Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENGUMPULAN DATA DAN UJI KEABSAHAN DATA

KINERJA PEMBIMBING KEMASYARAKATAN DALAM PELAYANAN SOSIAL


ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA
PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS II
KOTA BANDUNG

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah


Metode Penelitian Pekerjaan Sosial Kualitatif

Dosen
Dr. Dwi Heru Sukoco, M. Si

Oleh:
Ananda Diaz Perkasa (19.04.099)
Kelas 3A – Pekerjaan Sosial

PROGRAM STUDI PEKERJAAN SOSIAL PROGRAM SARJANA


TERAPAN
POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2022
I. PENDAHULUAN

Kinerja Pembimbing Kemasyarakatan merupakan hal yang sangat penting bagi


penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus
Anak (LPKA). Menurut Hari Harjanto Setiawan :8 ”Dalam bekerja dengan anak
khususnya anak yang berkonflik dengan hukum, seorang Pembimbing kemasyarakatan
harus melakukan tindakan-tindakan yang profesional dalam arti khusus sesuai dengan
aturan yang ada. Pembimbing Kemasyarakatan harus mempunyai pengetahuan dan
keahlian/ kemampuan sesuai dengan tugas dan kewajibannya atau mempunyai
ketrampilan teknis dan jiwa di bidang sosial. Pembimbing Kemaysrakatan dalam
melakukan bimbingan terhadap klien pemasyarakatan harus berpedoman dan sesuai
dengan petunjuk atau aturan yang berlaku yang sudah ditetapkan. Pembimbing
Kemasyarakatan merupakan tumpuan utama dalam penyelesaian tindak pidana yang
dilakukan oleh anak-anak karena melalui hasil penelitian kemasyarakatan yang
dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan maka penyidik, jaksa, dan hakim akan
dengan cermat, cepat, dan tepat dapat menyelesaikan kasus-kasus pidana yang
dihadapi oleh anak. Dengan demikian, kepentingan anak-anak sebagai penerus bangsa
mendapat perlindungan hukum serta masa depan anak-anak pun dapat diselamatkan.

Semakin hari semakin banyak kasus pidana yang dilakukan oleh anak baik
kuantitas dan kualitasnya, terutama banyak kasus yang terjadi berhubungan dengan
Narkotika dan pelecehan seksual atau asusila. Ini sangat meresahkan bangsa, karena
disamping anak sebagai individu juga anak sebagai penerus generasi bangsa, untuk itu
penyimpangan yang pernah dilakukannya perlu ada yang membimbing dan
mendampingi agar si anak kembali kejalur yang lurus dan benar sesuai yang
diharapkan (Mubarak et al., 2014).

Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) Mesti Mendapat Perlindungan


Khusus, maka dari itu tugas Pembimbing Kemasyarakatan sangat penting bagi setiap
anak yang berhadapan dengan hukum agar anak yang berhadapan dengan hukum
mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak luput dari hak-hak yang harus didapat
tersampaikan, juga mendapatkan putusan yang seadil-adilnya .

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk


mendapatkan gambaran informasi yang berkaitan tentang penelitian yaitu bagaimana
kinerja Pembimbing Kemasyarakatan dalam melakukan pelayanan sosial terhadap
Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) Kelas II Kota Bandung, serta untuk menguji keabsahan data yang sudah
diperoleh dengan menggunakan metode pengumpulan data seperti wawancara dan
obsservasi yang didasari oleh suatu pedoman.

II. KINERJA PEMBIMBING KEMASYARAKATAN DALAM PELAYANAN


SOSIAL ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH)
2.1. Pedoman Pertanyaan Penelitian:
IDENTITAS INFORMAN I
INFORMAN Nama: Bapak Ardiansyah,A.Md.P., S.H., M.H.
Jabatan: KASUBSI Pendidikan dan Bimbingan
Kemasyarakatan.
Jenis kelamin : Laki - laki
 Lokasi Wawancara
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas
II Kota Bandung
 Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui bentuk pelayanan apa saja yang
diberikan oleh Pembimbing Kemasyarakatan
kepada Anak Berhadapan dengan Hukum

INFORMAN II
Jenis kelamin: Perempuan
Nama : Putri Robertus
Jabatan: Petugas Kemasyarakatan
 Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui hambatan yang sering ditemukan
dalam menjalankan program untuk Anak Berhadapan
dengan Hukum (ABH)
INFORMAN III
Jenis kelamin: Laki - laki
Nama: Bapak Roni Nuryadi, S.Sos
Jabatan: Kasi Pembinaan
 Jadwal Wawancara Informan II&III
Tanggal, Hari : Kamis, 10 November 2022
Waktu : 10.30 WIB
Lokasi : Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) Kelas II Kota Bandung
 Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui Untuk mengetahui latar
belakang pendidikan Pembimbing Kemasyarakatan
serta berapa lama Pendidikan yang diperoleh untuk
menangani Anak Berhadapan dengan Hukum

2.1.1. PEDOMAN WAWANCARA


INFORMAN I
 Nama
 Jabatan
 Bentuk Pelayanan yang diberikan Pembimbing
Kemasyarakatan
 SDM yang tersedia
INFORMAN II
 Nama
 Jabatan
 Bentuk Pelayanan
 hambatan
 Sasaran
 Jangka waktu pelayanan
 SDM yang tersedia
 Jumlah rinci SDM
 Bagaimana yang dilakukan oleh masing-masing SDM
 Hambatan yang dialami
INFORMAN III
 Nama
 Jabatan
 Nama penanggung jawab pelaksanaan program
 SDM yang tersedia
 Jumlah rinci SDM
 Peran-peran yang dilakukan
 Hambatan dalam menghadapi peran tersebut

2.1.2. PEDOMAN OBSERVASI


 Lokasi
 Fasilitas yang di dapatkan oleh Anak Behadapan dengan
Hukum
 Kegiatan ABH

2.1.3. PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI


 Profil Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
 Struktur Organisasi
 Visi Misi
 Tugas Pokok Dan Fungsi
 Data ABH

II.2Data Temuan Penelitian


II.2.1 Data Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Lembaga Pembinaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) Kelas II Kota Bandung Yang berlokasi di Jl. Pacuan Kuda No. 3A,
Arcamanik Bandung. LPKA Kelas II Bandung ini Berlokasi di Arcamanik yang bisa
dikatakan tidak terlalu padat penduduk. Berdekatan dengan Stadion SPOrT Jabar
Arcamanik yang merupakan Stadion Persib Bandung juga terdapat pusat sarana
olahraga. LPKA Kelas II Bandung juga masih satu kawasan dengan Balai
Pemasyarakatan Sukamiskin Kelas I Kota Bandung.

II.2.2 Data Program Pelayanan Pembimbing Kemasyarakatan

Anak adalah bagian warga negara yang harus dilindungi karena mereka
merupakan generasi bangsa yang dimasa datang yang akan melanjutkan
kepemimpinan bangsa Indonesia (Arliman, 2018). Setiap anak disamping wajib
mendapatkan pendidikan formal seperti sekolah, juga wajib mendapatkan pendidikan
moral sehingga mereka dapat tumbuh menjadi sosok yang berguna bagi bangsa dan
negara, sesuai dengan ketentuan konfrensi hak anak (Convention on the rights of the
child) yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia yang mengatur prinsip
perlindungan hukum terhadap anak (Priamsari, 2019), berkewajiban untuk
memberikan perlindungan khusus terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.
Salah satu bentuk perlindungan anak oleh negara diwujudkan melalui sistem peradilan
pidana khusus bagi anak yang berhadapan dengan hokum (Simbolon, 2016).
Pembimbing Kemasyarakatan (PK) merupakan Aparatur Sipil Negara yang
bertugas mendampingi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Dalam hal ini
Pembimbing Kemasyarakatan (PK) tidak hanya mendampingi Anak Berhadapan
dengan Hukum (ABH) dan membuat litmas (Penelitian Masyarakat) saja, tetapi
Pembimbing Kemasayarakatan (PK) ini melakukan pengawasan dan bimbingan
terhadap anak. Jenis pelayanan yang diberikan oleh Pembimbing Kemasyarakatan
(PK) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yaitu konseling dan manajemen
stress, penyuluhan hukum, pendampingan pendidikan dan keterampilan serta
mempersiapkan hingga bisa tampil kembali di masyarakat.

Pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan yang dilakukan oleh


Pembimbing Kemasyarakatan ini dilakukan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) dan di BAPAS. Dimulai saat anak tersebut dikatakan bermasalah dengan
hukum, menjalani persidangan, hingga putusan diberikan kepada anak tersebut,
hingga anak tersebut bebas atau sudah beres menjalani proses pidananya masih tetap
diawasi dengan melakukan wajib lapor

Pelayanan sosial tersebut dilakukan oleh Petugas Lembaga Pembinaan Khusus


Anak (LPKA) yang bertugas sebagai Pembimbing Kemasyarakatan kepada setiap
anak yang berhadapan dengan hukum yang sudah ditempatkan di lembaga tersebut,
yang mana dimaksudkan untuk merubah tingkah laku anak menjadi lebih baik lagi
daripada sebelumnya dan bisa hidup kembali dimasyarakat dengan menyadari akan
hukum yang berlaku.

Dari pelayanan yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan itu


bertujuan agar setiap anak yang pernah bermasalah hukum agar berperilaku baik juga
sadar sebagai mana mestinya sesuai dengan fungsi dan peran yang disandangnya
sebagai anak serta tidak merugikan orang lain.

II.2.3 Data Informan

Konsep sample dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara
representatif. Sample/objek yang menjadi sumber data adalah Kasi Pembinaan,
KASUBSI Pendidikan dan Bimbingan Kemasyarakatan, Petugas Kemasyarakatan.
II.3Uji Keabsahan Data

Untuk dapat mempertanggungjawabkan data secara akurat dan benar, diperlukan

data pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh dari hasil penggalian data. Hal ini

dilakukan karena tidak menutup kemungkinan bahwa data yang diperoleh dari

informan tidak benar, hal ini dilakukan karena beberapa hal, misalnya: salah

mengajukan pertanyaan yang berarti jawabannya juga salah, dan keinginan untuk

menyenangkan peneliti. Menurut Lexy J. Moleong (2012).

II.3.1 Uji Kredibilitas

Untuk memperoleh data yang kredibel, dilakukan melalui beberapa teknik

sebagai berikut :

 Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dalam penelitian ini berarti bahwa peneliti

mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap

faktor-faktor yang menonjol. Agar peneliti dapat meningkatkan ketekunan, maka

peneliti dibekali dengan berbagai bahan rujukan atau hasil penelitian sebelumnya

sesuai dengan persoalan penelitian.

 Triangulasi

Dalam triangulasi data yang dilakukan peneliti dari berbagai sumber, dengan

berbagai cara dan berbagai waktu peneliti melakukan pengumpulan data dengan

pejabat yang berwenang di Lembaga Pembinaan Khusus Anak, Petugas

Kemasyarakatan. Dalam pengumpulan data ini juga menggunakan berbagai teknik

yaitu wawancara mendalam, observasi sehingga data yang diperoleh benar-benar

sesuai dan jenuh. Peneliti juga melakukan penelitian dengan waktu yang berbeda

namun dengan pertanyaan yang sama.


1) Triangulasi Sumber

Peneliti melakukan pengumpulan data dari berbagi sumber seperti

keluarga, tetangga dan tokoh masyarakat yang berada di lingkungan sekitar

Anak Berhadapan dengan Hukum serta Pembimbing Kemasyarakata. Peneliti

juga membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti masyarakat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan pemerintah

setempat.

2) Triangulasi Teknik

Dalam penelitian ini berkaitan dengan Anak Berhadapan dengan

Hukum serta Pembimbing Kemasyarakata pengumpulan data menggunakan

berbagai teknik yaitu wawancara mendalam, observasi sehingga data yang

diperoleh benar-benar sesuai. Peneliti akan membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumentasi yang berkaitan.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan dalam bentuk mengecek data hasil dari

wawancara, observasi dan teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda-

beda terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum serta Pembimbing

Kemasyarakata. Peneliti membandingkan apa yang dikatakan orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

II.3.2 Uji Transferability

Peneliti berusaha untuk memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat

dipercaya sehingga pembaca mengetahui secara jelas atas hasil penelitian ini dan

dapat memutuskan atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tentang

penerimaan keluarga terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum.


II.3.3 Uji Depenability

Uji dependability ialah pengujian reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel

adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian

tersebut. (Sugiyono, 2011:377)

Jadi dalam hal ini pengujian dependability ini untuk membuktikan bahwa

hasil penelitian dapat ditemukan dengan hasil yang sama kembali oleh peneliti

lainnya.

II.3.4 Uji Konfirmability

Uji Konfirmability ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang

dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi hasil penelitian yang

didukung oleh materi yang ada mengenai keberfungsian sosial Anak

Berhadapan dengan Hukum.


III. Kesimpulan

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II kota Bandung merupakan tempat
Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) untuk menjalani masa pidananya. Dimana anak
yang berhadapan hukum yang terdapat di LPKA mendapatkan pendampingan, bimbingan,
dan pengawasan, dilembaga tersebut yang bertujuan untuk merubah tingkah laku anak agar
bertindak sesuai dengan fungsi dan peran yang disandangnya.

Pendamping Kemasyarakatan (PK) adalah salah satu profesi yang berhubungan langsung
dengan Anak Berhadapan dengan Hukum. Tugas dan fungsi Pembimbing Kemasyarakatan
selaras dengan Pekerja Sosial yaitu menjadi konselor dalam melakukan konseling terhadap
Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) agar anak tersebut berubah menjadi lebih baik.

Pelayana yang diberikan oleh Pendamping Kemasyarakatan dimulai ketika anak tersebut
dikatakan “behadapan dengan hukum” dari mulai proses sidang perkara, penentuan program,
serta pembibingan setelah menjalankan masa pidananya.

Maka dari itu kinerja Pendamping Masyarakat menjadi sangat penting dalam
melaksanakan intervensi pelayanan terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) agar
anak tersebut tidak dilanggar hak-hak nya pada saat menjalani persidangan juga menjalakan
masa pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) tersebut. Serta mengingat latar
belakang pendidikan Pembimbing Kemasyarakatan (PK) kebanyakan bukan dari latar
belakang sosial harusnya menjadi faktor yang sangat penting untuk bisa menangani Anak
Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Pengumpulan dan pengujian keabsahan data ini diperuntukan untuk mendalami lebih
dalam tentang data, informan, dan permasalahan yang terdapat di lembaga tersebut sesuai
dengan judul yang diambil yaitu “Kinerja Pembimbing Kemasyarakatan dalam Pelayanan
Sosial Terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) Kelas II Kota Bandung”. Juga menguji keabsahan data yang diperoleh dengan
didasari oleh kredibilitas, konfirmabilitas, depenabilitas, dan transferabilitas.

Anda mungkin juga menyukai