Dapat membaguskan /
memperbaiki pengucapan huruf.
مذاهب العلماء في عدد الصفات
َ َ jahr adalah:
huruf-huruf ini disebut huruf
ۡ ِّ َ َ َ ُ ي َ َ ُ ي ۡ َ ۡ َُ َ َ َ ََ ُ َ ۡ َُۡ َ َۡ ي
ٌِّٱِلعتِّما ٌد
ِّ ٌ ن ٌَي ِّري ٌمعها ٌل ِّقوت ِّها ٌوقوٌة
ٌ س ٌوحَصٌهٌأ
ٌ ِّ ت ٌَمهورةٌ ٌل ِّمنعٌِّ ٌٱنلف ٌ • وس ِّمي
ََعلَ ۡي َهاٌع ِّۡن ٌَدٌ ُخ ُروجها
ِّ
• “Disebut huruf-huruf jahr disebabkan terhalangnya aliran
nafas dan membatasi alirannya saat huruf-huruf ini diucapkan
karena kekuatan hurufnya dan kekuatan sandaran pada
makhrajnya saat huruf tersebut keluar.”
الهمس و الجهر
• Maksudnya adalah aliran suara atau napas tertahan di pita
suara, sehingga udara yang keluar dari dalam diafragma
berubah menjadi suara. Di antara cirinya adalah terasa
getaran yang cukup kuat pada pita suara saat kita
mengucapkan huruf-huruf jahr sehingga tidak tampak
hembusan nafas yang deras padanya. Huruf-hurufnya
adalah selain huruf-huruf hams yang terkumpul pada
kalimat berikut:
َبَ َ َ ي َ َ ُ ۡ َ َ ُ َ
ٌ ضٌج ٌدٌطل ٌ • عظ ٌمٌوز
ٌ نٌقارِّئٌذِّيٌغ
• “Agung nilainya seorang yang pandai membaca Al-Qurân
yang menundukkan pandangannya serta bersungguh-
sungguh dalam belajarnya.”
الهمس و الجهر
• Dalam pandangan ahli fonetik, huruf-huruf hams
dikenal juga dengan istilah konsonan nirsuara (tidak
bersuara), sedangkan huruf-huruf jahr dikenal dengan
istilah huruf bersuara/ nyaring.
• Untuk membuktikan perbedaan kedua sifat ini, maka
akan tampak bagi kita saat mengucapkan huruf-huruf
rikhwah. Sebab pada huruf rikhwah suara mengalir dan
tidak tertahan pada makhraj, sehingga bersamaan
dengan itu kita bisa mengidentifikasi getaran pada pita
suara sekaligus hembusan nafas saat
mengucapkannya.
الهمس و الجهر
• Misalnya pada huruf Sin dan Zay berikut:
Jahr Hams
Terlepas dan
Qalqalah Taghyir menghasilkan nafas
َ ۡ ُ ۡ ََََ ي
Imam Ibnul Jazariy mengatakan,
َّفٌف ِّۡتنَتا
ٌ ك ِِّشكِّكمٌٌوتتو َ َ َ
ٌ اعٌ ِّش يدةٌ بِّكافٌ وبِّتا
ِّ • َو َر
• “Dan peliharalah sifat syiddah pada huruf Kaf dan Ta
• Sebagaimana dalam kalimat “Syirkikum”, “Tatawaffa”, dan
“Fitnata”.”
تنبيه
• Berhati-hatilah saat mengucapkan huruf-huruf Jahr! Jangan
sampai ia berubah menjadi Hams. Misalnya pada saat
mengucapkan huruf Ba, Dal dan Jim. Ketiganya adalah huruf
Jahr, yang artinya tidak boleh ada hembusan udara yang
keluar saat huruf tersebut diucapkan, udara yang terdorong
harus berubah sempurna menjadi suara. Pada huruf Jim, bila
tengah lidah tidak terangkat dengan benar, maka suaranya
akan mendekati suara “c”.
• Begitupun dengan huruf Ghain, Zay, Dzal, dan Zha, dimana
sangat riskan sekali untuk mengalirkan udara saat
mengucapkannya. Maka, jangan berhenti berlatih sampai kita
bisa mempraktikkan pengucapannya dengan sempurna.
تنبيه
• Al-Imam Ibnul Jazariy juga mengingatkan agar kita
senantiasa menyempurnakan sifat Jahr dan Syiddah yang
ada pada huruf Ba dan Jim, Sebagaimana perkataan beliau:
ي َ َۡ ي ََ ۡ ۡ َ
ٱلشد ٌة ِّ وٱِله ٌِّر ٱَّلِّي
ِّ َع ٌ ص ٌ • وٱح ِّر
ۡجٌٱلۡ َفج ٌر َ َ ۡ ََۡ ۡ ُي ۡ ي ُ َ ۡ َ • ف
َ ٌِّيها
ِّ ٌِّ ح و ٌت
ٌ ثت ٱج ٌ ة
ٌ وبرٌ ٌ ب
ٌ
ِّ ٱلص ٌ ب
ٌِّ ح ك ٌٌ
مِّ يٱِل
ِّ ِّ ٌّف
ٌ و
• “Dan sempurnakan sifat Syiddah dan Jahr yang terdapat
padanya (Huruf Ba) dan Huruf Jim, seperti kalimat Hubbi,
Ash-Shabri. Rabwatin, Ujtutstsat, Hajji, dan Al-Fajri.”
• Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshariy berkata: “Maksudnya
agar “Ba” tidak menyerupai “Fa” (atau “Pa”, pen.) dan
“Jim” tidak menyerupai “Syin” (atau huruf “C”, pen.)
تنبيه
• Huruf-huruf rakhâwah sakinah mesti diucapkan mengalir,
jangan sampai terbaca sebagaimana huruf-huruf syiddah
yang tertahan, sedangkan huruf-huruf bayniyyah memiliki
aliran suara namun tidak sederas huruf-huruf rakhâwah.
• Huruf-huruf Syiddah Sakinah menekan kuat ke makhraj-nya,
pada Hamzah di akhir kalimat mesti di-Nabr untuk
menunjukkan keberadaannya.
• Pada Qaf, Tha, Ba, Jim, dan Dal dipantulkan.
• Pada Kaf dan Ta ditekan hingga terhembus udara/ nafas.
• Berhati-hatilah dengan ikhtilas ( )اِلختالسdan isyba’ ()اإلشباع.
تنبيه
• Berhati-hatilah dengan ikhtilas ( )اِلختالسdan isyba’
()اإلشباع.
• Ikhtilas artinya memendekkan harakat suatu huruf
sehingga terdengar lebih cepat atau lebih pendek
dibandingkan huruf di sebelahnya. Padahal
seharusnya setiap huruf mesti diucapkan dengan
durasi yang setara antara satu dengan lainnya.
تنبيه
• Adapun Isyba’ adalah memanjangkan harakat suatu huruf
dibandingkan huruf di sebelahnya. Para Ulama juga menyebutnya
Tamthiith. Sedangkan apabila bacaan tersebut bertambah
sampai satu harakat, maka diistilahkan dengan tawallud.
تنبيه
Tawassuth/ Bayniyyah
Aliran Suara
Syiddah
Aliran Suara
قياس أزمنة الحروف
• Huruf-huruf rakhâwah, mesti diucapkan dengan suara yang
mengalir tanpa terhenti.
• Dalam hal ini termasuk huruf Ya dan Waw. Walaupun
keduanya mesti di-nabr saat bertasydid, bukan berarti
menghilangkan sifat rakhâwah-nya.
• Huruf-huruf syiddah, diucapkan dengan suara yang tertahan
dan tidak dialirkan.
• Huruf-huruf bayniyyah selain ghunnah, diucapkan dengan
menampakkan sedikit aliran suara, tidak terputus
sebagaimana huruf-huruf syiddah, juga tidak mengalir deras
sebagaimana huruf-huruf rakhâwah.
• Huruf-huruf ghunnah, diucapkan dengan menyempurnakan
ghunnahnya dan menahan suara sepanjang dua harakat
ghunnah.
تطبيق عملي
االستعالء و االستفال
• Kedua sifat ini berkaitan erat dengan keadaan dan
posisi lidah di dalam mulut saat mengucapkannya.
Secara bahasa isti’la artinya tinggi atau terangkat.
َ ۡ َ ۡ َ َۡ َ َ َۡ ُ َ ۡ ۡ
Maksudnya adalah:
ۡ ُ َۡ ُ َ ي َ َ َ ي َ َ َ
َع
ٌ كٌٱۡل ٌِّ لٌٱۡلن
ٌ ِّ قٌبِّهاٌإ
ٌِّ وتٌعِّن ٌدٌنط
ٌ ّتٌيتصع ٌدٌٱلص ٌ انٌح
ٌِّ صٌٱللِّس
ٌ • ٱستِّعال ٌءٌأق
• “Terangkatnya pangkal lidah sehingga suara ikut naik ke
arah langit-langit pada saat mengucapkannya.”
• Akibatnya bunyi suara huruf-huruf isti’lâ terdengar
bulat dan tebal (tafkhîm). Huruf-hurufnya terkumpul
ۡ ۡ َ ُ ي
pada kalimat (ِّظ ٌ ط ٌق ٌ ص ٌضغٌ )خ, sebagaimana disebutkan
An-Nâzhim.
االستعالء و االستفال
• Naiknya pangkal lidah pada saat mengucapkan huruf isti’lâ
disertai sedikit ketegangan, sehingga mengakibatkan suara
terlempar ke langit-langit.
• Hal tersebut berbeda dengan apa yang terjadi pada saat
kita mengucapkan huruf Jim, Syin, Ya, atau Kaf, karena
pada saat mengucapkan keempat huruf tersebut, naiknya
lidah diiringi dengan lidah yang rileks dan sebatas
menyentuhkan makhrajnya semata, kemudian kembali ke
dasar mulut. Selain itu, yang naik pada saat mengucapkan
Jim, Syin, dan Ya adalah tengah lidah bukan pangkalnya,
sedangkan pada Kaf walaupun yang naik adalah
pangkalnya, namun tidak sama dengan pada saat kita
mengucapkan huruf Qaf.
االستعالء و االستفال
• Perbandingan antara Qaf (isti’la) dengan Kaf (istifal)
االستعالء و االستفال
• Suara pada huruf Qaf mengalir ke arah langit-langit,
sehingga menimbulkan kesan bergema, sedangkan
suara pada huruf Kaf mengalir “merayap” di atas
lidah langsung keluar mulut, hal ini mengakibatkan
suara terdengar begitu ringan dan tipis.
• Umumnya, suara yang dihasilkan oleh orang
Indonesia cenderung mendekati isti’lâ dan
terdengar tebal menurut ukuran orang-orang Arab.
Untuk menipiskannya, maka bisa diantisipasi
dengan cara sedikit menarik rahang sebelum
membuka mulut, terutama saat fathah.
االستعالء و االستفال
• Lawannya isti’lâ adalah istifâl. Artinya
menurun atau merendah. Maksudnya:
ۡ َ ُ ۡ َ ي َ ََ َ ي َ ي َ َ ۡ َ َ ُ َ ۡ
ٌ ِل ٌيتصع ٌد ٌٱلصو
ٌِّت ٌإَل ٌه ٌِّ ن ٌٱۡلن
ٌ ك ٌح
ٌ ٌ ّت ٌِّ ان ٌع
ٌِّ اض ٌٱللِّسٌ • ٱۡنِّف
َِّع ۡن ٌَدٌلَ ۡف ِّظها
• “Merendahnya lidah dari langit-langit dan
rileks berada di dasar mulut sehingga suara
tidak terkumpul naik ke arah langit-langit
pada saat mengucapkannya.”
االستعالء و االستفال
• Suara huruf-huruf istifâl tidak terkumpul naik ke
arah langit-langit, namun mengalir merayap di atas
lidah kita sampai keluar dari mulut. Huruf-huruf
istifâl adalah selain huruf isti’lâ yang terkumpul
kalimatnya dalam syair berikut:
َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ ُ ُ ۡ َ َ ۡ َ ُ ُ ۡ ُ
َِّلســـتِفا ِ وَّتـــرۡن مـــن قـــا إِفـــ
ِ خـــذ حـــروف
َ َ ۡ ُ َۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ َ َ َ
ثبـــت ِعـــُ مـــن ـــوِد حرفـــــهۥ إذ ســـــل شـــــ
االستعالء و االستفال
• Posisi lidah saat mengucapkan huruf-huruf Istifâl
adalah merendah, tetap berada di dasar mulut.
• Kecuali huruf Alif, Lam, dan Ra pada saat tafkhîm,
karena pada saat tafkhîm, ketiganya mengikuti
sifat Isti’lâ dari sisi cara membacanya.
• Adapun untuk huruf isti’lâ, maka cara
mengucapkannya adalah dengan membuka mulut
tanpa memonyongkannya saat fathah. Mayoritas
ulama berpendapat bahwa memonyongkan huruf-
huruf tebal saat fathah termasuk lahn yang mesti
dihindari.
تطبيق عملي
َ َ َ َ
ساٌصاٌ تاٌطاٌ
َ َ َ َ
حا ٌ
ٌخاٌ َك ٌ
ٌغٌ
َ
ِلٌراٌَ َ َ
َكٌقاٌ
َ َ َ َ
ٌظاٌ
ذا ٌ داٌضا
اإلطباق و االنفتاح
• Ithbâq secara bahasa artinya menempel, lengket atau rekat.
َ َ َ َۡ َ ُ َ
Maksudnya adalah:
ٌُوت ي ُ َ ۡ َ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ ۡ
ٌ َص ٌٱلص
ٌ ِّ يث ٌينح
ٌ ان ٌ ِِّب
ٌِّ َع ٌٱللِّس
ٌ ٌكٌِّ ِّن ٌٱۡلن
ٌ ان ٌم
ٌ اق ٌما ٌُياذِّي ٌٱللِّس ٌ • إِّطب
َين ُه َماٌع ِّۡن ٌَدٌ ُخ ُروجها
َ َب
ِّ
• “Rekatnya langit-langit yang berhadapan dengan lisan dari lisan
itu sendiri sehingga suara yang keluar terkumpul di antara lisan
dan langit-langit saat mengucapkannya.”
• Sifat ithbâq lebih sempurna dan lebih khusus daripada sifat
isti’lâ. Apabila huruf-huruf isti’lâ lidah menegang dan
pangkalnya naik ke arah langit-langit, maka huruf-huruf ithbâq
lidahnya naik lebih tinggi lagi dan sebagian tengah lidahnya
ikut terangkat. Karenanya, setiap huruf ithbâq pasti isti’lâ.
اإلطباق و االنفتاح
• Huruf-hurufnya ada empat sebagaimana telah
ي ُ ي
اد ٌ َو ي ُ ي
disebutkan oleh An-Nâzhim: اء ٌُ اء ٌ َوٱلظ
ٌُ ٱلط ٌ اد ٌ َوٱلض
ٌ ٱلص .
Dari sisi kekuatan sifat dari keempat huruf ini, yang
paling kuat adalah Tha, kemudian Dhad dan Shad,
dan yang paling lemah adalah Zha.
• Kita akan mengetahui perbedaan antara isti’lâ
dengan ithbâq saat mengucapkan huruf-huruf
isti’lâ yang bukan ithbâq, seperti Kha, Ghain, atau
Qaf. Lalu, bandingkan dengan pengucapan huruf-
huruf ithbâq.
اإلطباق و االنفتاح
• Lawannya ithbâq adalah infitâh secara bahasa artinya terbuka atau
ۡ ُ َۡ ُ َ َۡ َ ُ ي ۡ َ َ
terpisah. Maksudnya adalah:
َفٌبَيۡ َن ُهما ۡ ۡ
ۡ َ
ٌ ِّ وتٌبِّٱۡلر
ٌ َصٌٱلص
ٌ ِّ ِلٌينح
ٌ ٌث
ٌ كٌ ِِّبي َ َ
ٌِّ انٌوٱۡلن
ٌِّ نيٌٱللِّس ٌُ • إنفِّ َت
ٌَ احٌ َماٌ َب
• “Terbukanya ruangan antara lidah dengan langit-langit sehingga suara
tidak terkumpul di antara keduanya.”
• Yakni terdapat jarak yang cukup renggang antara lidah dengan
langit-langit, sehingga udara atau suara mengalir di tengahnya saat
mengucapkan huruf-hurufnya, tidak tertahan atau terkumpul di
antara keduanya. Hal ini disebabkan lidah yang tidak terangkat naik
sama sekali, atau lidah yang terangkat, namun tidak sampai melekat
dengan langit-langit. Karenanya huruf-huruf istifâl seluruhnya
termasuk ke dalam huruf infitâh. Tapi tidak setiap yang infitâh pasti
istifâl. Seperti Qaf, Ghain, dan Kha yang termasuk infitâh namun juga
isti’la.
اإلطباق و االنفتاح
• Seluruh huruf infitâh terkumpul pada lafaz:
ۡ َ ُ ۡ ُ َُ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ َ َ َ ََ َ ي
ث
ٌ بٌ غ ي
ٌ لٌُش
ٌ ٌق
ٌ نٌأخ ٌذٌوج ٌدٌسعةٌٌفز ٌكٌح
ٌ• م
• Maknanya adalah: siapa yang telah sampai padanya
waktu untuk mengeluarkan zakat, maka tunaikanlah
zakat harta tersebut. Karena sesungguhnya bagi
Allâh terdapat hak untuk menyiraminya dengan
rahmat-Nya.
• Perhatikan perbedaan antara huruf ithbâq, isti’lâ
yang infitâh dan huruf-huruf istifâl:
اإلطباق و االنفتاح
• Huruf istifal (Kaf), isti’la (Qaf), dan
ithbaq (Zha)
اإلذالق و اإلصمات
• KH. Maftuh Basthul Birri menukil dari Al-Imâm Asy-Syâthibiy,
bahwa beliau berpendapat sifat idzlâq dan ishmât ini tidak
memiliki keterkaitan khusus dengan permasalahan tahsîn
tilâwah atau kefasihan lidah, karenanya beliau memilih
untuk tidak menyebutkan sifat ini dalam pembahasan
tajwid atau qiraah.
• Al-Imâm Ibn Al-Jazariy dalam An-Nasyr juga tidak membahas
dua sifat ini, dan beliau lebih memilih untuk membahas sifat
al-ghunnah dan al-khafâ. Namun, disebabkan kedua sifat ini
disebutkan dalam bait-bait Al-Muqaddimah, maka kami akan
memberikan penjelasan kedau sifat ini secara singkat.
اإلذالق و اإلصمات
• Idzlâq secara bahasa berasal dari kata adz-dzalq
artinya bagian ujung lancip lidah. Mullâ Al-Qâriy hlm.
105 mengatakan bahwa maksud huruf-huruf ini
َۡ ۡ َ ۡ َ َ ُ ُ َ ي
disebut huruf idzlâq adalah:
ٌِّۡن َ ۡ َ َ ُ ُ ُّ َ ُ َ َ ي ُ َ ي َ
ٌ ضها ٌمِّ ن ٌوبعٌ اء ٌوٱلال ٌم ٌوٱنلو
ٌ ه ٌٱلر
ٌ ِّ ان ٌو
ٌِّ ق ٌٱللِّس ٌِّ ِّن ٌذل
ٌ ضهاۡ ٌمِّ وج ٌبع
ٌ ن ٌخر ٌ• أ
ُيم ۡ َ ُ َۡ َ ُ َ َ َ َ ي َۡ
ٌ اءٌوٱل ِّم
ٌ اءٌوٱلف ٌ هٌٱۡلٌ ِّ قٌٱلشفةٌِّو
ٌِّ ذل
• “Sesungguhnya sebagian huruf ini keluar dari ujung
lidah, yaitu huruf Ra, Lam, dan Nun, sedangkan
sebagian lagi keluar dari ujung bibir, yaitu huruf Ba,
Fa, dan Mim.”
اإلذالق و اإلصمات
• Huruf idzlâq menurut logika serta kebiasaan
orang-orang Arab terasa ringan dan cepat saat
diucapkan, disebabkan makhrajnya berada pada
ujung lisan atau kedua ُ bibir. َ Huruf-hurufnya
terkumpul pada kata (ب ٌۡ )ف يٌر ٌمsebagaimana
ٌ ِّن ٌل
َۡ َ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ُ
perkataan An-Nâzhim. Maknanya adalah:
ۡ ي َ
ِّنٌٱلعاق ٌِِّّل ٌ ِّبٌٱِلاه
ٌ لٌم ٌ ي ٌ هرٌ بٌأ
ٌ ِّنٌذِّيٌل
ٌ • ف ٌرٌم
• “Orang bodoh lari menjauh dari orang yang
berakal.”
اإلذالق و اإلصمات
• Fungsi huruf idzlaq dalam bahasa Arab dapat kita
analogikan dengan fungsi huruf vokal dalam bahasa
Indonesia.
• Dalam bahasa Indonesia, tidak mungkin terdapat
sebuah kata yang terdiri atas tiga huruf konsonan
sekaligus, karena hal tersebut sangat berat diucapkan.
Orang-orang Indonesia membutuhkan setidaknya satu
huruf vokal untuk setiap tiga huruf konsonan.
• Dalam bahasa Arab, sebuah kata yang terdiri atas
empat huruf atau lebih mesti mengandung
seminimalnya satu huruf idzlaq.
اإلذالق و اإلصمات
• Lawannya ۡ idzlâq adalah ishmât. Secara bahasa adalah al-
ۡ
man’ ( )ٱل َمنعbermakna menghalangi, menahan, atau
ََ ۡ َ ُ َ َۡ َ ََ َ َ َ ۡ َ ي
melarang. Al-Akhfâsy mengatakan:
ِّنٌٱللَك ٌِّم
ٌ تٌمن ٌعٌنفس ٌهٌم
ٌ ِّنٌصم
ٌ نٌم
ٌ • ِّۡل
• “Karena berasal dari kata “shamata” yang artinya
“menahan diri sendiri dari berbicara”.”
• Setelah mengutip perkataan Al-Akhfâsy, Mullâ Al-Qâriy
َ ۡ
(hlm. 105) menjelaskan
َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ ُ
pengertian
َ َ ۡ
ishmât secara َ
َ ُۡ َ ََ ُۡ َ ُ َ َُ ي
istilah:
ٌن
ٌ اتٌٱۡلربعةٌِّوٱۡلمسةٌِّۡبِّمع ٌِّ فٌب َنٌ ِّ ٌوِل
ٌَ ِّنٌٱنفِّراد ُِّهاٌأصٌِّ ادٌبِّهاٌهنا ٌَأن َهاٌممن َوعةٌٌم
ٌ • َوٱلمر
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ ۡ ُي ُ َ ۡ َ ُ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ي ُي
َ
ٌوف
ٌ ِّ ون ٌفِّيها ٌم ٌع ٌٱۡلر ٌ ن ٌ يك ٌ ِل ٌب ٌد ٌأٌ ٌ وِل
ٌ ف ٌوَخسةٌ ٌأص ٌ َع ٌأربعةِّ ٌأحر
ٌ ٌ ٌك ٌَكِّمة ٌ ٌن ٌأ
ََ ۡ ُ ۡ ُ ُ ۡ ۡ َ َ َ ۡ ُ ۡ
ِّوفٌٱلمذلقة ٌ ِّ ِّنٌحر
ٌ فٌم ٌ ٱلمصمتةٌِّحر
اإلذالق و اإلصمات
• “Adapun yang dimaksud di sini adalah bahwa huruf-
huruf ishmât terhalang dari kesendiriannya secara
ushul dalam sebuah kata yang terdiri atas empat
atau limat huruf. Maknanya bahwa seluruh kata yang
terdiri atas empat atau lima huruf secara ushul mesti
selalu terdapat satu atau beberapa huruf idzlâq
bersamaan dengan keberadaan huruf-huruf ishmât
di dalamnya.”
اإلذالق و اإلصمات
• Al-Khalîl ibn Ahmad Al-Farâhîdiy mengatakan
Al-‘Ayn (I/ 52):
ُ ۡ َ َ ي َ ُ ۡ ُ ي َ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ َ َۡ َ َ َ ُ
وفٌ ُ
ِّن ٌ ۡحر ِّ ٌ ي
عيةٌ ٌأ ٌۡو ٌَخا ۡ ِّسيةٌ ٌمعراةٌ ٌم ٌ ك ٌ ََكِّم ٌة ٌربا ِّ ت ٌعلي ٌ ن ٌو َرد ٌ • فإ ِّ ٌ
ُ ُ َ َ َ ۡ َ ي ۡ ي َ َ ُ ُ يَ
وفٌِّن ٌه ۡ ِّذ ٌه ٌِّٱۡلر ِّ ٌ ك ٌٱلَكَِّمةٌِّ ٌ ۡم ٌ ف ٌت ِّل ٌ ون ٌ ِّ ٌ ِل ٌ َيك ٌ ق ٌأ ٌوِّ ٌٱلش َفوِّيةٌِّ ٌو ٌ ٱَّلل ٌِّ
َ ۡ َۡ ي َ َ َُ َُۡ َ ۡ ََۡ َ َ ۡ َ ۡ َ
ك ٌٱلَكِّم ٌة ٌُمدثةٌٌ ن ٌت ِّل ٌ ِّك ٌفَٱعل ٌم ٌَأ ٌ ق ٌذل ٌِّ ان ٌأ َ ٌو ٌفو ۡ ٌ حدٌ ٌأ ٌوٌِّٱثن ٌِّ ف ٌوا َ ِّ حر ٌ
ن ٌي ُ ۡس ِّم ٌعٌُ ت ٌ َواجدا ٌ َم ٌۡ ك ٌل ۡس ٌَ ي َ َ َ ََُۡ َ ۡ َ ۡ ۡ َ
يِّ َ ب ٌ ِّۡلن ٌ ِّن ٌلَك ٌِّم ٌٱلعر ٌِّ ت ٌم ٌ مبتد َعةٌ ٌلي ۡس ٌ
ِّنٌۡ َ َ ي َ ََ َ َ َ َ َُ ي ۡ ُ ۡ َ
ِل ٌوفِّيها ٌم ٌ عيةٌ ٌ َأ ٌو ٌ ََخا ِّسيةٌ ٌإ ِّ ٌ حدةٌ ٌ َربا ِّ ب ٌَكِّمةٌ ٌوا ِّ ِّن ٌلَك ٌِّم ٌٱلعر ٌِّ مٌ
ثُ. َۡ ۡ ۡ َ َ ي يَ َ ي ۡ ُ ُ
انٌأ ٌوٌأك ٌ حدٌٌأ ٌوٌِّٱثن ٌِّ قٌوٱلشفوِّيةٌٌِّوا ِّ وفٌٱَّلل ٌِّ حر ِّ ٌ
اإلذالق و اإلصمات
• “Apabila tampak padamu kata yang terdiri atas empat
atau lima huruf tidak terdapat padanya satupun huruf
dzalqiyyah atau syafwiyyah dan tidak terdapat pada kata
tersebut salah satu atau dua atau lebih dari itu di antara
huruf-huruf ini, maka ketahuilah kata tersebut merupakan
kata yang baru dan dibuat-buat (diserap), bukan asli
bahasa Arab, karena sesungguhnya engkau tidak akan
menemukan siapa saja yang memperdengarkan bahasa
Arab satu katapun yang terdiri dari empat atau lima kata,
kecuali dalam kata tersebut terdapat huruf dzalqiyyah
atau syafwiyyah, baik itu satu huruf atau dua atau lebih
dari itu.”
اإلذالق و اإلصمات
• Asy-Syaikh Muhammad Mahmûd Hawâ mengatakan dalam Asy-
Syarhul ‘Ashrî bahwa kedua sifat ini merupakan sifat sharfiyyah
yang erat kaitannya dengan bahasa Arab. Dalam bahasa Arab,
sebuah kata yang terdiri atas empat atau lima huruf mesti
terkandung salah satunya huruf idzlâq untuk memudahkan
pengucapan mereka.
• Apabila kita menemukan adanya sebuah kata dalam bahasa Arab
yang terdiri atas empat atau lima huruf seluruhnya adalah huruf-
huruf ishmât, maka dapat dipastikan bahwa kata tersebut
merupakan kata serapan, bukan يkata asli bahasa Arab, seperti
َ yang bermakna (ٌب
kata (ٌ)ع ۡس َجد ُ )ٱَّل َه, (ٌاس
ِّ طَ )ق ِّۡسyang berasal dari
ُ َ ۡ ُ َ ُۡ
bahasa Romawi untuk (ٌ)ٱل ِّمزيان, atau kata (ٌ )أستاذyang berasal ۡ dari
ۡ ي
bahasa Persia yang bermakna (ٌ )ٱل َعال ُِّمatau atau (بٱلَّشء ۡ ٌ)ٱل َماه ٌُِّر.
اإلذالق و اإلصمات
• Menurut logika orang-orang Arab, semakin jauh
makhraj sebuah huruf, maka akan semakin lambat
dikeluarkan atau terasa berat diucapkan.
• Atas alasan inilah huruf Hamzah dianggap sebagai
salah huruf yang paling sulit untuk diucapkan,
sehingga dalam beberapa keadaan mesti
mengalami perubahan (taghyîr) untuk
memudahkan dan meringankan pengucapan.