Dosen
Dr. Dwi Heru Sukoco, M. Si
Oleh:
Ananda Diaz Perkasa (19.04.099)
Kelas 3A – Pekerjaan Sosial
Semakin hari semakin banyak kasus pidana yang dilakukan oleh anak baik
kuantitas dan kualitasnya, terutama banyak kasus yang terjadi berhubungan dengan
Narkotika dan pelecehan seksual atau asusila. Ini sangat meresahkan bangsa, karena
disamping anak sebagai individu juga anak sebagai penerus generasi bangsa, untuk itu
penyimpangan yang pernah dilakukannya perlu ada yang membimbing dan
mendampingi agar si anak kembali kejalur yang lurus dan benar sesuai yang
diharapkan (Mubarak et al., 2014).
INFORMAN II
Jenis kelamin: Perempuan
Nama : Putri Robertus
Jabatan: Petugas Kemasyarakatan
Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui hambatan yang sering ditemukan
dalam menjalankan program untuk Anak Berhadapan
dengan Hukum (ABH)
INFORMAN III
Jenis kelamin: Laki - laki
Nama: Bapak Roni Nuryadi, S.Sos
Jabatan: Kasi Pembinaan
Jadwal Wawancara Informan II&III
Tanggal, Hari : Kamis, 10 November 2022
Waktu : 10.30 WIB
Lokasi : Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) Kelas II Kota Bandung
Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui Untuk mengetahui latar
belakang pendidikan Pembimbing Kemasyarakatan
serta berapa lama Pendidikan yang diperoleh untuk
menangani Anak Berhadapan dengan Hukum
Anak adalah bagian warga negara yang harus dilindungi karena mereka
merupakan generasi bangsa yang dimasa datang yang akan melanjutkan
kepemimpinan bangsa Indonesia (Arliman, 2018). Setiap anak disamping wajib
mendapatkan pendidikan formal seperti sekolah, juga wajib mendapatkan pendidikan
moral sehingga mereka dapat tumbuh menjadi sosok yang berguna bagi bangsa dan
negara, sesuai dengan ketentuan konfrensi hak anak (Convention on the rights of the
child) yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia yang mengatur prinsip
perlindungan hukum terhadap anak (Priamsari, 2019), berkewajiban untuk
memberikan perlindungan khusus terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.
Salah satu bentuk perlindungan anak oleh negara diwujudkan melalui sistem peradilan
pidana khusus bagi anak yang berhadapan dengan hokum (Simbolon, 2016).
Pembimbing Kemasyarakatan (PK) merupakan Aparatur Sipil Negara yang
bertugas mendampingi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Dalam hal ini
Pembimbing Kemasyarakatan (PK) tidak hanya mendampingi Anak Berhadapan
dengan Hukum (ABH) dan membuat litmas (Penelitian Masyarakat) saja, tetapi
Pembimbing Kemasayarakatan (PK) ini melakukan pengawasan dan bimbingan
terhadap anak. Jenis pelayanan yang diberikan oleh Pembimbing Kemasyarakatan
(PK) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yaitu konseling dan manajemen
stress, penyuluhan hukum, pendampingan pendidikan dan keterampilan serta
mempersiapkan hingga bisa tampil kembali di masyarakat.
Konsep sample dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara
representatif. Sample/objek yang menjadi sumber data adalah Kasi Pembinaan,
KASUBSI Pendidikan dan Bimbingan Kemasyarakatan, Petugas Kemasyarakatan.
II.3Uji Keabsahan Data
data pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh dari hasil penggalian data. Hal ini
dilakukan karena tidak menutup kemungkinan bahwa data yang diperoleh dari
informan tidak benar, hal ini dilakukan karena beberapa hal, misalnya: salah
mengajukan pertanyaan yang berarti jawabannya juga salah, dan keinginan untuk
sebagai berikut :
Ketekunan Pengamatan
peneliti dibekali dengan berbagai bahan rujukan atau hasil penelitian sebelumnya
Triangulasi
Dalam triangulasi data yang dilakukan peneliti dari berbagai sumber, dengan
berbagai cara dan berbagai waktu peneliti melakukan pengumpulan data dengan
sesuai dan jenuh. Peneliti juga melakukan penelitian dengan waktu yang berbeda
setempat.
2) Triangulasi Teknik
3) Triangulasi Waktu
wawancara, observasi dan teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda-
Peneliti berusaha untuk memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat
dipercaya sehingga pembaca mengetahui secara jelas atas hasil penelitian ini dan
Jadi dalam hal ini pengujian dependability ini untuk membuktikan bahwa
hasil penelitian dapat ditemukan dengan hasil yang sama kembali oleh peneliti
lainnya.
dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi hasil penelitian yang
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II kota Bandung merupakan tempat
Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) untuk menjalani masa pidananya. Dimana anak
yang berhadapan hukum yang terdapat di LPKA mendapatkan pendampingan, bimbingan,
dan pengawasan, dilembaga tersebut yang bertujuan untuk merubah tingkah laku anak agar
bertindak sesuai dengan fungsi dan peran yang disandangnya.
Pendamping Kemasyarakatan (PK) adalah salah satu profesi yang berhubungan langsung
dengan Anak Berhadapan dengan Hukum. Tugas dan fungsi Pembimbing Kemasyarakatan
selaras dengan Pekerja Sosial yaitu menjadi konselor dalam melakukan konseling terhadap
Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) agar anak tersebut berubah menjadi lebih baik.
Pelayana yang diberikan oleh Pendamping Kemasyarakatan dimulai ketika anak tersebut
dikatakan “behadapan dengan hukum” dari mulai proses sidang perkara, penentuan program,
serta pembibingan setelah menjalankan masa pidananya.
Maka dari itu kinerja Pendamping Masyarakat menjadi sangat penting dalam
melaksanakan intervensi pelayanan terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) agar
anak tersebut tidak dilanggar hak-hak nya pada saat menjalani persidangan juga menjalakan
masa pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) tersebut. Serta mengingat latar
belakang pendidikan Pembimbing Kemasyarakatan (PK) kebanyakan bukan dari latar
belakang sosial harusnya menjadi faktor yang sangat penting untuk bisa menangani Anak
Berhadapan dengan Hukum (ABH).
Pengumpulan dan pengujian keabsahan data ini diperuntukan untuk mendalami lebih
dalam tentang data, informan, dan permasalahan yang terdapat di lembaga tersebut sesuai
dengan judul yang diambil yaitu “Kinerja Pembimbing Kemasyarakatan dalam Pelayanan
Sosial Terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) Kelas II Kota Bandung”. Juga menguji keabsahan data yang diperoleh dengan
didasari oleh kredibilitas, konfirmabilitas, depenabilitas, dan transferabilitas.