Anda di halaman 1dari 28

‫أﺑو ﻋزرا اﻟﻔﺿﻠﻲ‬

‫ﻣﻌﻧﻰ ﻣﺧﺎرج اﻟﺣروف‬


• Makhārij (‫ )ﻣﺨﺎرج‬adalah bentuk jamak dari
makhraj (‫ )ﻣﺨﺮج‬yang berarti “tempat keluar”.
Jadi makhārij berarti “tempat-tempat keluar”.
• Al- Ḥurūf (‫ )اﻟﺤﺮوف‬adalah bentuk jamak dari al-
Ḥarf (‫ )اﻟﺤﺮف‬yang berarti “ujung sesuatu” atau
secara istilah bermakna: suara yang keluar dari
tempat keluar muḥaqqaq (tentu) atau muqaddar
(tidak tentu).
‫ﻣﻌﻧﻰ ﻣﺧﺎرج اﻟﺣروف‬
•‫ ﻣﺨﺎرج اﻟﺤﺮوف‬secara istilah bermakna:
‫ﻣَﺣَ ﱡل ُﺧرُو ِج ٱﻟۡ ﺣَ ۡرفِ َوﺗَﻣۡ ﯾِﯾزِ ِه ﺣَ ﯾۡ ثُ ﯾَﻧﻘَطِ ُﻊ‬
‫ٱﻟﺻ ۡﱠوتُ ﻋِ ﻧدَ هُ َﻓ َﯾ َﺗ َﻣ ﱠﯾ ُز ﻋَ ۡن ﻏَ ﯾۡ رِ ِه‬
Tempat keluarnya huruf dan letaknya adalah pada
saat terputusnya suara (disukunkan) yang bisa
membedakan huruf yang satu dengan yang lainnya.
Huruf yang
Ma’ani memiliki arti ‫ ﻓﻲ‬,‫ إﻟﻰ‬,‫ﻣن‬
Abjadiyyah
(28 huruf) Asli = huruf yang ada bunyi
dan dilambangkan
Mabani
(huruf yang merangkai kata) (29 Huruf)

Hijaiyyah
Far’i = huruf yang ada
bunyi, tapi tidak
dilambangkan
( 8 huruf )
Susunan Abjad di wilayah Timur

Susunan Abjad di wilayah Barat

Huruf-huruf Abjad disusun berdasarkan nilai yang terkandung di


dalamnya.
‫‪NILAI PADA HURUF ABJADIYYAH‬‬
‫ت ‪400‬‬ ‫س ‪60‬‬ ‫‪8‬‬ ‫ح‬ ‫‪1‬‬ ‫أ‬
‫ث ‪500‬‬ ‫‪70‬‬ ‫ع‬ ‫‪9‬‬ ‫ط‬ ‫ب ‪2‬‬
‫خ ‪600‬‬ ‫ف ‪80‬‬ ‫‪10‬‬ ‫ي‬ ‫ج ‪3‬‬
‫ذ ‪700‬‬ ‫ص ‪90‬‬ ‫ك ‪20‬‬ ‫‪4‬‬ ‫د‬
‫ض ‪800‬‬ ‫ق ‪100‬‬ ‫ل ‪30‬‬ ‫ھـ ‪5‬‬
‫ظ ‪900‬‬ ‫ر ‪200‬‬ ‫م ‪40‬‬ ‫و ‪6‬‬
‫غ‪1000‬‬ ‫ش ‪300‬‬ ‫ن ‪50‬‬ ‫ز ‪7‬‬
Huruf hijaiyyah berjumlah 29 huruf yang disusun oleh
Al-Imam Nashr bin ‘Ashim (wafat 90 H) berdasarkan
kemiripian bentuk-bentuknya. Untuk membedakannya,
diberikan tanda titik beberapa waktu kemudian.
Huruf berbentuk Alif yang ada di awal deretan
Hijaiyyah adalah Huruf Hamzah. Adapun Alif
(Huruf Mad) adalah huruf yang berada satu
sebelum huruf terakhir. Ditulis dengan Lam Alif
(‫ )ﻟﺎ‬karena Alif tidak berada pada kondisi selain
sukun dan tidak ada huruf sebelumnya kecuali
dalam kondisi fathah.
‫‪HURUF-HURUF FAR’I‬‬
‫‪‘Allaamah Ahmad Ath-Thiibi (w. 979 H) mengatakan:‬‬

‫ُوﻓهۡﺎ ً زَ اﺋِـدَ هۡ‬ ‫َت ﻟِ ُﺣﻔرَﺎﺋـِدَ‬ ‫ﺿ ۡﺎ ً‬‫ٱﺳَﻰﺗ ۡٱَﻌﻟﱠ َﻣﺗﻠِﻲُو ْا َﺗأَﻘَﯾۡ ﱠدﻣ‬ ‫َﻋَو ﻠ ۡ‬ ‫•‬
‫َــت‬ ‫ـت ۡ‬ ‫ِﯾنََرﱠ ُﻋَﺳ ﱢﮭﻠ ۡ‬
‫فزَ َ ِوةﻗ َۡدﺣ َﺗﻔ‬ ‫َﺧﻔَﺎﻟِۡﯾﮭَﻣۡ ٍ‬
‫َﺻ ِدكَﺗ ۡﻛ‬ ‫َﻣﻛ ۡﻘِن ۡﺗِﻠۡ‬ ‫•‬
‫َــــــﺎ ﻗ ۡ ُلَد ﻗَﺎﻟُو ْا‬ ‫يِ َﻛﻣَﺎ‬ ‫َﺎﻟزﱠِذ ا ُﺗﻣ‬
‫ﱠـــﺎَﺎﻟۡ ِدﯾَﺎ ِﻛء إ ۡ‬
‫ﺻﻛ‬ ‫ف‬ ‫َوأَﻟٱﻟِ ٍ‬ ‫•‬
‫َﻛو ۡٱﻟَۡﺳﯾرََﺎ ِءٱﺑۡ ﺗﻛِدََﺎﻟۡا َ ِﺋو ِﮫاوِأَ َﺷﻛﻣَـ‪:‬ﱡوﻗ ْاِﯾ َلﺿَ ِﻣﻣﻣﱠـﺎ‬
‫ﱠــــﺎ‬ ‫•‬
‫ــــت‬
‫َـــت‬
‫ٱﻟﻼﺗ ُمِﻲإِذَﺗ اَرَ اﻣَﺎھَﺎ ُﻏﻓﻠُﺧﱢﱢظَﻣ ۡ‬ ‫َو ۡ َھٱﻷَﻛﻟَذَ اِفُ ٱﻟﱠ‬ ‫•‬
‫َظﮭﮭرَـُو ُر ْا‬ ‫َﻗُﻠۡوٱﻟتُﻧ ‪:‬ﱡونَﻛَذَﻋَاكَدﱡوٱﻟۡھﻣَﺎ إ‬
‫ِﯾــِذَ ُما ﻟﻓَمِۡﯾﻣﯾَﺎـ ۡﯾُظ ۡ ِ‬ ‫•‬
HURUF-HURUF FAR’I
• “Dan digunakan pula (dalam Al-Quran) huruf-huruf tambahan,
sebagaimana yang telah dijelaskan faidahnya,
• Seperti untuk meringankan (bacaan), dan terbagi huruf-huruf tambahan
tersebut: seperti hamzah saat ditas-hilkan,
• Dan Alif seperti Ya saat diimalahkan, juga Shad yang mirip Zay
sebagaimana yang telah disebutkan para Ulama,
• Dan Ya seperti Wawu pada kata “Qwila” pada saat sebelumnya kasrah
dan digabungkan dengan isyarat memonyongkan bibir,
• Dan juga Alif yang engkau lihat saat ditafkhimkan, begitupun Lam saat
ditebalkan,
• Dan Nun pada saat tidak diizh-harkan. Aku katakan: begitu pula Mim
pada saat tidak izh-har.”
HURUF-HURUF FAR’I
1. Alif Tashil, pada riwayat Imam Hafsh terdapat pada Surat Fushshilat ayat 44:
ّٞ‫ءَا۟ ۡﻋﺟَ ﻣِﻲ‬
2. Alif Imalah, pada riwayat Imam Hafsh terdapat pada Surat Huud ayat 41: ‫رﯨٰ ﮭَﺎ‬ٜ ‫ﻣ َۡﺟ‬
3. Shad mirip (bergabung dengan) Zay, seperti pada kata َ‫ ٱﻟﺻﱢرَٰ ط‬tapi tidak terdapat
dalam riwayat Imam Hafsh.
4. Ya seperti Wawu (Ya Isymam), seperti pada kata َ ‫ ﻗِﯾل‬yang dibaca “qwila”,
namun tidak terdapat dalam riwayat Imam Hafsh.
5. Alif Tafkhim, seperti Alif yang berada setelah huruf Dhad pada kata َ‫و َﻻ ٱﻟﺿﱠﺂﻟﱢﯾن‬.َ
6. Lam Tafkhim, yakni Lam pada lafazh Jalaalah yang sebelumnya dhammah atau
fathah, seperti ‫ٱ ﱠ ِ ﻋَ ﻠ َٰﻰ‬.
7. Nun yang bukan izh-har, seperti َ‫ﻣِن ﻗَﺑۡ ﻠِك‬.
8. Mim yang bukan izh-har, seperti ٖ‫ﺗ َۡرﻣِﯾﮭِم ِﺑﺣِﺟَ ﺎرَ ة‬.
JUMLAH MAKHARIJUL HURUF
( KHUSUS )

Khalil bin Ahmad Pendapat yang lain


Al-Farahidi, Ibnul • Dua puluh sembilan (29)
Jazariy tempat
• Tujuh belas (17) tempat

Sibawaih dan Qutrub, Ibn Kaisan,


Syathibi Al Farra
• Enam belas (16) tempat • Empat belas (14) tempat
HUJJAH
• Mereka yang berpendapat 17 makharij mengatakan:
– Al-Jauf 🡪 1 makhraj
– Al-Halq 🡪 3 makhraj
– Al-Lisan 🡪 10 makhraj
– Asy-Syafatan 🡪 2 makhraj
– Al-Khaisyum 🡪 1 makhraj
• Pendapat16 makharij: menghilangkan makhraj al-jauf.
• Pendapat 14 makharij: menghilangkan makhraj al-jauf
dan menjadikan al-lisan 8 makhraj
• Pendapat 29 makharij: Setiap huruf mempunyai
makhraj yang berbeda.
CARA MENGETAHUI MAKHRAJ
SETIAP HURUF

Sukunkan/ tasydidkan
huruf yang dicari

Letakkan hamzah
berharakat di depan
huruf tersebut
Dari rongga (mulut/ tenggorokan) ini keluar huruf-huruf mad.
Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
‫ُﺣرُوفُ َﻣ ﱟد ﻟﻠۡ ﮭ ََوا ِء ﺗَﻧ َﺗﮭِﻲ‬ ‫َﻓﺄَﻟِفُ اﻟﺟَ ۡوفِ وأ ُۡﺧﺗَﺎھَﺎ َوھِﻲ‬
Pada Jauf terdapat Alif dan saudari-saudarinya, yakni huruf-huruf
Mad, yang berhenti seiring dengan berhentinya nafas.

Ibnul Jamzuriy berkata tentang huruf Mad:


‫ى َو ۡھﻰَ ﻓﻰ ﻧُوﺣِـﯾـﮭَﺎ‬
ٍ ‫ﻣِن ﻟَﻔۡ ـظِ َوا‬
Terkumpul pada lafazh “way” dan terjadi Mad dalam “Nuuhiihaa”
Semua huruf hijaiyyah yang hidup mesti keluar
melalui jauf, baik dalam keadaan dhammah,
kasrah, atau fathah.
Hal ini disebabkan pada prinsipnya, semua huruf
menjauh (tabaa’ud) dari makhrajnya saat diberi
harakat dan mendekat kepada makhrajnya
(tashaadum) saat disukunkan.
‫اﻟﺣرﻛﺎت‬ ‫اﻟﺳﺎﻛﻧﺔ‬

‫اﻟﺿﻣﺔ‬ ‫اﻟﻛﺳرة‬ ‫اﻟﻔﺗﺣﺔ‬


Huruf Alif : Tidak berada pada kondisi selain sukun dan tidak ada huruf
sebelumnya kecuali dalam kondisi fathah.
Huruf Tasydid : Aslinya terdiri atas dua huruf. Huruf yang pertama sukun dan
yang kedua berharakat.
PEMBAGIAN HARAKAT

Ḥarakat Ḥarakat
Asli Far’i
1. Fathah,
2. Kasrah, Imalah 🡪 ‫ﺑﺷرى‬
3. Dhammah

Isymam 🡪 ‫ﻗﯾل‬
‘Allaamah Ahmad Ath-Thiibi berkata:
‫ﺿَﻣﱠﺎﻣﱠﺎ‬‫َﺿﻣاﻟُۡو ﱠﺷ ٍم َﻔﺗَﯾۡ َﻓﻠ ۡ ِنَن َﯾ ِﺗ‬ ‫ِﺿَ ۡﱟم‬‫َوإ ﱠ ُﻛِﻻ ﱡلﺑ ﻣ‬
ِ‫َﺎضﮭﻟَمِِﻠۡ ﻔَم‬
ۡ‫َﺎض ُحﺑﺑِﺎﻧِۡﺎﻟۡ ﻔِﺧَﺗۡﻔ ِﺢ ٍٱﻓ‬ ‫َ َوﯾ ِﺗذ ۡ ﱡمُوا َ ﻧۡو اﻟۡ ِﺧﻔﻣَﻔۡ ﺗ ۡ ٍُو‬
“Dan setiap dhammah tidak akan sempurna, kecuali dengan
benar-benar memonyongkan kedua bibir,
Dan Kasrah dengan merendahkan rahang akan sempurna,
dan fathah dengan membukanya, fahamilah!”
• Beberapa kesalahan begitu sering terjadi pada saat seseorang, khususnya
non-Arab- mengucapkan harakat, di antaranya:
• Menebalkan harakat pada huruf-huruf yang seharusnya diucapkan tipis,
khususnya pada saat mengucapkan fathah dan dhammah.
• Menipiskan harakat pada huruf-huruf yang seharusnya diucapkan tebal,
khususnya pada saat kasrah.
• Memiringkan suara hingga fathah tidak terucap dengan jelas, berada di
antara “a” dan “i”, menyerupai vokal “eu”.
• Mengalirkan suara melalui rongga hidung, padahal sebagaimana telah
diuraikan, bahwasanya rongga hidung adalah kekhususan bagi “mim” dan
“nun”.
• Menahan suara, sehingga bacaan terdengar seperti menggumam.
• Berlebihan dalam membuka rahang, menariknya, atau memonyongkannya.
Posisi Bibir Saat Mengucapkan Harakat
‫ﺑإِﻲِي ﺑاُوُو ﺑﺑ ۡﺄ َۡب‬ ‫ﺑءَﺎَا‬
‫ﺗﺛ ِۡﻲ ﺗﺛ ُۡو ﺑ َۡت‬
‫َث‬ ‫ﺗﺛَﺎ‬
‫ﺣُو ﺑ َۡﺞ‬
‫َﺢ‬ ‫ﺣِﻲ ﺟ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﺟَﺣَ ﺎ‬
‫دﺧِيِﻲ دُوﺧُو ﺑ َۡدﺑ َۡﺦ‬ ‫دَﺧَاﺎ‬
‫ذرِِيي ذُورُو ﺑ َۡذﺑ َۡر‬ ‫ذَرَاا‬
‫َس‬
‫ﻲ زﺳُوُو ﺑ َۡز ۡ‬ ‫زَﺳَ اﺎ زِﺳِي‬
‫َص‬
‫َش ۡ‬
‫ﺻُو ﺑﺑ ۡ‬ ‫ﺻََﺎ ﺎ ﺷِﺻِﻲﻲ ﺷُو‬
‫ﺷ‬
‫َض‬
‫طَﺿَﺎ ﺎ طِﺿِﻲﻲ طُوﺿُوﺑ َۡطﺑ ۡ‬
‫ﻋَظَ ﺎ ﻋِظِ ﻲﻲ ﻋظُوُو ﺑﺑ َۡﻊ َۡظ‬
‫َف َۡﻎ‬ ‫ﻓﻏََﺎﺎ ﻓﻏِِﻲﻲ ﻓُوﻏُوﺑ ۡ ﺑ‬
‫ﻗﻛَﺎَﺎ ﻗﻛِﻲِﻲ ﻗﻛُوُو ﺑ ۡﺑَق َۡك‬
‫َلَمۡ‬
‫ﻣﻲ ﻟُوﻣُو ﺑ ﺑ‬ ‫ﻣﻻَﺎ َ ﻟِﻲ‬
‫ﻧﻲِﻲ ﻧُوھُو ﺑَنﺑَﮫۡ‬‫ﻧھﺎ َﺎ َ ھ‬
‫ﯾوَﺎاَ ﯾوِِﻲي ﯾ وُُو و ﺑ َۡﻲﺑ َۡو‬

Anda mungkin juga menyukai