat video dokumenter
sejarah. Dari sejarah dan budaya ini kita belajar bagaimana menjadi manusia Indonesia seutuhnya di tengah
modernisasi.
Junjung tinggi Bahasa Indonesia
Salah satu poin utama dari Sumpah Pemuda di tahun 1928 adalah bagaimana menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan. Perkembangan zaman dan teknologi memang memudahkan kita untuk lebih mudah
dalam belajar bahasa asing. Hal itu memang tidak ada salahnya. Meski begitu, utamakanlah Bahasa Indonesia
untuk sarana pemersatu generasi muda.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia, tentu saja akan membuatmu mudah dalam pergaulan. Kita pun juga
merasa satu saudara dengan pemuda lainnya yang berasal dari daerah lain. Selain itu, ketika bahasa daerah
terkadang menjadi kendala dalam komunikasi, bahasa Indonesia inilah yang dapat menjadi pemersatu komunikasi
masyarakat tanah air
Bangga terhadap karya anak bangsa
Buat kamu yang suka berbelanja, juga bisa menyalurkan semangat Sumpah Pemuda dengan membeli produk lokal
buatan bangsa. Produk lokal buatan anak bangsa pun memiliki kualitas yang tidak kalah bagusnya dengan produk
luar negeri. Bahkan, bisa jadi kualitasnya lebih baik dari mereka.
Dengan menggunakan produk lokal karya anak bangsa, kamu turut berkontribusi bagi negara. Mulai dari
menghargai karya anak bangsa, menambah pendapatan negara, turut serta meningkatkan pendapatan bagi pelaku
industri kecil tanah air, hingga membuka peluang kerja baru. Keren, bukan? Presiden Joko Widodo saja dalam
berbagai kesempatan juga kerap menggunakan produk lokal karya anak bangsa.
Ukir prestasi dengan komitmen belajar penuh
Semangat dan bentuk keteladanan Sumpah Pemuda yang bisa dipelajari dan dipraktikkan generasi muda sekarang
tak lain adalah mengukir prestasi. Prestasi ini tidak hanya di bidang akademik saja, tetapi juga di bidang lain yang
memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan membawa nama harum bangsa. Seperti di bidang bisnis,
pengembangan masyarakat, dan banyak lagi prestasi lainnya.
Untuk mencapai prestasi tersebut memang tidak mudah. Kamu perlu memiliki komitmen belajar penuh dan
sungguh-sungguh. Apalagi di era dengan kemajuan teknologi dan informasi, ada banyak pilihan untuk belajar yang
lebih baik. Salah satunya adalah dengan mengikuti program kuliah online dan kelas karyawan melalui BINUS Online
Learning.
Di sini, ada beragam bidang studi yang bisa kamu pilih berdasarkan kemampuan dan minat. Adanya kuliah online
dan kelas karyawan pun membuka kesempatan bagi siapa saja mendapatkan materi dari pengajar dan praktisi yang
sudah berpengalaman di bidangnya.
Kini, saatnya kamu untuk mempraktikkan hal di atas dalam meneladani semangat Sumpah Pemuda masa kini.
Dengan semangat tersebut, kamu akan hidup penuh warna dan penuh kesan mendalam di bumi Indonesia yang
kita cintai. Selamat Hari Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda merupakan suatu pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan oleh para
pemuda-pemudi Indonesia dengan menyatakan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Janji dalam
Sumpah Pemuda tersebut membangkitkan semangat rakyat Indonesia, terurama para anak muda untuk
menegaskan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sumpah Pemuda memiliki cerita sejarah dan tujuan yang sakral bagi Bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda
merupakan sebuah tekad dan semangat para pemuda-pemudi Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan Bangsa
Indonesia dari penjajahan negara asing. Sejarah tersebut yang membuat Indonesia memperingati Hari Sumpah
Pemuda setiap 28 Oktober. Hari spesial dan bersejarah di mana para pemuda dan pemudi menggelorakan
semangat untuk meraih kemerdekaan pada 1928.
Ir. Soekarno mengatakan "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10
pemuda, niscaya akan ku guncang dunia". Maksudnya bukan sepuluh pemuda melainkan gambaran beetapa
dasyatnya apa yang bisa dilakukan pemuda. Pemuda adalah mereka yang memiliki keeinginn kuat, semangat, cita-
cita yang digantung di bintang, memiliki semangat yang terus berkobar.
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2009, tentang kepemudaan mendifinisikan pemuda adalah
warganegara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 tahun
sampai 30 tahun. Pasal 1 ayat 2 menegaskan Kepemudaan berbagai hal berkaitan dengan potensi, tanggung
jawab, hak karakter, kapasitas, aktualitas diri dan cita-cita pemuda.
Di sisi lain, dalam isi Sumpah Pemuda terdapat kandungan makna yang dalam bagi Bangsa Indonesia. Itulah
mengapa perlunya setiap warga Indonesia mengetahui makna Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda juga
mengandung nilai-nilai yang perlu diketahui. Terjadinya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928
menunjukan bahwa Pemuda Indonesia memiliki hal-hal yang sangat luar biasa. Apakah hal-hal itu ? dan Apa saja
nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda?
Terjadinya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 menunjukan bahwa Pemuda Indonesia memiliki hal-hal
yang sangat luar biasa. Hal-hal itu adalah sebagai berikut :
Potensi
Tanggung Jawab
Hak
Karakter
Akualitas Diri
Cita-cita
3. Nilai Persatuan
Sumpah Pemuda juga mengandung nilai persatuan. Hal tersebut bisa dilihat dari dasar Sumpah Pemuda, yang
dirumuskan dan diikrarkan pemuda dari berbagai daerah, suku, agama, hingga golongan yang berbeda-beda.
Meski terdapat perbedaan, justru tidak menghalangi para pemuda untuk dapat merasakan persatuan. Terutama
dalam satu kesatuan Bangsa Indonesia yang ditunjukkan dari perjuangan bersama saat melawan penjajah demi
merebut kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Perjuangan tersebut mencerminkan adanya sikap dan perilaku persatuan, terutama bagi bangsa dan negara. Tanpa
adanya rasa persatuan dari seluruh pemuda dan pemudi bangsa Indonesia, penjajahan akan terasa sulit
dikalahkan. Itulah mengapa Sumpah Pemuda juga memiliki nilai persatuan di dalamnya.
Nilai menerima dan menghargai perbedaan, yaitu menerima dan menghargai siapa saja untuk bisa beraktivitas
dalam lingkungan tanpa membedakan status seseorang. Hal tersebut sesuai nilai yang terkandung dalam Sumpah
Pemuda.
Walau berasal dari berbagai macam latar belakang yang berbeda, tidak menyurutkan semangat para pemuda
Indonesia untuk tetap bersatu dan menjunjung tinggi nilai persatuan demi mencapai cita-cita bersama.
Berbagai perbedaan latar belakang tersebut bukan merupakan hal untuk dipermasalahkan, tetapi perlu diterima dan
dihargai satu sama lain sebagai satu di antara kekuatan bangsa Indonesia.
Para pemuda dapat menerima dan menghargai akan adanya perbedaan demi terciptanya satu bangsa, yaitu
Bangsa Indonesia.
kepentingan Bangsa
Nilai lain yang terkandung dalam Sumpah Pemuda ialah nilai akan mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan lainnya.
Hal itu berarti dalam ikrar Sumpah Pemuda dan perjuangan pemuda dalam merebut kemerdekaan Indonesia, tidak
mengutamakan kepentingan diri sendiri maupun kepentingan golongan masing-masing.
Para pemuda mengutamakan kepentingan bangsa demi bisa bersatu melawan para penjajah dan merebut
kemerdekaan Indonesia.
6. Nilai Semanga Persaudaraan
Nilai semangat persaudaraan juga ada di dalam Sumpah Pemuda. Hal itu dilandasi adanya semangat kekeluargaan
antarsesama. Semangat kekeluargaan tersebut dapat dilihat dari adanya sikap saling menyayangi dan bertanggung
jawab satu sama lain.
Semangat persaudaraan di dalam diri para pemuda juga mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang satu, yaitu
satu Bangsa Indonesia. Maka dari itu, perlu menjunjung semangat persaudaraan antarsesama warga Indonesia
agar terhindar dari perpecahan.
emangat Gotong Royong
Gotong royong atau bekerja sama demi mencapai satu tujuan yang sama merupakan suatu kebudayaan yang kuat
dalam Bangsa Indonesia.
Nilai gotong royong dan kerja sama, yaitu saling bantu membantu dalam berbangsa dan bernegara. Dengan begitu,
tugas-tugas yang dikerjakan bisa diselesaikan dengan baik dan cepat.
Gotong royong merupakan satu di antara usaha atau upaya yang dilakukan bersama-sama tanpa pamrih atau
mengharapkan suatu imbalan.
Nilai gotong royong ini terdapat dalam Sumpah Pemuda, di mana para pemuda berjuang bersama-sama, saling
bahu-membahu satu sama lain demi kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia. akhirnya menjadi bukti bahwa gotong royong atau kerja sama menjadi nilai yang kuat
dalam upaya mencapai tujuan yang sama pada masa Sumpah Pemuda tersebut.
Simbol-simbol negara menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan adalah sebagai berikut.
Bendera
Bendera negara terutama di instansi pemerintah wajib dikibarkan tiap hari. Sekolah sebagai instansi pemerintah
tentunya wajib mengibarkan bendera merah putih setiap hari.Bendera negara dapat dikibarkan dan/atau dipasang
pada:
kendaraan atau mobil dinas
pertemuan resmi pemerintah dan/atau organisasi
perayaan agama atau adat;
pertandingan olahraga; dan/atau
perayaan atau peristiwa lain.
Setiap orang dilarang:
merusak, menyobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai,
menghina, atau merendahkan kehormatan bendera negara
memakai bendera negara untuk reklame atau iklan komersial
mengibarkan bendera negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam
mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apa
pun pada bendera negara
memakai bendera negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan
kehormatan bendera negara.
Bahasa
Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional,
pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.
Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke
sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang
mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor berbulu
8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45. •erdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Pancasila
sebagai berikut.
•Sila pertama dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima.
•Sila kedua dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai.
•Sila ketiga dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai.
•Sila keempat dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai.
•Sila kelima dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan atas perisai.
Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan adalah lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. Lagu Kebangsaan
wajib diperdengarkan dan/atau dinyanyikan:
Untuk menghormati presiden dan/atau wakil presiden serta bendera negara pada waktu pengibaran atau penurunan
Bendera Negara yang diadakan dalam upacara.
Dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan,
teknologi, Olah raga internasional dan seni internasional yang diselenggarakan di Indonesia, dan lain sebagainya.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran
berdiferensiasi siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan Nilai Semangat Sumpah
Pemuda Masa Sekarang
Menyajikan hasil telaah tentang materi Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang
Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang? (Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan perilaku Nilai
Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang? (Nilai 25)
3. Bagaimana Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa Sekarang? (Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan Nilai Semangat Sumpah Pemuda Masa
Sekarang?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KSE DIPERENSIASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan dapat ;
Menganalisis makna semangat dan komitmen kebangsaan
Menganalisis arti penting Semangat dan Komitmen Kebangsaan untuk untuk memperkuat NKRI
Menganalisis peran Tokoh Masyarakat akan pentingnya Semangat dan Komitmen Kebangsaan untuk
memperkuat NKRI
Menyusun laporan hasil telaah tentang semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI
dengan penuh rasa tanggung jawab
Mensimulasikan peran tokoh masyarakat akan pentingnya semangat dan komitmen kebangsaan untuk
memperkuat NKRI
Berpikir Kritis 1 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat praduga dalam vidio, materi PPT guru,
buku paket siswa serta materi yang dibagikan guru berkaitan dengan makna semangat dan
komitmen kebangsaan, melalui kertas post it.
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian materi yang
disuguhkan guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet atau
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi kedudukan dan fungsi Pancasila (Diferensiasi
proses berdasarkan minat)
Kolaborasi 1 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang) untuk
mempelajari materi makna semangat dan komitmen kebangsaan (Diferensiasi proses berdasarkan
minat)
2 Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi
mengenai hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya tentang materi yang
dibahas.
Setiap kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal penting yg dibahas sesuai
Komunikasi dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan dalam kertas plano kemudian
dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara lisan
ataupun tertulis atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang membingungkan
berdasarkan hasil presentasi yang telah disajikan oleh setiap kelompok. (Diferensiasi produk
berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat komentar
dan tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman audio, maupun audio
visual. Jika tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan yang dalam bentuk rekaman
audio maupun audio visual bisa melalui WA pada pertemuan berikutnya. (Diferensiasi produk
Kreativitas berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan berempati) guru
meminta murid membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah mereka pelajari, peminatan yang
disukai pada kegiatan pembelajaran, dan hambatan/kendala yang dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk
mengatasi kendala/hambatan.
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan
tugas.
Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang makna semangat dan komitmen
kebangsaan
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
Catatan;
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
Tanggal/
Tanggal/ Tanggal/ Catatan Tanggal/ Tanggal/
Nama Murid Catatan Sikap Catatan Sikap Sikap Catatan Sikap Catatan Sikap
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
PERTEMUAN 1
Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan
bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet yang berjuang dengan
segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya.
Salah satu semangat yang dimiliki para pejuang kemerdekaan dan paea pendiri negara adalah semangat
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan.
1. Pengertian Nasionalisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Nasionalisme didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa
yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan. Nasionalisme dapat dirumuskan
sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris
“nation”) dengan mewujudkan satu identitas yang dimiliki sebagai ikatan barsama dalam satu kelompok.
Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menganggap kesetiaan tertinggi atas
setiap pribadi harus disertakan kepada Negara kebangsaan (nation state) atau sebagai sikap mental dan tingkah
laku individu maupun masyarakat yang menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa
dan negaranya.
Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas.
Nasionalisme dalam arti sempit, juga disebut dengan nasionalisme yang negatif sebab mengandung makna
perasaan kebangsaan atau cinta pada bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang
rendah pada bangsa lain.Nasionalisme dalam arti sempit juga disebut dengan chauvinisme. Chauvinisme ini pernah
dipraktikkan oleh Jerman pada masa Hitler tahun 1934–1945. Paham itu menganggap Jerman di atas segala-
galanya di dunia (Deutschland Uber Alles in der Wetf).
Jenis nasionalisme yang kedua adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam
pengertian inilah yang wajib dibina oleh bangsa Indonesia sebab mengandung makna perasaan cinta tinggi atau
bangga pada tanah air akan tetapi tidak memandang rendah bangsa lain. Dalam mengadakan hubungan dengan
negara lain, kita selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara sendiri serta menempatkan negara lain
sederajat dengan bangsa kita.
Selain itu terdapat bentuk-bentuk nasionalisme yang lain yang didasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya,
keagamaan dan ideologi. Berikut ini bentuk-bentuk nasionalime yang berkembang di dunia, antara lain:
b) Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal
atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan
konsepVolk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
d) Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya
bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah
rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di
mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negaraTiongkok.
Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa.
Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi
menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
f) Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan
agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme
di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Lalu apa bentuk nasionalisme Indoenisa? Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1) Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan
2) Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara.
3) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia tidak rendah diri
4) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa
5) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
6) Mengembangkan sikap tenggang rasa
7) Tidak semena-mena terhadap orang lain
8) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
9) Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
10) Berani membela kebenaran dan keadilan
11) Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.
Ditinjau dari segi historis (sejarah), perkembangan nasionalisme di Indonesia dilandasi oleh adanya faktor:
1) Persamaan nasib, penjajahan selama 350 tahun memberikan derita panjang bagi bangsan ini, sehingga lahir
persamaan nasib diantara rakyat pribumi
2) Kesatuan tempat tinggal, seluruh wilayah nusantara yang membentang dari Sabang hingga Merauke
3) Adanya keinginan bersama untuk merdeka, penderitaan panjang akibat penjajahan melahirkan keinginan
bersama untuk merdeka melepaskan diri dari belenggu penjajahan
4) Cita-cita bersama untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan sebagai suatu Negara.
Adapun spirit kebangsaan (nasionalisme) pada bangsa Indonesia diakomodasi dalam Pembukaan UUD dalam
Pancasila. Adapun ciri-ciri nasionalisme Indoesia antara lain:
1) Memiliki rasa cinta pada tanah air (patriotisme)
2) Bangga manjadi bagian dari bangsa dan masyarakat Indonesia
3) Menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi ataupun golongan
4) Mengakui dan menghargai sepenuhnya keanekaragaman yang ada pada bangsa Indonesia
5) Bersedia mempertahankan dan turut memajukan Negara serta menjaga nama baik bangsanya
6) Membangun rasa persaudaraan, solidaritas, perdamaian, dan anti kekerasan antar kelompok masyarakat dengan
semangat persatuan dan kesatuan
7) Memiliki kesadaran bahwa kita merupakan bagian dari masyarakat dunia, sehingga bersedia untuk menciptakan
perdamaian dunia dan menciptakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan
Nasionalisme menjadi dasar pembentukan Negara kebangsaan. Negara kebangsaan adalah Negara yang
pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan/ nasionalisme. Artinya, adanya tekad masyarakat untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu Negara yang sama walaupun berbeda ras, agama, suku, etnis,
atau golongannya. Rasa nasionalisme sudah dianggap muncul ketika suatu bangsa memiliki cita-cita yang sama
untuk mendirikan suatu Negara kebangsaan. Paham nasionalisme akan menjadikan kita memiliki kesadaran akan
adanya bangsa dan Negara.
Nasionalisme telah menjadi persyaratan mutlah yang harus dipenuhi bagi kehidupan sebuah bangsa. Paham
nasionalisme membentuk kesadaran para pemeluknya bahwa loyalitas tidak lagi diberika pada golongan atau
kelompok kecil, seperti agama, ras, etnis, budaya (ikatan primordial), namun ditujukan pada komunitas yang
dianggap lebih tinggi yaitu bangsa dan Negara
Tugas!
1. Simpulkan apa yang dimaksud nasionalisme!
2. Berikan contoh perwujudan nalionalisme di lingkungan sekolah dan masyarakat!
2. Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patria, yang maknanya ‘tanah air’. Kata patria lalu berubah menjadi kata patriot yang
maknanya ‘seseorang yang mencintai tanah air’. Patriotisme berarti ‘semangat cinta tanah air atau sikap seseorang
yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya’. Patriotisme muncul setelah
lahirnya nasionalisme, tetapi antara nasionalisme dan patriotisme biasanya diartikan sama.
Jiwa patriotisme sudah tampak dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, antara lain diwujudkan dalam bentuk
kerelaan para pahlawan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa
dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai jiwa dan semangat 45.
Pada dasarnya patriotisme berbeda dengan nasionalisme, meskipun berdekatan dan umumnya dianggap sama.
Patriotisme lahir dari semangat nasionalisme dengan terbentuknya negara. Gerakan patriotisme muncul setelah
terbentuknya bangsa yang dilandasi nasionalisme. Sikap patriotisme yang diwujudkan dalam semangat cinta tanah
air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Perbuatan rela berkorban untuk membela dan mempertahankan negara dan bangsa
b. Perbuatan untuk mengisi kelangsungan hidup negara dan bangsa.
Perbuatan membela dan mempertahankan negara diwujudkan dalam bentuk kesediaan berjuang untuk menahan
dan mengatasi serangan atau ancaman bangsa lain yang akan menghancurkan begara. Selain itu, ancaman negara
lain, ancaman dari kelompok bangsa sendiri, kegiatan yang dapat merugikan negara, dan ancaman alam dapat
mengakibatkan kerusakan dan kehancuran negara. Kelangsungan hidup negara dapat diwujudkan dengan
kesediaan bekerja sesuai dengan bidang dan kapasitasnya dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat
bangsa, serta pencapaian tujuan negara.
Tugas:
1. Simpulkan apa yang dimaksud patriotisme!
2. Berikan contoh orang-orang yang memiliki sikap patriotisme!
3. Buat sebuah rencana untuk menerapkan nilai nasionasme dan patriotisme di lingkungan masyarakatmu!
B. Semangat dan Komitmen Kolektif Kebangsaan Untuk Memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perwujudan semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang tercermin dalam nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia dapat dilihat dari perjalanan sejarah
bangsa Indonesia antara lain :
Wujud semangat dan komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
dapat digali dari perjuangan bangsa Indonesia antara lain Pancasila sebagai dasar Negara, Lagu Indonesia Raya
sebagai lagu kebangsaan, Bendera merah putih sebagai bendera Negara, dan Garuda Pancasila sebagai lambang
Negara.
Lagu “Indonesia Raya” pertama kali diperdengarkan oleh penciptanya sendiri, W.R. Supratman pada Kongres
Pemuda Indonesia II di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928. Sejak saat itu, lagu tersebut mendapat penghargaan dari
para pemuda dan diakuinya sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Lama kelamaan lagu itu menjadi popular dan
tersiar luas sampai keluar negeri. Tiap-tiap rapat kebangsaan dibuka dan ditutup dengan lagu Indonesia Raya.
Demikian pula, Pertemuan orang-orang atau para pemimpin bangsa Indonesia di luar negeri memperdengarkan
lagu itu. Bahkan, perkumpulan-perkumpulan orkes Prancis, Rusia, Mesir, Tiongkok, dan Belanda meminta lagu itu
diterjemahkan dalam bahasa mereka dan dibuatkan piringan hitamnya.
Hal itu menyebabkan Pemerintah Hindia Belanda menjadi gusar, kemudian melarang agar di dalam syair nyanyian
itu tidak terdapat kata-kata “merdeka” dan menyita piringan hitam yang sudah jadi. Pemerintah
Hindia Belanda mengizinkan lagu itu diperdengarkan dengan syarat sbb:
1. Kata-kata “merdeka, merdeka” harus diganti dengan “mulia, mulia”.
2. Sebelum dinyanyikan lagu “Indonesia Raya” terlebih dahulu harus dinyanyikan lagu kebangsaan Belanda“
Wilhelmus”.
Ketika akan masuk ke Indonesia dan guna mendapatkan dukungan dalam perang melawan Sekutu, Jepang
menghibur Bangsa Indonesia dengan memperbolehkan lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan dimana-mana,
termasuk di radio. Namun, setelah Jepang menanamkan kekuasaannya di Indonesia, ia melarang lagu tersebut
dinyanyikan di seluruh wilayah tanah air.
Setelah penghujung tahun 1944, ketika Jepang mulai menunjukkan tanda-tanda kekalahannya dan ketika
nasionalisme Indonesia sedang menyala-nyala hingga melahirkan perlawanan di beberapa tempat, bangsa
Indonesia diperbolehkan kembali menyanyikan lagu “Indonesia Raya” di seluruh penjuru tanahair.
2) Lagukebangsaandapatpula diperdengarkandandinyanyikansebagai:
a) pernyataan perasaan nasional,
b) rangkaian pendidikan dan pengajaran.
3) Lagu kebangsaan dilarang diperdengarkan dan dinyanyikan untuk:
a) reklame dalam bentuk apapun juga,
b) menggunakan bagian-bagian dari pada lagu kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukan
lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan.
Di samping itu, dalam tata tertib penggunaan lagu kebangsaan, lagu kebangsaan tidak boleh diperdengarkan dan
dinyanyikan pada waktu dan tempat menurut kemauan sendiri. Lagu kebangsaan tidak boleh diperdengarkan dan
dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan, kata-kata dan gubahan lain selain seperti yang sudah ditentukan.
Pada waktu lagu kebangsaan diperdengarkan dan dinyanyikan orang yang hadir berdiri tegak ditempat masing-
masing.
Barangsiapa melanggar ketentuan tersebut diancam hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau dengan
denda sebanyak-banyaknya lima ratus rupiah.
Perlu diketahui bahwa penetapan dan pengesahan lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan Republik
Indonesia bukan baru terjadi pada tahun 1958 dengan dikeluarkannya PP No 44 Tahun 1958, jauh dari tahun itu
sudah ditetapkan. Memang, dalam UUD’45 tidak disebutkan hal itu, namun hal itu secara tegas disebutkan dalam
Pasal 3 ayat (2) Konstitusi RIS yang kemudian ditegaskan kembali dalam Pasal 3 ayat (2) UUDS1950.
Dalam pasal dan ayat tersebut ditegaskan bahwa lagu kebangsaan ialah lagu “Indonesia Raya”. Dengan menyadari
akan kekurangannya, MPR dalam sidangnya tahun 2000 dan ketika mengadakan amandemen (perubahan) kedua
UUD’45, masalah itu ditambahkan dengan memasukkan ketentuan Pasal 36B. Dalam pasal itu dinyatakan bahwa
lagu kebangsaan adalah “IndonesiaRaya”.
Dalam peraturan itu antara lain, diatur tentang tata cara penggunaannya. Ketentuan penggunaan bendera antara
lain, disebutkan sbb:
1) Pada umumnya bendera kebangsaan dikibarkan pada waktu siang hari, yaitu antara saat matahari terbit dan saat
matahari terbenam.
2) Dalam hal-hal istimewa, yaitu pada waktu diadakan peringatan nasional atau perayaan lain yang mengembirakan
nusa dan bangsa, pemerintah dapat menganjurkan supaya bendera kebangsaan dikibarkan di seluruh negara.
3) Penggunaan bendera kebangsaan diperbolehkan pada waktu dan di tempat:
a.Diadakan perhelatan perkawinan, perhelatan sunatan, dan perhelatan agama atau adat istiadat yang lazim
dirayakan;
b. Didirikan bangunan, jika pemasangan itu menjadi kebiasaan, dan pemasangannya itu dapat dilakukan siang dan
malam;
c. Diadakan pertemuan, seperti muktamar, konferensi, peringatan tokon nasional, atau hari-hari bersejarah;
d. Diadakan perlombaan;
e. Diadakan perayaan sekolah;
f. Diadakan perayaan lain yang pemasangan bendera itu dapat dianggap sebagai tanda pernyataan kegembiraan
umum.
4) Bendera kebangsaan dikibarkan sebagai tanda berkabung jika kepala negara atau wakil kepala negara wafat
atau sebagai tanda turut berkabung terhadap negara sahabat. Dalam hal itu, bendera kebangsaan dipasang
setengah tiang.
5) Bendera kebangsaan dikibarkan setiap hari:
a. Pada rumah-rumah jabatan atau di halaman rumah-rumah jabatan presiden, wakil presiden, menteri, gubernur,
kepala daerah yang setingkat dengan ini;
b. Dirumah-rumah pejabat atau di halaman rumah-rumah pejabat semua kepala daerah;
c. Dimakan pahlawan nasional;
d. Di gedung-gedung atau halaman gedung-gedung kabinet, presiden, DPR, MA, Kejaksaan Agung, BPK, dan lain-
lain pada hari kerja;
e. Digedung-gedung atau di halaman gedung-gedung sekolah negeri atau sekolah swasta nasional.
6) Bendera kebangsaan tidak boleh digunakan bertentangan dengan kedudukannya sebagai lambang kedaulatan
dan tanda kehormatan negara, seperti:
a) dipakai sebagai langit-langit, atap, pembungkus barang, tutup barang, dan reklame perdagangan dengan cara
apapun;
b) Digambar, dicetak, atau disulam pada barang-barang yang pemakaiannya mengandung kurang penghormatan
terhadap bendera kebangsaan.
7) Barang siapa yang melanggar ketentuan seperti yang diatur dalam peraturan itu dihukum dengan hukuman
kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima Ratus rupiah
4. Garuda Pancasila Sebagai Lambang Negara
Alat perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang lain, yakni lambang negara. Lambang Negara kita
adalah burung garuda yang mencengkeram pita bertuliskan semboyan BhinnekaTunggal Ika.
Semboyan itu berasal dari bahasa Jawa kuno artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Lambang negara
Republik Indonesia direncanakan oleh Panitia Lencana Negara dan disahkan oleh Dewan Menteri RIS pada tanggal
11 Februari 1950. Selanjutnya, ditetapkan kembali dengan PP No. 66 Tahun 1951 tanggal 17 Oktober1951 yang
berlaku surut sejak tanggal 17 Agustus 1950. Lambang itu menggambarkan seekor burung garuda yang di dalam
mitologi peradaban Indonesia berarti tenaga pembangunan.
Rantai yang dikalungkan pada leher garuda itu tergantung sebuah perisai berbentuk jantung yang melambangkan
pembelaan nusa dan bangsa. Banyak bulu disayap berjumlah 17 helai, diekor berjumlah 8 helai, di kaki sebelah
bawah perisai berjumlah19 helai dan dileher bejumlah 45 helai.
Semua bilangan itu melambangkan tanggal, bulan, dan tahun proklamasi kemerdekaan, yakni tanggal 17-8-1945.
Garuda yang terlukis dengan warna kuning emas melambangkan kemenangan yang gemilang dan nilai negara.
Warna merah putih didalam perisai berasal dari dwiwarna. Garis melintang di tengah-tengah perisai
menggambarkan khatulistiwa yang melalui Kepulauan Indonesia. Dengan garis itu dinyatakan bahwa Indonesia
adalah satu-satunya Negara asli di daerah khatulistiwa yang mencapai kemerdekaan dan kedaulatan dengan
kekuatan sendiri. Perisai yang terbagi lima itu mengingatkan kepada Pancasila:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa (bintang di tengah)
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab (rantai)
c. Persatuan Indonesia (beringin)
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan (kepala banteng)
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (padidankapas).
Tugas:
1. Buat ringkasan makna Pancasila sebagai dasar negara, Lagu Indonesia Raya Sebagai Lagu Kebangsaan,
Bendera merah putih sebagai bendera negara, Garuda Pancasila sebagai lambang negara!
2. Tuliskan upaya yang dapat kamu lakukan untuk: a) Menempatkan Pancasila sebagai dasar negara; b)
Menempatkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan; c) Menempatkan Bendera merah putih sebagai
bendera negara, dan d) Mempososikan Garuda Pancasila sebagai lambang negara!
a) Keteladanan
Keteladanan atau “teladan”, merupakan sikap dan perilaku yang patut dicontoh atau ditiru karena perkataan dan
perbuatannya. Keterladanan dapat diberikan diberbagai lingkungan seperti rumah (keluarga), sekolah, instansi
pemerintahan dan swasta, dan masyarakat luas. Keteladanan bisa dimulai dari hal – hal terkecil, dan dari diri
sendiri. contohnya: bekerja keras dan disiplin dalam mengerjakan prestasi, mebayar pajak tepat waktu, mematuhi
tata tertib berlalu lintas, mau melakukan kerja bakti/gotong royong membersihkan lingkungan, tidak melakukan
korupsi, dan lain – lain.
b) Pewarisan
Pewarisan atau “warisan”, merupakan cara atau proses menurunkan, memberikan atau menyerahkan sesuatu
kepada pihak lain. Pewarisan semangat kebangsaan adalah cara – cara menurunkan nilai – nilai, sikap, dan
perilaku terpuji kepada generasi berikutnya (muda). Contoh: tulus ikhlas dalam membantu orang yang terkena
musibah, berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengembang amanah, terbiasa belajar dan bekerja tepat
waktu, dan lain – lain.
c) Ketokohan
Ketokohan atau “tokoh”, merupakan sosok seseorang yang terkenal dan disegani karena pengaruhnya sangat besar
di dalam masyarakat.
Dalam semangat kebangsaan, ketokohan perlu dijadikan sandaran pedoman (referensi) guna memberikan motivasi
dan semangat bagi generasi muda. Contoh: berupaya selalu mengambil inisiatif dalam hal-hal kebaikan (kerja bakti,
membantu sesame, dan belajar), tidak cepat puas dalam suatu prestasi, ingin selalu memberikan terbaik, rajin cepat
dalam suatu prestasi, ingin selalu memberikan yang terbaik, rajin membantu atau sedekah kepada orang lain yang
membutuhkan, dan sebagainya.
Sikap positif terhadap semangat kebangsaan mengadung arti sikap positif terhadap nasionalisme dan patriotisme.
Berikut ini contoh upaya menumbuhkembangkan sikap positif terhadap nasionalisme dan patriotism.
Contoh upaya menumbuhkan Sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan keluarga, antara lain
1) memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan patriotism terhadap bangsa Indonesia.
2) setiap anggota keluarga dapat memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan
pada bangsa.
3) orang tua selalu memberikan pengawasan terhadap pergaulan anaknya agar terhindari dari kenakalan remaja
dan bahaya narkoba.
4) membiasakan menanamkan nilai demokratis melalui musyawarah keluarga
5) selalu menggunakan produk dalam negeri, dll.
Contoh upaya menumbuhkan Sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan keluarga, antara lain
1) memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela Negara.
2) menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari
senindan upacara hari besar nasional.
3) memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat
mengancam ketahanan nasional.
4) Membiasakan hidup bersih, disiplin dan taat aturan melalui pelaksanaan tata tertib sekolah
5) melatih untuk aktif berorganisasi, dll
2. Menumbuhkan sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan Masyarakat, Bangsa dan Negara
Contoh upaya menumbuhkan sikap positif terhadap semangat kebangsaan di lingkungan masyarakat, bangsa dan
negara, antara lain
1) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, seperti gotong royong, bakti
sosial, pameran budaya,dan linnya.
2) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil pada hari tertentu. Hal ini dilakukan karena batik
merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan
rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
3) Tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, pejabat negara dan anggota dewan Para pejabat harus lebih
mendengarkan dan menghargai aspirasi rakyat, serta lebih mementingkan kepentingan rakyat.
Saat ini kita harus mampu menumbuhkembangan semangat kebangsaan seperti yang dicontohkan para pejuang
bangsa untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa dengan bersikap pantang menyerah, selalu bekerja keras,
jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korupsi, toleran, dan lain-lain. Bila tidak bisa,
artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran.
Tugas: Buatkan analisis pentingnya semangat kebangsaan dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat !
C. Komitmen Kebangsaan
1. Pengertian Komitmen Kebangsaan
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002) dinyatakan bahwa secara etimologis istilah “wawasan” berarti: (1) hasil mewawas,
tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan sangat identik
dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang
mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan
keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).
“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) berarti kelompok
masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri.
Sedangkan “kebangsaan” mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2) perihal bangsa;
mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara.
Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional
bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan politik,
kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-
budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan
nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama
bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan mengandung
komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan
menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai
potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang mengandung
kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam
memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan
eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).
Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai bangsa Indonesia di
dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan
Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada
falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai
satu kesatuan Poleksosbud dan Hankam.
Dorongan yang melahirkan kebangsaan kita bersumber dari perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan,
memulihkan martabat kita sebagai manusia. Wawasan kebangsaan Indonesia menolak segala diskriminasi suku,
ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan
persatuan dan kesatuan.
Dalam zaman Kebangkitan Nasional 1908 yang dipelopori oleh Budi Utomo menjadi tonggak terjadinya proses
Bhineka Tunggal Ika. Berdirinya Budi Utomo telah mendorong terjadinya gerakan-gerakan atau organisasi-
organisasi yang sangat majemuk, baik di pandang dari tujuan maupun dasarnya.
Dengan Sumpah Pemuda, gerakan Kebangkitan Nasional, khususnya kaum pemuda berusaha memadukan
kebhinnekaan dengan ketunggalikaan. Kemajemukan, keanekaragaman seperti suku bangsa , adat istiadat,
kebudayaan, bahasa daerah, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap ada dan dihormati.
Wawasan kebangsaan Indonesia tidak mengenal adanya warga negara kelas satu, kelas dua, mayoritas atau
minoritas. Hal ini antara lain dibuktikan dengan tidak dipergunakannya bahasa Jawa misalnya, sebagai bahasa
nasional tetapi justru bahasa melayu yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.
Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan memporak porandakan adat budaya yang menjadi jati diri kita
sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme. Paham nasionalisme adalah suatu paham yang
menyatakan bahwa loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap warga bangsa ditunjukan kepada
negara dan bangsa.
Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai oleh slogan yang sangat terkenal, yaitu: liberty, equality,
fraternality, yang merupakan pangkal tolak nasionalisme yang demokratis, namun dalam perkembangannya
nasionalisme pada setiap bangsa sangat diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang berkembang dalam masyarakatnya
masing-masing, sehingga memberikan ciri khas bagi masing-masing bangsa.
Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak dapat mengisolasi diri dari bangsa lain yang
menjiwai semangat bangsa bahari yang terimplementasikan menjadi wawasan nusantara bahwa wilayah laut
Indonesia adalah bagian dari wilayah negara kepulauan yang diakui dunia. Wawasan kebangsaan merupakan
pandangan yang menyatakan negara Indonesia merupakan satu kesatuan dipandang dari semua aspek sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial
budaya untuk mengejawantahan semua dorongan dan rangsangan dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi
bangsa dan tujuan nasional yang mencakup kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, kesatuan
pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).
Wawasan kebangsaan Indonesia yang menjadi sumber perumusan kebijakan desentralisasi pemerintahan dan
pembangunan dalam rangka pengembangan otonomi daerah harus dapat mencegah disintegrasi / pemecahan
negara kesatuan, mencegah merongrong wibawa pemerintah pusat, mencegah timbulnya pertentangan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat terwujud pemerintah pusat
yang bersih dan akuntabel dan pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan daya
saing yang sehat antar daerah dengan terwujudnya kesatuan ekonomi, kokohnya kesatuan politik, berkembangnya
kesatuan budaya yang memerlukan warga bangsa yang kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan, netralitas
birokrasi pemerintahan yang berwawasan kebangsaan, sistem pendidikan yang menghasilkan kader pembangunan
berwawasan kebangsaan.
Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk proaktif mengantisipasi
perkembangan lingkungan stratejik dengan memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian
dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa
merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang beradab (Sumitro dalam Suhady
dan Sinaga, 2006).
Akhirnya, bagi bangsa Indonesia, untuk memahami bagaimana wawasan kebangsaan perlu memahami secara
mendalam falsafah Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap
dan bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.
Tugas: Tuliskan 10 Komitmen yang kamu miliki untuk menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia!
D. Gotong Royong Sebagai Wujud Nyata Semangat dan Komitmen Kolektif Kebangsaan
Soekarno pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945 mengusulkan satu substansial dasar negara dengan 3 versi, yaitu:
Pancasila, Trisila dan Ekasila (Penetapan Tujuh Bahan Pokok Indoktrinasi - Ir Soekarno). Pancasila terdiri dari
ketuhanan (religiositas), kemanusiaan (humanitas), persatuan (nasionalitas), kerakyatan (soverenitas), dan keadilan
sosial (sosialitas). Trisila terdiri dari sosionasionalisme, sosiodemokrasi dan ketuhanan. Sementara ekasila dimaknai
sebagai gotong royong. Soekarno menyebutnya, “Dari Pancasila bisa diperas menjadi Ekasila.” Jadi gotong royong
itu sebenarnya adalah Pancasila juga.
Seandainya hanya satu prinsip yang diminta, Soekarno mengatakan harus digali dari tujuan membangun Indonesia,
yaitu “semua untuk semua.” Harus dicatat bahwa Indonesia didirikan bukan hanya untuk orang jawa saja atau untuk
umat muslim saja, tapi Indonesia buat Indonesia. Kata yang diusulkan adalah kata Indonesia asli: gotong royong
(Soekarno: Bapak Bangsa Indonesia - MM Darmawan, 2005).
Tak pelik dalam kehidupan masyarakat Indonesia, istilah gotong royong menempati posisi terhormat sekaligus
membumi. Nenek moyang kita dulu sudah mengenal gotong royong itu sehingga dulu negara kita adalah negara
yang sejahtera karena nilai gotong royong itu sendiri. Begitupun sejarah telah mencatat bahwa proses lahirnya
bangsa (melalui sumpah pemuda 1928) hingga proses lahirnya negara (melalui Proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945) merupakan hasil dari gotong royong dari segenap komponen bangsa. Presiden Sukarno
menggunakan istilah gotong royong sebagi kata lain Ekasila yang merupakan perasan lanjutan dari Trisila setelah
sebelumnya merupakan hasil peras dari Pancasila. Pada era Orde baru, kata gotong royong juga sering dijadikan
kata kunci dalam rangka mensukseskan program-program pembangunan. Hal itu menyatakan bahwa gotong royong
itu sudah mendarah daging bagi bangsa Indonesia sehingga gotong royong dapat dikatakan sebagai karakteristik
atau ciri khas budaya bangsa Indonesia.
Menurut Garnaut dan Mcawley, sejak Indonesia mengalami kemerdekaan pada tahun 1945, interaksi sosial yang
dimiliki bangsa Indonesia bersifat kolektif, konsensual, dan kooperatif. Sifat interaksi sosial berlangsung dalam
masyarakat Indonesia saat itu berpengaruh kuat terhadap pembentukan karakter bangsa dan budaya. Serangkaian
istilah yang melekat dengan budaya Indonesia yaitu koperasi, musyawarah, dan gotong royong.
Bung Karno pernah berpidato tentang pentingnya gotong royong: ….Sebagaimana tadi yang telah saya katakan:
kita mendirikan Negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua bagi semua! Bukan Kristen untuk
Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Hoek buat
Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tapi Indonesia buat Indonesia –semua buat semua! Jikalau
saya peras yang lima (Pancasila) menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan
Indonesia yang tulen, yaitu “gotong royong”. Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong!
Alangkah hebatnya! Negara gotong-royong!
Dalam pidatonya yang lain Bung Karno menyebutkan: “Gotong royong” adalah paham yang dinamis, lebih dinamis
dari “kekeluargaan” saudara-saudara! Kekeluargaan adalah satu paham yang statis, tetapi gotong royong
menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo: satu
karyo, satu gawe. Marilah kita menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini bersama-sama! Gotong royong
adalah membanting tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal
semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis-kuntul-baris buat kepentingan
bersama! Itulah gotong royong! Rakyat itu semua harus digotong-royongkan dalam perjuangan raksasa ini!
Pada era Orde Baru, kata gotong royong juga sering dijadikan kata kunci dalam rangka mensukseskan
program-program pembangunan. Betapapun besar anggaran yang disediakan negara melalui APBN bila
tanpa didukung
semangat kebersamaan bernama gotong royong dalam membangun dan memelihara hasil pembangunan,
tentulah
program itu tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
Di era pemerintahan Megawati Sukarnoputri, gotong royong bahkan digunakan sebagai nama kabinet. Lebih jauh
M. Nasroen, salah seorang pelopor kajian filsafat Indonesia menyatakan bahwa Gotong royong merupakan
salah satu dasar
filsafat Indonesia.
Melalui gotong royong biaya hidup dan kegiatan pembangunan menjadi lebih murah dan efisien. Bilamana bisa
dihitung biaya untuk perlindungan umum dan lain-lain dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang dilakukan
secara bergotong royong, bisa jadi jumlahnya lebih besar dari APBN.
Ada salah satu contoh desa yang berhasil mengimplementasikan prinsip gotong royong dalam peningkatan
perekonomian warganya, yaitu Desa Tutul, Kecamatan Balung, di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Desa tersebut
berhasil mengantar desanya yang miskin menjadi desa wirausaha berkat prinsip gotong royong yang mampu
mengolah anggaran Desa sehingga menghasilkan laba, bukan justru habis tidak berbekas. Karena prestasinya,
Desa Tutul sampai disebut desa tanpa pengangguran, karena hampir seluruh warganya mampu bekerja mandiri.
Bekerja sebagai perajin menjadi kehidupan mereka sehari-hari di samping mengurus sawah atau kerja lainnya.
“Pada waktu-waktu tertentu saat sawah tak bisa digarap, ibu-ibu hingga pemuda membuat macam-macam
kerajinan. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2012 juga menetapkan Desa Tutul sebagai desa
produktif karena mampu mandiri dan membuka peluang kerja tidak hanya di Desa Tutul, tetapi juga desa lain.
Saat ini, Desa Tutul juga menjadi desa binaan dari perusahaan-perusahaan BUMN. Perusahaan-perusahaan
memberikan kredit untuk modal bagi perajin kecil untuk memperbesar usahanya sebagai bagian dari rasa tanggung
jawab sosial.
Pemerintah Kabupaten Jember turut mendukung usaha mikro, kecil, menengah seperti yang ada di Tutul. Bupati
Jember MZA Djalal menilai pariwisata dan UMKM mampu menggerakkan ekonomi rakyat. Pada 2013, Pemkab
mengalokasikan anggaran Rp 5,39 miliar melalui koperasi dan usaha kecil memengah serta Rp 4,1 miliar lewat pos
Dinas Perindustrian untuk memperkuat UMKM di Jember. Diharapkan desa-desa lain pun bisa mengikuti jejak Desa
Tutul.
3. Implementasi Prinsip Gotong Royong Sebagai Wujud Nyata Semangat dan Komitmen Kolektif Kebangsaan
Prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan bernegara nampak dalam kehidupan ekonomi,
sosial dan politik. Dalam Dalam kehidupan ekonomi terlihat dari makna pasal 33 ayat 1 UUD Negara Republik
Indonesa tahun 1945 menyatakan “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan”. Hal ini berarti dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam
suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil
Selanjutnya Pasal 33 ayat (2) dan (3) menyatakan : (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pasal 33 ayat (2)
dan (3) diatas menegaskan bahwa perekonomian di Indonesia sebesar-besarnya ditujukan untuk kemakmuran
rakyat.
Badan usaha atau lembaga ekonomi yang dibentuk untuk melaksanakan pasal 33 UUD 1945 yaitu:
a. Koperasi
b. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
c. Usaha Swasta (wiraswasta) seperti CV atau PT
Bila kita kaitkan dengan pasal 33 ayat (1) UUD 1945, maka bentuk perusahaan yang paling sesuai ialah Koperasi,
karena koperasi merupakan suatu badan usaha yang melaksanakan usahanya didasarkan atas azas kekeluargaan.
Gotong royong dalam kehidupan sosial politik dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia sejak dulu dalam kehidupan sosialnya sudah terbiasa hidup dalam suasana gotong royong.
Masyarakat akan saling bantu dan hampir semua kepentingan masyarakat di desa dibangun oleh masyarakat itu
sendiri secara bergotong royong.
Dalam bidang sosial gotong-royong ini hampir ditemui di kelompok-kelompok masyarakat Indonesia atau suku-suku
bangsa Indonesia. Misalnya hasil penelitian Koentjaraningrat (dalam Budimansyah, 2000) di wilayah Bagelen Jawa
Tengah kegiatan gotong royong itu terlihat dalam kegiatan-kegiatan sebagaiberikut:
1. Waktu ada peristiwa kematian atau kecelakaan, dimana orang dating untuk memberi pertolongan ataupun
layadan.
2. Waktu seluruh penduduk desa turun untuk mengerjakan pekerjaan yang sifatnya untuk kepentingan umum
(desa) yang lajim disebut gugurgunung, seperti memperbaiki jalandesa,lumbungdesa dan lain-lain.
3. Waktu seorang warga desa mengadakan pesta dan tetangga berdatangan untuk membantu. Kegiatan ini
dinamakan sambatan atau njurungan
4. Waktu-waktu tertentu dimana makam nenek moyang desa perlu dibersihkan, kegiatan ini dinamakanrerukun
alur waris.
5. Waktu seorang penduduk perlu mengerjakan sesuatu untuk tempat tinggal (membongkar atap, mendirikan
rumah baru) dan tetangga berdatangan membantu. Kegiatan ini dinamakan sambatan.
6. Waktu kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, baik membetulkan saluran air maupun panenan. Kegiatan
ini dinamakan kerubutan tau grojogan
7. Waktu ada keperluan desa yang sifatnya tidak langsung berhubungan dengan kepentingan umum, misalnya
pekerjaan yang menjadi tugas kepala desa namun penduduk turun membantunya. Kegiatan ini disebut keregan
Dalam kehidupan politik sila keempat Pancasila menempatkan begitu pentingnya nilai gotong royong dijadikan
landasan kehidupan politik. Pancasila sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Perilaku politik harus didasari nilai hikmat, kebijaksanaan,
permusyawaratan dan perwakilan. Hal itu semua merupakan bagian dari gotong royong.
Sila keempat Pancasila pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia akan terus memelihara dan
mengembangkan semangat bermusyawarah dalam perwakilan. Bangsa Indonesia akan tetap memelihara dan
mengembangkan kehidupan demokrasi. Bangsa Indonesia akan memelihara serta mengembangkan kearifan dan
kebijaksanaan dalam bermusyawarah.
Permusyawaratan memancarkan kehendak untuk menghadirkan negara persatuan yang dapat mengatasi paham
perseorangan dan golongan, sebagai pantulan dari semangat kekeluargaan dari pluralitas kebangsaan Indonesia
dengan mengakui adanya “kesederajatan/persamaan dalam perbedaan”.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan/atau memutuskan
suatu hal berdasarkan kehendak rakyat, hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau
mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat
mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.
Hikmat kebijaksanaan merefleksikan tujuan sebagaimana dikehendaki oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat itu
hendaknya didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan.
Dalam demokrasi permusyawaratan, suatu keputusan politik dikatakan benar jika memenuhi setidaknya empat
prasyarat. Pertama, harus didasarkan pada asas rasionalisme dan keadilan bukan hanya berdasarkan subjektivitas
dan kepentingan. Kedua, didedikasikan bagi kepentingan banyak orang, bukan demi kepentingan perseorangan dan
golongan. Ketiga, berorientasi jauh ke depan, bukan demi kepentingan jangka pendek melalui akomodasi
transaksional yang bersifat destruktif (toleransi negatif). Keempat, bersifat imparsial, dengan melibatkan dan
mempertimbangkan pendapat semua pihak (minoritas terkecil sekalipun) secara inklusif, yang dapat menangkal
dikte-dikte minoritas elite penguasa dan pengusaha serta klaim-klaim mayoritas. Sila Keempat ini juga merupakan
suatu asas, bahwa tata pemerintahan Republik Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat, sebagaimana
ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Atas dasar tersebut, disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan rakyat.
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran berdiferensiasi siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami makna semangat dan komitmen kebangsaan pendiri negara
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan semangat dan
komitmen kebangsaan pendiri negara
Menyajikan hasil telaah tentang materi makna semangat dan komitmen kebangsaan pendiri
negara.
Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
makna semangat dan komitmen kebangsaan pendiri negara
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “makna semangat dan komitmen kebangsaan pendiri Negara ?
(Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan perilaku makna
semangat dan komitmen kebangsaan pendiri negara? (Nilai 25)
3. Bagaimana makna semangat dan komitmen kebangsaan pendiri negara? (Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan makna semangat dan komitmen
kebangsaan pendiri negara?
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian materi yang
disuguhkan guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet atau sumber
lainnya yang berkaitan dengan materi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
Kolaborasi Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang) untuk
mempelajari materi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan (Diferensiasi
proses berdasarkan minat)
Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi
mengenai hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya tentang materi yang
dibahas.
Setiap kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal
Komunikasi penting yg dibahas sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan
dalam kertas plano kemudian dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara lisan ataupun
tertulis atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang membingungkan berdasarkan hasil
presentasi yang telah disajikan oleh setiap kelompok. (Diferensiasi produk berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat komentar dan
tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman audio, maupun audio visual. Jika
tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan yang dalam bentuk rekaman audio maupun audio
Kreativitas visual bisa melalui WA pada pertemuan berikutnya. (Diferensiasi produk berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan berempati) guru meminta murid
membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah mereka pelajari, peminatan yang disukai pada kegiatan pembelajaran,
dan hambatan/kendala yang dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala/hambatan.
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan
tugas.
Pengetahuan : Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
CATATAN;
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………
Catatan
Checklist (Tambahan
Indikator Diferensiasi)
Pengetahuan Tercapai (4) Baru Mulai
Berkembang (3)
Terlihat (2)
Menunjukkan pemahaman
tentang materi Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan
Keterampilan
PERTEMUAN 3
Bentuk negara kesatuan yaitu negara yang sederhana tetapi dapat menghasilkan negara yang kuat
karena hanya terdapat satu pemerintahan yang berdaulat ke dalam dan ke luar.
Namun di sisi lain, dikhawatirkan bentuk negara ini akan menimbulkan pemusatan kekuasan yang
birokratis sehingga dapat menghambat kelancaran urusan pemerintahan. Keburukan tersebut dapat
dihilangkan jika pelaksana kekuasaan negara memiliki kontrol yang tinggi terhadap diri sendiri (moral)
dan ada kontrol dari rakyat melalui melalui lembaga yang berwenang.
Sekarang, sudah tahu kan apa arti negara kesatuan ? Sederhananya, karena terdiri dari banyak pulau
dan suku bangsa, maka Indonesia menggunakan bentuk negara kesatuan . Pembentukan negara
kesatuan tersebut bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara agar menjadi negara yang
besar dan kokoh dengan kekuasaan negara yang bersifat sentralistik.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran berdiferensiasi
siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan .
Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai bagian dari perwujudan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan
Menyajikan hasil telaah tentang materi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan . Untuk fokus
penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan ? (Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai satu kesatuan? (Nilai 25)
3. Bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan ? (Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan?
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat mengidentifikasi Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan.
Menganalisis makna semangat dan komitmen kebangsaan
Menganalisis arti penting Semangat dan Komitmen Kebangsaan untuk untuk memperkuat NKRI
Menganalisis peran Tokoh Masyarakat akan pentingnya Semangat dan Komitmen Kebangsaan untuk memperkuat
NKRI
Menyusun laporan hasil telaah tentang semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI dengan penuh
rasa tanggung jawab
Mensimulasikan peran tokoh masyarakat akan pentingnya semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat
NKRI
Berpikir Kritis 1 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
faktual sampai kepertanyaan yang bersifat praduga dalam vidio, materi PPT guru, buku paket siswa serta
materi yang dibagikan guru berkaitan dengan Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam
kehidupan, melalui kertas post it.
2 Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan pada pilihan penyampaian materi yang disuguhkan
guru (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
3 Selain itu, peserta didik diperbolehkan juga memilih buku literatur lain baik dari internet atau sumber lainnya
yang berkaitan dengan materi kedudukan dan fungsi Pancasila (Diferensiasi proses berdasarkan minat)
Kolaborasi 1 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok berdasarkan minat (minimal 2 orang) untuk mempelajari
materi Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan (Diferensiasi proses
berdasarkan minat)
2 Masing-masing kelompok berdiskusi guna mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi mengenai
hal-hal penting untuk ditulis dalam buku siswa dan literatur lainya tentang materi yang dibahas.
Setiap kelompok/ perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi mengenai hal-hal penting yg dibahas sesuai
Komunikasi dengan materi dan tujuan pembelajaran, hasilnya dituangkan dalam kertas plano kemudian dipresentasikan.
Peserta didik secara individu diarahkan untuk membuat komentar dan tanggapan secara lisan ataupun tertulis
atau dalam bentuk hal yang mereka sukai atau hal yang membingungkan berdasarkan hasil presentasi yang
telah disajikan oleh setiap kelompok. (Diferensiasi produk berdasarkan profil belajar murid)
Dalam penyempurnaan hasil diskusi kelompok, peserta didik setelahnya dapat membuat komentar dan
tanggapan yang dikumpulkan boleh memilih berupa teks tertulis, rekaman audio, maupun audio visual. Jika
tertulis maka dikumpulkan langsung teksnya, sedangkan yang dalam bentuk rekaman audio maupun audio
Kreativitas visual bisa melalui WA pada pertemuan berikutnya. (Diferensiasi produk berdasarkan profil belajar murid)
KEGIATAN PENUTUP
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam melatih kesadaran sosial (keterampilan berempati) guru meminta murid
membuat jurnal yang isi berkaitan dengan hal-hal yang telah mereka pelajari, peminatan yang disukai pada kegiatan pembelajaran, dan
hambatan/kendala yang dihadapi serta upaya/solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala/hambatan.
Guru membuat rangkuman/ simpulan pelajaran tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, kemudian menyampaikan garis besar materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan salam.
C. Rubrik Penilaian
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan
tugas.
Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang Perilakui Semangat dan
komitmen Kebangsaan dalam kehidupan
Keterampilan : Mempresentasikan hasil diskusi dan telaah kelompok sesuai peminatan
CAtatan :
………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
a) Strategi dan Alat Penilaian
1) Penilaian Sikap
Strategi: Observasi
Alat : Catatan Anekdot (Mencatat perilaku siswa mulai dari yang bersifat apresiatif hingga yang kurang konsentrasi)
Ket :
A = Aktif dan apresiatif
B = Aktif kurang apresiatif
C = Kurang berkonsentrasi dalam pemelajaran
Catatan
Checklist (Tambahan
Indikator Diferensiasi)
Pengetahuan Tercapai (4) Baru Mulai
Berkembang (3)
Terlihat (2)
Menunjukkan pemahaman
tentang materi Perilakui Semangat dan komitmen
Kebangsaan dalam kehidupan
Keterampilan
PERTEMUAN 4
Kita sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya berperilaku yang sesuai dengan dasar negara serta
ideologi negara Indonesia. Guna mewujudkan perilaku semangat dan komitmen kebangsaan dalam kehidupan,
maka bisa diterapkan hal-hal berikut ini :
Cinta Kepada Tanah Air
Kewajiban sebagai warga negara bangsa Indonesia untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di kehidupan sehari-
hari bisa dilakukan dengan cara ikut menjaga keamanan negara dari segala bentuk ancaman dari luar, menjaga
kelestarian sumber daya alam serta kelestarian lingkungan.
Membina Persatuan dan Kesatuan
Dalam membina persatuan dan kesatuan haruslah terjadi di dalam segala aspek lingkungan seperti keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Hal-hal yang dapat dilakukan seperti menghormati sesame manusia,
toleransi antar umar beragama, melestarikan dan mempelajari budaya sendiri.
Rela Berkorban
Sikap yang harus dimiliki warga negara Indonesia sebagai wujud keikhlasan dan ketulusan dalam membela negara,
menuangkan ide guna menjaga keutuhan NKRI.
Pengetahuan Budaya Dalam Mempertahankan NKRI
Pada zaman globalisasi dimana serta instan dengan kemajuan dari teknologi, generasi milenial diharapkan dapat
menjadi tolak ukur untuk menjadi asset dalam kemajuan bangsa ini. Generasi ini diharapkan mampu bersaing
secara global untuk berbagai sektor termasuk menjadi stabilitas politik serta keamanan negara.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran berdiferensiasi
siswa diharapkan dapat:
Mengetahui dan memahami Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan.
Menunjukkan sikap Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan
Menyajikan hasil telaah tentang materi Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan.
Untuk fokus penguatan karakter yaitu:
Keteladanan
Komitemen dan tanggung jawab
Kerjasama / gotong royong
Menghargai perbedaan
C. Materi pembelajaran
Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan
D. Petunjuk Belajar
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai peminat dan kebutuhan belajar masing-masing (1 kelompok terdiri
dari minimal 2 orang).
Setiap kelompok mendiskusikan hal-hal yang telah diinstruksikan oleh guru tentang materi yang dipelajari
Hasil diskusi dibuat dalam beberapa produk berikut (strategi diferensiasi produk berdasarkan minat) :
1. Siswa membuat presentasi pendek
2. Siswa menampilkan hasil editing vidio sesuai materi ajar
3. Siswa menggambar sesuai kreasi masing-masing dan membuat peta konsep
4. Siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
5. Siswa menampilkan hasil diskusi kelompok
E. Soal
1. Bagaimana pemahaman kalian tentang “Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan?
(Nilai 25)
2. Kemukakan contoh perilaku upaya yang dilakukan siswa sebagi bagian dari perwujudan Perilakui Semangat dan
komitmen Kebangsaan dalam kehidupan? (Nilai 25)
3. Bagaimana Perilakui Semangat dan komitmen Kebangsaan dalam kehidupan?? (Nilai 25)
4. Apa manfaat bagi siswa mempelajari materi pada pertemuan kali ini? (Nilai 25)
5. Bagaimana Bentuk partisipasi siswa dalam mewujudkan penerapan perilaku Semangat dan komitmen
Kebangsaan dalam kehidupan?