KELOMPOK 3
Anggota :
1. M. Agus
2. Muhammad Faisal
3. Muhammad Rahmat F.
4. Muhammad Shabran
5. Ridho Farizqi Ramadhan
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
A. Biografi Jamaluddin Al-Afghani...............................................................4
B. Pemikiran Jamaluddin Al-Afghani............................................................6
C. Ide Pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani.................................................9
D. Karya-karya Jamaluddin Al-Afghani........................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pemikiran modern Islam adalah salah satu mata kuliah
yang berisi tentang para tokoh Muslim modern yang pemikirannya berkembang di
dunia Islam. Masing-masing tokoh mempunyai latar belakang pendidikan, budaya
dan orientasi yang satu sama lain mempunyai ciri khas masing-masing, dan
dengan cara masing-masing pula mereka memperkenalkan Islam pada umat
manusia. Berbicara mengenai tokoh, sangatlah banyak tokoh pergerakan Muslim
yang sudah berjasa untuk Islam, hanya saja sebagian besar diantara mereka tidak
tercatat dalam tinta emas sejarah Islam. Hal tersebut dikarenakan banyak sebab,
yang di antaranya karena kurangnya publikasi terhadap media dan teknologi pada
masa itu, sehingga menyebabkan tidak terpublish nya sebagian para pelaku
sejarah Islam. Salah satu tokoh pembaharuan dalam dunia Islam yakni Jamaluddin
al-Afghani. Beliau adalah salah seorang tokoh pembaharu Islam, bahkan dalam
beberapa buku beliau disebutkan sebagai tokoh bapak pembaharu Islam. Gelar itu
tak ayal dinobatkan padanya sebagaimana gerak perjuangannya yang tak kenal
lelah terhadap perjuangan Islam. Untuk mengenal lebih jauh siapa beliau, akan
kami paparkan dalam makalah yang singkat ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah
ini antara lain :
1. Bagaimana Biografi Jamaluddin al-Afghani?
2. Bagaimana Pergerakan Jalamuddin al-Afghani?
3. Apa Saja Pokok Pemikiran Jamaluddin al-Afghani?
4. Apa Saja Karya Yang Telah Ditorehkan Jamaluddin al-Afghani?
3
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui Biografi Jamaluddin al-Afghani.
2. Mengetahui Pergerakan Jamaluddin al-Afghani.
3. Mengetahui Pokok Pemikiran Jamaluddin al-Afghani.
4. Mengetahui Karya-karya Jamaluddin al-Afghani
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin al-Afghani, dilahirkan di Asadabad, Afghanistan pada tahun
1254 H/1838 M. Ia merupakan orang yang anti otokrat (diktator) , aktivis politik,
nasionalis Islam, pencetus dan perintis Pan Islamisme. Ia mempunyai pertalian
darah dengan Husein bin Ali melalui Ali at-Tirmidzi, seorang ahli hadis terkenal
pada masanya dan background keagamaan keluarganya yakni mengikuti mazhab
Hanafi. Mulai kecil hingga usia 18 tahun, ia dibesarkan dan belajar di Kabul,
Afghanistan. Pada usia ini, Jamaluddin tidak hanya menguasai ilmu keagamaan,
tetapi juga mendalami falsafah, hukum, sejarah, metafisika, kedokteran, sains,
astronomi dan astrologi. Dia seorang yang sangat cerdas, jauh melampaui remaja
se-usianya. Setelah menguasai berbagai disiplin ilmu atau tepatnya menjelang usia
19 tahun, ia berkelana ke India selama lebih dari satu tahun. Kemampuannya
berbicara dan pengetahuannya yang dalam membuatnya memukau banyak orang.
Dia orator yang tangguh, sehingga dengan kepiawaiannya mengolah kata, ia
mampu mendorong rakyat India untuk bangkit melawan kekuasaan Inggris.
Beliau juga digambarkan sebagai pribadi yang lebih memperjuangkan kaum
muslimin terhadap dominasi politik Barat dibandingkan masalah teologi.
Jamaluddin al-Afghani berusaha memecah tembok ekslusif kaum muslimin dan
membawa mereka memasuki dunia lebih terbuka. Afghani tetap optimis meskipun
menghadapi realitas adanya kemajemukan bangsa, budaya dan agama. Baginya
agama itu sendiri, khususnya agama Yahudi, Kristen dan Islam, bukan menjadikan
faktor perpecahan. Menurutnya perpecahan hanya terjadi bila dieksploitasi oleh
4
kepentingan semata, orang yang berkepentingan. Menurut ia, perpecahan di
kalangan penganut agama lebih banyak dicetuskan oleh para pedagang agama,
merekalah yang menimbulkan isu perselisihan dan memperniagakannya di
warung agama guna mengambil keuntungan pribadi. Rupanya kontak awal al-
Afghani dengan pemikiran barat pertama kali terjadi di India. Dari India, Al-
afghani pergi haji dan melanjutkan perjalannya ke Mekkah, Mesir, Persia,
Perancis dan beberapa Negara lainnya. Baik di Istambul dan Afghanistan dia
mampu menunjukkan pemikirannya yang progresif dan mampu menembus
kalangan tinggi di dua Negara tersebut. Jamaluddin al-Afghani mulai menemukan
ide-ide pembaharuannya yang banyak menitik tolak untuk memperkuat kaum
muslimin serta meningkatkan intelektual dan kesadaran mereka. Al-afghani tidak
pernah berkompromi dengan apa yang tidak adil dan tidak demokratis. Ia
mencampakkan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan kepadanya oleh para penguasa
yang mementingkan diri sendiri. Sekalipun kadang-kadang tidak memiliki uang,
ia tidak mau menerima uang dari mereka yang menghendaki agar ia mengabdi
kepada mereka. Sulit sekali untuk menemukan kekurangan dalam sikap pribadi
Jamaluddin, dalam tindakan-tindakannya, maupun dalam pekerjaan dan
programnya. Hampir semua penulis bersama-sama sepakat mengenai
kepemimpinannya yang tidak kenal takut. Pandangan W. Blunt, yang hidup pada
zaman itu dan merupakan sahabat al-Afghani, secara singkat ia menggambarkan
kepribadian al-Afghani, sebagaimana ungkapannya: “Jamaluddin adalah orang
yang terlalu besar. Orang dapat menemukan suatu pengaruh dan seruan khusus
dalam ajaran-ajarannya. Tidak ada cendekiawan yang lebih terkemuka daripada
dirinya dalam 30 tahun terakhir (tahun 1870) di seluruh dunia Islam. Saya merasa
bangga dan merasa diri saya mendapat kemuliaan serta diberi kepuasan oleh
kenyataan bahwa ia telah tinggal bersama saya selama tiga bulan tinggal di
Inggris. Secara ideologis ia terlalu tabah dan kuat (artinya tidak dapat diubah). Ia
merupakan orang Asia yang sempurna (dalam pikiran maupun praktek)”.
Perjuangan Jamaluddin Al-afghani akhirnya sampai juga ke Istambul,
Turki. Tempat ini pula yang menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir. Ia
wafat di Istambul, pada 9 Maret 1897 dalam usia 59 tahun. Beberapa penulis
5
mengemukakan bahwa pemakamannya dilakukan dengan cara penguburan orang
yang tidak dikenal yang meninggal. Ribuan pecinta al-Afghani tidak dapat
mengiringi jenazahnya karena takut mengalami pengejaran terus-menerus. Tidak
satupun tanda dipasang pada makamnya, semata-mata untuk menghindari makam
itu sering diziarahi orang. Pembangunan sebuah monumen untuk tokoh tersebut
adalah jasa seorang Amerika dari daerah Wilsonian, yang membangunnya dengan
uang sendiri pada tahun 1919.
6
Inti dari Pan Islamisme, terletak pada ide bahwa Islam adalah satu-
satunya ikatan kesatuan kaum Muslimin. Jika ikatan itu diperkokoh, jika dia
menjadi sumber kehidupan dan pusat loyalitas mereka, maka kekuatan solidaritas
yang luar biasa akan memungkinkan pembentukan dan pemeliharaan Negara
Islam yang kuat dan stabil. Muhammad Iqbal, sastrawan dan pemikir besar
muslim abad ke 20 lainnya, menyatakan, “jiwa yang tak mau diam itu selalu
mengembara dari negera satu ke negera Islam lainnya. Memang, al-Afghani tak
pernah menuntut sebutan sebagai pembaharu, akan tetapi tidak ada seorang pun
di zaman ini yang lebih mampu mengungkapkan getaran jiwa agama Islam
melebihi dirinya. Semangat dan pengaruhnya masih tetap besar bagi dunia Islam,
dan tak ada seorang pun tahu kapan berakhirnya”.
Pakar sejarah Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Kontemporer,
menilai ide Jamaluddin tentang Pan Islamisme atau persatuan umat Islam sedunia,
sebagai entitas politik Islam Universal. Konsekuensinya, dia pun bersentuhan
langsung dengan para penjajah itu. Dengan idenya tersebut, al-Afghani
menjadikan Islam sebagai ideologi anti-kolonialis yang menyerukan aksi politik
menentang Barat. Menurut beliau, Islam adalah faktor yang paling esensial untuk
perjuangan kaum Muslimin melawan Eropa dan Barat pada umumnya. Al-
Afghani berpendapat juga bahwa kemunduran umat Islam disebabkan antara lain
karena umat telah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran
qada dan qadar telah berubah menjadi ajaran fatalisme yang menjadikan umat
menjadi statis. Sebab-sebab lain lagi adalah perpecahan di kalangan umat Islam
sendiri, lemahnya persaudaraan antara umat Islam dan lain-lain. Untuk mengatasi
semua hal itu antara lain menurut pendapatnya ialah umat Islam harus kembali
kepada ajaran Islam yang benar, mensucikan hati, memuliakan akhlak, berkorban
untuk kepentingan umat, pemerintah otokratis harus diubah menjadi demokratis,
dan persatuan umat Islam harus diwujudkan sehingga umat akan maju sesuai
dengan tuntutan zaman. Ia juga menganjurkan umat Islam untuk mengembangkan
pendidikan secara umum, yang tujuan akhirnya untuk memperkuat dunia Islam
secara politis dalam menghadapi dominasi dunia barat. Ia berpendapat tidak ada
sesuatu dalam ajaran Islam yang tidak sesuai dengan akal/ilmu pengetahuan, atau
7
dengan kata lain Islam tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Jamaluddin
kemudian mengembara dari satu negeri ke negeri lainnya untuk mengingatkan
para muslim supaya bangkit dan bersatu, melawan imperialisme bangsa-bangsa
Barat. Selain itu, Jamaluddin bahkan pergi ke jantung negeri Barat, seperti Paris
dan Amerika untuk melihat langsung sistem nilai kehidupan mereka.
Dari pengembaraannya yang luas, wawasannya pun bertambah, sehingga
ia bisa menyimpulkan penyakit kronis yang menggerogoti umat Islam, di
antaranya:
II. Sikap keras kepala dan keterbelakangan umat Islam dalam sains dan
peradaban .
8
IV. Kolonialisme dan imperialisme Barat
kolonialisme merupakan upaya suatu negara untuk menguasai suatu
wilayah di luar negaranya sendiri.
Imperialisme adalah saat sebuah negara melakukan politik untuk
menguasai negara lain secara paksa. Imperialisme sendiri tidak hanya
terbatas dengan perebutan lewat kekuatan senjata, karena bisa dilakukan
melalui ekonomi, ideologi, agama dan kultur, asal itu adalah tindakan
paksaan.
9
otokratis. Menurut al-Afghani sebelum menangani politik luar Negeri
harus dibenahi sistem politik dalam Negerinya, rupanya pandangan politik
Afghani yang sangat demokratis tidak bertemu dengan kepentingan politik
Sultan yang sangat otokratis.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jamaluddin al-Afghani merupakan seorang tokoh pejuang Islam
yang banyak menyerahkan waktu dalam hidupnya untuk mengabdikan diri
pada perjuangan Islam sebagaimana telah panjang lebar dijabarkan pada
pembahasan diatas. Dalam berjuang ia tak kenal kompromi terhadap
ketidakadilan dan sifat otoriter suatu pemerintah. Hal tersebut yang
menjadi ciri khas tersendiri dalam karakternya yang tegas dalam
menegakkan kebenaran. .
Perjuangan beliau dalam ber-Islam sangatlah luar biasa, hal
tersebut terlihat dengen sepak terjangnya yang melalangbuana ke berbagai
Negara guna menyelamatkan Islam dari perangkap kaum materialisme
untuk memecah-belah umat Muslim. Dengan demikian, al-Afghani dengan
Pan Islamisme nya mencoba untuk menyatukan kembali umat Muslim
sedunia, dan membuka cakrawala masyarakat Islam untuk dapat hidup
mandiri tanpa mengharap bantuan dari Barat, dalam berbagai aspek agar
tak ada ketergantungan antara umat Muslim dengan barat, dsb. 3. Karya
tulis Jamaluddin al-Afghani berjumlah puluhan buku, yang di antara
sebagaian besar karyanya banyak membahas mengenai perjuangan-
perjuangan Islam, tipu muslihat orientalis, yang mana kesemuanya itu
untuk membakar semangat juang Muslimin dan menyadarkan umat
Muslim akan ancaman-ancaman dari eksternal guna menghancurkan dan
memecah belah umat Muslim
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5746502/apa-itu-absolutisme-kenali-
pengertian-ciri-ciri-dan-contoh-negaranya
https:///id.m.wikipedia.org/wiki/Jamal-Din_Afgani
https:islamic-methodology.blogspot.co.id/2010/07/pemikiran-politik-jamaluddin-
alafghani
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=ide+pembaharuan+jamaluddin+al+afghani
https://www.google.com/search?q=imperialisme+adalah&client=firefox-b-
d&ei=7hj7Y8T0KoKF4-
EPjf616A8&oq=imper&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnAQARgAMgcIABCxAx
BDMgQIABBDMgUIABCABDIECAAQQzIECAAQQzIECAAQQzIECAAQQz
IECAAQQzIECAAQQzIECAAQQzoMCAAQ6gIQtAIQQxgBOgsIABCABBCx
AxCDAUoECEEYAFCQB1ilFGDjG2gBcAF4AIABiwGIAZAFkgEDMC41mAE
AoAEBsAEKwAEB2gEECAEYBw&sclient=gws-wiz-serp
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=kolonialisme+adalah
12