Anda di halaman 1dari 33

‫محمد ليلي الفضلي‬

‫مخارج الحروف‬
• Sebagaimana kita ketahui, bahwa Al-Qurân diturunkan pada masa Nabi
Muhammad g dengan bahasa Arab yang digunakan pada saat itu.
Setiap lafaz terjaga karena orang-orang Arab masa itu memang
menggunakan bahasa Al-Qurân dalam percakapan sehari-hari mereka.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perluasan kekuasaan kaum
muslimin, maka bahasa Arab mulai tercampur dengan dialek asing yang
sedikit banyak berpengaruh kepada perubahan bahasa asli Al-Qurân.
• Maka dari itu, para ulama kemudian merumuskan metode dan
menyusun keilmuan yang membahas bagaimana huruf-huruf hijaiyyah
tersebut diucapkan dengan benar. Mereka menyusun riwayat yang
mereka terima itu dalam teori-teori tajwid, menuangkannya dalam
tulisan yang dapat menjaga kemurnian bacaan Al-Qurân sehingga Al-
Qurân tetap terjaga keasliannya.
‫معنى مخارج الحروف‬
‫خخ‬
Makhârij (ُ‫ )َمارِج‬adalah bentuk jamak dari
‫خ‬ ۡ‫خ‬
makhraj (ُ‫ )َمرج‬yang berarti “tempat keluar”. Jadi
makhârij berarti “tempat-tempat keluar”.
ۡ
Sedangkan al-hurûf (ُ‫ )اۡلروف‬adalah bentuk jamak
ۡ ۡ‫خ‬
dari al-harf (ُ‫ )اۡلرف‬yang secara bahasa berarti “ujung
sesuatu”. Huruf disebut huruf karena ia berada tepat
di ujung berakhirnya udara.
‫معنى مخارج الحروف‬
ۡ ‫خ‬
ۡ ‫خ‬ ‫ٱعلخ ۡمُبأن خ‬
َّ ۡ
• Asy-Syaikh Utsmân Murad mengatakan:
ۡ‫تُٱع خت خم ُد‬ ٌ ‫ُص ۡو‬‫ُٱۡل ۡرف خ‬
ۡ ‫خخ خ خ خ خ‬ ِ •
‫ُٱل خفم خ‬
ۡ‫ُح ُد‬ ‫خ‬
ِ ‫اُِف‬ِ ‫ۡ• لَعُمقا ِطعُله‬
ۡ َّ ۡ ‫خ‬ ‫خ‬ ۡ ‫خ ۡخ‬
ۡۡ ‫خ‬ ُ ِ ‫ُِفُٱلعر‬
‫ف‬ ِ ‫• وٱلمخرجُٱعلمُأنه‬
‫ف‬
ُ ِ ‫وجُٱۡلر‬ ِ ‫ضعُخر‬ ۡ ‫خ‬ ‫خ‬ ۡ ‫خ‬
ِ ‫• معناهُمو‬
• “Ketahuilah bahwasnya yang dimaksud dengan huruf adalah suara
yang bersandar pada tempat-tempat yang terputus padanya di dalam
mulut dengan batasan-batasan tertentu,
• Dan yang dimaksud dengan makhraj ketahuilah bahwasanya secara
‘urf ia bermakna tempat keluarnya setiap huruf.”
‫معنى مخارج الحروف‬
• Adapun secara istilah, makhârijul hurûf
bermakna:
ۡ ُّ ۡ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫َّ خ خ‬ ۡ ۡ‫خ‬ ُّ ‫خ خ‬
ُِ‫وجُٱۡلر ِفُٱَّلِيُينق ِطعُ ِعندهُصوتُٱنلط ِقُبِه‬ ِ ‫• َملُخر‬
ۡ ‫خ ۡ خ‬ َّ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫خ‬
ِ ‫ۡيُه‬
ِ ‫فيتمَّيُبِهُِعنُغ‬
• Tempat keluarnya huruf yang merupakan titik
berakhirnya suara (disukunkan) padanya,
sehingga bisa membedakan huruf yang satu
dengan yang lainnya.
‫مخارج الحروف‬
• Untuk lebih memahami konsep makharijul huruf,
maka kita mesti memahami terlebih dahulu
bagaimana mekanisme pengucapan (artikulasi)
manusia.
• Bahwa artikulasi diawali dari hembusan udara di
paru-paru. Udara tersebut didorong melaju
menuju tenggorokan.
• Dari tenggorokan udara dialirkan melalui salah
satu dari rongga mulut atau rongga hidung.
‫مخارج الحروف‬
• Ketika laju udara dari paru-paru itu dihambat
pada titik tertentu di organ-organ pengucapan
(artikulator), maka menghasilkan bunyi
tertentu.
• Tempat dimana laju udara itu dihambat, itulah
letak artikulasi atau makharijul huruf. Karena di
sanalah setiap huruf diartikulasikan.
• Sedangkan bunyi yang dihasilkan dari hambatan
itu disebut dengan huruf.
‫مخارج الحروف‬
• Huruf-huruf yang dikeluarkan dengan cara
menghambat udara pada titik tertentu disebut
dengan huruf konsonan (‫)الصوامت‬. Makhraj huruf itu
dikenal sebagai makhraj muhaqqaq.
• Sedangkan huruf yang dikeluarkan tanpa
menghambat udara pada titik tertentu namun
mengubah bentuk suaranya melalui gerakan lidah
dan bibir, disebut dengan huruf vokal (‫)الصوائت‬.
Makhraj huruf itu dikenal sebagai makhraj
muqaddar.
• Apabila kita analogikan dengan pembagian huruf vokal
dan konsonan yang kita kenal dalam bahasa Indonesia,
maka seluruh huruf hijaiyyah adalah huruf konsonan,
selain huruf madd. Karena huruf madd adalah huruf vokal
panjang.
• Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya mengenal
huruf vokal dan konsonan, bahasa Arab mengenal huruf
konsonan, vokal, dan vokal panjang (madd).
• Adapun yang berfungsi sebagai huruf vokal dalam bahasa
Arab adalah harakat.
Huruf Arab
Vokal
Konsonan Vokal
Panjang

28 Huruf Harakat Madd


Huruf hijaiyyah berjumlah 29 huruf yang disusun
oleh Al-Imam Nashr bin ‘Ashim (wafat 90 H)
berdasarkan kemiripian bentuk-bentuknya. Untuk
membedakannya, diberikan tanda titik beberapa
waktu kemudian.
• Al-‘Allâmah Ahmad ibn Ahmad ibn Badruddîn ibn Ibrâhîm
Ath-Thîbiy (910-979 H) mengatakan dalam manzhûmah Al-
Mufîd Fî ‘Ilmit Tajwîd:
‫خ‬ ۡ ‫خ خ‬ ۡ ‫ۡ ٌ خ‬ ‫خ‬ ۡ ۡ َّ ‫خ‬
‫لُٱمتِـــــراءِۦ‬
ُ ِ ‫ونُب‬
ُ ‫ت ِس ُعُوعِشـر‬ ‫وفُل ِل ِهجــــــاءِۦ‬
ُ ِ ‫• وعِدةُُٱۡلر‬
• “Dan huruf-huruf hijâjiyyah itu berjumlah 29 huruf tanpa ada
perbedaan pendapat.”
• Namun perkataan beliau “tanpa ada perbedaan pendapat”
mesti ditinjau ulang disebabkan sebagian ulama ada yang
menyebutkan berjumlah 28 huruf disebabkan
menggabungkan antara Alif dengan Hamzah.
Huruf berbentuk Alif yang ada di awal
deretan Hijaiyyah adalah Huruf Hamzah.
Adapun Alif (Huruf Mad) adalah huruf yang
berada satu sebelum huruf terakhir. Ditulis
dengan Lam Alif (‫ )ال‬karena Alif tidak berada
pada kondisi selain sukun dan tidak ada
huruf sebelumnya kecuali dalam kondisi
fathah.
Hamzah yang terkadang disebut Alif, maka hal tersebut
bersifat majâziy (keadaan yang bukan sebenarnya)
bukan hakiki. Al-‘Allâmah Ath-Thîbiy mengatakan dalam
lanjutan bait Al-Mufîd:
ۡ ‫خ‬ ۡ ‫خخ خ ۡ خ‬ ‫خ‬ ۡ ‫خ‬ ۡ ‫خ َّ خ ۡ خ ۡ خ خ‬
ُ ‫اذُق ُدُصــــوِر‬
‫ت‬ ُ ُ‫ بِأل ِفَُُمازا ُِن‬:‫ــــت‬
ُ ‫نُس ِمي‬
ُ‫ك‬ِ ‫أولهاُٱلهمزةُُل‬
ۡ ‫ۡ خ خۡ ً خ‬
ُ ِ ُ‫ه‬
‫ِف‬ ‫خ‬
ُ ‫ٱالبتِداءُُِحتـماُو‬ ُ ِ ُ‫ب ِ خها‬
ِ ُ‫ِف‬
“Huruf hijâiyyah yang pertama adalah Hamzah, namun
sering disebut dengan nama Alif majâzan, disebabkan
dalam penulisannya selalu menggunakan huruf Alif apabila
berada pada awal kata.”
• Adapun sebab mengapa pada awal penulisannya ditulis dengan
Alif adalah bahwa sampai pada abad ke-2, Hamzah tidak
memiliki bentuk atau tidak dilambangkan dengan bentuk/
tanda tertentu. Kadang ia ditulis dengan Alif, kadang dengan
Ya, kadang dengan Waw, bahkan dalam beberapa kalimat tidak
ditulis sama sekali. Cara membacanya disesuaikan dengan
konteks kalimat yang ada.
• Disebabkan apabila Hamzah berada di awal kata selalu ditulis
dengan Alif, maka dalam deretan hijaiyyah Alif digunakan untuk
melambangkan Hamzah. Karena itu pula, Hamzah ditempatkan
pada awal deretan huruf-huruf hijâiyyah.
• Keadaan demikian tentu sangat menyulitkan
bagi kalangan non Arab. Akhirnya, Al-Khalîl ibn
Ahmad Al-Farâhîdiy (w. 175 H) menemukan
bentuk bagi huruf Hamzah agar mudah dibaca.
Bentuk tersebut diambil dari kepala huruf ‘Ain,
disebabkan kedekatan makhrajnya.
‫خ ‪‘Allaamah Ahmad Ath-Thiibi (w. 979 H) mengatakan:‬‬
‫خ‬ ‫خ خ َّ خ خ َّ‬
‫تُل ِفائـ خد ُهۡ‬ ‫ُ‬
‫ً‬ ‫ۡ ً‬
‫تُتقد خم ۡ‬ ‫لَعُٱل ِ ُ‬‫ُ‬ ‫وفاُ خزائ خ‬
‫ـد ُهۡ‬ ‫ُ‬ ‫ر‬‫ح‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ضا‬ ‫ي‬‫أ‬ ‫ُ‬ ‫وا‬
‫ُ‬ ‫ل‬ ‫ٱس خت ۡع خ‬
‫م‬ ‫خو ۡ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫•‬
‫ــتۡ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫ۡ‬ ‫خ‬ ‫ۡ ۡ خ خ ۡ‬ ‫ـتۡ‬ ‫خوقخ ۡ خت خف َّرعخ‬ ‫خ خ ۡ خۡ‬
‫يُس ِهل ُ‬ ‫ح ُ‬ ‫كَُكلهمزُة ُِ ِ‬ ‫ِنُت ِل ُ‬ ‫مُ‬ ‫ُ‬ ‫يفُ ُدُ‬ ‫كقص ُِدَُت ِف ُ‬ ‫•‬
‫خ خ خۡ خ‬ ‫خ‬ ‫َّ‬ ‫ۡ‬ ‫ۡ‬ ‫خ‬ ‫خ‬
‫ايُكماُق ُدُقالواُ‬ ‫خوٱلصـــا ُدَُكلز ُِ‬
‫َّ‬ ‫ِ‬ ‫ــــــال‬
‫ُ‬ ‫ۡلا ُءُِإ ِ ُذُت خم‬
‫ِفَُك خ‬ ‫خوأل ُ‬ ‫•‬
‫َّ‬ ‫خ‬ ‫ُّ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫ۡ‬ ‫ۡ‬ ‫خ‬ ‫َّ‬ ‫خ‬ ‫خ ۡخ خ ۡخ خ‬
‫سُٱبتِدائ ِ ُهُِأشمواُُضمــــا‬ ‫خ‬
‫ك ُ‬ ‫ِيلُمِمـا‬ ‫اوُِكـ ‪:‬ق ُ‬ ‫وٱۡلا ُءَُِكلو ُ‬ ‫•‬
‫ــــتۡ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫خ خ خ خ َّ‬ ‫ـــتۡ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫خ‬ ‫َّ‬ ‫خ‬ ‫خ ۡ‬
‫ُ‬ ‫وهكذاُٱللمُُإِذاُماُغلِظ‬ ‫ُ‬ ‫خم‬ ‫تُتراهاُف ِ‬ ‫خ‬ ‫ِفُٱل ِ ُ‬ ‫وٱۡلل ُ‬ ‫•‬
‫خ‬ ‫خ خۡ‬ ‫خ خ خ ۡ‬ ‫ۡ‬ ‫خ ُّ خ خ ُّ خ خ خ ۡ ۡ‬
‫اكُٱل ِميــمُُفِيماُيظهـرُ‬ ‫ت ‪ :‬كذ ُ‬ ‫قل ُ‬ ‫ونُعدوهاُإِذاُل ُمُيـظ ِهرواُ‬ ‫وٱنل ُ‬ ‫•‬
• “Dan digunakan pula (dalam Al-Quran) huruf-huruf tambahan,
sebagaimana yang telah dijelaskan faidahnya,
• Seperti untuk meringankan (bacaan), dan terbagi huruf-huruf
tambahan tersebut: seperti hamzah saat ditas-hilkan,
• Dan Alif seperti Ya saat diimalahkan, juga Shad yang mirip Zay
sebagaimana yang telah disebutkan para Ulama,
• Dan Ya seperti Wawu pada kata “Qwila” pada saat sebelumnya
kasrah dan digabungkan dengan isyarat memonyongkan bibir,
• Dan juga Alif yang engkau lihat saat ditafkhimkan, begitupun
Lam saat ditebalkan,
• Dan Nun pada saat tidak diizh-harkan. Aku katakan: begitu pula
Mim pada saat tidak izh-har.”
• Dalam bait-bait syair di atas, Al-‘Allâmah Ath-Thîbiy
menyebutkan 8 (delapan) huruf far’iy. Jumlah ini
merupakan jumlah terbanyak yang menyebutkan
jumlah huruf far’iy. Sebagian ulama mengatakan
bahwa jumlahnya 5 (lima). Sebagaimana dikutip
oleh Al-Azhâriy (hlm. 86) bahwa Siboyah
(Sibawayh) mengatakan, huruf tambahan
berjumlah 5 huruf: Alif Mumâlah, Hamzah
Musahhalah, Lam Mufakhkhamah, Shad seperti Zay,
dan Nun Mukhfâh.
• Adapun yang disebutkan oleh Ath-Thîbiy adalah:
1. Hamzah yang dibaca tashîl (Hamzah musahhalah), pada riwayah
ۡ ‫خ‬
‫۬اع خ‬
ُ‫ج ِ ي‬
Hafsh terdapat pada Surah Fushshilat ayat ke-44: ‫م‬ ‫ء‬.
2. Alif yang dibaca imâlah (Alif mumâlah), ‫ خ‬pada riwayah Hafsh
ۡ
terdapat pada Surah Hûd ayat ke-41: ‫رى ٰ خها‬ٜ‫َم‬.
ُ ‫ٱلص خر ٰ خ‬
3. Shad yang bergabung dengan huruf Zay, seperti pada kata ُ‫ط‬ ِ
namun tidak terdapat dalam riwayah Hafsh. Jadi, kita
mengucapkannya dengan Zay yang ithbâq atau Shad yang
jahr.
4. Ya yang‫ خ‬bergabung dengan Waw (dibaca isymâm), seperti pada
kataُ ‫ِيل‬
ُ ‫ ق‬yang dibaca “qwila”, namun tidak terdapat dalam
riwayah Hafsh.
5. Alif yang dibaca tafkhîm (Alif mufakhkhamah), seperti
Alif (mad)‫خ‬ yang berada setelah huruf Dhad pada kata
‫ِيخ‬ َّ ‫خ‬
ُ ‫والُٱلضٓال‬.
6. Lam yang dibaca tafkhîm (Lam mughallazhah), yakni
Lam pada lafaz Jalâlah yang ‫خ‬ ‫خ‬ sebelumnya dhammah
َّ ٰ
ُ ‫لَع‬.
atau fathah, seperti ِ‫ٱّلل‬ ُ
‫خۡ خ‬
7. Nun yang dibaca ikhfâ (Nûn mukhfâ), seperti ‫ك‬ ُ ِ ‫مِنُقبل‬.
ۡ ‫خ‬
8. Mim yang dibaca ikhfâ (Mîm mukhfâ), seperti ُ‫ترمِي ِهم‬
‫ِب خج خ‬.
ُ‫ارة‬ ِِ
1) Paru-paru, 9) Langit-langit lunak
2) Trakea, (palatum mole),
3) Laring, 10)Langit-langit keras
4) Faring, (palatum durum),
5) Rongga hidung, 11)Alveolum,
6) Rongga mulut, 12)Gigi,
7) Lidah, 13)Bibir.
8) Uvula,
• Dalam menyebutkan makharijul huruf, para
ulama tidak menyebutkan seluruh organ
pengucapan (artikulator) yang berkaitan dengan
proses tersebut, namun hanya menyebutkan
artikulator aktif saja. Yaitu organ pengucapan
yang digerakkan pada bagian tertentu untuk
menghambat aliran udara dari paru-paru.
• Adapun tempat yang menjadi tujuan dari gerakan
artikulator aktif disebut dengan artikulator pasif.
Makhraj Makhraj
Umum Khusus

17 (Tujuh Belas)
5 (Lima) Tempat
Tempat
Makhraj Umum,
ۡ yaitu:
• ۡ ‫خ‬
Rongga (ُ‫ۡ ۡ )اۡلوف‬
• Tenggorokan (ُ‫)اۡللق‬ ‫خ‬
• ‫خ‬
Lidah (ُ‫)اللِسان‬
‫خ‬ ‫َّ خ‬
• Dua Bibir (ُ‫ان‬
ِ ‫)الشفت‬ ۡ
• Rongga Hidung (ُ‫)اۡليشوم‬ ۡ ‫خ‬
‫المخارج الخاصة‬
• Al-Imam Ibn Al-Jazariy mengatakan bahwa
pendapat yang terpilih adalah 17 makhraj,
sebagaimana yang dipilih oleh Al-Khalil, Al-Makkiy,
dan Al-Hudzaliy.
• Namun, pernyataan ini mesti ditinjau ulang karena
belum ditemukan adanya pernyataan tegas dari
ketiga imam tersebut mengenai jumlah 17 makhraj.
• Al-Khalil sendiri dalam Kitab Al-’Ain justru
menyatakan 10 atau 11 makhraj saja.
‫المخارج الخاصة‬
• Dalam Kitab Al-’Ain (I/ 57-58) Al-Khalil hanya menyebutkan:
• 1. Makhraj Aqshal Halq: Ain, ha, dan Ha
• 2. Makhraj Halq: Ghain dan Kha
• 3. Makhraj Lahwiyah: Qaf dan Kaf
• 4. Makhraj Syajriyah: Dhad, Jim, dan Syin
• 5. Makhraj Asliyah: Shad, Zay, dan Sin
• 6. Makhraj Nith'iyyah: Tha, Dal, dan Ta
• 7. Makhraj Litswiyyah: Zha, Dzal, dan Tsa
• 8. Makhraj Dzalqiyah: Lam, Nun, dan Ra
• 9. Makhraj Syafatain: Fa, Ba, dan Mim
• 10. Makhraj Hawaiyyah: Alif, Waw, Ya, dan Hamzah
‫المخارج الخاصة‬
• Al-Imam Abu Amr Ad-Daniy dalam At-Tahdid
menguatkan pendapat Sibawaih yang menyatakan
bahwa makharijul huruf berjumlah 16 tempat.
Jumlah ini juga yang dipilih oleh Asy-Syathibiy.
Mereka memiliki rincian yang sama dengan yang
berpendapat 17 makhraj, kecuali dengan
menghilangkan makhraj al-jauf.
• Ini merupakan pendapat yang kebanyakan dipilih
oleh para ahli nahw dan qiraat.
‫المخارج الخاصة‬
• Al-Imam Makkiy bin Abi Thalib dalam Ar-Ri’ayah
dan Al-Imam Ibn Jinniy dalam Sirru Shina’atil
I’rab juga menyatakan bahwa makhraj terdiri
atas 16 tempat.
• Kemudian Makkiy bin Abi Thalib menyebutkan
bahwa Al-Farra, Quthrub, Ibn Kaisan, dan Al-
Jaramiy berpendapat makharijul huruf
berjumlah 14 makhraj, dengan menyatukan
makhraj Lam, Nun, dan Ra.
‫المخارج الخاصة‬
• Adapun Al-Hudzaliy dalam Al-Kamil (hlm. 97) berpendapat
bahwa jumlah makharijul huruf adalah 9 makhraj:
• 1. Halqiyah 6 huruf
• 2. Hanakiyah Qaf dan Kaf
• 3. Syajriyah Syin, Jim, Dhad, Ya
• 4. Asliyah Shad Zay Sin
• 5. Litswiyah Zha Dzal Tsa
• 6. Nith’iyah Tha Dal Ta
• 7. Dzaulaqiyah Nun Lam Ra
• 8. Syafwiyah: Mim, Ba, Fa, dan Waw
• 9. Hawaiyah dan Jaufiyah: Madd
‫كيفية تحديد مخارج الحروف‬
Sukunkan/ tasydidkan
huruf yang dicari

Letakkan huruf
berharakat sebelum
huruf tersebut

Anda mungkin juga menyukai